Anda di halaman 1dari 13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
Prolog
Pada bagian ini peniliti membahas tinjauan pustaka berdasarkan literatur yang sesuai
dengan penelitian kami. Peneliti berfokus menjelaskan tentang pengaruh terpaan tayangan
video youtube kesehatan terhadap peningkatan edukasi pola hidup sehat studi pada
subscribers channel youtube Yulia Baltschun. Dalam penelitian ini juga kami menggunakan
teori jarum hipodermik, dengan adanya teori yang digunakan tersebut diharapkan dapat
relevansi dengan judul yang kami usulkan.

2.1 Terpaan Media


Media dapat memainkan peran penting dalam mempengaruhi perubahan sikap
seseorang. Sikap atau perilaku seseorang dapat diubah sesuai dengan cara mereka
memahami program atau informasi yang disampaikan oleh media (Cho & Lita, 2020).
Menurut artikel yang dimuat pada jurnal Rakhmat (2019) yang ditulis oleh Tusan et al,
eksposur media mengacu pada seberapa banyak orang yang terpapar berita atau informasi.
Eksposur media bertujuan untuk mengetahui data tentang intensitas atau frekuensi
penggunaan media oleh khalayak berdasarkan jenis media yang digunakan, seberapa sering
media digunakan atau sudah berapa lama bertahan. Ini akan mengarah pada pembentukan
hubungan masyarakat dengan informasi atau berita media yang relevan.
Eksposur media atau terpaan media umumnya dianggap sebagai situasi di mana
seseorang diekspos atau dihadapkan pada berita di media. Beberapa ilmuwan komunikasi
melakukan penelitian terkait pengaruh media. Diketahui bahwa seseorang dianggap sebagai
orang yang pasif, sehingga mudah dipengaruhi oleh informasi dari media, dan membentuk
sikap dan pendapat masyarakat. Namun, peneliti lain, Joseph Klapper sampai pada
kesimpulan dengan hipotesis yang berbeda. Ia mengatakan bahwa media tidak dapat secara
langsung mempengaruhi publik, tetapi harus melalui variabel lain seperti faktor sosial,
psikologi dan sikap seseorang (Saputro, 2013). DeFleur dan Dennis menunjukkan dalam
Qader dan Zaenuddin (2011): "Tidak ada yang mempertanyakan fakta bahwa media dapat
membantu mengubah perilaku dan keyakinan. Tetapi yang penting untuk diingat adalah
bahwa sebagian besar dari efek ini kecil dan Jika benar-benar efektif maka kumulatif.”
Penjelasan ini memenuhi kebutuhan penelitian yang menggunakan teori eksposur media
sebagai salah satu variabel penelitiannya.
Dilihat dari durasi seseorang melihat atau menggunakan media tersebut, pada
dasarnya dia tidak dapat mengukur apakah orang tersebut memiliki pemahaman yang
mendalam tentang sesuatu dari awal hingga akhir (Littlejohn & Foss, 2014). Frekuensi
penggunaan media dalam sebulan diukur berkali-kali Dalam sebulan, seseorang
menggunakan media dalam setahun. Durasi pengukuran penggunaan media dihitung dengan
menghitung usia seseorang menggunakan suatu media pada saat yang sama sedangkan
hubungan antara audiens dan konten media disebut atensi. Oleh karena itu, eksposur media
dapat diukur dengan frekuensi, durasi dan perhatian Hadirin
a. Frekuensi
Mengumpulkan data terkait jumlah atau frekuensi penggunaan media atau informasi
yang dikonsumsi seseorang dari media. Ini adalah informasi yang akan diupload dalam
sehari, seminggu, sebulan atau bahkan setahun. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan
data tentang berapa kali masyarakat mengunjungi informasi video YouTube Yulia
Baltschun.
b. Durasi
Dimensi ini mengukur waktu yang dihabiskan pengguna untuk pesan atau akses ke
media dalam beberapa menit atau jam dalam sehari. Dalam hal ini yang diukur datanya
adalah waktu yang dihabiskan masyarakat untuk melihat informasi di channel YouTube
Yulia Baltschun
c. Atensi
Makna yang disampaikan oleh pengguna atau penerima pesan, adalah bentuk
perhatiannya saat mengonsumsi konten pesan yang disampaikan melalui media. Oleh
karena itu dimensi atensi ini akan mempengaruhi keefektifan informasi yang disampaikan.
Kajian ini mengukur perhatian publik terhadap informasi yang disampaikan di channel
YouTube Yulia Baltschun.

