Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PEMERIKSAAN TUMOR MARKER

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Teknologi Diagnostik & Instrumentasi
Dosen pembimbing:
Ns. Lia Mulyati, S.Kep, M.Kep

Disusun oleh :
FEBY NURUL AINI
IMA RISMAYANTI
LILIK UMINI
REZA FAJRIAWAN
SHANDRO LIANA LUBIS
SILVIA SANTIKA
VINA WIDYANINGSIH

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN (REG B)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2018 / 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mengatasi masalah diagnosis, penentuan prognosis dan pemantauan kanker akhir-
akhir ini perhatian banyak diarahkan kepada berbagai substansi yang dianggap dapat
memberikan petunjuk tentang perkembangan tumor ganas maupun komplikasi yang
disebabkannya.Identifikasi substansi-substansi itu diharapkan dapat membantu menegakkan
diagnosis, menentukan prognosis dan memprediksi perjalanan penyakit.
Dengan perkembangan teknologi laboratorium, khususnya perkembangan dalam
bioteknologi, saat ini telah dimungkinkan untuk mendeteksi petanda ganas, bukan saja yang
berada dalam lingkungan ekstraseluler atau di tingkat seluler tetapi juga pada tingkat molekuler
sehingga petanda ganas tidak hanya digunakan untuk tujuan tersebut di atas tetapi, khususnya
petanda ganas molekuler, juga digunakan untuk mendeteksi sisa sel kanker (minimal residual
disease, MRD), bahkan pada keadaan tertentu dapat digunakan sebagai faktor prediksi atau
faktor risiko timbulnya keganasan.
Karena gejala klinik kanker dimulai dengan pertumbuhan sel secara tidak terkendali, kanker
secara patologis disebut sebagai penyakit sel atau jaringan dan penyakit organ karena sel-sel
yang tumbuh tidak terkendali tersebut dapat menginfiltrasi jaringan organ dan mengganggu
fungsi organ bersangkutan.Tetapi saat ini sudah diterima secara luas bahwa kanker disebabkan
oleh akumulasi kelainan atau mutasi gen-gen tertentu, karena itu kanker juga disebut penyakit
genetik. Selain menimbulkan gejala yang secara langsung disebabkan oleh kanker dan atau anak
sebarnya, kanker dapat memberikan dampak sistemik lain yang timbul sebagai respons tubuh
terhadap kanker. Gejala tersebut dikenal sebagai sindroma paraneoplasia yang seringkali
menyebabkan penyulit atau penderitaan yang lebih parah, karena itu kanker juga dapat dianggap
sebagai penyakit sistemik.
Dengan demikian, dalam memanfaatkan dan menafsirkan hasil pemeriksaan petanda tumor
dan pemeriksaan laboratorium klinik yang lain untuk penatalaksanaan kanker perlu difahami
benar berbagai kelainan genetik, sel dan organ serta respons tubuh terhadap kanker.
Secara umum petanda tumor adalah perubahan-perubahan yang dapat dideteksi dan
mengindikasikan adanya tumor, khususnya tumor ganas atau kanker Penanda tumor serologik
didefinisikan sebagai produk yang berasal dari tumor, dimana kadarnya dari darah merupakan
pencerminan massa tumor yang ada di dalam tubuh. Mula-mula ada harapan, bahwa produk-
produk ini sedemikian sensitive dan spesifik sehingga dapat digunakan sebagai tes kanker untuk
suatu tumor tertentu.Dalam hal ini adanya tumor atau residif secara meyakinkan dapat ditentukan
dalam fase yang sangat dini, bahkan preklinik.Harapan ini tidak terpenuhi. Hanya beberapa
penanda demikian sensitive dan spesifitasnya sehingga dapat dipakai untuk skrining atau follow
up penderita yang asimtomatik.
B. Rumusan Masalah:
1. Definisi tumor marker (penanda tumor)
2. Tujuan pemeriksaan tumor marker (penanda tumor)
3. Komponen pemeriksaan
4. Nilai normal pemeriksaan
5. Prediksi penyakit
6. SOP (standar oprasional prosedur)

C. Tujuan
a. Umum
Untuk mengetahui lebih dalam tentang Pemeriksaan Tumor Marker

b. Khusus
1. Untuk mengetahui definisi tumor marker
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan tumor marker
3. Untuk mengetahui komponen pemeriksaan
4. Untuk megetahui nilai normal pemeriksaan tumor marker
5. Untuk mengetahui prediksi penyakit tumor marker
6. Untuk mengetahui SOP (standar operasional prosedur)

D. Manfaat
Mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang Pemeriksaan
Tumor Marker
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Pertanda Tumor


