Anda di halaman 1dari 33

KONSEP DASAR MASA NIFAS

&
KONSEP DASAR LAKTASI

Nita Nurvita, SST, M.Keb


Pengertian Masa Nifas
Masa nifas adalah dimulai setelah
persalinan selesai dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil yang berlangsung
selama 6 minggu.

2
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik
fisik maupun pisikologis dimana dalam
1 asuhan pada masa ini peranan keluarga
Tujuan Masa Nifas sangat penting, dengan pemberian nutrisi,
dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan
dan Menyusui bayi selalu terjaga.

Melaksanakan skrining yang komprehensif


(menyeluruh) dimana bidan harus
2 melakukan manajemen asuhan kebidanan
pada ibu masa nifas secara sistematis

Melakukan rujukan secara aman dan tepat


waktu bila terjadi penyulit atau komplikasi
3 pada ibu dan bayinya, ke fasilitas pelayanan
rujukan.

Memberikan pendidikan kesehatan tentang


perawatan kesehatan nifas dan menyusui,
4 kebutuhan nutrisi, perencanaan pengaturan
jarak kelahiran, menyusui, pemberian
imunisasi kepada bayinya, perawatan bayi
sehat serta memberikan pelayanan keluarga
berencana, sesuai dengan pilihan ibu. 3
Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Asuhan Masa
Nifas dan Menyusui
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu
untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
2. Sebagai promotor yang memfasilitasi hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui serta meningkatkan rasa nyaman ibu dan bayi.
4. Mendeteksi penyulit maupun komplikasi selama masa nifas dan menyusui serta melaksanakan
rujukan secara aman dan tepat waktu sesuai dengan indikasi.
5. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali
tanda-tanda bahaya pada masa nifas dan menyusui, pemenuhan nutrisi yang baik, serta
mempraktekkan personal higiene yang baik.
6. Melakukan manajemen asuhan dengan langkah-langkah; pengkajian, melakukan interpretasi data
serta menetapkan diagnosa, antisipasi tindakan segera terhadap permasalahan potensial, menyusun
rencana asuhan serta melakukan penatalaksanaan dan evaluasi untuk mempercepat proses
pemulihan, mencegah komplikasi, serta untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas
7. Memberikan asuhan kebidanan nifas dan menyusui secara etis profesional.
4
Etika & Kode Etik Pelaksanaan Asuhan Nifas

Keadilan dalam memberikan pelayanan kebidanan adalah aspek yang pokok dalam pelayanan kebidanan
agar terlaksananya kegiatan pelayanan kebidanan yang aman. Keadilan dalam pelayanan ini dimulai
dengan :

a.Pemenuhan kebutuhan klien yang sesuai

b.Keadaan sumberdaya kebidanan yang selalu siap untuk melayani

c.Adanya penelitian untuk mengembangkan / meningkatkan pelayanan

d.Adanya keterjangkauan ke tempat pelayanan

Selanjutnya diikuti dengan sikap bidan yang tanggap dengan klien, sesuai dengan kebutuhan klien dan
tidak membedakan pelayanan kepada siapapun. 5
Etika & Kode Etik Pelaksanaan Asuhan Nifas

• Pasien memerlukan pelayanan dari provider yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Semangat untuk melayani

b. Simpati

c. Empati

d. Tulus ikhlas

e. Memberikan kepuasan

• Sebagai pemberi pelayanan bidan juga harus harus memperhatikan hal hal seperti rasa
aman, nyaman, menjaga privacy, melakukan metode alamiah dan tepat sesuai
kebutuhan. Semua langkah pemberian pelayanan harus didokumentasikan sebagai
aspek legal dan informasi dalam asuhan kebidanan. 6
Periode Masa Nifas

1 2 3 4
Immediet Poat Periode early Periode late Remote
Partum postpartum (>24 postpartum (>1 puerperium
jam-1 minggu) minggu-6 minggu)

Periode/Tahapan Masa Nifas

7
1. Periode immediate postpartum

• Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini
merupakan fase kritis, sering terjadi insiden perdarahan postpartum karena
atonia uteri. Oleh karena itu, bidan perlu melakukan pemantauan secara
kontinu, yang meliputi; kontraksi uterus, pengeluaran lokhia, kandung kemih,
tekanan darah dan suhu.

