Anda di halaman 1dari 19

MOTIVATOR ASI EKSKLUSIF

Dr. Imaamah M
PUSKESMAS DORO 2
2019
PENDAHULUAN
 pada 2017 menunjukkan cakupan pemberian ASI secara
eksklusif selama 6 bulan pertama oleh ibu kepada
bayinya masih sangat rendah yakni 35,7%, pada 2019
yang ditetapkan oleh WHO maupun Kementerian
Kesehatan yaitu 50%.
 Pemberian ASI Eksklusif dapat terwujud dengan peran
serta masyarakat secara aktif
Ibu butuh role-model artinya dukugan yang berkelanjutan
dari lingkungan sekitar yang bisa meningkatkan motivasi
dan kepercayaan ibu dalam melakukan IMD dan
keberhasilan ASI EKSKLUSIF

MOTIVATOR ASI
TUJUAN
 Pelatihan motivator ASI dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan kader
dalam memberikan informasi kepada ibu balita
mengenai ASI ekslusif.
Tantangan motivator ASI
 Mitos air susu tak cukup
Alasan utama ibu tidak konsisten memberikan ASI adalah
ketakutan ibu akan kecukupan ASI yang bisa diproduksi.
Secara biologis, selama ibu mengonsumsi makanan bergizi,
dan selama terdapat rangsangan dari mulut bayi, maka ASI
secara otomatis akan terus diproduksi. Namun ada
pengaruh psikologis ibu pada produksi ASI sehingga ibu
menyusui diupayakan untuk selalu bahagia dan dihindarkan
dari emosi negatif.
 ibu menyusui yang bekerja. Waktu bekerja dan tekanan
dalam pekerjaan menjadi faktor penghambat ibu yang
bekerja untuk memberikan ASI eksklusif.
 Kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI
EKSKLUSIF
PRAKTEK MENYUSUI
 Proses laktasi terdiri dari 2 tahap.
 pembentukan air susu pada masa kehamilan,
 periode menyusui sesudah bayi lahir, yaitu saat air susu
dibentuk dan dikeluarkan.lamanya sangat tergantung
pada motivasi dan "kemampuan" seorang ibu untuk
menerapkan manajemen laktasi.
 Setiap bayi, sejak dilahirkan seyogyanya mendapat ASI saja
(termasuk kolostrum) dalam 4-6 bulan pertama
kehidupannya.
 bayi dalam kondisi baik seyogyanya dirawat bersama dalam
satu ruangan dengan bayinya (rawat gabung).
 Selama ASI belum keluar pada 2-3 hari setelah ibu
melahirkan, bayi yang sehat TIDAK perlu diberi makanan /
cairan lain. Ia hanya perlu mengisap kolostrum yang keluar
dari puting ibunya saja. Setelah mencapai usia 4-6 bulan,
secara bertahap dapat diberikan makanan pendamping ASI.
 ASI dapat terus diberikan sampai anak berusia 2 tahun.
Refleks menyusui
 Dalam masa menyusui terjadi beberapa
refleks yang penting pengaruhnya
terhadap kelancaran laktasi, yaitu refleks
yang terjadi pada ibu dan pada bayi.
 Pada ibu
 Refleks prolaktin
 Refleks oksitosin
 Pada bayi
Prolactin, enhancing and hindering factors
Refleks prolaktin
 Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf sensoris
yang terdapat pada puting susu terangsang.
Rangsangan ini akan dikirim ke otak
(hipotalamus) yang akan memacu keluarnya
hormon prolaktin yang kemudian akan
merangsang sel-sel kelenjar payudara untuk
memproduksi ASI. Jadi makin sering bayi
mengisap, makin banyak prolaktin yang dilepas
dan makin banyak ASI yang diproduksi. Oleh
karena itu, menyusukan dengan sering adalah
cara terbaik untuk mendapatkan ASI dalam
jumlah banyak.
Oxytocin, enhancing and hindering factors
Refleks pada bayi
 "Rooting reflex"
 Bila bayi baru lahir disentuh pipinya, dia akan menoleh
ke arah sentuhan. Bila bibirnya dirangsang atau
disentuh, dia akan membuka mulut dan berusaha
mencari puting untuk menyusu. Keadaan ini dikenal
dengan sebutan "rooting reflex".
 "Sucking reflex" (refleks menghisap)
 Refleks ini terjadi bila ada sesuatu yang merangsang
langit-langit dalam mulut bayi. Jika puting susu ibu
menyentuh langit-langit belakang mulut bayi, terjadi
refleks menghisap dan terjadi tekanan terhadap daerah
areola oleh gusi, lidah bayi serta langit-langit, sehingga
isi sinus laktiferus diperas keluar ke dalam rongga mulut
bayi.
 Refleks menelan
 Bila ada cairan di dalam rongga mulut, terjadi refleks
menelan.
langkah-langkah menyusui yang
baik dan benar
 Persiapan mental dan fisik ibu setiap akan menyusui. Ibu
harus dalam keadaan tenang. Bila perlu minum segelas
air sebelum menyusui. Hindari menyusui pada keadaan
lapar dan haus.
 sediakan tempat dengan peralatan yang diperlukan,
seperti kursi dengan sandaran punggung dan sandaran
tangan, bantal untuk menopang tangan yang
menggendong bayi.
 sebelum menggendong bayi untuk menyusui, tangan
harus dicuci bersih. Sebelum menyusui, tekan daerah
areola di antara telunjuk dan ibu jari sehingga keluar 2-3
tetes ASI, kemudian oleskan ke seluruh puting dan
areola. Cara menyusui yang terbaik adalah bila ibu
melepaskan BH dari kedua payudaranya.
langkah-langkah menyusui yang
baik dan benar #2
 susukan bayi sesuai dengan kebutuhannya ("on
demand"), jangan dijadwalkan. Biasanya kebutuhan
terpenuhi dengan menyusui tiap 2-3 jam sekali. Setiap
kali menyusui, lakukanlah pada kedua payudara kiri dan
kanan secara bergantian, masing-masing sekitar 10
menit. Mulailah selalu dengan payudara sisi terakhir
yang disusui sebelumnya. Periksa ASI sampai payudara
terasa kosong.
 setelah selesai menyusui, oleskan ASI lagi seperti awal
menyusui tadi. Biarkan kering oleh udara sebelum
kembali memakai BH. Langkah ini berguna untuk
mencegah lecet.
 membuat bayi bersendawa setelah menyusui harus
selalu dilakukan, untuk mengeluarkan udara dari
lambung supaya bayi tidak kembung dan muntah..
MASALAH MASALAH DALAM
PEMBERIAN ASI

• MASA ANTENATAL
- Kurang informasi
- Putting susu datar/ terbenam
 B. MASA PASCA PERSALINAN DINI
- Puting susu lecet
- Payudara bengkak
- Mastitis atau abses payudara
 MASA PASCA PERSALINAN LANJUT
- Sindrom Asi kurang ,cara mengatasi
dengan cari penyebab
- Ibu yang bekerja , bukan alasan untuk
menghentikan menyusui
MASALAH DALAM KEADAAN KHUSUS
- IBU melahirkan dengan bedah sesar

- IBu sakit , Hepatitis(HbsAg +), AIDS, TBC


paru
KESIMPULAN

 Dengan pemberian ASI eksklusif


tumbuh kembang optimal
 Perlu peningkatan pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat tentang ASI
 Peran kader motivator ASI sangat besar
dalam keberhasilan ASI Eksklusif

Anda mungkin juga menyukai