Anda di halaman 1dari 4

A.

Pemantapan Mutu Internal Pra Analitik di Laboratorium

1. Pra Analitik pada Laboratorium


Meliputi persiapan pasien, identitas, pengambilan sampel, penanganan sampel,
pengiriman sampel. Terminologi Pra Analitik Proses yang dimulai secara berurutan
dari permintaan klinisi dan mencakup permintaan pemeriksaan, persiapan, dan
identifikasi pasien, pengambilan sampel primer, transportasi ke dan di dalam
laboratorium serta berakhir ketika pemeriksaan analitik dimulai. (SNI ISO
15189:2012)

a) Kesalahan tersering pada pra analitik


1) Kesalahan identitas pasien
2) Kesalahan label spesimen
3) Kurang volume specimen
4) Bekuan pada sampel
5) Sampel lisis
6) Hemokonsentrasi
7) Paparan suhu yang tidak sesuai
8) Waktu pengambilan tidak tepat / keterlambatan pemgiriman
9) Kesalahan pemrosesan spesimen : sentrifugasi / penyimpanan
10) Wadah yang tidak sesuai

b) Persiapan pasien dan pengambilan sampel


1) Puasa (darah)
2) Obat obatan yg harus / tidak di konsumsi (darah, kultur)
3) Kebiasaan sosial misalnya merokok, alkohol, aktifitas fisik (darah)
4) Sedang tidak menstruasi (urine, pap smear)
5) Tidak berhubungan suami istri (analisis sperma)
6) Pengumpulan sampel yg dilakukan sendiri oleh pasien (sputum, urine 24
jam, feses)
7) Data diri / Identitas Lembar permintaan pemeriksaan, keterangan klinis /
keluhan
8) Informed consent pasien (persetujuan/penolakan, penjelasan
tindakan/prosedur klinis)
9) Wadah spesimen, volume specimen
c) Penanganan sampel
1. Prosedur pengambilan sampel harus benar dann tepat sesuai SOP/instruksi
kerja.
2. Sampel harus berada pada wadah yg sesuai dan volume yang cukup.
3. Kondisi sampel harus baik (tidak kadaluarsa,/berubah
warna/berbau/lisis/berubah bentuk)
4. Kesesuaian label antara identitas pasien dengan sampel dan lembar
permintaan pemeriksaan harus sama.
5. Waktu pengambilan, lokasi dan jenis sampel harus jelas.

d) Pengiriman sampel
1) Tempat pengiriman sampel harus sesuai (wadah, suhu, tidak terpapar sinar
matahari langsung, wadah tidak terguncang/bocor).
2) Keamanan transportasi baik petugas maupun specimen carrier box harus
memenuhi aspek K3.
3) Pengirim dan petugas penerima sampel harus jelas nama dan waktu nya
4) Sampel harus diberikan label sejelas-jelasnya atau dapat ditelusur dengan
data awal.

2. Pra analitik specimen darah


Meliputi dalam bidang hematologi, kimia klinik, imunoserologi, mikrobiologi,
biomolekuler.

a) Hal-hal yang harus di hindari dalam pengambilan darah


1) Jangan sampai terkena saraf median
2) Baiknya arteri tidak dipakai untuk pemeriksaan rutin
3) Pencarian buta dan berlebihan
4) Sebisa mungkin menghindari pengambilan di perifer atau proksimal tubuh
kecuali sudah mjd pilihan terakhir (tergantung kebijakan instansi)

b) Komplikasi tindakan
1) Vena bergeser
2) Menusuk melewati vena (hematom)
3) Vena lumpuh (tourniquet terlalu dekat dgn
4) lokasi penusukan)
5) Jarum masuk sebagian, darah bocor ke jaringan
6) Tabung lepas
7) Aliran balik antikoagulan
8) Tourniquet terlalu ketat/ tidak dilepas sebelum mencabut jarum
c) Komplikasi pasien
1) Nervous
2) Hematoma
3) Sinkop
4) Petechie
5) Vena berparut

d) Kultur (Aerob & Anaerob)


1) Menentukan alat dan bahan, wadah/tabung sampel yang sesuai dengan
permintaan pemeriksaan
2) Pengambilan kultur darah anaerob pada pembuluh darah arteri
3) Volume darah yg diambil sesuai dengan BB pasien (pada anak)
4) Pengiriman sampel harus segera dan disimpan dalam suhu 35-37 derajat
Cel

3. Pra analitik specimen covid-19


 Memakai alat pelindung diri berupa headcap, face shield, gown and apron,
masker N95, handscon steril, boots.
 Pengambilan swab paling baik pada ruang isolasitekanan negatif,
pengambilan spesimen dapat dilakukan oleh dokter umum atau petugas yang
terlatih
 Mukosa nasofaring dan orofaring dapatmenstimulus reflex batuk, stimulasi
reflek batuk saat sampling : transmisi aerosol virus – APD level3 >
Nasofaring : dibelakang kavum nasi, est jaraknya dari luar yaitu mulai nares
ke tragus – 1cm
 Tes swab harus dilakukan oleh petugas yang terletih untuk menghindari
1) Ujung swab bisa patah atau tertelan
2) Dapat terjadi pendarahan atau penyumbatan jalan nafas
3) Hasil tidak akurat karena tidak memahami struktur anatomi hidung
B. WESTGARD RULES DAN SIX SIGMA
The lab quality system dapat mmendeteksi adanya error pada sistem laboratorium sepetri
hasil yang tidak sesuai.

1. Pembuatan QC chart
1) Analisa bahan control assayed/unassayed berbagai parameter
2) Bahan dianalisa berulang hasil dihitung secara statistic sederhana
3) Cari nilai rerata (mean), standar deviasi (SD-S), koefisien variasi (CV)
4) Batas hasil yang dapat diterima meatn kurang lebih 2SD
5) Bila ada yang kurang lebih 3 SD harus dikeluarkan dari form
6) Cari kembali nilai rerata (mean), standar deviasi (SD-S), koefisien variasi (CV)
yang baru
7) Nilai rerata (Mean), standar deviasi (SD-S), koefesien variasi (CV) yang baru
digunakan untuk evaluasi control setiap harinya
8) Tampilan sebagai gambar.

C. Evaluasi Penyelenggaraan PNPME Siklus 1&2- 2021 BBLK Surabaya


1. Pemantapan Mutu Eksternal PME
1) Adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodic oleh pihak lain diluar
laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan
suatu laboratorium dalam pemeriksaan tertentu
2) Tujuan : untuk mengevaluasi kinerja laboratorium berkesinambungan, untuk
meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap laboratorium, untuk
memperoleh informasi akurasi antar laboratorium
2. PME Harus Menunjukkan Tindakan Perbaikan
1) EQA->Identifikasi Masalah->Tindakan Perbaikan
2) Tindakan perbaikan adalah tindakan yang diambil untuk memperbaiki
masalah/kekurangan. Contoh : hasil yang salah dan langkah dalam proses
yang terkait hasil salah
3. Laboratorium yang baik apabila :
1) Mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan
2) Menghasilkan hasil pemeriksaan yang bermutu memenuhi syarat AKURASI
& PRESISI
3) Melaksanakan pemantapan mutu eksternal dan melakukan tindakan perbaikan

Anda mungkin juga menyukai