Anda di halaman 1dari 7

Nama : Moch Dhava Farzana Firdaus Turmudzi

Nim : B1R19020

Prodi : D3 TLM Tingkat ll

Pemeriksaan Sifilis Dengan Metode TPHA


(TREPONEMA PALLIDUM HEMAGLUTINATION ASSAY)

Tanggal:

04 Juni 2021.

Metode:

Hemaglutinasi.

Tujuan:

Untuk mendeteksi adanya antibody treponema pada sampel serum.

Prinsip:

Sel darah merah berfungsi sebagai pembawa antigen. Sel darah merah yang
dilapisi antigen tertentu dapat digunakan untuk mengetahui adanya antibodi
terhadap antigen tersebut di dalam serum pasien.

Dasar Teori:

Sifilis yang mempunyai nama lain great pox, lues venereum, dan morbus gallicus
merupakan suatu penyakit kronik dan bersifat sistemik yang disebabkan oleh
Treponema pallidum (Sutrimo,2013).

Treponema Pallidum Hemagglutination Assay (TPHA) merupakan suatu


pemeriksaan serologi untuk sifilis dan kurang sensitif bila digunakan sebagai
skrining (tahap awal atau primer) sifilis. Manfaat pemeriksaan TPHA sebagai
pemeriksaan konfirmasi untuk penyakit sifilis dan mendeteksi respon serologis
spesifik untuk Treponema pallidum pada tahap lanjut atau akhir sifilis. Untuk
skirining penyakit sifilis biasanya menggunakan pemeriksaan VDRL atau RPR
apabila hasil reaktif kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan TPHA sebagai
konfirmasi (Vanilla, 2011).

Pemeriksaan TPHA dilakukan berdasarkan adanya antibodi Treponema Palidum


yang akan bereaksi dengan antigen treponema yang menempel pada eritrosit
sehingga terbentuk aglutinasi dari eritrosit-eritrosit tersebut (Vanilla, 2011).

Alat dan Bahan:

1. Mikrotitrasi plate sumur- 4. Pengaduk disposable


U 5. Rotator
2. Maat pipet atau pipet 6. Stopwatch
ukur 0,1 ml 7. Reagen TPHA
3. Rubber bulb / karet
penghisap / push ball

Prosedur:
 Kualitatif:
1. Diteteskan 190 µl diluent ke dalam lubang 1 dan 25 µl diluent kedalam
lubang 2 dan 3.
2. Ditambahkan 10 µl test serum ke dalam lubang 1, dengan microdiluter
25 µl dicampur dan dipindahkan 25 µl ke lubang 2 dan dicampur.
3. Dari lubang 2 dipindahkan 25 µl ke lubang 3, dicampur, dan dari lubang
3 dibuang 25 µl.
4. Ditambahkan 75 µl control cells ke dalam lubang 2.
5. Ditambahkan 75 µl test cells ke dalam lubang 3.
6. Microplate dikocok pada micromixer selama 10 – 15”.
7. Mircroplate ditutup dan diinkubasi pada suhu kamar selama 45 – 60
menit.
8. Hasil dibaca dengan menggunakan reading mirror dan dilaporkan dari
negatif sampai 4+.

 Kuantitatif:
1. Disediakan “U” microplate.
2. Diteteskan 190 µl diluent ke dalam lubang 1 dan 25 µl diluent ke lubang
2, 3, 4, 5, 6, atau lebih.
3. Ditambahkan 10 µl test serum kedalam lubang 1. Dengan microdiluter
25 µl dicampur dan dipindahkan 25 µl dari lubang 1 ke lubang 2.
4. Dari lubang 2 dipindahkan 25 µl ke lubang 3, dicampur.
5. Dilakukan hal yang sama sampai lubang ke 6.
6. Dari lubang ke 6 dibuang 25 µl.
7. Ditambahkan 75 µl control cells pada lubang ke 2.
8. Ditambahkan 75 µl test cells ke lubang 3, 4, 5, 6.
9. Microplate dikocok pada micromixer selama 10 – 15.
10.Mikroplate ditutup dan diinkubasi pada suhu kamar selama 45 – 60
menit.
11.Hasilnya dibaca pada reading mirror dan dilaporkan dari negatif sampai
4+.

