Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AUTOIMUN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Imunoserologi I
Dosen pengampu:
Nosa Ika C., S.Tr., M. Imun

Disusun oleh :
Afrilla Dewi P (B1R19001) Dewi Ratih M (B1R19010)
Alda Tasya A (B1R19002) Didha Ika R (B1R19011)
Amsaina Wanda H (B1R19003) Diva Febriani RK (B1R19012)
Andika (B1R19004) Diyah Muji A (B1R19013)
Andyka Bayu S (B1R19005) Ersha Yusrina I (B1R19014)
Anindi Ummu N (B1R19006) Fenti Nur F (B1R19015)
Ayu Navila C (B1R19007) Fina Oktavia (B1R19016)
A’yuni Latifa R (B1R19008) Gisela Oktaviana Z (B1R19018)
Delvia Windi A (B1R19009) Ila Yatul N (B1R19019)

D – III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


STIKES HUTAMA ABDI HUSADA
TULUNGAGUNG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas petunjuk dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah tentang ”AUTOIMUN” dengan lancar
tanpa kendala yang berarti.
Tugas ini kami susun dengan tujuan memenuhi kebutuhan kami sebagai mahasiswa
untuk menambah pengetahuan tentang autoimun, faktor yang berperan dan penyakitnya.
Dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang relevan, yang nantinya dapat
bermanfaat bagi semua.
Tentunya dalam penyusunan tugas ini kami belumlah cukup sempurna. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran untuk menjadikan isi makalah ini menjadi lebih baik dan
menjadi tolak ukur bagi kami untuk menyusun makalah yang sesuai dengan harapan kita
semua yang bermanfaat untuk sekarang dan masa depan.

Tulungagung, 15 Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BA I PENDAHULUAN .......................................................................................................... iv

A. Latar Belakang ............................................................................................................. iv


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ iv
C. Tujuan .......................................................................................................................... iv

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 1

A. Autoimun ..................................................................................................................... 1
a. Pengertian Autoimun ............................................................................................. 1
b. Pengertian Penyakit Autoimun .............................................................................. 1
B. Faktor yang Berperan dalam Autoimun ....................................................................... 2
C. Contoh Penyakit Autoimun.......................................................................................... 4

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..6

D. Kesimpulan………………………………………………………….………………..6
E. Kritik dan saran…………………………………………………...…………………..6

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Autoimunitas adalah kegagalan dari suatu organisme untuk mengenali bagian-


bagian penyusunnya sendiri sebagai diri, yang memungkinkan respon imun terhadap
sel sendiri dan jaringan tubuh. Setiap penyakit dari hasil respon imun yang
menyimpang diistilahkan sebagai suatu penyakit autoimun.
Penyakit AutoImune adalah penyakit dimana sistem kekebalan yang terbentuk
salah mengidentifikasi benda asing, dimana sel, jaringan atau organ tubuh manusia
justru dianggap sebagai benda asing sehingga dirusak oleh antibodi. Jadi adanya
penyakit autoimmune tidak memberikan dampak peningkatan ketahanan tubuh dalam
melawan suatu penyakit, tetapi justru terjadi kerusakan tubuh akibat kekebalan yang
terbentuk.
Autoimunitas terjadi karena self-antigen yang dapat menimbulkan aktivasi,
ploriferasi serta diferensiasi sel T autoreaktif menjadi sel efektor yang menimbulkan
kerusakan jaringan dan berbagai organ. Respon terhadap self-atigen melibatkan
komponen-komponen yang juga terlibat dalam respon imun, seperti antibodi,
komplemen, kompleks imun, dan cel mediated immunity. Baik antibodi maupun sel T
atau keduanya dapat berperan dalam patogenesis penyakit autoimun.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud autoimun ?
2. Apa saja faktor yang berperan dalam autoimun ?
3. Apa saja contoh penyakit autoimun ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian autoimun
2. Untuk mengetahui factor yang berperan dalam autoimun
3. Untuk mengetahui contoh penyakit autoimun