2.2 New media


Media baru atau new media merupakan istilah yang menggambarkan konvergensi
antara teknologi komunikasi digital komputer yang terhubung ke jaringan. Media baru
adalah segala sesuatu yang dapat mengirimkan informasi (perantara) dari sumber informasi
kepada penerima informasi. “Media baru memiliki dua elemen utama yaitu digitalisasi dan
konvergensi. Internet merupakan bukti konvergensi karena menggabungkan berbagai fungsi
media lain, seperti audio, video, dan teks (McQuail's, 2006).
Media baru yang melampaui ruang dan waktu berbeda dengan media lama yang
melampaui ruang. Media lama mengirimkan pesan di lokasi yang sangat pasti (kantor,
rumah, dll.), Sedangkan media baru membebaskan masyarakat dari berbagai kendala.
Meskipun internet tidak dibatasi oleh jarak, ia masih banyak diatur menurut wilayah
(terutama batas negara dan bahasa). (Halavais, McQuail pada 2011). Media baru terdiri dari
5 kategori utama yang sama-sama mempunyai persamaan saluran yang ada dan kurang lebih
dibedakannya berdasarkan dari jenis penggunaan, konteks, konten, yaitu:
a. Media komunikasi interpersonal.
Seringkali, isinya bersifat pribadi dan mudah dihapus, dan hubungan yang
terjalin mungkin lebih kuat daripada pesan yang disampaikan. Misalnya email
(terutama kantor, tapi lebih personal).
b. Media permainan interaktif.
Media ini adalah video game berbasis komputer dan perangkat virtual reality.
Inovasi utamanya terletak pada interaktivitas, yang mungkin merupakan faktor
dominan dalam kepuasan "proses" dan keuntungan "penggunaan".Media
pencarian Informasi (Informasi search media). Ini merupakam kategori yang
luas, tetapi internet/WWW merupakan contoh yang paling penting.
c. Media partisipasi kolektif
Kategori khusus ini mencakup penggunaan Internet untuk berbagi dan
bertukar informasi, ide dan pengalaman, dan untuk mengembangkan hubungan
pribadi yang aktif (yang dimediasi oleh komputer). Situs jejaring sosial juga
termasuk kedalam grup ini.
d. Substitusi media penyiaran
Bahan referensi utama adalah penggunaan media untuk menerima atau
mengunduh konten, yang biasanya disiarkan atau disebarluaskan melalui metode
lain yang serupa di masa lalu. Menonton film dan TV atau mendengarkan radio dan
musik adalah kegiatan utamanya
Di antara lima kategori utama media baru, YouTube merupakan bagian dari media
pencarian informasi (information search media). Dimana YouTube dicari melalui internet
dan sebagai informasi bagi para pemirsa yang akan melakukan pencarian informasi dengan
tampilan video.
2.3 Youtube
Diluncurkan pada Mei 2005, YouTube telah mempermudah pekerjaan miliaran
orang untuk mencari, menonton, dan berbagi berbagai video. Youtube menyediakan forum
di mana orang dapat terhubung, memberi informasi dan menginspirasi orang lain di seluruh
dunia serta bertindak platform distribusi untuk pembuat konten asli dan pengiklan besar
tidak kecil. YouTube adalah perusahaan milik Google. Youtube dibuat oleh 3 mantan
karyawan PayPal (situs komersial), Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim pada
Februari 2005. Sejak berdirinya perusahaan YouTube segera mendapat reputasi yang baik di
komunitas. Youtube adalah video online dan fokus utama dari situs ini adalah sebagai media
untuk menemukan, melihat, dan berbagi video asli dengan apa saja penjuru dunia melalui
web (Budiargo, 2015; 47).
Kehadiran di YouTube membawa dampak yang sangat besar bagi masyarakat,
khususnya masyarakat memiliki passion di bidang pembuatan video, mulai dari film
pendek, videoblog, dokumenter, tetapi mereka tidak memiliki platform untuk
mempublikasikannya. YouTube mudah digunakan, tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi,
dan bisa diakses dimana saja, dan tentunya ada alat yang kompatibel. Hal tersebut
mengizinkan pembuat video amatir untuk mengupload konten dengan sesuka hati video
mereka yang akan diunggah. Jika videonya diterima dengan baik, Jumlah penonton akan
bertambah. Penonton akan mengundang banyak pengiklan Beriklan di video berikutnya.
memenuhi TV, konten program TV yang disukai masyarakat, dalam hal ini rating Tinggi,
otomatis akan menarik pengiklan.