Interpretasi Hasil:

 Kualitatif
Hemaglutinasi positif ditandai dengan adanya bulatan berwarna merah
dipermukaan sumur, hasil negatif terlihat seperti titik berwarna merah di
tengah dasar sumur
Tingkatan aglutinasi:
+4 : bulatan merah merata pada seluruh permukaan sumur
+3 : bulatan merah terdapat di sebagian besar permukaan sumur
+2 : bulatan merah yang terbentuk tidak besar dan tampak seperti
cincin
+1 : bulatan merah kecil dan tampak cincin terang
+/- : tampak cincin dengan warna bulatan merah yang samar
- : Tampak titik berwarna merah didasar sumur
 Kuantitatif
Titer       : pengenceran tertinggi yang masih menunjukkan aglutinasi

Sumur 1 2 3 4 5 6 7 8

Titer Control 1:80 1:160 1:320 1:640 1:1280 1:2560 1:5120


Cell

Hasil:

Probandus

Nama: Mr.X

Umur: 27 Tahun

Gender: Laki-laki

 Kualitatif
Negatif (-)

Pembahasan:

Pemeriksaan TPHA dilakukan berdasarkan adanya antibodi Treponema Palidum


yang akan bereaksi dengan antigen treponema yang menempel pada eritrosit
sehingga terbentuk aglutinasi dari eritrosit-eritrosit tersebut (Vanilla, 2011).

Keunggulan metode TPHA untuk pemeriksaan Sifilis dibandingkan metode lain:

1. Teknik dan pembacaan hasilnya mudah, cukup spesifik dan sensitive (dapat
mendeteksi titer titer yang sangat rendah)
2. Bakteri lain selain dari family Treponema tidak dapat memberikan hasil
positif

Namun, metode TPHA memiliki beberapa kekurangan, antara lain:

1. Harganya mahal
2. Pengerjaannya membutuhkan waktu inkubasi yang lama, hampir 1 jam.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan TPHA antara lain:

1. Jangan menggunakan serum yang hemolisis karena dapat mempengaruhi


hasil pemeriksaan.
2. Serum atau plasma harus bebas dari sel darah dan kontaminasi
mikrobiologi
3. Jika terdapat penundaan pemeriksaan, serum disimpan pada suhu 2-80C
dimana dapat bertahan selama 7 hari dan bila disimpan pada suhu -200C,
serum dapat bertahan lebih lama.
4. Serum atau plasma yang beku sebelum dilakukan pemeriksaan harus
dicairkan dan dihomogenkan dengan baik sebelum pemeriksaan.
5. Reagen harus disimpan pada suhu 2-80C jika tidak digunakan dan jangan
disimpan di freezer.
6. Uji TPHA menunjukkan hasil reaktif setelah 1-4 minggu setelah
terbentuknya chancre.
7. Dalam melakukan pemeriksaan harus menyertakan kontrol positif dan
kontrol negatif

Kesimpulan:

Dari pemeriksaan sifilis dengan metode TPHA pada sampel serum atas nama Mr.X
(27 th) di dapatkan hasil negatif (-) tampak titik berwarna merah didasar sumur.
Hasil negatif menunjukkan tidak adanya antibodi treponema di dalam sampel
serum tersebut.
Daftar pustaka:

1. Nosa Ika Cahyariza, 2021. PEMERIKSAAN SIFILIS


https://classroom.google.com/u/0/c/MzI4OTk3MTMyMDc1 Diakses 2 Juni
2021 pukul 13.20 WIB
2. Desyanti mega, 2016. PEMERIKSAAN TPHA makalah.
https://id.scribd.com/doc/146022484/PEMERIKSAAN-TPHA-makalah
Diakses 2 Juni 2021 pukul 19.05 WIB

Anda mungkin juga menyukai