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. AUTOIMUN
a. Pengertian Autoimun
Autoimunitas adalah respon imun terhadap antigen tubuh sendiri yang
disebabkan oleh mekanisme normal yang gagal berperan untuk mempertahankan
self-tolerance sel B, sel T atau keduanya. Respon imun terlalu aktif menyebabkan
disfungsi imun, menyerang bagian dari tubuh tersebut dan merupakan kegagalan
fungsi sistem kekebalan tubuh yang membuat badan menyerang jaringannya
sendiri. Sistem imunitas menjaga tubuh melawan pada apa yang terlihatnya sebagai
bahan asing atau berbahaya. Bahan seperti itu termasuk mikro-jasad, parasit (seperti
cacing), sel kanker, dan malah pencangkokkan organ dan jaringan.
Autoimunitas adalah respon imun terhadap antigen tubuh sendiri yang
disebabakan oleh hilangnya toleransi. Autoimun terjadi oleh karena dikenalnya self
antigen yang menimbulkan aktivasi, proliferasi, serta diferensiasi sel T autoreaktif
menjadi sel efektor yang menimbulkan kerusakan jaringan.
Self toleransi adalah keadaan tubuh yang menerima epitop sendiri sebagai
antigen sendiri. Tubuh toleran terhadap autoantigen yang dipajankan ke sel limfoid
sistem imun pejamu. Toleransi terhadap antigen sendiri berkembang selama hidup
fetal. Jadi tubuh menunjukkan toleransi imun terhadap antigen self atau
autoantigen. Self toleransi disebabkan oleh inaktivasi atau dibunuhnya limfosit self
reaktif yang diinduksi antigen sendiri. Mekanisme induksi toleransi tersebut
disebut clonal deletion.
Autoimunitas secara teori berkembang sewaktu toleransi terhadap self
antigen belum terbentuk atau sewaktu toleransi terhadap sel antigen hilang atau
terlewatkan. Kebanyakan dari kesalahan tersebut kemungkinan program genetik.

b. Pengertian penyakit autoimun


Penyakit Autoimun adalah penyakit dimana sistem kekebalan yang terbentuk
salah mengidentifikasi benda asing, dimana sel, jaringan atau organ tubuh manusia
justru dianggap sebagai benda asing sehingga dirusak oleh antibodi. Jadi adanya
penyakit autoimun tidak memberikan dampak peningkatan ketahanan tubuh dalam

1
melawan suatu penyakit, tetapi justru terjadi kerusakan tubuh akibat kekebalan
yang terbentuk.
Bahan yang bisa merangsang respon imunitas disebut antigen. Antigen
adalah molekul yang mungkin terdapat dalam sel atau di atas permukaan sel (seperti
bakteri, virus, atau sel kanker). Beberapa antigen, seperti molekul serbuk sari atau
makanan, ada di mereka sendiri. Sistem imunitas bereaksi hanya terhadap antigen
dari bahan asing atau berbahaya, tidak terhadap antigen dari orang yang memiliki
jaringan sendiri. Tetapi, sistem imunitas kadang-kadang rusak, menterjemahkan
jaringan tubuh sendiri sebagai antibodi asing dan menghasilkan (disebut
autoantibodi) atau sel imunitas menargetkan dan menyerang jaringan tubuh sendiri.
Respon ini disebut reaksi autoimun. Hal tersebut menghasilkan radang dan
kerusakan jaringan. Efek seperti itu mungkin merupakan gangguan autoimun.

B. FAKTOR YANG BERPERAN DALAM AUTOIMUN


Penyakit autoimun timbul akibat patahnya toleransi kekebalan diri dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya :
1. Infeksi dan Kemiripan Molekular
Banyak infeksi yang menujukkan hubungan dengan penyakit autoimun
tertentu. Beberapa penyakit memiliki epitope yang sama dengan antigen sediri.
Respon imun yang timbul terhadap bakteri tersebut bermula pada rangsangan
terhadap sel T yang selanjutnya merangsang sel B untuk membentuk autoantibodi.
Contoh penyakit yang ditimbulkan oleh kemiripan dengan antigen sendiri
adalah Demam Rheumatic pasca infeksi Streptococcus, disebabkan antibodi
terhadap Streptococcus yang diikat jantung dan menimbulkan myokarditis.

2. Sequestered Antigen
Sequestered Antigen adalah antigen sendiri yang karena letak anatominya
tidak terpapar dengan sistem imun. Pada keadaan normal, sequestered antigen tidak
ditemukan untuk dikenal sistem imun. Perubahan anatomi dalam jaringan seperti
inflamasi (sekunder oleh infeksi, kerusakan iskemia/trauma), dapat memenjangkan
sequestered antigen dengan sistem imun yang tidak terjadi pada keadaan normal.
Contohnya protein intraoktakular pada sperma.