2.4 Edukasi dalam Pemenuhan Informasi


Menurut Wilson (1981) model perilaku permintaan informasi akan membantu
pengguna dalam kegiatan pencarian informasi. Hal tersebut dapat dilihat dalam berbagai
bentuk, misalnya seseorang menggunakan sistem online untuk mencari informasi, atau
sumber informasi dari orang lain (Robson dan Robinson, 2013). Jika informasi yang
ditemukan dapat digunakan secara keseluruhan atau sebagian untuk memenuhi kebutuhan
yang dirasakan, pengguna dapat mencari kebutuhan informasi lebih lanjut. Ada empat jenis
kebutuhan informasi (Guha, 2004), yaitu:
a. Current need approach, Metode ini terkait dengan kebutuhan pengguna
informasi yang sebenarnya. Seseorang dapat berinteraksi dengan sistem
informasi untuk meningkatkan pemahaman akan kebutuhan informasi
tersebut.
b. Everyday need approach, Metode ini cocok untuk pengguna yang cepat dan
spesifik. Informasi yang dibutuhkan adalah informasi yang dibutuhkan
pengguna setiap hari.
c. Exhaustic need approach, Metode ini memenuhi permintaan pengguna akan
informasi yang mendalam dan bergantung pada informasi yang diperlukan.
d. Catching up need approach, Metode ini melibatkan kebutuhan pengguna akan
informasi yang ringkas dan lengkap.
Berdasarkan lingkungan yang mendorong munculnya kebutuhan informasi tersebut,
terutama yang berkaitan dengan berbagai sumber informasi media, banyak kebutuhan yang
dapat diungkapkan (Katz et al., 1973), yaitu:

a. Kebutuhan kognitif, yaitu terkait dengan kebutuhan untuk menangkap


informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang di lingkungannya.
Tuntutan ini juga bisa membuat orang puas dengan rasa ingin tahunya.
b. Kebutuhan afektif, kebutuhan tersebut berkaitan dengan hal-hal yang menarik.
Misalnya, berbagai media cetak, elektronik atau online sering digunakan
sebagai alat untuk mengejar hiburan.
c. Kebutuhan integrasi personal, yang terkait dengan reputasi, kepercayaan,
stabilitas dan status pribadi. Kebutuhan ini biasanya berasal dari keinginan
seseorang akan harga diri.
a. Kebutuhan integrasi sosial, kebutuhan tersebut berkaitan dengan keluarga,
teman dan lain-lain.

2.4 Edukasi Pola Hidup Sehat

Kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang, karena tanpa kesehatan
yang baik setiap orang akan mengalami kesulitan dalam aktivitas sehari-hari. Kesehatan
meliputi empat aspek: fisik, mental, sosial dan ekonomi (Notoatmodjo, 2007). Kesehatan
adalah hal yang paling mendasar dalam kehidupan manusia. Banyak orang sakit dan
keluarganya menyumbangkan semua harta bendanya untuk pemulihan. Makna kesehatan
begitu penting sehingga sebagian orang memilih mati daripada tidak sehat dan tidak berdaya
(Refdinal, 2006).

