OLEH KELOMPOK II
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua
limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul "Saluran Genital Yang Abnormal" ini meskipun dengan sangat sederhana.
Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah
satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, untuk menambah wawasan serta
pengalaman.
Sebagai penulis, kami mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan yang terkandung
di dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati kami berharap kepada para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran agar penulisan dikemudian hari lebih dapat lebih
baik. Terima Kasih.
(KELOMPOK II)
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
Bab II Tinjauan Teoritis
A. Pengertian.......................................................................................................2
B. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Reproduksi Pada wanita...............................2
C. Keabnormalan Pada Saluran Genital..............................................................5
Bab III Manajemen Asuhan Kebidanan.....................................................................12
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan....................................................................................................18
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem reproduksi adalah sistem yang berperan dalam menghasilkan gamet
fungsional pada tubuh. Pack (2007:265) menjelaskan reproduksi menggambarkan
pembuatan telur, sperma dan proses-proses yang menyertainya sampai
pembuahan (fertilisasi).
Sistem reproduksi wanita terdiri dari ovarium, tuba uterine, uterus, vagina, dan
vulva. Organ-organ ini memproduksi dan mempertahankan sel ovum, menerima
sel sperma, dan mentranspor sel ovum sepanjang sistem reproduksi wanita.
Sistem reproduksi wanita juga berperan dalam perkembangan embrio dan proses
persalinan.
Dalam makalah ini telah di muat beberapa keabnormalan dalam saluran genital
pada wanita. Diantaranya adalah keabnormalan pada uterus yang terdiri dari
Mullerian Agenesis, Unicornuate Uterus, Uterin didelphys, Uterus Bikornu
Septate Uterus, dan Arcuate Uterus. Keabnormalan pada Hymen yang terdiri dari
Hymen Imperforate, Hymen Microperforate dan hymen Cribriform, dan hymen
septate. Serta keabnormala pada vagina yang disebut Septum Vagina.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keabnormalan saluran genital?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita?
3. Apa saja keabnormalan pada saluran genital pada wanita?
4. Bagaimana contoh manajeman asuhan kebidanan pada keabnormalan saluran
genital pada wanita?
BAB II
1
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Sistem reproduksi adalah sistem yang berperan dalam menghasilkan gamet
fungsional pada tubuh. Pack (2007:265) menjelaskan reproduksi menggambarkan
pembuatan telur, sperma dan proses-proses yang menyertainya sampai
pembuahan (fertilisasi).
Sistem reproduksi wanita terdiri dari ovarium, tuba uterine, uterus, vagina, dan
vulva. Organ-organ ini memproduksi dan mempertahankan sel ovum, menerima
sel sperma, dan mentranspor sel ovum sepanjang sistem reproduksi wanita.
Sistem reproduksi wanita juga berperan dalam perkembangan embrio dan proses
persalinan.
2
1) Mons Pubis, merupakan bagian yang menonjol meliputi simfisis, mulai
ditumbuhi rambut (pubis hair) pada masa pubertas;
2) Labia Mayora, merupakan kelanjutan dari mons pubis, kedua bibir ini
bertemu dibagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian
luar tertutup rambut dan bagian dalam tanpa rambut, yang mengandung
kelenjar sebasae (lemak);
3) Labia Minora, merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora),
tanpa rambut. Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk
preputium dan frenulum clitoridis;
4) Klitoris, bersifat erektil. Glans clitoridis mengandung banyak pembuluh
darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif;
5) Vestibulum (serambi), merupakan rongga yang berada di antara bibir
kecil (labia minora). Terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra
eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah
muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk
mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar
bartholini juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae
maupun bakteri-bakteri pathogen;
6) Himen (selaput dara), terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastin,
menutupi sebagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang
supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar;
7) Perineum (kerampang), terletak di antara vulva dan anus, panjangnya
kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan
muskulus coccygeus, yang berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter
ani;
8) Vulva yaitu celah paling luar dari alat kelamin perempuan, dibatasi
sepasang bibir;
3
9) Kelenjar mamae/payudara merupakan derivatif sel epitel, berfungsi
menghasilkan susu untuk memberi makan anaknya.
Organ kelamin dalam wanita menurut Taggart dan Starr (2001), terediri dari:
1) Ovarium ( indung telur ) berjumlah sepasang, ketika dilahirkan,
perempuan memiliki 2 juta oocyt primer di dalam ovariumnya. Oosit yang
dibebaskan selama masa reproduktif sekitar 400 hingga 500 buah.
Ovarium berfungsi memproduksi ovum, memproduksi hormon estrogen
dan memproduksi progesterone;
2) Tuba falopii, jumlahnya sepasang kanan dan kiri, berfungsi untuk
menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari
spermatozoa, ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan
tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai
bentuk blastula yang siap melakukan implantasi. Pada daerah 1/3 bagian
dari tuba ini umumnya sel telur dibuahi oleh sel sperma;
3) Rahim (uterus), variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir
endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus
menstruasi. Perubahan ketebalan dinding rahim dapat terjadi karena
beberapa faktor yaitu
a) menjelang ovulasi, karena pengaruh hormone estrogen;
b) Setelah ovulasi, makin menebal karena pengaruh hormon progesteron;
4) Vagina ( liang peranakan ), merupakan saluran akhir dari saluran kelamin
dalam wanita, terdapat di dalam vulva. Fungsi utama vagina:
4
a) Saluran untuk mengeluarkan lender uterus dan darah menstruasi;
b) Alat hubungan seks (koitus);
c) Jalan lahir pada waktu persalinan (partus).
1) Mullerian Agenesis
Mullerian agenesis disebabkan oleh kegagalan pembentukan uterus,
serviks, dan/atau vagina. Kelainan ini dapat ditemukan pada salah satu
segmen atau kombinasi segmen-segmen tersebut. Malformasi ini sangat
jarang, hanya didapatkan pada 1 dari 4000- 10000 wanita. Kelainan ini
baru terdeteksi jika muncul gejala seperti amenorrhea saat pubertas karena
perkembangan genitalia eksternal cenderung dalam batas normal.
5
Kelainan ini dapat dideteksi menggunakan Hysterosalpingogram (HSG),
Ultrasonography (USG), dan Magnetic Resonance Imaging (MRI), MRI
biasanya untuk pengamatan lebih detail derajat kelainan.
2) Unicornuate Uterus
Malformasi unicornuate uterus disebabkan oleh kegagalan perkembangan
salah satu duktus Mullerian, ditemukan pada 14% pasien malformasi
uterus. Aktivitas endometrium pada bagian yang mengalami malformasi,
akan menimbulkan nyeri siklik unilateral. Kelainan ini dapat dievaluasi
dengan HSG, USG, dan MRI. Pada pemeriksaan HSG, biasanya akan
tampak gambaran kavitas bengkok seperti pisang dengan satu tuba
Fallopi. USG direkomendasikan untuk evaluasi perkembangan bagian
yang rudimenter. Wanita dengan kelainan ini, 36% mengalami abortus
spontan, 16% mengalami persalinan preterm, dan bayi lahir hidup 54%;
lebih sering dengan janin presentasi bokong, intra- uterine growth
restriction (IUGR), dan secti caesarea (SC). Bagian uterus yang
mengalami kelainan perlu dibuang, karena implantasi di area tersebut
sangat berisiko ruptur uterus, terbanyak pada usia kehamilan sebelum 20
minggu.
6
3) Uterin didelphys
Kelainan uterine didelphys disebabkan oleh kegagalan penyatuan kedua
duktus Mullerian. Karakteristik khas kelainan ini adalah ditemukannya 2
uterus dan 2 serviks. Dibandingkan dengan malformasi uterus lainnya,
kelainan ini cenderung memiliki prognosis obstetrik terbaik; 75%
persalinannya berakhir dengan bayi lahir hidup. SC jarang diindikasikan,
kecuali jika ada riwayat persalinan preterm berulang.
4) Uterus Bikornu
Malformasi uterus bikornu disebabkan oleh penyatuan duktus Mullerian
inkomplit. Bayi lahir hidup ditemukan pada 60% kasus. Kelainan ini dapat
dibagi menjadi bicornuate parsial dan komplit. Tipe parsial memiliki
prognosis obstetrik lebih baik dengan aborsi spontan pada 28% penderita,
dan persalinan preterm pada 20% penderita. Persalinan preterm ditemukan
66% pada penderita bicornuate komplit, dengan fetal survival rate lebih
rendah.
7
5) Septate Uterus
Kelainan septate uterus disebabkan oleh kegagalan regresi segmen medial
pada penyatuan duktus Mullerian. Struktur septate secara histologis
berupa jaringan fibrosa atau jaringan muskuler. Sejumlah 42% penderita
kelainan ini mengalami abortus spontan. Tingginya insidens tersebut
diduga karena implantasi pada bagian septate yang cenderung avaskular
dibandingkan jaringan endometrium normal. Tatalaksana yang umum
adalah reseksi septum.
6) Arcuate Uterus
Secara umum hampir tidak ditemukan perbedaannya dengan uterus
normal. selain adanya indentasi kecil pada bagian fundus yang merupakan
tanda khas malformasi ini. Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa
malformasi ini tidak mengakibatkan gangguan obstetrik yang signifikan.
Reseksi indentasi umumnya tidak diindikasikan kecuali jika memiliki
riwayat aborsi berulang.
8
2. Keabnormalan Pada Hymen
1) Hymen Imperforate
Hymen Infervorata adalah kondisi dimana himen tidak berlubang yang
akan diketahui setelah menarche. Hymen Imperforata ialah selaput dara
yang tidak menunjukan lubang, suatu kelainan yang ringan dan yang
cukup sering dijumpai. Kemungkinan besar kelainan ini tidak dikenal
sebelum menarche. Kejadian hymen imperforata sangat jarang antara
1/4.000-10.000 kelahiran. Himen imperforata dan septum vagina adalah
jenis penyakit terbanyak dalam kelompok kelainan kongenital dengan
persentase 38%. Jenis menimbulkan keluhan berupa darah haid yang tidak
bisa keluar dan sering di sertai sakit perut secara periodik (setiap datang
haid) karena darah tidak bisa keluar, dan harus segera dilakukan incisi
oleh dokter.
3) Hymen septate
Hymen septate atau disebut juga hymen bersekat dan sekat biasanya di
permukaan bahkan bisa memanjang sampai dalam, dan robek tidaknya
sangat tergantung lebar dan elastisitas sekat serta sisa raung/poli/lubang
yang tidak tertutup oleh sekat.
3. Septum Vagina
Vagina merupakan suatu saluran muskulo membranosa yang menghubungkan
vulva dan uterus. Kelainan kongenital atau bawaan yang berupa tidak adanya
sama sekali vagina atau sebagian (agenesis vagina). Penderita yang mengalami
agenesis vagina frekuensinya tidak begitu banyak, yaitu 1 dalam 4000
kelahiran, 1 dalam 4000 sampai 10.000 kelahiran (ACOG).
10
BAB III
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
A. KASUS
Seorang ibu Anne membawa putrinya Anne yang berusian 14 tahun ke BPM.
Anne megatakan tidak pernah mengalami menstruasi dan perut terasa nyeri
sejak 1 minggu terakhir. Anne juga mengatakan bahwa keadaannya saat ini
sangat mengganggu aktifitasnya.
11
No. Register : 012345678901
Tanggal Masuk : 08-04-2021
A. Langkah I : Pengkajian
Data Subjektif
1. Identitas
Nama : Nn. Anne
Umur : 14 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Ngimbang
2. Data Biologis
a. Keluhan Utama: Klien mengatkan tidak pernah menstruasi dan perut
terasa nyeri sejak 1 minggu terakhir.
b. Riwayat Keluhan Utama: perut kline terasa nyeri sejak 1 minggu yang lalu
dan hal itu sangat menggaggu aktivitasnya
c. Riwayat penyakit yang peranah di derita : klien mengatakan pernah
mengalami hal yang sama dan sudah di periksa ke rumah sakit RSUD
Ngimbang dan pada tanggal 1 Desember 2020 telah di lakukan tindakan
oleh dokter dan sudah di berikan obat, dan klien juga mengatkan tidak
pernah atau tidak sedang menderita penyakit papaun, misalnya :
hipertensi, penyakit jantung, TBC, asma, ginjal, dll.
d. Riwayat penyakit dahulu : klien mengatakan peranh mengalami sakit
seperti yang dideritanya saat ini, tapi perut tidak sakit seperti sekarang
e. Riwayat obstetri dan ginekologi : klien mengatakan tidak memiliki
riwayat haid sebelumnya
12
f. Riwayat psikologi : klien mengatakan tidak pernah menderita kelainan
psikologi
g. Riwayat penyakit keturunan : klien dan keluarga mengatakan bahwa
keluarga tidak ada yang menderita atau sedang menderita penyakit
menular ataupun penyakit menurun, misalnya : DM, hepatitis, asma, dll
h. Riwayat kehamilan dan persalinan : Nn. Anne mengatakan belum pernah
mengalami kehamilan dan persalinan sebelumnya.
i. Pola kebiasaan :
a) Nutrisi : klien mengatakan makan 2-3 kali sehari dengan
menu dan porsi yang cukup dan minum air putih 6-7
gelas perhari
b) Eliminasi : klien mengatakan BAK kurang lebih 5-6 kali sehari
dan BAB lancar 1-2 kali sehari
c) Istirahat/tidur : klien mengatakan tidur siang jarang dan tidur
malam 7-8 jam setiap harinya
d) Persoal hygene: klien mengatakan biasa mandi 2 kali sehari dan
mengganti pakaian dalamnya setiap habis
mandi,gosok gigi setiap habis mandi dan mau tidur
malam, dan cuci tangan sebelum dan sesudah
makan.
j. Riwayat operasi : klien dan keluarganya tidak pernah di operasi apapun
hanya saja pada tanggal 1 Desember 2020 klien pernah di buatkan lubang
oleh dokter Sp.oG pada alat genitalnya.
3. Pemeriksaan Fisik
Data Objektif
Inspeksi
b. Kesadaran : komposmentis
j. Hidung : simetris
k. Dada : tidak ada kelainan bentuk dada seperti : barel cas (cekung),
flanet cas (tong) pigeon cas (burung)
m. Punggung : tidak ada spina bifida, tidak terjadi lordosis, kifosis, skoliosis
Palpasi
Auskultasi
14
4. Pemeriksaan Khusus
a. Palpasi pada daerah supra sympisis : ditemukan adanya nyeri tekan dan
atau tumor pada uterus karena gumpalan darah menstruasi
5. Pemeriskaan Penunjang
B. Langkah II : Interpretasi
1. Diagnosa : Nn. Anne usia 14 tahun dengan Hymen Iferforata
DS : K/U : baik BB : 43 kg
TB : 140 cm TD : 110/70 mmHg
S : 36,60C RR : 20x/menit
N : 88x/menit refleks patela : baik
Vulva : tidak odema, terdapat kelainan pada hymen.
2. Masalah : tidak dapat menstruasi, penumpukan darah mensturasi pada serviks,
nyeri perut
3. Kebutuhan : pengurangan nyeri, pembendahan
G. Evaluasi
S : klien mengatakan perut terasa lega dan sudah tidak terasa nyeri lagi
O : K/U : baik BB : 43 kg
TB : 140 cm TD : 110/70 mmHg
S : 36,60C RR : 20x/menit
N : 88x/menit refleks patela : baik
Abdomen : nyeri tekan tidak ada
Darah haid : ±1500 cc
Warna : merah pekat
Konsistensi : kental
A : Nn. Anne usia 14 tahun dengan Hymen Inferforata di poli kandungan
16
RSUD Ngimbang-Lamongan
P : Lakukan operasi/pembedahan besuk pada hari Jumat tanggal 10 April
2021 di RSUD. Dr. Soegiri Lamongan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelainan kongenital merupakan manifestasi penyimpangan pertumbuhan dan
pembentukan organ tubuh. Penyebab kelainan kelainan kongenital tidak diketahui
dengan pasti, tetapi dapat diduga karena penyimpangan kromosom, pengaruh
hormonal, lingkungan endometrium yang kurang subur, kelainan metabolisme,
pengaruh obat teratogenik, dan infeksi khususnya infeksi virus. Salah satu
contohnya adalah himen imperforata. Himen adalah suatu membarn tipis yang
tidak utuh yang melingkari orifisium vagina dan mempunyai satu atau beberapa
lubang yang memungkinkan keluarnya darah menstruasi. Sedangkan kelainan
17
himen imperforata adalah kelainan kogenital ringan sering dijumpai yaitu tidak
terbentuk lubang hymen (hiatus himenalis). Sehingg tidak mungkin terjadi aliran
darah pada saat menstruasi.
18
DAFTAR PUSTAKA