2
3. Kegagalan Autoregulasi
Regulasi imun berfungsi untuk mempertahankan homeostasis. Gangguan
dapat terjadi pada presentasi antigen, infeksi yang meningkatkan respon MHC
(Major Histocompatibility Complex), kadar sitokin yang rendah (misalnya TGF-β
(Transforming Growth Factor β)) dan gangguan respon terhadap IL-2 (Interleukin-
2). Pengawasan beberapa sel autorekatif diduga bergantung pada sel Ts (T-
supresor) atau Tr (T-regulator). Bila terjadi kegagalan sel Ts atau Tr, maka sel Th
(T-helper) dapat dirangsang sehingga menimbulkan autoimunitas.

4. Aktivasi Sel B Poliklonal


Autoimunitas dapat terjadi oleh karena aktivasi sel B poliklonal oleh virus
(EBV (Epstein – Barr virus), LPS (Lipopolysaccharide), dan parasit malaria yang
dpat merangsang sel b secara langsung yang menimbulkan autoimunitas. Antibodi
yang dibentuk terdiri atas berbagai autoantibodi.

5. Obat – obatan
Antigen asing dapat diikat oleh permukaan sel dan menimbulkan reaksi
kimia dengan antigen permukaan sel tersebut yag dapat mengubah
imunogenitasnya. Trombositopenia dan anemia merupakan contoh-contoh umum
dari penyakit autoimun yang dicetuskan obat. Mekanisme terjadinya reaksi
autoimun pada umumnya belum diketahui dengan jelas. Pada seseorang yang
mendapat prokainamid dapat ditemukan antibodi antinuklear dan timbul sindroma
berupa LES (Lupus Eritematosus Sistemik). Antibodi menghilang bila obat
dihentikan.

6. Faktor Keturunan
Penyakit autoimun mempunyai persamaan predisposisi genetik. Meskipun
sudah diketahui adanya kecenderungan terjadinya penyakit pada keluarga, tetapi
bagaimana hal tersebut diturunkan, pada umumnya adalah kompleks dan diduga
terjadi atas pengaruh beberapa gen.

3
C. CONTOH PENYAKIT AUTOIMUN
1. Graves
Penyakit Graves adalah penyakit tiroid autoimun (PTAI) atau Autoimune
Thyroid Disease (AITD) yang paling sering ditemukan di klinik, tergolong dalam
penyakit autoimun bersifat organ spesifik. Varian lain PTAI adalah Tiroiditis
Atrofik, Tiroiditis Pospartum, Tiroiditis karena obat seperti amiodarone dan
interferona, Tiroiditis yang menyertai sindrom autoimun poliklandular. Sering pula
ditemukan antibodi antitiroid (Anti-TPO/Anti-Tiroid Peroksidase dan Anti-
Tg/Anti-Tiroglobulin) dalam serum tanpa gejala klinik. Temuan-temuan tersebut
memunculkan paradigma baru tentang penyakit autoimun; PTAI yang merupakan
penyakit autoimun klasik sering dijadikan model untuk memahami patogenesis
peyakit autoimun organ spesifik lainnya.

2. SLE (Systhemic Lupus Erythematosus)


SLE merupakan penyakit autoimun yang ditandai oleh produksi antibodi
yang ditandai oleh produksi antibodi terhadap komponen-komponen inti sel yang
berhubungan dengan manifestasi klinik yang luas. Penyakit ini multisistim dengan
etiologi dan patogenesis yang belum jelas. Terdapat banyak bukti bahwa
patogenesis SLE bersifat multifaktor yang melibatkan faktor lingkungan, geetik
dan hormonal. Terganggunya mekanisme pengaturan imun seperti eliminasi dari
sel-sel yag mengalami apoptosis da kompleks imun berperan penting terhadap
terjadinya SLE.

3. Penyakit Sjogren
Sindrom Sjogren atau sering disebut autoimune exocrinopathy adalah
penyakit autoimun sistemik yag terutama mengenai kelenjar eksokrin da biasanya
memberikan gejala kekeringan persisten pada mulut dan mata akibat gangguan
fugsional kelenjar saliva dan lakrimalis. Sindrom Sjogren diklasifikasikan sebagai
sindrom Sjogren primer bila tidak berkaitan dengan penyakit autoimun sistemik
dan sistem Sjogren sekunder bila berkaitan dengan penyakit autoimun sistemik lain
dan yang paling sering adalah artritis reumatoid, SLE, dan sklerosis sistemik.
Sindrom Sjogren primer paling banyak ditemukan sedangkan sindrom Sjogren
sekunder hanya 30% kejadiannya.

4
4. Penyakit Skleroderma
Kelainan ini ditandai dengan fibrosis terutama pada kulit, yang disertai atau
kemudian melibatkan berbagai organ seperti saluran pernapasan, saluran cerna,
jantung, ginjal, dan vaskuler. Berdasarkan luasnya sistem yang terjangkit, akhir-
akhir ini dibuat kategori atas :
a. Sklerodermadifus, jika dalam waktu singkat sudah melibatkan berbagai organ.
b. Sklerodermalokal, jika baru melibatkan berbagai organ setelah waktu yang
lama.

Kelainan ini terutama dijumpai pada wanita usia sekitar 50 sampai 60 tahun.
Manifestasi pada kulit berupa atrofi kulit yang biasanya dimulai dari jari-jari,
kemudian menjalar ke arah proksimal yaitu ke leher dan muka. Kelainan saluran
cerna ditandai dengan kesulitan menelan, malapsorbs, obstruksi, nyeri perut,
anemia dan berat badan yang menurut. Hal ini disebabkan terjadi fibrosis lapisa
muskularis dan lapisan mukosa. Sesak napas dapat terjadi akibat fibrosis paru, dan
hal ini dapat pula berakibat pada terjadinya payah jantung kanan. Manifestasi ginjal
berupa proteinuria ringan serta hipertensi yang sering berat atau frogresif.

5. Penyakit Psoriasis
Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses
pergantian kulit yang terlalu cepat. Kemunculan penyakit ini kadang-kadang dalam
jangka waktu lama atau kambuhan dalam jangka waktu yang tidak menentu.
Penyakit ini secara klinis bersifat tidak mengancam jiwa dan tidak menular. Akan
tetapi, penyakit ini dapat muncul pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat
menurunkan kualitas hidup dan mengganggu kekuata mental penderita bila tidak
dirawat dengan baik. Bila tidak diobati dengan benar, penyakit bisa mengalami
komplikas (penyakit menjadi lebih buruk) seperti psoriatik eritroderma (seluruh
kulit tubuh menjadi merah) atau psoriasis pustulosa generalisata (psoriasis dengan
gelembung-gelembung kecil berisi nanah) yang dapat membahayakan jiwa
penderita.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Autoimunitas adalah kegagalan dari suatu organisme untuk mengenali bagian-


bagian penyusunnya sendiri sebagai diri, yang memungkinkan respon imun terhadap
sel sendiri dan jaringan tubuh.
Penyakit AutoImune adalah penyakit dimana sistem kekebalan yang terbentuk
salah mengidentifikasi benda asing, dimana sel, jaringan atau organ tubuh manusia
justru dianggap sebagai benda asing sehingga dirusak oleh antibodi.
Penyakit autoimun timbul akibat patahnya toleransi kekebalan diri dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya : Infeksi dan Kemiripan Molekular,
Sequestered Antigen, Kegagalan Autoregulasi, Aktivasi Sel B Poliklonal, Obat –
obatan, dan Faktor Keturunan. Contoh penyakit autoimun : Graves, SLE (Systhemic
Lupus Erythematosus), Penyakit Sjogren, Penyakit Skleroderma, dan Penyakit
Psoriasis.

B. Saran
Semoga makalah yang kami buat bisa bermanfaat bagi kami selaku penyusun
dan para pembaca sekalian. Untuk kesempurnaan makalah ini kami mohon kritik dan
saran kepada rekan-rekan dan dosen pengampu, agar kami selaku penyusun bisa
memperbaki kekurangan dan kesalahan yang mungkin ada di makalah ini.

6
DAFTAR PUSTAKA

Naitili, Felicianus. 2014. Autoimunitas.


https://www.slideshare.net/mobile/anaghkefa/autoimunitas. Diakses tanggal 15 Desember
2020 pukul 14:17

Riza, Nizar. 2017. AUTOIMUNITAS.


https://www.academia.edu/32905881/MAKALAH_AUTOIMUNITAS. Diakses tanggal 15
Desember 2020 pukul 13:25

Sandra, Lya Natalya. 2015. Makalah Autoimun.


https://id.scribd.com/doc/280369537/makalah-autoimun. Diakses tanggal 15 Desember 2020
pukul 13:16

Santosa, Dicky. 2011. AUTOIMUNITAS SEBAGAI DASAR KELAINAN PADA SISTEM


ENDOKRIN. BANDUNG : Fakultas Kedokteran. Universitas Islam Bandung
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.unisba.ac.id/bitst
ream/handle/123456789/107/Dicky_2011_Autoimunitas. Diakses tanggal 15 Desember 2020
pukul 14:35

Anda mungkin juga menyukai