Secara umum petanda tumor adalah perubahan-perubahan yang dapat dideteksi dan
mengindikasikan adanya tumor, khususnya tumor ganas atau kanker Berdasarkan perubahan-
perubahan yang terjadi pada kanker, baik yang dapat diidentifikasi ekstraseluler, seluler maupun
molekuler, ada perbedaan dalam pengertian petanda tumor yang dianut beberapa tahun yang lalu
dengan yang digunakan pada saat ini.
Menurut pengertian lama, istilah petanda tumor (tumor marker) menyatakan berbagai substansi
yang disekresikan oleh sel kanker atau sel jinak ke dalam cairan ekstraseluler sebagai respons
terhadap adanya kanker.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi laboratorium yang memungkinkan
deteksi berbagai substansi di tingkat molekuler, maka pengertian atau definisi petanda tumor
(ganas) saat ini adalah selain substansi-substansi ekstraseluler seperti di atas, juga mencakup
berbagai komponen serta molekul termasuk berbagai gen yang diasosiasikan dengan
perkembangan kanker dan dikenal dengan istilah biomarker keganasan.

2. Tujuan pemeriksaan
Tujuan utama pemeriksaan tumor marker adalah untuk menilai produk metabolisme sel
kanker, produk gen yang teraktivasi. Dari uraian asal usul zat petanda tumor tampak bahwa satu
jenis tumor dapat memiliki tidak hanya satu jenis petanda tumor, dan satu jenis petanda tumor
juga dapat muncul pada berbagai jenis tumor yang berbeda. Karakteristik ini membuat
pemeriksaan petanda tumor bersifat fleksibel dan bervariasi pola kombinasinya.
Pemantauan terapi atau pengobatan penderita kanker. Konsentrasi atau kadar penanda tumor
di dalam tubuh akan diukur sebelum dan sesudah pemberian terapi / pengobatan. Bila kadar
penanda tumor menurun setelah terapi / pengobatan, maka kemungkinan terapi sudah efektif
mengatasi kanker pasien. Namun, bila kadar penanda tumor tetap sama, maka perlu dilakukan
penyesuaikan kadar obat / terapi yang dibutuhkan pasien.
Penunjang diagnosis. Pada orang yang memiliki gejala kanker, pemeriksaan penanda tumor
dapat digunakan sebagai salah satu penunjang untuk mengenali sumber kanker dan membedakan
gejala kanker dengan gejala penyakit lainnya.
Memantau kekambuhan. Jika penanda tumor meningkat sebelum terapi, menurun sesudah terapi,
dan mulai naik kembali setelahnya, maka kemungkinan besar, kanker pasien kembali terjadi.
Bila sesudah operasi, kadar penanda tumor masing tinggi di dalam tubuh, maka ada
kemungkinan, sebagian kanker masih tersisa di dalam tubuh.
3. Komponen pemeriksaan
Berikut adalah pemeriksaan Laboratorium yang digunakan untuk mendiagnosanya :
Sel tumor yang berkembang di tubuh
CEA (Carcino Embryonic Antigen)
Ditemukan tahun 1965 oleh Gold & Freedman.Glikoprotein dengan BM 180.000 dalton.CEA di
bentuk di saluran gastro-intertinal dan pancreas sebagai antigen pada permukaan sel yang
selanjutnya di sekresikan ke dalam cairan tubuh.CEA sebagai petanda tumor untuk kanker
kolorektal, oesofagus, pankreas, lambung, hati, payudara, ovarium dan paru-paru.

Pemeriksaan CEA untuk pemantauan terapi dan meramalkan prognosis.


CEA > 20 ng/mL preoperasi keganasan tinggi (pronosis Kurang baik)
CEA > 2.5 ng/ml Postoperasi adanya kekambuhan 80 % (18 bln mendatang
CEA < 20 ng/ml Metastase
AFP (Alfa Feto Protein)
Glikoprotein BM 70.000 dalton.Digunakan untuk deteksi dan pemantauan cancer hati, testis dan
ovarium. Lebih dari 95 % hepatome menunjukkan kenaikan kadar AFP. AFP > 1000 ng/mL
dipastikan hepatoma (Kanker hati).
CA 15-3 (Cancer Antigen)
Glikoprotein BM 300.000 – 450.000 dalton.CA 15-3 meningkat pada kanker
payudara.Digunakan untuk diagnosis dan pemantauan therapy. Peningkatan Ca 15-3 ditemukan
pada pasien sirosis, hepatitis, kelainan Autoimun dan kelainan kelenjar ovarium
CA 125 (Cancer Antigen 125)
Glikoprotein BM 200.000 dalton.Digunakan untuk diagnosis dan pemantauan cancer
ovarium.Peningkatan CA 125 terjadi pada penyakit hati kronis, pankreatitis, peritonitis, tetapi
kadarnya < 100 U/mL.Sensitifitas tinggi pada karsinoma epitel ovarium.
CA 19-9.
Digunakan untuk diagnosis kanker pankreas.Membantu membedakan kanker pankreas dan
saluran empedu, serta kondisi non kanker seperti pankreatitis.Memonitor respon terhadap
therapy.Memonitor prognosis kanker pankreas.
Pemeriksaan pendukung : CEA, Bilirubin, Fungsi Liver
Gejala : Sakit abdomen, berat badan turun, dan ikterik
PSA (Prostate Spesifik Antigen)
PSA ada 3 bentuk :
PSA komplek (berikatan dengan serine protease inhibitor alpha 1.
antichymotrypsin (PSA-Act) dan berikatan dengan Alpha 2 Macroglobulin
PSA Unkomplek (Free PSA)
Pemeriksaan PSA secara tradisional : DRE (Digital Rectal Examination) hanya 30 – 40 % dapat
terdeteksi. Nilai Normal < 4 ng/mL. Lebih dari 10 ng/mL : indikasi kemungkinan besar kanker
prostate. Nilai 4 – 10 : Indikasi BPH