Terdapat kondisi kesehatan dan penyakit dalam tubuh. Sebagian besar kesehatan
bergantung pada keseimbangan berbagai elemen dalam tubuh manusia. Apabila
keseimbangan tubuh terganggu akan mengakibatkan kondisi fisik yang tidak sehat, yang akan
berujung pada penyakit dan mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat. Menyebabkan
gangguan. Secara umum, penyakit adalah keadaan ketidakseimbangan antara diri dan
lingkungan. Oleh karena itu, jika seseorang tidak dapat menjaga keseimbangan antara dirinya
dengan lingkungannya, atau tubuhnya tidak dapat berfungsi secara normal, maka orang
tersebut dapat dikatakan sedang sakit (Siodjang, 1994).

Dalam menangani penyakit yang diderita seseorang, maka perlu dibangun suatu
sistem pelayanan kesehatan untuk menangani penyakit yang diderita seseorang, perlu
menjaga kesehatan masyarakat sekaligus menjauhi penyakit tersebut. Dalam antropologi,
konsep perilaku sehat ini disebut perawatan medis.
Sistem perawatan kesehatan mengintegrasikan komponen yang berhubungan dengan
kesehatan, termasuk keyakinan tentang hubungan sebab akibat dari masalah kesehatan,
aturan dan alasan untuk memilih dan menilai perawat, posisi dan peran, kekuasaan,
pengaturan interaktif, institusi, jenis sumber daya, dan praktik keperawatan yang tersedia.
personil. . Perilaku dalam pelayanan kesehatan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah
pokok yaitu rehabilitasi (Kalangie, 1994).
Penerapan model hidup bersih dan sehat merupakan salah satu bentuk perilaku yang
dilandasi kesadaran, kesadaran ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran agar individu
dapat membantu diri sendiri dalam menyelesaikan masalah kesehatan, serta dapat
berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat yang sehat di lingkungannya sendiri.
Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu bentuk upaya
yang dirancang untuk memberikan pembelajaran bagi setiap individu, anggota keluarga,
kelompok dan masyarakat luas. Pembelajaran dapat diperoleh melalui media, pemberitaan,
dan edukasi, sehingga dapat menambah pengetahuan dan mengubah sikap dan perilaku
melalui kepemimpinan, pengembangan suasana, dan kegiatan pemberdayaan diri dalam
kelompok masyarakat.
Keadaan ini merupakan bentuk refleksi yang membantu masyarakat dalam mengenali dan
memahami serta mengatasi permasalahan yang dihadapi individu di lingkungan keluarga.
Tujuannya tidak lain untuk membangun masyarakat yang mengembangkan kebiasaan sehat
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu meningkatkan kesehatan keluarga atau lingkungan
masyarakat (Kemenkes RI, 2011).
Selama ini kebiasaan hidup sehat menjadi perhatian khusus masyarakat, khususnya
pemerintah. Pasalnya, dalam rencana Sustainable Development Goals (SDGs) 2015-2030,
PHBS dijadikan tolak ukur pencapaian peningkatan cakupan kesehatan. PHBS dalam
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan salah satu bentuk pencegahan yang
berdampak jangka pendek terhadap peningkatan kesehatan anggota keluarga, masyarakat
umum, dan sekolah (Kemenkes RI, 2015).
Ada tiga faktor yang masing-masing memiliki pengaruhnya sendiri-sendiri, tentang
perilaku hidup bersih dan sehat. Ketiga faktor tersebut adalah faktor predisposisi, faktor
pendukung dan faktor pendorong (Green, 1980). Perilaku itu sendiri ditentukan atau
terbentuk dari tiga faktor yaitu :
1. Faktor predisposisi, yang terwujud dalam suatu pengetahuan, kepercayaan, sikap,
nilai-nilai dan keyakinan
2. Faktor pendukung, yang terwujud dalam suatu lingkungan yang tersedia, ada atau
tidak adanya sarana-sarana atau fasilitas-fasilitas kesehatan. Misalnya obat – obatan,
puskesmas, jamban, alat – alat kontrasepsi, dan yang lainnya.
3. Faktor pendorong, yang terwujud dalam suatu perilaku dan sikap petugas kesehatan
atau petugas dibidang lain yang merupakan kelompok percontohan dari sifat
masyarakat itu sendiri.

2.5 New Media sebagai Platform Edukasi Kesehatan Tubuh


Belum ditentukan kesesuaian penggunaan media sosial seperti YouTube sebagai
media penyampaian informasi kesehatan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Kwok et al.
Menganalisis kebenaran penyampaian informasi kesehatan YouTube kepada publik, dan
hasilnya YouTube dapat menjadi sumber informasi kesehatan yang baik (Kwok et al.,
2016). Oleh karena itu, banyak wanita lebih memilih untuk menonton video YouTube
melalui perekam video kecantikan, daripada melalui pengalaman pribadi perekam video
kecantikan untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan kulit wajah melalui perawat
kesehatan atau dokter.
YouTube juga menjadi media sosial yang populer di masyarakat. Sekarang,
beberapa orang menggunakan dan melihat program YouTube sebagai media untuk mencari
informasi yang mereka butuhkan. Berdasarkan hasil penelitian APJII dan Pusat Penelitian
Komunikasi (PusKaKom) tahun 2014, penelitian menunjukkan bahwa 51% pengguna
Internet dan YouTube adalah perempuan. Wanita dapat mengakses lebih banyak konten di
YouTube untuk mendapatkan informasi seputar gaya hidup, kecantikan, dan fashion, yang
paling umum di antaranya adalah informasi terkait kesehatan kulit wajah. YouTube kini
telah menjadi media sosial yang paling banyak dikunjungi (Latta dan Thompson, 2011).

2.6 Teori Jarum Hipodermik


Hypodermic Needle Theory berarti konten yang disajikan oleh media massa (koran,
TV dan online) secara langsung atau sangat merangsang penontonnya. Audiens, anggota
komunitas dianggap memiliki karakteristik unik dan memiliki sedikit kendali. Dengan kata
lain, tidak ada gangguan antara pesan yang dikirimkan dan penerima. Artinya pesan yang
sangat jelas dan sederhana akan dengan mudah direspon oleh masyarakat. Oleh karena itu,
tidak ada perantara antara pesan yang disebarkan oleh penerima dan pengirim, dan tidak ada
umpan balik dari penerima (Littlejohn dan Fosh, 2014)
Ini disebut teori jarum suntik atau teori peluru. Pasalnya, isi senapan (artinya pesan
dalam hal ini) mengenai sasaran secara langsung tanpa perantara. Artinya pesan yang
dikirim akan langsung mengenai target, penerima pesan, seolah-olah peluru mengenai target
secara langsung.
Selain memiliki pengaruh yang kuat, teori tersebut juga mengasumsikan bahwa
pengelola media (orang di koran, televisi, dan internet) lebih pintar dari pendengar.
Akibatnya, penonton bisa tertipu dengan siaran mereka. Teori tersebut mengasumsikan
bahwa media massa memiliki anggapan bahwa khalayak dapat ditaklukkan dengan cara ini
dan bahkan dapat dibentuk sesuai keinginan media. Intinya, seperti yang dijelaskan oleh
Jason dan Anne Hill (1997), media massa dalam teori jarum suntik memiliki pengaruh
langsung terhadap ketidaksadaran penonton.

2.7 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang sudah ada, dan penelitian dilaksanakan dengan