8
2. Periode early postpartum (>24 jam-1 minggu)

• Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak
ada perdarahan, lokhia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.

9
3. Periode late postpartum (>1 minggu-6 minggu)

• Pada periode ini bidan tetap melakukan asuhan dan pemeriksaan sehari-hari
serta konseling perencanaan KB.

10
4. Remote puerperium

• Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat terutama bila selama hamil
atau bersalin memiliki penyulit atau komplikasi.

11
Kunjungan Masa Nifas

KF 1 (6 jam – 2 hari PP)

KF 2 (3-7 hari PP)

KF 3 (8-28 hari PP)

KF 4 (29-42 hari PP)

12
Kunjungan Neonatal

KN 1 (6-48 jam)

KN 2 (3-7 hari)

KN 3 (8-28 hari)

13
Anatomi Payudara

14
Refleks penting pada proses menyusui :

• Reflek prolaktin : merangsang produksi ASI. Impuls saraf dari


puting susu -> hipotalamus -> hipofisis anterior -> prolaktin ->
alveolus.
• Reflek aliran (let down reflex) : sekresi ASI. Impuls saraf puting
susu -> hipofisis posterior -> oksitosin -> kontraksi otot polos ->
ASI keluar.

15
Fisiologi Laktasi

16
Fisiologi Laktasi

• Setiap kali bayi menghisap, ia akan merangsang ujung saraf di sekitar payudara. Rangsangan
ini disalurkan ke otak dan merangsang kelenjar hipofisis bagian depan untuk memproduksi
hormon prolaktin.
• Prolaktin di alirkan ke pabrik ASI, merangsang sel-sel alveoli pembuat ASI untuk
memproduksi ASI.
• Semakin banyak ASI dikeluarkan dari payudara, semakin banyak produksi ASI. Semakin
sering menyusui, semakin banyak produksi ASI.
• Selain itu, hormon prolaktin akan menekan fungsi indung telur (ovarium) sehingga menyusui
secara eksklusif akan dapat memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan haid.
• Menyusui eksklusif dapat menjarangkan kehamilan.

17
18
Fisiologi Laktasi

1. Refleks pengaliran ASI/refleks oksitosin (love reflex, let down reflex)


2. Isapan bayi akan merangsang bagian belakang kelenjar hipofisis di otak.
3. Kelenjar hipofisis bagian belakang akan memproduksi hormon oksitosin.
4. Hormon oksitosin dialirkan melalui darah menuju payudara, kemudian akan merangsang
otot-otot yang mengelilingi pabrik untuk berkontraksi sehingga ASI diperah keluar dari
pabrik ke saluran ASI.
5. Hanya ASI dalam saluran ASI yang dapat dikeluarkan oleh hisapan bayi dan atau diperas
ibu.
6. Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, bayi tidak mendapatkan ASI yang
memadai walaupun produksi ASI dalam pabrik cukup karena ASI di saluran ASI kurang.

19
20
Hal-hal yang dapat meningkatkan oksitosin

1. Ibu dalam kedaan tenang.


2. Ibu melihat, mencium, mendengar celoteh, atau tangisan bayi.
Memikirkan bayi dengan kasih sayang
3. Ayah menggendong dan menyendawakan bayi
4. Ayah mengganti popok
5. Ayah memandikan bayi
6. Ayah bermain dengan bayi
7. Ayah bergurau dengan bayi
8. Ayah memijat bayi
21
Hal-hal yang mengurangi oksitosin

1. Takut bentuk payudara berubah dan takut gemuk.


2. Ibu bekerja.
3. Ibu merasa atau takiut ASI-nya tidak cukup
4. Ibu merasa keaskitan, terutama saat menyusui.
5. Ibu merasa sedih, cemas, marah, kesal dan bingung
6. Malu menyusui
7. Suami/keluarga kurang mendukung dan mengerti ASI.

22
Keuntungan Menyusui

1. Steril, aman dari pencenaran kuman.


2. Selalu tersedia dengan suhu yang optimal.
3. Produksi disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
4. Mengandung antibodi yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh
kuman atau virus.
5. Bahaya alergi tidak ada.

23
Manfaat ASI Eksklusif

MANFAAT ASI BAGI BAYI MANFAAT ASI BAGI IBU


1. Mencegah perdarahan pasca
1. Zat gizi sesuai untuk bayi persalinan
2. Kalori dari ASI memenuhi 2. Mempercepat involusi uterus
kebutuhan bayi sampai usia 6 3. Mengurangi anemia
bulan 4. Mengurangi risiko kanker ovarium
3. ASI mengandung zat pelindung & payudara
4. Perkembangan psikomotorik 5. Memberikan rasa dibutuhkan
lebih cepat 6. Mempercepat kembali ke berat
5. Meningkatkan pertumbuhan yang semula
baik 7. Sebagai metoda KB sementara
6. Memperkuat ikatan batin ibu dan
bayi
7. Mengurangi kejadian karies dentis
8. Mengurangi kejadian maloklusi 24
Manfaat ASI Eksklusif

MANFAAT ASI BAGI KELUARGA Bagi Negara

1. Aspek Psikologis 1. Menurunkan angka kesakitan dan


2. Aspek Ekonomi kematian anak
3. Aspek Kemudahan 2. Mengurangi subsidi untuk rumah
sakit
3. Mengurangi devisa Negara untuk
membeli susu formula

25
ASI EKSKLUSIF

Memberikan ASI saja tanpa


makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai
usia bayi usia 6 bulan
PP No.33 Tahun 2012 Mengenai Menyusui

27
ASI MENURUT STADIUM LAKTASI
ASI Kolostrum (0-4 hari)

Merupakan cairan kental dengan warna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan susu yang mature. Disekresi oleh kelenjar payudara
dari hari pertama sampai ketiga atau keempat. Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah (Proses Laktogenesis I)

Asi Transisi (5-14 hari)


Ciri dari air susu pada masa peralihan adalah sebagai berikut :
a.Peralihan ASI dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur (Proses Laktogenesis II)
b.Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi atau teori lain yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu
ke-3 sampai minggu ke-5
c.Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi.
•Volumenya juga akan makin meningkat.

ASI Matur (> 15 hari)

Kandungan ASI matur dapat bervariasi diantara waktu menyusu. Pada awal menyusui, susu ini kaya akan protein, laktosa dan air
(foremilk), dan ketika penyusuan berlanjut, kadar lemak secara bertahap bertambah sementara volume susu berkurang (hindmilk).
28
KANDUNGAN ASI

1. Lemak
2. Protein
3. Prebotik
4. Karbohidrat
5. Zat Besi
6. Vitamin
7. Elektrolit dan Mineral
8. Imunoglobin

29
Jenis Payudara
10 Langkah Keberhasilan Menyusui

1. Menetapkan Kebijakan Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas.
2. Melakukan pelatihan bagi petugas untuk menerapkan kebijakan tersebut.
3. Memberikan penjelasan kepada ibu hamil tentang manfaat menyusui dan talaksananya dimulai sejak masa
kehamilan, masa bayi lahir, sampai umur 2 tahun.
4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 60 menit setelah melahirkan di ruang bersalin.
5. Membantu ibu untuk memahami cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi
atas indikasi medis.
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir.
7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam seha
8. Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui
9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI.
10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI di masyarakat danmerujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika
pulang dari Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana Pelayanan Kesehatan.

31
Faktor Pendukung Dukungan Suami/Keluarga dan
Keberhasilan Masyarakat
Menyusui Dengan memberikan pengetahuan yang memadai
mengenai manfaat dan cara yang benar dalam
pemberian ASI

Dukungan Petugas Kesehatan


Dukungan yang dimaksud adalah memberikan fasilitas
pelayanan kesehatan, pelayanan
kehamilan, inisiasi menyusu dini (IMD), rawat gabung, tidak
menyediakan susu formula dan dot, tidak
memberikan makanan dan minuman selain ASI.
Selain itu, dukungan konseling menyusui, membantu ibu untuk
dapat menyusui bayinya, pelatihan petugas
kesehatan dan mendorong pembentukan kelompok pendukung
ASI.

Dukungan Kebijakan
Yang diperlukan untuk pemberian ASI diantaranya
melalui pengawasan promosi dan
peredaran susu formula, penyediaan tempat menyusui
di public area dan tempat kerja serta memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada para pekerja untuk
menyusui.
32
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai