Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KELOMPOK

(SALURAN GENITAL YANG ABNORMAL)

OLEH KELOMPOK II

1. AYU AGITA Br SURBAKTI (190211001)


2. DIYA FAKH ALNISA (190211005)
3. FITRAH MANIS WARUWU (190211007)
4. LINCA VINCI MARSYANA HULU (190211008)
5. OCHA TIARA DEVANTI (190211010)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua
limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul "Saluran Genital Yang Abnormal" ini meskipun dengan sangat sederhana.
Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah
satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, untuk menambah wawasan serta
pengalaman.
Sebagai penulis, kami mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan yang terkandung
di dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati kami berharap kepada para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran agar penulisan dikemudian hari lebih dapat lebih
baik. Terima Kasih.

Medan, Oktober 2021


Penulis,

(KELOMPOK II)

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
Bab II Tinjauan Teoritis
A. Pengertian.......................................................................................................2
B. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Reproduksi Pada wanita...............................2
C. Keabnormalan Pada Saluran Genital..............................................................5
Bab III Manajemen Asuhan Kebidanan.....................................................................12
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan....................................................................................................18
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem reproduksi adalah sistem yang berperan dalam menghasilkan gamet
fungsional pada tubuh. Pack (2007:265) menjelaskan reproduksi menggambarkan
pembuatan telur, sperma dan proses-proses yang menyertainya sampai
pembuahan (fertilisasi).

Sistem reproduksi wanita terdiri dari ovarium, tuba uterine, uterus, vagina, dan
vulva. Organ-organ ini memproduksi dan mempertahankan sel ovum, menerima
sel sperma, dan mentranspor sel ovum sepanjang sistem reproduksi wanita.
Sistem reproduksi wanita juga berperan dalam perkembangan embrio dan proses
persalinan.

Dalam makalah ini telah di muat beberapa keabnormalan dalam saluran genital
pada wanita. Diantaranya adalah keabnormalan pada uterus yang terdiri dari
Mullerian Agenesis, Unicornuate Uterus, Uterin didelphys, Uterus Bikornu
Septate Uterus, dan Arcuate Uterus. Keabnormalan pada Hymen yang terdiri dari
Hymen Imperforate, Hymen Microperforate dan hymen Cribriform, dan hymen
septate. Serta keabnormala pada vagina yang disebut Septum Vagina.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keabnormalan saluran genital?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita?
3. Apa saja keabnormalan pada saluran genital pada wanita?
4. Bagaimana contoh manajeman asuhan kebidanan pada keabnormalan saluran
genital pada wanita?

BAB II
1
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian
Sistem reproduksi adalah sistem yang berperan dalam menghasilkan gamet
fungsional pada tubuh. Pack (2007:265) menjelaskan reproduksi menggambarkan
pembuatan telur, sperma dan proses-proses yang menyertainya sampai
pembuahan (fertilisasi).

Reproduksi adalah proses untuk menghasilkan keturunan. Reproduksi juga


merupakan suatu proses dimana materi genetik diturunkan dari satu generasi ke
generasi lain. Proses ini memerlukan sel reproduksi khusus (sperma dan ovum)
dan sistem reproduksi sebagai pendukungnya.

Sistem reproduksi wanita terdiri dari ovarium, tuba uterine, uterus, vagina, dan
vulva. Organ-organ ini memproduksi dan mempertahankan sel ovum, menerima
sel sperma, dan mentranspor sel ovum sepanjang sistem reproduksi wanita.
Sistem reproduksi wanita juga berperan dalam perkembangan embrio dan proses
persalinan.

Kelainan kongenital merupakan manifestasi penyimpangan pertumbuhan dan


pembentukan organ tubuh. Penyebab kelainan kelainan kongenital tidak diketahui
dengan pasti, tetapi dapat diduga karena penyimpangan kromosom, pengaruh
hormonal, lingkungan endometrium yang kurang subur, kelainan metabolisme,
pengaruh obat teratogenik, dan infeksi khususnya infeksi virus.

B. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Reproduksi Pada Perempuan


1. Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Eksterna
Alat reproduksi pada perempuan terdiri atas organ kelamin luar dan kelamin
dalam. Organ kelamin luar menurut Marieb (1996) dan Pearce (2007) terdiri
dari:

2
1) Mons Pubis, merupakan bagian yang menonjol meliputi simfisis, mulai
ditumbuhi rambut (pubis hair) pada masa pubertas;
2) Labia Mayora, merupakan kelanjutan dari mons pubis, kedua bibir ini
bertemu dibagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian
luar tertutup rambut dan bagian dalam tanpa rambut, yang mengandung
kelenjar sebasae (lemak);
3) Labia Minora, merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora),
tanpa rambut. Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk
preputium dan frenulum clitoridis;
4) Klitoris, bersifat erektil. Glans clitoridis mengandung banyak pembuluh
darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif;
5) Vestibulum (serambi), merupakan rongga yang berada di antara bibir
kecil (labia minora). Terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra
eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah
muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk
mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar
bartholini juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae
maupun bakteri-bakteri pathogen;
6) Himen (selaput dara), terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastin,
menutupi sebagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang
supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar;
7) Perineum (kerampang), terletak di antara vulva dan anus, panjangnya
kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan
muskulus coccygeus, yang berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter
ani;
8) Vulva yaitu celah paling luar dari alat kelamin perempuan, dibatasi
sepasang bibir;
3
9) Kelenjar mamae/payudara merupakan derivatif sel epitel, berfungsi
menghasilkan susu untuk memberi makan anaknya.

2. Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Interna

Organ kelamin dalam wanita menurut Taggart dan Starr (2001), terediri dari:
1) Ovarium ( indung telur ) berjumlah sepasang, ketika dilahirkan,
perempuan memiliki 2 juta oocyt primer di dalam ovariumnya. Oosit yang
dibebaskan selama masa reproduktif sekitar 400 hingga 500 buah.
Ovarium berfungsi memproduksi ovum, memproduksi hormon estrogen
dan memproduksi progesterone;
2) Tuba falopii, jumlahnya sepasang kanan dan kiri, berfungsi untuk
menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari
spermatozoa, ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan
tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai
bentuk blastula yang siap melakukan implantasi. Pada daerah 1/3 bagian
dari tuba ini umumnya sel telur dibuahi oleh sel sperma;
3) Rahim (uterus), variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir
endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus
menstruasi. Perubahan ketebalan dinding rahim dapat terjadi karena
beberapa faktor yaitu
a) menjelang ovulasi, karena pengaruh hormone estrogen;
b) Setelah ovulasi, makin menebal karena pengaruh hormon progesteron;
4) Vagina ( liang peranakan ), merupakan saluran akhir dari saluran kelamin
dalam wanita, terdapat di dalam vulva. Fungsi utama vagina:
4
a) Saluran untuk mengeluarkan lender uterus dan darah menstruasi;
b) Alat hubungan seks (koitus);
c) Jalan lahir pada waktu persalinan (partus).

C. Keabnormalan Pada Saluran Genital


Abnormal adalah tidak sesuai dengan keadaan yang biasa; mempunyai kelainan;
tidak normal (KKBI Online). Sehingga dapat di simpulkan bahwa keabnormalan
merupakan suatu ketidak sesuaian yang terjadi yang menyimpang dari keadaan
yang biasa. Keabnormalan pada saluran genital merupakan kelainan yang
menyimpang dan tidak sesuai dengan keadaan pada umumnya. Berikut ini di
jelaskan keabnormlan yang terjadi pada saluran genital perempuan.

1. Keabnormalan Pada Uterus

1) Mullerian Agenesis
Mullerian agenesis disebabkan oleh kegagalan pembentukan uterus,
serviks, dan/atau vagina. Kelainan ini dapat ditemukan pada salah satu
segmen atau kombinasi segmen-segmen tersebut. Malformasi ini sangat
jarang, hanya didapatkan pada 1 dari 4000- 10000 wanita. Kelainan ini
baru terdeteksi jika muncul gejala seperti amenorrhea saat pubertas karena
perkembangan genitalia eksternal cenderung dalam batas normal.
5
Kelainan ini dapat dideteksi menggunakan Hysterosalpingogram (HSG),
Ultrasonography (USG), dan Magnetic Resonance Imaging (MRI), MRI
biasanya untuk pengamatan lebih detail derajat kelainan.

2) Unicornuate Uterus
Malformasi unicornuate uterus disebabkan oleh kegagalan perkembangan
salah satu duktus Mullerian, ditemukan pada 14% pasien malformasi
uterus. Aktivitas endometrium pada bagian yang mengalami malformasi,
akan menimbulkan nyeri siklik unilateral. Kelainan ini dapat dievaluasi
dengan HSG, USG, dan MRI. Pada pemeriksaan HSG, biasanya akan
tampak gambaran kavitas bengkok seperti pisang dengan satu tuba
Fallopi. USG direkomendasikan untuk evaluasi perkembangan bagian
yang rudimenter. Wanita dengan kelainan ini, 36% mengalami abortus
spontan, 16% mengalami persalinan preterm, dan bayi lahir hidup 54%;
lebih sering dengan janin presentasi bokong, intra- uterine growth
restriction (IUGR), dan secti caesarea (SC). Bagian uterus yang
mengalami kelainan perlu dibuang, karena implantasi di area tersebut
sangat berisiko ruptur uterus, terbanyak pada usia kehamilan sebelum 20
minggu.

6
3) Uterin didelphys
Kelainan uterine didelphys disebabkan oleh kegagalan penyatuan kedua
duktus Mullerian. Karakteristik khas kelainan ini adalah ditemukannya 2
uterus dan 2 serviks. Dibandingkan dengan malformasi uterus lainnya,
kelainan ini cenderung memiliki prognosis obstetrik terbaik; 75%
persalinannya berakhir dengan bayi lahir hidup. SC jarang diindikasikan,
kecuali jika ada riwayat persalinan preterm berulang.

4) Uterus Bikornu
Malformasi uterus bikornu disebabkan oleh penyatuan duktus Mullerian
inkomplit. Bayi lahir hidup ditemukan pada 60% kasus. Kelainan ini dapat
dibagi menjadi bicornuate parsial dan komplit. Tipe parsial memiliki
prognosis obstetrik lebih baik dengan aborsi spontan pada 28% penderita,
dan persalinan preterm pada 20% penderita. Persalinan preterm ditemukan
66% pada penderita bicornuate komplit, dengan fetal survival rate lebih
rendah.

7
5) Septate Uterus
Kelainan septate uterus disebabkan oleh kegagalan regresi segmen medial
pada penyatuan duktus Mullerian. Struktur septate secara histologis
berupa jaringan fibrosa atau jaringan muskuler. Sejumlah 42% penderita
kelainan ini mengalami abortus spontan. Tingginya insidens tersebut
diduga karena implantasi pada bagian septate yang cenderung avaskular
dibandingkan jaringan endometrium normal. Tatalaksana yang umum
adalah reseksi septum.

6) Arcuate Uterus
Secara umum hampir tidak ditemukan perbedaannya dengan uterus
normal. selain adanya indentasi kecil pada bagian fundus yang merupakan
tanda khas malformasi ini. Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa
malformasi ini tidak mengakibatkan gangguan obstetrik yang signifikan.
Reseksi indentasi umumnya tidak diindikasikan kecuali jika memiliki
riwayat aborsi berulang.

8
2. Keabnormalan Pada Hymen

1) Hymen Imperforate
Hymen Infervorata adalah kondisi dimana himen tidak berlubang yang
akan diketahui setelah menarche. Hymen Imperforata ialah selaput dara
yang tidak menunjukan lubang, suatu kelainan yang ringan dan yang
cukup sering dijumpai. Kemungkinan besar kelainan ini tidak dikenal
sebelum menarche. Kejadian hymen imperforata sangat jarang antara
1/4.000-10.000 kelahiran. Himen imperforata dan septum vagina adalah
jenis penyakit terbanyak dalam kelompok kelainan kongenital dengan
persentase 38%. Jenis menimbulkan keluhan berupa darah haid yang tidak
bisa keluar dan sering di sertai sakit perut secara periodik (setiap datang
haid) karena darah tidak bisa keluar, dan harus segera dilakukan incisi
oleh dokter.

2) Hymen Microperforate dan hymen Cribriform


Hymen dengan lubang yang kecil (mikroperforata, lubang jarum)
merupakan kondisi dimana terdapat suatu lubang yang kecil pada hymen.
9
hymen cribriform adalah lubang – lubang kecil yang banyak dan hymen
menutup seluruh liang vagina. Kondisi ini merupakan kelainan
kongenital yang jarang dan sering dianggap sebagai hymen imperforata.
Kehamilan dengan kondisi ini sangat jarang terjadi, yang berawal dari
keluhan dispareunia dan kesulitan penetrasi. Kondisi mikroperforata pada
hymen pada kehamilan tidak memungkinkan untuk persalinan spontan. 
Kelainan anatomis hymen ini terjadi akibat mutasi genetik, terhentinya
perkembangan, maupun pengaruh lingkungan pada periode kritis dari
perkembangan embrio. Dalam perkembangan embrio, pada hari kedua
puluh satu setelah konsepsi akan terbentuk genital ridge yang berasal dari
proliferasi intermediate mesoderm. Genital ridge ini terbentang dari
kranial ke kaudal dari embrio yang merupakan asal dari seluruh alat
genital, kecuali vulva, uretra dan vagina bagian bawah.

3) Hymen septate
Hymen septate atau disebut juga hymen bersekat dan sekat biasanya di
permukaan bahkan bisa memanjang sampai dalam, dan robek tidaknya
sangat tergantung lebar dan elastisitas sekat serta sisa raung/poli/lubang
yang tidak tertutup oleh sekat.
3. Septum Vagina
Vagina merupakan suatu saluran muskulo membranosa yang menghubungkan
vulva dan uterus. Kelainan kongenital atau bawaan yang berupa tidak adanya
sama sekali vagina atau sebagian (agenesis vagina). Penderita yang mengalami
agenesis vagina frekuensinya tidak begitu banyak, yaitu 1 dalam 4000
kelahiran, 1 dalam 4000 sampai 10.000 kelahiran (ACOG).

10
BAB III
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

A. KASUS
Seorang ibu Anne membawa putrinya Anne yang berusian 14 tahun ke BPM.
Anne megatakan tidak pernah mengalami menstruasi dan perut terasa nyeri
sejak 1 minggu terakhir. Anne juga mengatakan bahwa keadaannya saat ini
sangat mengganggu aktifitasnya.

B. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Nn. ANNE DI BPM


OLEH BIDAN RIRI

11
No. Register : 012345678901
Tanggal Masuk : 08-04-2021

Tanggal Pengkajian : 08-04-2021

Nama pengkaji : Bidan Riri

A. Langkah I : Pengkajian
Data Subjektif
1. Identitas
Nama : Nn. Anne
Umur : 14 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Ngimbang
2. Data Biologis
a. Keluhan Utama: Klien mengatkan tidak pernah menstruasi dan perut
terasa nyeri sejak 1 minggu terakhir.
b. Riwayat Keluhan Utama: perut kline terasa nyeri sejak 1 minggu yang lalu
dan hal itu sangat menggaggu aktivitasnya
c. Riwayat penyakit yang peranah di derita : klien mengatakan pernah
mengalami hal yang sama dan sudah di periksa ke rumah sakit RSUD
Ngimbang dan pada tanggal 1 Desember 2020 telah di lakukan tindakan
oleh dokter dan sudah di berikan obat, dan klien juga mengatkan tidak
pernah atau tidak sedang menderita penyakit papaun, misalnya :
hipertensi, penyakit jantung, TBC, asma, ginjal, dll.
d. Riwayat penyakit dahulu : klien mengatakan peranh mengalami sakit
seperti yang dideritanya saat ini, tapi perut tidak sakit seperti sekarang
e. Riwayat obstetri dan ginekologi : klien mengatakan tidak memiliki
riwayat haid sebelumnya

12
f. Riwayat psikologi : klien mengatakan tidak pernah menderita kelainan
psikologi
g. Riwayat penyakit keturunan : klien dan keluarga mengatakan bahwa
keluarga tidak ada yang menderita atau sedang menderita penyakit
menular ataupun penyakit menurun, misalnya : DM, hepatitis, asma, dll
h. Riwayat kehamilan dan persalinan : Nn. Anne mengatakan belum pernah
mengalami kehamilan dan persalinan sebelumnya.
i. Pola kebiasaan :
a) Nutrisi : klien mengatakan makan 2-3 kali sehari dengan
menu dan porsi yang cukup dan minum air putih 6-7
gelas perhari
b) Eliminasi : klien mengatakan BAK kurang lebih 5-6 kali sehari
dan BAB lancar 1-2 kali sehari
c) Istirahat/tidur : klien mengatakan tidur siang jarang dan tidur
malam 7-8 jam setiap harinya
d) Persoal hygene: klien mengatakan biasa mandi 2 kali sehari dan
mengganti pakaian dalamnya setiap habis
mandi,gosok gigi setiap habis mandi dan mau tidur
malam, dan cuci tangan sebelum dan sesudah
makan.
j. Riwayat operasi : klien dan keluarganya tidak pernah di operasi apapun
hanya saja pada tanggal 1 Desember 2020 klien pernah di buatkan lubang
oleh dokter Sp.oG pada alat genitalnya.
3. Pemeriksaan Fisik
Data Objektif
Inspeksi

a. Keadaan Umum : baik

b. Kesadaran : komposmentis

c. Tanda – tanda vital :


- TD : 110/70mmHg
- T : 36,60C
- RR : 20 x/m
- P : 88 x/m
13
- BB : 43 kg
- TB : 140 cm

d. Kepala : simetris, tidak ada benjolan, rambut hitam tipis, bersih

e. Wajah : simetris, tidak pucat

f. Mata : simetris, skelera putih, konjungtiva merah muda, dan tidak


strabismus

g. Mulut : simetris, tidak terdapat labioskisis, labioplatoskisis,


labiogenetopalatoskisis, tidak stomatitis

h. Telinga : simetris tidak ada sekret

i. Leher : tidak ada pembesaran abnormal pada kelejar

j. Hidung : simetris

k. Dada : tidak ada kelainan bentuk dada seperti : barel cas (cekung),
flanet cas (tong) pigeon cas (burung)

l. Payudara : simetris, tidak ada pembesaran abnormal

m. Punggung : tidak ada spina bifida, tidak terjadi lordosis, kifosis, skoliosis

n. Ekstremitas atas/bawah : simetris, tidak ada kelainan bawaan

o. Genetalia : tampak hymen menutupi seluruh introitus vagina, hymen


buldging (-)

p. Anus : tidak terdapat hemoroid, terdapat lubang anus

Palpasi

a. Hidung : tidak ada fraktur

b. Leher : tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, kelenjar limfe,


ataupun pembersaran pada vena jugularis

c. Dada : tidak ada kripitasi

d. Abdmen : tidak kembung (meteorismus) nyeri tekan pada abdomen

Auskultasi

a. Dada : tidak ada tambahan bunyi yang abnormal seperti: ronki,


stridor, dan wishing

b. Abdomen : terdapat bising usus

14
4. Pemeriksaan Khusus

a. Palpasi pada daerah supra sympisis : ditemukan adanya nyeri tekan dan
atau tumor pada uterus karena gumpalan darah menstruasi

b. RT (Rectal Toucher) : dilakukan untuk mengetahui berapa besar, luas


dan banyak gumpalan darah mensturasi didalam alat kelamin bagian dalam
yang tidak di keluarkan karena adanya kelainan pada hymen ( hymen
inferforata)

5. Pemeriskaan Penunjang

USG KB dan KD : ditemukan adanya penymbatan pada hymen yang


mengakibatkan penumpukan darah menstruasi pada genetalia internal yang
menyebabkan pembesaran pada serviks.

B. Langkah II : Interpretasi
1. Diagnosa : Nn. Anne usia 14 tahun dengan Hymen Iferforata
DS : K/U : baik BB : 43 kg
TB : 140 cm TD : 110/70 mmHg
S : 36,60C RR : 20x/menit
N : 88x/menit refleks patela : baik
Vulva : tidak odema, terdapat kelainan pada hymen.
2. Masalah : tidak dapat menstruasi, penumpukan darah mensturasi pada serviks,
nyeri perut
3. Kebutuhan : pengurangan nyeri, pembendahan

C. Langkah III : Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial


1. Diagnosa atau masalah potensial : hematometra, hemotosalfing,
hematoperitoneum, peritonitis, endometriosis pelvik
2. Tindakan antisipasi : insisi abses pada hymen, pembedahan/operasi

D. Langkah IV : Tindakan Segera Terhadap Masalah Potensial


Kolaborasi dengan dokter Sp.oG untuk memberi terapi
15
E. Langkah V : Rencana Tindakan/ Intervensi
1. Cuci tangan utuk setiap tindakan
2. Ukur BB dan TD klen
3. Observasi KU, TTV dan pemeriksaan fisik
4. Kolaborasi dengan dokter Sp.Og untuk pemberian terapi
5. Lakukan pemeriksaan USG

F. Langkah VI : Pelaksanaan Tindakan Asuhan (Implementasi)


Tanggal 08-04 2021 pukul 09.45 Wib Oleh : “Bidan Riri”
1. Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
2. Menyapa klien dengan ramah, mengukur BB dan TB klien
3. Melakukan observasi TTV, TD : 110/70 mmHg, RR : 20x/menit, N :
88x/menit, S : 36.60C
4. Melakukan pemeriksaan fisik klien secara sistemik dari kepala sampai kaki,
dan pada vulva diketahui adanya kelainan pada hymen yaitu tidak adanya
vulva pada selaput darah (himen/hymen inferforata)
5. Melakukan pemeriksaan USG, hasilnya yaitu : Hymen inferforata
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.oG untuk pemberian terapi/asuhan :
dilakukan insisi pada himen ± 5 cm untuk mengurangi nyeri dan untuk
mengelurarkan darah menstruasi.

G. Evaluasi
S : klien mengatakan perut terasa lega dan sudah tidak terasa nyeri lagi
O : K/U : baik BB : 43 kg
TB : 140 cm TD : 110/70 mmHg
S : 36,60C RR : 20x/menit
N : 88x/menit refleks patela : baik
Abdomen : nyeri tekan tidak ada
Darah haid : ±1500 cc
Warna : merah pekat
Konsistensi : kental
A : Nn. Anne usia 14 tahun dengan Hymen Inferforata di poli kandungan

16
RSUD Ngimbang-Lamongan
P : Lakukan operasi/pembedahan besuk pada hari Jumat tanggal 10 April
2021 di RSUD. Dr. Soegiri Lamongan

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelainan kongenital merupakan manifestasi penyimpangan pertumbuhan dan
pembentukan organ tubuh. Penyebab kelainan kelainan kongenital tidak diketahui
dengan pasti, tetapi dapat diduga karena penyimpangan kromosom, pengaruh
hormonal, lingkungan endometrium yang kurang subur, kelainan metabolisme,
pengaruh obat teratogenik, dan infeksi khususnya infeksi virus. Salah satu
contohnya adalah himen imperforata. Himen adalah suatu membarn tipis yang
tidak utuh yang melingkari orifisium vagina dan mempunyai satu atau beberapa
lubang yang memungkinkan keluarnya darah menstruasi. Sedangkan kelainan

17
himen imperforata adalah kelainan kogenital ringan sering dijumpai yaitu tidak
terbentuk lubang hymen (hiatus himenalis). Sehingg tidak mungkin terjadi aliran
darah pada saat menstruasi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Haviz, M. 2013. DUA SISTEM TUBUH : REPRODUKSI DAN ENDOKRIN. Jurnal


Sainstek Vol. V No.2:153-│68, Desember 2013 ISSN: 2085-8019

Kusmawati, dkk. 2020. PENGENALAN STRUKTUR FUNGSI ORGAN


REPRODUKSI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL
PADA ANAK. Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat, Vol. 3 No. 3, Agustus
2020. (e-ISSN. 2614-7939) (p-ISSN. 2614-7947)

Medical Fakulty of UHKBPN 2021. BUKU RANCANGAN PENGAJARAN (BRP).


https://uhn.ac.id/files/download/2103151459_BRP%20BLOK%2010%20ANGKATAN
%202019_BRP%20Blok%2010%20Angkatan%202019.pdf

Nora, H. Khalishah, G. 2018. Gambaran Jenis Penyakit Ginekologi Di Rumah Sakit


Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2017. Jurnal Kedokteran
Nenggoroe Medika. Vol 1. No 4. Desember 2018. e-ISSN:2615-3874. p-ISSN:2615-
3882.

Nurhari, M. Utama, B. I.2018. Kehamilan Dengan Hymen Mikroperforata. Jurnal


Kesehatan Andalas. Vol 7, No 4. Hal. 526-529.(2018). p-ISSN:2301-7406, e-
ISSN:2615-1138.

Setiawan, S. I.2021. Diagnosis Dan Tatalaksana Uterus Bikornu. CDK-


293/vol.48.no.3.th.2021
http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/download/1325/934

Anda mungkin juga menyukai