4. Nilai Normal
Untuk mengetahui apakah hasil pemeriksaan anda dapat dikatakan normal atau tidakm berikut
ini nilai normal dari pemeriksaan tumor:
CEA : 0 – 5 ng/mL (CMIA)
AFP :< 13.4 ng/mL (CMIA)
Ca 15-3 :< 31.3 U/mL (MEIA)
Ca 125 : 0 – 35 U/mL (ELFA)
Ca 19-9 :< 37 U/mL (ELFA)
PSA :<= 4 ng/mL (MEIA)

5. Prediksi penyakit
Kangker merupakan keganasan yang paling mematikan di bidang ginekologi. Biasanya kanker
ditemukan dalam stadium lanjut dengan angka ketahanan hidup (ANGKA KETAHAN HIDUP)
kurang dari 30 %.
Hal ini disebabkan belum adanya skrining kanker yang benar benar adekuat. Salah satu skrining
kanker yang diterima luas adalah tumor marker CA125. walaupun mempunyai sensitifitas yang
baik, namun CA125 juga meningkat pada tumor yang jinak.
Sel natural kiler merupakan salah satu respon utama imunitas tubuh melawan sel kanker. Sebagai
komponen dari rumor CA125 ternyata bisa mengelabui sel imun dalam mengenali sel tumor.
Sehingga CA123 mampu menekan ekspresi dari sel.
6. SOP (standar operasional prosedur

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Pemeriksaan CEA menukur konsentrasi


carcinoembryonic antigen (CEA) dalam darah.
CEA merupakan protein yang biasanya
ditemukan dalam jaringan tertentu dari bayi
yang sedang berkembang di dalam rahim. Pada
saat bayi lahir, konsentrasi CEA akan menjadi
PENGERTIAN sangat rendah. Pada orang dewasa, CEA
biasanya ditemukan pada konsentrasi yang
sangat rendah dalam darah, namun dapat
meningkat dengan terjadinya jenis kanker
tertentu sehingga dapat digunakan sebagai
penanda tumor. Pemeriksaan CEA
membutuhan sempel darah yang diambil dari
pembuluh darah vena di lengan.
Penanda untuk berbagai jenis kanker
dikombinasikan dengan penanda tumor yang
lain; memantau pengobatan kanker, termasuk
TUJUAN respon terhadap pengobatan dan kekambuhan;
sebagai indikator dari jumlah atau ukuran
kanker, dan menentukan prognosis serta
stadium kanker, menentukan metasnasis
kanker.
A. BAHAN
Serum / plasma atau darah utuh
B. ALAT
1. Spuit 3cc
2. Tabung reaksi
3. Multipipet 50
4. Centrifuge
PROSEDUR 5. Alcohol swab
C. CARA KERJA
1. Ambil spesimen dan alat, biarkan
pada suhu kamar selama 15 menit
sebelum pengujian
2. Buka bungkus dan keluarkan alat
3. Ambil 3 ml darah utuh atau 500
serum menggunakan pipet tetes,
masukan ke dalam well/lubang
sampel
4. Tunggu hingga 15-20 menit
kemudian vaca hasilnya (jangan
menginterpresentasikan hasil
pengujian kurang atau setelah 20
menit)
1. Laboratorium
UNIT TERKAIT 2. Rawat jalan
3. Rawat inap
4. IGD
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Tumor marker adalah sejenis zat yang pada umumnya mengandung protein dan terdapat
dalam cairan tubuh, atau terdapat pada jaringan kanker penderita. Zat ini dapat dihasilkan
oleh sel kanker atau sel tubuh penderita yang lain akibat rangsangan kanker.
Sel tumor menunjukan antigen yang tidak ditemukan pada sel normal. Antigen tersebut
muncul sebagi antigen asing dan kehadiran merela menyebabkan sel imun menyerang sel
tumor.

2. Saran
Makalah ini semoga berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa namun manusia
tidaklah ada yang sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan guna
memperbaiki makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai