Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Teknologi Diagnostik & Instrumentasi
Dosen pembimbing:
Ns. Lia Mulyati, S.Kep, M.Kep
Disusun oleh :
FEBY NURUL AINI
IMA RISMAYANTI
LILIK UMINI
REZA FAJRIAWAN
SHANDRO LIANA LUBIS
SILVIA SANTIKA
VINA WIDYANINGSIH
A. Latar Belakang
Dalam mengatasi masalah diagnosis, penentuan prognosis dan pemantauan kanker akhir-
akhir ini perhatian banyak diarahkan kepada berbagai substansi yang dianggap dapat
memberikan petunjuk tentang perkembangan tumor ganas maupun komplikasi yang
disebabkannya.Identifikasi substansi-substansi itu diharapkan dapat membantu menegakkan
diagnosis, menentukan prognosis dan memprediksi perjalanan penyakit.
Dengan perkembangan teknologi laboratorium, khususnya perkembangan dalam
bioteknologi, saat ini telah dimungkinkan untuk mendeteksi petanda ganas, bukan saja yang
berada dalam lingkungan ekstraseluler atau di tingkat seluler tetapi juga pada tingkat molekuler
sehingga petanda ganas tidak hanya digunakan untuk tujuan tersebut di atas tetapi, khususnya
petanda ganas molekuler, juga digunakan untuk mendeteksi sisa sel kanker (minimal residual
disease, MRD), bahkan pada keadaan tertentu dapat digunakan sebagai faktor prediksi atau
faktor risiko timbulnya keganasan.
Karena gejala klinik kanker dimulai dengan pertumbuhan sel secara tidak terkendali, kanker
secara patologis disebut sebagai penyakit sel atau jaringan dan penyakit organ karena sel-sel
yang tumbuh tidak terkendali tersebut dapat menginfiltrasi jaringan organ dan mengganggu
fungsi organ bersangkutan.Tetapi saat ini sudah diterima secara luas bahwa kanker disebabkan
oleh akumulasi kelainan atau mutasi gen-gen tertentu, karena itu kanker juga disebut penyakit
genetik. Selain menimbulkan gejala yang secara langsung disebabkan oleh kanker dan atau anak
sebarnya, kanker dapat memberikan dampak sistemik lain yang timbul sebagai respons tubuh
terhadap kanker. Gejala tersebut dikenal sebagai sindroma paraneoplasia yang seringkali
menyebabkan penyulit atau penderitaan yang lebih parah, karena itu kanker juga dapat dianggap
sebagai penyakit sistemik.
Dengan demikian, dalam memanfaatkan dan menafsirkan hasil pemeriksaan petanda tumor
dan pemeriksaan laboratorium klinik yang lain untuk penatalaksanaan kanker perlu difahami
benar berbagai kelainan genetik, sel dan organ serta respons tubuh terhadap kanker.
Secara umum petanda tumor adalah perubahan-perubahan yang dapat dideteksi dan
mengindikasikan adanya tumor, khususnya tumor ganas atau kanker Penanda tumor serologik
didefinisikan sebagai produk yang berasal dari tumor, dimana kadarnya dari darah merupakan
pencerminan massa tumor yang ada di dalam tubuh. Mula-mula ada harapan, bahwa produk-
produk ini sedemikian sensitive dan spesifik sehingga dapat digunakan sebagai tes kanker untuk
suatu tumor tertentu.Dalam hal ini adanya tumor atau residif secara meyakinkan dapat ditentukan
dalam fase yang sangat dini, bahkan preklinik.Harapan ini tidak terpenuhi. Hanya beberapa
penanda demikian sensitive dan spesifitasnya sehingga dapat dipakai untuk skrining atau follow
up penderita yang asimtomatik.
B. Rumusan Masalah:
1. Definisi tumor marker (penanda tumor)
2. Tujuan pemeriksaan tumor marker (penanda tumor)
3. Komponen pemeriksaan
4. Nilai normal pemeriksaan
5. Prediksi penyakit
6. SOP (standar oprasional prosedur)
C. Tujuan
a. Umum
Untuk mengetahui lebih dalam tentang Pemeriksaan Tumor Marker
b. Khusus
1. Untuk mengetahui definisi tumor marker
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan tumor marker
3. Untuk mengetahui komponen pemeriksaan
4. Untuk megetahui nilai normal pemeriksaan tumor marker
5. Untuk mengetahui prediksi penyakit tumor marker
6. Untuk mengetahui SOP (standar operasional prosedur)
D. Manfaat
Mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang Pemeriksaan
Tumor Marker
BAB II
PEMBAHASAN
2. Tujuan pemeriksaan
Tujuan utama pemeriksaan tumor marker adalah untuk menilai produk metabolisme sel
kanker, produk gen yang teraktivasi. Dari uraian asal usul zat petanda tumor tampak bahwa satu
jenis tumor dapat memiliki tidak hanya satu jenis petanda tumor, dan satu jenis petanda tumor
juga dapat muncul pada berbagai jenis tumor yang berbeda. Karakteristik ini membuat
pemeriksaan petanda tumor bersifat fleksibel dan bervariasi pola kombinasinya.
Pemantauan terapi atau pengobatan penderita kanker. Konsentrasi atau kadar penanda tumor
di dalam tubuh akan diukur sebelum dan sesudah pemberian terapi / pengobatan. Bila kadar
penanda tumor menurun setelah terapi / pengobatan, maka kemungkinan terapi sudah efektif
mengatasi kanker pasien. Namun, bila kadar penanda tumor tetap sama, maka perlu dilakukan
penyesuaikan kadar obat / terapi yang dibutuhkan pasien.
Penunjang diagnosis. Pada orang yang memiliki gejala kanker, pemeriksaan penanda tumor
dapat digunakan sebagai salah satu penunjang untuk mengenali sumber kanker dan membedakan
gejala kanker dengan gejala penyakit lainnya.
Memantau kekambuhan. Jika penanda tumor meningkat sebelum terapi, menurun sesudah terapi,
dan mulai naik kembali setelahnya, maka kemungkinan besar, kanker pasien kembali terjadi.
Bila sesudah operasi, kadar penanda tumor masing tinggi di dalam tubuh, maka ada
kemungkinan, sebagian kanker masih tersisa di dalam tubuh.
3. Komponen pemeriksaan
Berikut adalah pemeriksaan Laboratorium yang digunakan untuk mendiagnosanya :
Sel tumor yang berkembang di tubuh
CEA (Carcino Embryonic Antigen)
Ditemukan tahun 1965 oleh Gold & Freedman.Glikoprotein dengan BM 180.000 dalton.CEA di
bentuk di saluran gastro-intertinal dan pancreas sebagai antigen pada permukaan sel yang
selanjutnya di sekresikan ke dalam cairan tubuh.CEA sebagai petanda tumor untuk kanker
kolorektal, oesofagus, pankreas, lambung, hati, payudara, ovarium dan paru-paru.
4. Nilai Normal
Untuk mengetahui apakah hasil pemeriksaan anda dapat dikatakan normal atau tidakm berikut
ini nilai normal dari pemeriksaan tumor:
CEA : 0 – 5 ng/mL (CMIA)
AFP :< 13.4 ng/mL (CMIA)
Ca 15-3 :< 31.3 U/mL (MEIA)
Ca 125 : 0 – 35 U/mL (ELFA)
Ca 19-9 :< 37 U/mL (ELFA)
PSA :<= 4 ng/mL (MEIA)
5. Prediksi penyakit
Kangker merupakan keganasan yang paling mematikan di bidang ginekologi. Biasanya kanker
ditemukan dalam stadium lanjut dengan angka ketahanan hidup (ANGKA KETAHAN HIDUP)
kurang dari 30 %.
Hal ini disebabkan belum adanya skrining kanker yang benar benar adekuat. Salah satu skrining
kanker yang diterima luas adalah tumor marker CA125. walaupun mempunyai sensitifitas yang
baik, namun CA125 juga meningkat pada tumor yang jinak.
Sel natural kiler merupakan salah satu respon utama imunitas tubuh melawan sel kanker. Sebagai
komponen dari rumor CA125 ternyata bisa mengelabui sel imun dalam mengenali sel tumor.
Sehingga CA123 mampu menekan ekspresi dari sel.
6. SOP (standar operasional prosedur
1. Kesimpulan
Tumor marker adalah sejenis zat yang pada umumnya mengandung protein dan terdapat
dalam cairan tubuh, atau terdapat pada jaringan kanker penderita. Zat ini dapat dihasilkan
oleh sel kanker atau sel tubuh penderita yang lain akibat rangsangan kanker.
Sel tumor menunjukan antigen yang tidak ditemukan pada sel normal. Antigen tersebut
muncul sebagi antigen asing dan kehadiran merela menyebabkan sel imun menyerang sel
tumor.
2. Saran
Makalah ini semoga berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa namun manusia
tidaklah ada yang sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan guna
memperbaiki makalah ini.