Anda di halaman 1dari 27

IMUNOLOGI

REPRODUKSI
RAHMATUN FAUZIAH
1920332045
Pengertian Dasar imunologi
Sistem Imun
Sel & Molekul yang bertanggung jawab atas imunitas.

Respons Imun
• Respons komponennya secara bersama & terkoordinasi.
• Respons Imun ada 2 macam:
• Respons Imun Non Spesifik / Bawaan (Innate immunity).
• Respons Imun Spesifik / Didapat (Acquired).
Respons Imun Spesifik dibagi dalam 3 golonga

Interaksi antar re
Sistem imunitas
Sistem imunitas seluler imun seluler de
humoral
respons imun hu
Aspek imunologi ibu
Imunologi
pada masa
Spermatozoa mengandung berbagai macam
pembuahan antigen.

Setiap kali berhubungan, seorang wanita akan


menerima berjuta-juta sperma dan berbagai
macam protein plasma semen.

Antibodi antisperma terdapat di serum dan di


cairan traktus reproduksi,terutama dalam bentuk
Ig G.
Aspek imunologi ibu
Imunologi Apabila ada antibodi antisperma didalam serum
pada masa
pembuahan wanita normal  wanita infertil
(Cont..)

Sperma motil akan teraglutinasi dalam berbagai


corak/tipe sperma tidak dapat lagi melanjutkan
perjalanan ke tuba falopii.

Respons imun ini terjadi apabila terdapat lesi


patologis akibat kuman-kuman penyakit.
Aspek imunologi ibu
Imunologi
pada masa Normalnya wanita toleran terhadap spermatozoa
pembuahan dan plasma sperma akibat sifat-sifat
(Cont..) imunosupresif plasma sperma itu sendiri.

Dalam plasma sperma terdapat faktor anti


komplemen  menghambat aktivasi sistem
komplemen  proses imobilisasi sperma oleh
antibodi tidak terjadi.
Aspek imunologi ibu
Imunologi pada Janin  pertemuan dua gamet yaitu dari ayah dan ibu  benda asing
masa bagi ibunya  secara imunologis penolakan plasenta dan janin oleh
kehamilan sistem imunitas ibu

1. Mekanisme immune depression pada tubuh ibu  suatu


mekanisme tubuh yang menekan sistem imun
2. Mekanisme blocking factor  suatu faktor plasma yang spesifik

Sehingga antigen paternal pada plasenta dan janin akan di blok 


kehamilan masih dapat berlangsung

Kehamilan  status toleransi imunologis


Regulasi Respons Imun
Ibu Janin

Blokade respons imun (adaptasi imunologi)


diperkirakan terjadi pada :

Fase
Fase generasi
pengenalan
(sentral)
(aferen)

Fase eferen
(efektor)
Blokade Aferen

• Tidak ada sensitisasi antigen pada trofoblas.


• Imunosupresi nonspesifik:
• Perubahan populasi sel imun.
• Faktor supresi (plasenta, serum, desidua).

Blokade sentral

• Blocking Antibody (anti fetal HLA, anti Fc reseptor, anti idiotropik).


• Fetal – spesific T – supressor cell.
• Peran T - helper 2 uterus.
Blokade eferen

• Tidak ada antigen target pada trofoblas.


• Blocking antibodies mask fetal antigens.
• Faktor supresi nonspesifik (plasenta, serum, desidua).
• Antibodi sitotoksik anti fetal diserap oleh plasenta.
• Faktor supresor janin.
Imunoendokrinologi Implantasi Normal
 Setelah fertilisasi berakhir  awal pembelahan mitosis berhasil 
Konseptus yg terbungkus zona pelusida memerlukan waktu 6 hari
untuk melintasi tuba falopii  sampai ke uterus dalam bentuk
blastosis pra-implantasi.
1 14-15 19 22 25 29 32 35

Haid Ovulasi- Masuk HCG (+) USG (+) > 1800


terakhir Fertilisasi kav.uteri Nidasi >10 mIU/ml >400 mIU/ml mIU/ml
 Implantasi blastosis diatur oleh interaksi rumit antara peptida hormon
steroid yang menyelaraskan persiapan endometrium dengan
perkembangan embrio.
 Sebelum implantasi , zona pelusida harus diluruhkan .
 Adanya sitokin faktor penghambat leukimia (leukimia inhibitory
factor/LIF) uterus  untuk perlekatan dan implantasi blastokis ke
dalam endometrium.
 Human chorionic gonadotropin / hCG disekresikan oleh jaringan
embrionik menjelang hari pertama setelah implantasi  bertanggung
jawab bagi pengubahan korpus luteum siklus haid  korpus luteum
kehamilan
 Sekresi progesteron oleh korpus luteum merupakan komponen utama
untuk pemeliharaan dan perkembangan desidua.
Progesteron Pertama dihasilkan oleh ovarium kemudian oleh plasenta.

Fungsi untuk ketahanan hidup konseptus

Memelihara endometrium kehamilan yg disebut desidua.

Merupakan Organ Imunoendokrin


Plasenta
menghasilkan hormon steroid, protein  mengatur aktifitas fisiologis kehamilan.

Sebagai; paru, ginjal, usus, hati bagi janin.

Jaringan kompleks yg berfungsi sebagai imunologis.


Trofoblas
Lapisan sinsitiotrofoblas multinuklear plasenta 
“bungkus“ bagi janin sawar thd mekanisme efektor
imun maternal.

Sebagai makrofag, trofoblas menampilkan reseptor LIF


dalam kadar tinggi berkemampuan : fagositosis,
sinsitialisasi, menampilkan;FcR,CD4 dan CD14.
Kehamilan Normal
Produksi sitokin Th2 bertukar dg sejumlah besar
sitokin Th1 yang mencetuskan IL-10

IL-10 dihasilkan secara lokal pada unit fetoplasenta


oleh trofoblas.

IL-10  mengatur tampilan antigen leukosit manusia


(HLA)-G dari sitotrofoblast pada sawar fetomaternal
sehingga melindungi janin dari penolakan
The Th1/Th2 balance

HLA-G/sHLA-G???
Fungsi HLA-G pada proses implantasi

1) Menempelkan blastosis ke endometrium


• HLA-G ditemukan terlibat pada proses cellular adhesion
(Ødum et al 1991)

2) Membantu invasi Trofoblas pada jaringan uterus dan arteri spiralis maternal
• HLA-G diekspresikan oleh sel trofoblas endovaskular dan mungkin sebagai
modulator dari proses angiogenesis
(Le Bouteiller et al)

3) Membantu interakdi Trofoblast dengan sel efektor imun maternal


• HLA-G berinteraksi dengan reseptor di sel imun
Fungsi HLA-G
 Beberapa studi in vitro  HLA-G menjaga sel terhadap Natural Killer-mediated
cell lysis
HLA-G expression in the blastocyst
 Ekspresi HLA-G sudah dapat dideteksi pada blastosis

IVF = in vitro fertilization (= ”reagensglasbefrugtning”)


’preimplantation human embryos’ (or blastocysts)
Summary
Human Leucocyte Antigen (HLA) system
Major Histocompatibility Complex (MHC)
in reproduction

Fertilization
Mating preferences seem to be Weak evidence for
influenced by MHC/HLA diversity MHC/HLA-mediated
Early embryo development and implantation
effects on
HLA-G expression associated with cleavage
spermatogenesis
rate and implantation success
Heterozygote advantage
Heterozygotes at the
MHC/ HLA loci may provide a Maternal genome Paternal genome
broader immune response

Balance between foetal/paternal and maternal interests?


Some HLA-G/MHC polymorphisms may work in favour of the
foetus, others in favour of maternal interests?

Foetal growth and survival


Some evidence that HLA haplotypes
and HLA-G polymorphism are
associated with birth weight, risk of
abortion and immuneadaptation

Deficiency of MHC/HLA homozygotes in


isolated populations: frequency of MHC
heterozygotes in human populations higher
than expected
Imunitas Maternal
Imunisasi pasif pada janin dapat terjadi melalui
transfer antibodi atau sel imun dari ibu yang
imun kepada janin atau neonatus.

Imunitas maternal Imunitas maternal


melalui plasenta melalui kolostrum
• Antibodi dalam darah ibu  proteksi pasif terhadap
fetus.
Imunitas • Usia kehamilan 2 bulan  Ig G sudah masuk ke
maternal dalam janin
melalui • Ig G  antitoksik, antivirus dan antibakteri.
• Usia kehamilan 6 bulan  janin baru membuat
plasenta antibodi Ig M, kemudian disusul Ig A pada waktu
kehamilan aterm.
• ASI mengandung berbagai komponen sistem imun 
enchancement growth factor untuk bakteri yang
Imunitas diperlukan dalam usus atau faktor yang justru dapat
maternal menghambat tumbuhnya kuman tertentu (lisozim,
melalui laktoferin, interferon, makrofag, sel T, sel B,
granulosit).
kolostrum • Kadar antibodi lebih tinggi ditemukan dalam
kolostrum.
• Proteksi antibodi dalam kelenjar susu tergantung dari
antigen dari lamina propria usus ibu dan gerakan sel
Imunitas yang dirangsang antigen dari lamina propria usus ibu
maternal ke payudara.
melalui • Antibodi terhadap mikroorganisme yang menempati
usus ibu dapat ditemukan dalam kolostrum  bayi
kolostrum mendapat proteksi terhadap mikroorganisme yang
masuk ke saluran cerna.

Anda mungkin juga menyukai