Anda di halaman 1dari 85

KONSEP DASAR ASUHAN

MASA NIFAS DAN MENYUSUI

OLEH:
PANDE PUTU INDAH PURNAMAYANTHI, S.ST.,
M.Kes
Masa Nifas? Post Partum??

Periode Nifas = post partum


(peurperium) adalah jangka waktu
6 minggu, yang dimulai setelah
kelahiran placenta sampai
pemulihan kembali organ-organ
reproduksi seperti sebelum
kehamilan
Periode post partum

Periode post partum dibagi menjadi tiga


yaitu:
1.Puerperium dini (immediate puerperium):
berlangsung sampai 24 jam pertama PP
2.Puerperium Intermedial (early
puerperium): berlangsung sampai minggu
pertama PP
3.Remote Puerperium (later puerperium) :
berlangsung minggu ke 2-ke 6 PP
Periode post partum (peurperium)
adalah jangka waktu 6 minggu, yang
dimulai setelah kelahiran bayi sampai
pemulihan kembali organ-organ
reproduksi seperti sebelum
kehamilan
 Banyak faktor yang mempengaruhi
proses pemulihan ini, termasuk tingkat
energi, kenyamanan psikologis dan
fisik, kesehatan bayi baru lahir,
perawatan dan motivasi yang diberikan
oleh tenaga kesehatan profesional,
dimana pada periode ini lebih
ditekankan pada kesejahteraan ibu dan
respon dari bayinya. Untuk memberikan
perawatan yang bermanfaat bagi ibu,
bayi dan keluarganya, perawat harus
menggunakan pendekatan yang
holistik.
Tujuan Asuhan Masa Nifas

1. Menjaga kesehatan ibu & bayinya, baik


fisik maupun psikologis.
2. Melaksanakan skrining yg komprehensif,
mendeteksi masalah, mengobati/ merujuk
bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayi.
3. Memberikan pelayanan KB
4. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang perawatan kesehatan dini, nutrisi,
KB, menyusui, pemberian imunisasi pada
bayi dan perawatan bayi sehat.
5. Mendapatkan kesehatan emosi
Peran & Tanggung Jawab Bidan
dalam Masa Nifas
1. Mendukung dan memantau kesehatan
fisik ibu dan bayi
2. Mendukung dan memantau kesehatan
psikologis, emosi, sosial serta
memberikan semangat pada ibu
3. Membantu ibu dalam menyusui bayinya
4. Membangun kepercayaan diri ibu dalam
perannya sebagai ibu
5. Mendukung pendidikan kesehatan
termasuk pendidikan dalam perannya
sebagai orang tua
6. Sebagai promotor hubungan antara ibu &
bayi serta keluarga
7. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya
dgn meningkatkan rasa nyaman
8. Membuat kebijakan, perencanaan
program kesehatan yg berkaitan dgn ibu
& anak serta mampu melakukan kegiatan
administrasi
9. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
10.Memberikan konseling untuk ibu & keluarganya
ttg cara mencegah perdarahan, mengenali
tanda2 bahaya, menjaga gizi yg baik serta
mempraktikan kebersihan yg aman.
11.Melakukan manajemen asuhan dgn cara
mengumpulkan data, menetapkan diagnosa, &
rencana tindakan serta melaksanakannya u/
mempercepat proses pemulihan, mencegah
komplikasi dgn memenuhi kebutuhan ibu &
bayi selama periode nifas.
12.Memberikan asuhan scr profesional.
Kebijakan Program Pemerintah dlm
Asuhan Masa Nifas
Manajemen
Laktasi dan Menyusui
Anatomi payudara

1. struktur internal
 Struktur internal payudara terdiri dari
1. kulit
2. jaringan dibawah kulit
3. korpus terdiri dari parenkim atau
jaringan kelenjar dan stroma atau jaringan
penunjang.
lanjutan

Parenkim merupakan struktur yang terdiri dari :


 saluran kelenjar: duktulus, duktus dan sinus
laktiferus. Sinus laktiferus yaitu duktus yang
melebar tempat ASI mengumpul (reservoir ASI),
selanjutnya saluran mengecil dan bermuara
pada puting. Ada 15 - 25 sinus laktiferus.
 alveoli yang terdiri dari set kelenjar yang
memproduksi ASI
lanjutan

 Tiap duktus bercabang menjadi duktulus, tiap


duktulus bercabang menjadi alveolus yang
semuanya merupakan satu kesatuan kelenjar.
Duktus membentuk lobus sedangkan duktulus
dan alveolus membentuk lobulus. Sinus duktus
dan alveolus dilapisi epitel otot (myoepithel) yang
dapat berkontraksi. Alveolus juga dikelilingi
pembuluh darah yang membawa zat gizi kepada
sel kelenjar untuk diproses sintesa menjadi ASI
 Stroma terdiri dari : jaringan ikat, jaringan lemak,
pembuluh darah syaraf dan lymfa.
2. Struktur External

 puting dan areola


yaitu bagian lebih hitam sekitar puting.
 pada areola terdapat beberapa kelenjar
Montgomery yang mengeluarkan cairan
untuk membuat puting lunak dan lentur.
Peran awal bidan dalam pemberian ASI

 Yakinkan bahwa bayi memeperoleh


makanan yang mencukupi dari payudara
ibunya
 Bantulah ibu sedemikian rupa agar dapat
menyusui bayinya sendiri
Dukungan Bidan bagi pemberian ASI

1.biarkan bayi bersama ibunya segera


sesudah lahir lakukan dalam 30
menit I
 membina hubungan/ikatan disamping
pemberian ASI
 Bayi masuk masa tidur pulas
 Menyusui saat bayi terbangun
 Perawatan mata pada jam pertama sebelum
atau sesudah bayi menyusui pertama kali
 Bayi akan merasa hangat dengan kontak skin
to skin dengan ibunya
2. Ajarkan cara merawat payudara untuk
mencegah masalah umum yang
timbul

 Tangan selalu bersih


 Puting payudara selalu bersih
 Payudara dibersihkan minimal sekali sehari
 Tidak boleh mengoleskan krim, minyak,
alkohol dan sabun pada putingnya
3. Bantu ibu saat pertama kali menyusui
 Posisi yang benar saat menyusui
• berbaring miring ibu lelah atau nyeri
• duduk beri topangan pada punggung tegak lurus
terhadap pangkuannya
• Tanda bayi dengan posisi yang benar saat menyusui:
1. Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu
2. Mulut dan dagunya berdekatan dengan payudara
3. Areola tidak akan bisa terlihat dengan jelas
4. Bayi menghisap dan menelan denngan lamban dan
dalambayi terlihat tenang dan senang
5. Tidak ada nyeri pada puting susu
4. Bayi rawat gabung/rooming in
Rawat gabung adalah suatu cara perawatan bbl
yang ditempatkan dalam suatu ruangan disamping
ibunya bila mungkin bersama ibunya (bed-
sharing), sehingga setiap kali bayi memerlukan,
ibunya dapat segera memberikan perhatian
termasuk kebutuhan menyusui.

Ibu dapat mengenali tanda-tanda bila


bayinya lapar
5. Berikan ASI sesering mungkin
- minimal setiap 4 jam
- bila tidur bangunkan bayi untuk menyusui
6. Hanya berikan kolostrum dan ASI saja
Semakin sering hisapan bayi semakin banyak
produksi ASI
7. Hindari susu botol dan dot kempeng
bayi bingung puting

Ibu PP ASI belum keluar. Ibu ingin berikan susu


botol, air putih atau madu. A pa yang Anda
sarankan ??
Fisiologi laktasi
 Pada masa hamil, ukuran payudara bertambah besar
karena:
1. proliferasi sel duktus laktiferus dan sel kelenjar
pembuat ASI.
2. pengaruh hormon yang dibuat placenta yaitu laktogen,
prolaktin koriogonadotropin, estrogen dan progesteron.
3. bertambahnya pembuluh darah.
 lima bulan mulai keluar cairan yang disebut kolostrum
karena pengaruh hormon laktogen dari plasenta dan
hormon prolaktin dari kelenjar hipofise.
 Produksi cairan tidak berlebihan karena meski selama
hamil kadar prolaktin cukup tinggi
 terlepasnya plasenta, kadar estrogen dan progesteron
menurun, sedangkan prolaktin tetap tinggi.
Volume ASI

 Hari I : 10-±100 cc konstan hari 10-14


 Konsumsi 700-800 perhari
 volume dipengaruhi oleh status gisi ibu.
 Volume ASI 6 bulan I: 500-700 cc
 6 bulan kedua 400-600 cc
 Tahun kedua: 300-500 cc
reflek prolaktin
mekanisme reflek prolaktin

 rangsangan isapan bayi melalui serabut saraf


akan memacu hypophise anterior untuk
mengeluarkan hormon prolaktin kedalam aliran
darah.
 prolaktin memacu sel kelenjar untuk sekresi ASI.
 makin sering isapan bayi makin banyak produksi
ASI karena banyak prolaktin yang dilepas dari
hypophise begitupun sebaliknya yang disebut
dengan mekanisme supply and demand
reflek oksitosin
Reflek oksitosin/Let Down Reflek
 Rangsangan isapan bayi melalui serabut saraf
memacu hypophise posterior untuk melepaskan
hormon oksitosin dalam darah. Oksitosin memacu
sel-sel myoepithel yang mengelilingi alveoli dan
duktuli untuk berkontraksi, sehingga mengalirkan
ASI dari alveoli ke duktuli menuju sinus dan puting.
 Menyusui sering penting untuk pengosongan
payudara agar tidak terjadi engorgement tetapi
justru memperlancar pengaliran ASI
Faktor yang mempengaruhi reflek
oksitosin

 Menghambat reflek oksitosin:


1. rasa khawatir
2. rasa sakit
3. kurang percaya diri
 Membantu reflek oksitosin:
1. suara bayi
2. melihat bayi
3. rangsangan puting susu
Tanda reflek oksitosin

 Tingling pada mamae


 ASI keluar bila ibu mendengar tangisan
atau melihat bayi
 ASI menetes pada payudara yang lain
bila bayi menetek
 Rasa sakit pada kontraksi uterus saat
menyusui bayinya
 Isapan pelan dan dalam serta menelan
menunjukkan ASI mengalir kedalam
mulut bayi.
Sistim Autokrin
 didalam ASI ada zat yang dapat
menurunkan atau menghambat
produksi ASI.
 Bila ASI masih tertinggal banyak
dalam kelenjar payudara zat
penghambat tersebut
menghentikan sekresi ASI oleh
sel kelenjar.
 Ini membantu melindungi
payudara supaya tidak terlalu
penuh, misalnya bila bayi
meninggal.
 Bila ASI dikeluarkan dengan
memerah atau isapan bayi maka
zat penghambat tersebut keluar
dan terjadilah produksi ASI.
Reflek pada bayi
 Refleks mencari puting (rooting reflex)
Bila pipi bayi disentuh, ia akan menoleh kearah
sentuhan. Bila bibir bayi disentuh ia akan membuka
mulut dan berusaha untuk mencari puting untuk
menetek. Lidah keluar dan melengkung menangkap
puting dan areola.
 Refleks menghisap (suckling reflex)’
Refleks terjadi karena rangsangan puting pada
palatum durum bayi bila areola masuk ke dalam mulut
bayi. Areola dan puting tertekan gusi, lidah dan langit-
langit, sehingga menekan sinus laktiferus yang berada
dibawah areola. Selanjutnya terjadi gerakan peristaltik
yang mengalirkan ASI keluar/ kemulut bayi.
 Refleks menelan (swallowing reflex)
Reflek menelan ( swallowing reflek )
Reflek mencari Refleks
menghisap
Ketrampilan:
Ibu belajar
meletakkan dan
melekatkan
bayi
Bayi belajar
menyusu

Refleks menelan
Jawablah pertanyaan dibawah ini !
 Apa yang terjadi bila bayi diberi makanan
tambahan, tidak disusui atau dengan
aturan menyusui yanng kaku ?
 apa yang anda lakukan bila ibu tidak mau
memberikan kolostrum pada bayinya
 berdasar reflek laktasi apa tanda sudah
terjadi pelepasa ASI ?
 apa yan dinilai pada ibu nifas yang
mempunyai masalah lpelepasan ASI ?
Manfaat pemberian ASI
Aspek gizi
1. Manfaat kolostrum
• mengandung zat kekebakan (Ig A )
• jumlah bervariasi tergantung hisapan bayi
• protein dan vit A tinggi
• Lemak dan karbohidrat rendah
• membantu pengeluaran mekoneum
2. Mudah dicerna, mengandung zat gizi, mengandung Whei
& Casein (65:35) sehingga lebih mudah diserap
3. Mengandung taurine, DHA dan AA
Aspek Imonologik

 Asi bebas dari kontaminasi


 Mengandung Ig A
 Mengandung laktoferin
 Mengandung lysosim
 Mengandung sel darah putih yaitu BALT,
MALT, GALT
 Mengandung faktor bifidus
Aspek psikologis

1.Rasa percaya diri ibu untuk menyusui


pengaruh emosi, kemauan dan kasih
sayang.
2.Hubungan interaksi ibu dan bayi terjadi
dalam 30 menit pertama
3.Pengaruh kontak langsung ibu dan bayi
skin to skin kontak memberikan kepuasan
ibu dan bayi
 Aspek kecerdasan
~ Interaksi ibu dan bayi serta gizi memepengaruhi
kecerdasan
~ Evidence based: IQ 4.3 > usia 18 bulan, 4-6 usia
8.5 tahun
 Aspek neurologis
~ Koordinasi saraf menghisap, menelan dan bernapas
menjadi lebih sempurna
 Aspek ekonomis
~ hemat, irit, ekonomis
~ sedia setiap saat
Aspek Penundaan Kehamilan

 dapat menunda haid dan kehamilan


 metode amenorrhea laktasi
 Kriteria MAL:
1. Tidak haid
2. Menyusui ekslusif
3. Umur bayi kurang dari 6 bulan
bahaya pemberian susu botol
 diare
 batuk berulang
 Pilek
 alergi
 Ruam kulit
 sakit perut
 asthma
 Sembelit
 muntah
Kerugian pemberian susu botol

 Botol susu sulit dibersihkan dan mudah


tercemar bakteri
 Tidak mengandung zat kekebalan
 Mahal
 Perlu peralatan banyak
 Resiko besar terjadi alergi
Komposisi ASI

o Kolostrum
Asi hari 1-3
o ASI masa transisi
ASI hari ke 4-10
o ASI mature
ASI hari 10- seterusnya
Manfaat kolostrom
 Sebagai pembersih selaput usus bayi
yang baru alhir sehingga saluran
pencernaan siap untuk menerima
makanan
 Mengandung kadar protein yang tinggi
terutama gama globulin
 Memberikan daya perlindungan tubuh
terhadap infeksi
 Mengandung antibody ampai 6 bulan
Komposisi kandunganASI

kandungan Kolostrum transisi ASI Mature


Energi(kg kla) 57.0
63.0 65.0
Laktosa(gr/100 ml) 6.5
6.7 7.0
Lemak(gr/100ml) 2.9
3.6 3.8
Protein(gr/100ml 1.195
0.965 1.324
Mineral(gr/100ml) 0.3
0.3 0.2
Immunoglobulin:
IG A( mg/100ml) 335.9
- 119.6
IG G ( mg/100ml) 5.9
IG M ( mg/100ml) - 2.9
17.1
Lisosim(mg/100ml) - 2.9
14.2-16.4
Laktoferin - 24.3-27.5
420-520
- 250-270
Hal yang mempengaruhi produksi ASI

 Asupan makanan dan gisi ibu


1. cukup kalori, protein, lemak, vitamin dan
mineral
2. minum 8-12 gelas sehari
3. hindari makanan merangsang,
membuat kembung dan makanan yang
banyak mengandung gula dan lemak
 Ketenangan jiwa dan pikiran
ingat adanya reflek pada masa laktasi

 Penggunaan alat kontrasepsi


kontrasepsi mempengaruhi jumlah
produksi ASI yang dikeluarkan dari
kelenjar.
Upaya memperbanyak ASI

 Masa Kehamilan
 Saat segera setelah bayi lahir
 Masa neonatus
 Masa post neonatal
Masa antenatal
 Informasi, komunikasi dan edukasi
 Meyakinkan ibu hamil agar ibu mau dan mampu
menyusui bayinnya
 Melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan
dan payudara.
 Pantau kenaikan berat badan ibu hamil selama
kehamilan.
 Perhatikan kecukupan gizi
 Menciptakan suasana keluarga yang
menyenangkan.
Saat segera setelah bayi lahir
 Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan,
ibu dibantu dan dimotivasi agar mulai
kontak dengan bayi (skin to skin contact)
dan mulai menyusui bayi. Karena saat ini
bayi dalam keadaan paling peka terhadap
rangsangan, selanjutnya bayi akan
mencari payudara ibu secara naluriah
 Membantu kontak langsung ibu-bayi sedini
mungkin untuk memberikan rasa aman
dan kehangatan.
Masa neonatus
 ASI Eksklusif
 Ibu selalu dekat dengan bayi atau di rawat
gabung
 Menyusui tanpa dijadwal atau setiap kali bayi
meminta (on demand)
 Melaksanakan cara menyusui (meletakkan dan
melekatkan) yang baik dan benar
 Bila bayi terpaksa dipisah dari ibu karena
indikasi medik, bayi harus tetap mendapat ASI
dengan cara memerah ASI untuk
mempertahankan agar produksi ASI tetap lancar
 Ibu nifas diberi kapsul Vitamin A dosis tinggi
(200.000 SI) dalam waktu kurang dari 30 hari
setelah melahirkan
Masa post neonatal
 ASI ekslusif
 Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan
ibu menyusui sehari-hari.
 Cukup istirahat
 menjaga ketenangan pikiran
 menghindarkan kelelahan fisik yang berlebihan
agar produksi ASI tidak terhambat.
 Pengertian dan dukungan keluarga
 Mengatasi bila ada masalah menyusui
 Memperhatikan kecukupan gizi makanan bayi,
terutama setelah bayi berumur 4 bulan
Meletakkan dan melekatkan bayi
 Meletakkan bayi:
bayi dekat dan menghadap perut ibu,
perut bayi menempel ke perut ibu,
telinga bayi segaris dengan lengan
 Melekatkan bayi
mulut bayi terbuka lebar, bibir
melengkung keluar, dagu menempel
pada payudara, sebagian areola tak
kelihatan, pipi tidak cekung, irama
menghisap dalam
Salah dalam perlekatan dan meletakkan

 Nyeri dan puting lecet


 Hisapan bayi tidak efektif menyebabkan
payudara bengkak, pengaliran ASI tidak
optimal, produksi ASI menjadi berkurang
 Bayi rewel
 Bayi tidak puas menyusu
 Gambar posisi perlekatan
Menyendawakan bayi

 Letakkan bayi tegak lurus


pada bahu dan perlahan
diusap pinggung bayi
sampai bersendawa. Bila
bayi tertidur baringkan
miring kanan atau
tengkurap. Udara akan
keluar dengan sendirinya.
lanjutan

 Menyendawakan bayi
dengan cara bayi
diletakkan secara
tengkurap dalam
pangkuan ibunya dan
ditepuk-tepuk halus
pada punggung bayi
sampai bersendawa
Tanda bayi cukup ASI
 Menimbang pertambahan berat badan bayi
setiap bulannya
 Menimbang BB bayi sebelum dan setelah bayi
diteteki
 Bayi tampak puas menyusu
 Bayi tidur nyenyak setelah menyusu
 Ibu merasakn perubahan ketegangan pada
payudara setelah menyusui
 Ibu merasakan aliran ASI yang deras saat
menyusui
Kebutuhan ASI bayi

Usia Bayi Kebutuhan perhari


Minggu I 100-450 ml
Minggu 2-3 450-600 ml
Minggu 4-7 600-650 ml
Minggu 8-12 650-750 ml
Minggu 12-24 750-850 ml
Kenaikan Berat badan bayi perbulan

Usia Bayi Kenaikan BB rata-rata/bulan


1-3 bulan 700-1000 gram
4-6 bulan 500-600 gram
7-9 bulan 350-450 gram
10-12 bulan 250-350 gram
ASI ekslusif

 Adalah pemberian ASI saja sampai usia 6


bulan tanpa pemberian makanan dan
minuman lain
 Sampai 6 bulan zat gizi dalam ASI dapat
memenuhi kebutuhan bayi.
 Setelah 6 bulan dapat diberikan makanan
tambahan secara bertahap
Pemberian Makanan tambahan
tujuan pemberian makanan tambahan:
 Melengkapi zat gizi yang sudah mulai berkurang
 Mengembangkan kemampuan bayi untuk
menerima berbagai macam makanan dalam
berbagai bentuk dan rasa
 Mengembangkan kemampuan bayi untuk
mengunyah dan menelan
 Mencoba adaptasi terhadap makanan yang
mengandung kadar energi yang tinggi
Tahap pemberian Makanan tambahan

 Berikan bertahap dari bentuk encer kebentuk


yang lebih kental secara berangsur-angsur
 Makanan dikenalkan satu persatu sampai bayi
dapat menerimanya
 Makanan yang dapat menyebabkan alergi
diberikan paling akhir
 Tidak memaksa dalam memberikan makanan
sebaiknya diberikan waktu bayi sudah merasa
lapar
Pola pemberian makanan pada bayi

 0-6 bulan: ASI saja


 6-8 bulan : ASI, buah, bubur susu
 8-10 bulan: ASI,buah, bubur susu, tim
halus
 10-12 bulan: ASI, buah, nasi tim/ makanan
keluarga
 12-24 bulan ASI, Buah, Nasi tim/mkann
klg, makanan kecil
Pemberian susu formula
Indikasi:
 Ibu meninggal saat bayi lahir atau masih menetek
 ASI tidak keluar/ tidak mencukupi kebutuhan bayi
 Ibu mengalami sakit berat sehingga tidak dapat menyusui
Harus diperhatikan:
 Susu formula cocok untuk bayinya
 Ibu mengetahui cara menyiapkan dan cara memberikan susu
formula
 Ibu mengetahui cara membersihkan dan cara mensterilkan alat-
alat yang digunakan
 Tersedia cukup air bersih
Menghentikan pemberian ASI
 Faktor yang perlu diperhatikan
1. tidak mendadak
2. berhenti menyusu berarti putusnya kaish
sayang bayi dengan ibunya
3.Mudah infeksi karena pemberian makanan
dan susu formula penyapihan terlalu awal
dapat mempengaruhi pertumbuhan bayi
 Waktu penyapihan tidak ada batasan.
Sebaiknya 2 tahun
Cara menyusui yang baik dan benar
Posisi badan ibu dan badan bayi
 Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
 Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar
kepala
 Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
 Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian
bawah
payudara ibu
 Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
 Dengan posisi seperti ini maka telinga bayi akan berada
dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
 Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara
menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam
Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
 Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari
yang lain menopang dibawah (bentuk C) atau
dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk
dan jari tengah (bentuk gunting), dibelakang
areola (kalang payudara)
 Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut
(rooting reflex) dengan cara :
- Menyentuh pipi dengan puting susu
- menyentuh sisi mulut puting susu
lanjutan
 Tunggu sampai bayi bereaksi dengan membuka
mulutnya lebar dan lidah kebawah
 Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu
dengan cara menekan bahu betakang bayi bukan
bagian belakang kepala
 Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan
berhadap-hadapan dengan hidung bayi
 Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri
langit-langit mulut bayi
 Usahakan sebagian besar areola (kalang
payudara) masuk kemulut bayi, sehingga puting
susu berada diantara pertemuan langit-langit
yang keras (palatum durum) dan langit-langit
yang lunak (palatum molle)
 Lidah bayi akan menekan dinding bawah
payudara dengan gerakan memerah sehingga
ASI akan keluar dari sinus lactiferous yang
terletak dibawah kalang payudara
 Setelah bayi menyusu atau menghisap
payudara dengan baik, payudara tidak perlu
dipegang atau disangga lagi
 Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada
payudara dengan hidung bayi dengan maksud
untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak
perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari
payudara dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu
 Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan
untuk mengelus-elus bayi
tanda-tanda posisi menyusui yang benar
 Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
 Dagu bayi menempel pada payudara ibu
 Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada di
dasar payudara (payudara bagian bawah)
 Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan
lengan
 Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang
terbuka
 Sebagian besar areola tidak tampak
 Bayi mengisap dalam dan periahan
 Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
 Terkadang terdengar suara bayi menelan
 Puting susu tidak terasa sakit atau lecet
posisi menyusui yang salah

 Mulut tidak terbuka lebar, dagu tidak menempel


pada payudara
 Dada bayi tidak menempel pada dada ibu,
sehingga leher bayi terputar
 Sebagian besar daerah areola masih teriihat
 Bayi mengisap sebentar-sebentar
 Bayi tetap gelisah pada akhir menyusu
 Kadang-kadang bayi minum berjam-jam
 Puting susu ibu lecet dan sakit
Cara menyimpan ASI
 udara kamar/ luar akan tahan 6-8 jam pada
suhu 26°C atau lebih rendah
 termos berisi es batu tahan 24 jam
 lemari es di tempat buah dibagian paling
dalam dimana tempat yang terdingin tahan 2
- 3 x 24 jam (4°C atau lebih rendah)
 freezer yakni lemari es dengan satu
pintu,tahan 2 minggu
 freezer yang mempunyai pintu terpisah
sendiri, tahan 3 bulan
 deep freezer (- 18°C atau lebih rendah) akan
tahan selama 6 -12 bulan
Sebelum diminumkan dengan sendok atau gelas
plastik, ASI dapat dihangatkan didalam
mangkok berisi air hangat. Jangan
dihangatkan di atas api karena beberapa zat
kekebalan dan enzim dapat berkurang.
Masalah dalam pemberian ASI
 Puting Susu Datar atau Terbenam
- dirawat sejak kehamilan timester III
bila tidak ada riwayat prematuritas
teknik dengan gerakan Hoffman
- masa nifas
susui bayi segera setelah lahir,
on demand, massage payudara,
mengeluarkan ASI manual, menggunakan
pompa yang efektif untuk mengeluarkan puting
yang masuk
Puting susu nyeri
 Pastikan posisi menyusui sudah benar
 Mulailah menyusui pada puting susu yang tidak
sakit, gunamembantu mengurangi sakit pada
puting susu yang sakit
 Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI,
oleskan diputing susu dan biarkan payudara
terbuka untuk beberapa waktu sampai puting
susu kering
 Jangan membersihkan puting susu dengan
sabun
 Hindarkan puting susu menjadi lembab
Puting susu lecet

 Penyebab:
1. posisi menyusui yang salah
2. thrush (candidiasis) atau dermatitis.
Penanganan
 Cari penyebab puting lecet
 Obati penyebab puting lecet
 Kerjakan semua cara-cara menangani puting susu nyeri
 Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui sementara
 Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan
(jangan dengan pompa ASI) untuk tetap
mempertahankan
kelancaran pembentukan ASI
 Berikan ASI perah dengan sendok atau gelas ianqan
dengan dot
 Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-
mula dengan waktu yang lebih singkat
Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke
Puskesmas
4. Payudara bengkak

Penyebab payudara bengkak :


 Posisi mulut bayi dan puting susu ibu yang
salah
 Produksi ASI berlebih
 Terlambat menyusui
 Pengeluaran ASI yang jarang
 Waktu menyusui yang terbatas
Cara mengatasinya :
1. Susui bayinya semau dia sesering mungkin
tanpa jadwal dan tanpa batas waktu
2. Bila bayi sukar mengisap, keluarkan ASI
dengan bantuan tangan atau pompa ASI yang
effektif
3. Sebelum menyusui untuk merangsang reflex
oksitosin dapat dilakukan : kompres hangat
untuk mengurangi rasa sakit, massage
payudara, massage leher dan punggung
4. Setelah menyusui, kompres air dingin untuk
mengurangi oedema
Budaya yang mendukung ASI
 Kebiasaan minum jamu
 Kepercayan minum wejahan
 Mencuci payudara setelah bepergian
 ASI tidak boleh dibuang percuma
 Tidak memisahkan bayi dari ibunya

Budaya yang merugikan dalam pemberian ASI:


 kolostrum dibuang
 ASI diseling dengan susu atau makanan tambahan
 Pantang makanan pada masa nifas
 merokok
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan
menyusui

 Cara menyusui yang benar


 Masalah yang terjadi pada masa
menyusui
 Cara pengeluaran ASI
 Adanya budaya pada masa menyusui
 Kondisi Ibu dan bayi
Kondisi ibu
 Sectio caesarian
 Ibu sedang sakit
 Kesundulan
 Aktivitas sehari-hari yang penuh
 Dukungan keluarga dan masyarakat

Kondisi Bayi:
 Bayi sakit
 Bayi kembar
 Bayi prematur
10 langkah menuju keberhasilan
menyusui
1. Memiliki kebijakan tertulis tentang menyusui
2. Melatih semua petugas dengan ketrampilan
3. Informasi kepada ibu hamil
4. Mebantu ibu menyusukan bayinya dalam 30menit
setelah lahir
5. Membantu ibu cara menysuui yang benar
6. Tidak memberikan makanan selain ASI
7. Rawat gabung
8. Memberikan ASI on demand
9. Tidak memberikan dot atau kempeng
10. Membentuk kelompok pendukung ASI
Cara memerah ASI
Football position

Anda mungkin juga menyukai