tema besar yaitu YouTube, peningkatan edukasi serta pengaruh dari tayangan YouTube.
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperlihatkan apakah adanya pengaruh
terpaan tayangan video YouTube kesehatan terhadap peningkatan edukasi pola hidup
sehat. Hingga saat ini, penelitian yang sudah membahas menenai pengaruh terpaan
tayangan video YouTube kesehatan terhadap peningkatan edukasi pola hidup sehat
belum ditemukan. Maka dari itu, penelitian ini akan diteliti karena diera ini masyarakat
senang menggali informasi mengenai kesehatan tubuh di media online. Berikut daftar
penelitian terdahulu pada penelitian ini :
1. Jurnal yang ditulis oleh Kapil Chalil Madathil, A Joy Rivera- Rodriguez, Joel S
Greenstein and Anand K Gramopadhye yang berjudul “Healthcare information on
YouTube: A Systematic Review” Dijelaskan metodenya menggunakan metode penelitian
kuantitatif, dengan hasil konsumen memakai informasi-informasi yang didapatkan dari
YouTube untuk mengambil keputusan dalam perawatan kesehatan dan juga
mengunakan YouTube sebagai media untuk memasarkan terapi kesehatan. Perbedaan
dengan penelitian ini, penelitian ini menggunakan YouTube sebagai alat untuk edukasi
menjaga pola hidup sehat dan platform untuk menentukan untuk berperilaku hidup
sehat. Sasaran penelitian ini adalah subscriber channel YouTube Yulia Baltchun yang
berusia 18-34 tahun.
2. Jurnal yang ditulis oleh Lestri Fitirah, Gufroni Sakaril yang berjudul “Pemanfaatan
Media Sosial (YouTube) yang digunakan Beauty vlogger dalam Mengedukasi Viewer.”
Dijelaskan metodenya menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan hasil fungsi
sosial media yang paling terlihat adalah fungsi dari informasi, dimana fungsi ini
berfungsi sebagai alat untuk mengedukasi pemirsa. Perbedaan dengan penelitian ini,
penelitian ini menggunakan YouTube sebagai alat untuk edukasi menjaga pola hidup
sehat dan platform untuk menentukan untuk berperilaku hidup sehat. Sasaran penelitian
ini adalah subscriber channel YouTube Yulia Baltchun yang berusia 18-34 tahun.
3. Skripsi yang ditulis oleh Indra Handayani yang berjudul “Terpaan Tayangan Talkshow
Dr. Oz Indonesia di Trans Tv Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi.” Dijelaskan
metodenya menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan hasil Tayangan
Talkshow Dr. Oz Indonesia mempunyai nilai Persentase sebanyak 61,7 % dan dapat
diartikan sebagai hal yang baik. Kepuasan pemenuhan informasi yang ditayangkan
sangat memuaskan Mahasiswa IlmuKomunikasi dari Untirta. Pemenuhan informasi dari
tayangan Talkshow Dr. Oz Indonesia mempunyai persentase sebanyak 79,4 % dan dapat
diartikan sebagai angka yang baik. Perbedaan dengan penelitian ini, penelitian ini
menggunakan YouTube sebagai alat untuk edukasi menjaga pola hidup sehat dan
platform untuk menentukan untuk berperilaku hidup sehat. Sasaran penelitian ini adalah
subscriber channel YouTube Yulia Baltchun yang berusia 18-34 tahun.
4. Jurnal yang ditulis oleh Neetika Garg, Anand Venkatraman, Ambarish Pandey and
Nilay Kumar yang berjudul “YouTube as a source of information on dialysis: A
content analysis.” Dijelaskan metodenya menggunakan metode penelitian kuantitatif,
dengan hasil video komprehensif merupakan video yang paling bermanfaat, berkualitas
baik, dan dapat diandalkan. Hal ini sesuai berdasarkan penelitian Pew yang terbaru dan
menunjukkan bahwa 3/4 dari pencarian kesehatan memeriksa segala informasi secara
daring. Perbedaan dengan penelitian ini, penelitian ini menggunakan YouTube sebagai
alat untuk edukasi menjaga pola hidup sehat dan platform untuk menentukan untuk
berperilaku hidup sehat. Sasaran penelitian ini adalah subscriber channel YouTube
Yulia Baltchun yang berusia 18-34 tahun.
5. Jurnal yang ditulis oleh Martya Dewati, Yohanes Widodo, S.Sos., M.Sc yang berjudul
“Pengaruh Terpaan Tayangan Program Acara Warna Trans 7 terhadap Sikap
Penonton” Dijelaskan metodenya menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan
hasil terpaan media dapat memengaruhi perbedaan sikap individu berdasarkan faktor
yang ada, jika individu tersebut menggunakan media dan terus menerus diterpa oleh
media yang telah dipilih. Perbedaan dengan penelitian ini, penelitian ini menggunakan
YouTube sebagai alat untuk edukasi menjaga pola hidup sehat dan platform untuk
menentukan untuk berperilaku hidup sehat. Sasaran penelitian ini adalah subscriber
channel YouTube Yulia Baltchun yang berusia 18-34 tahun.
6. Jurnal yang ditulis oleh Mathias Bartl, yang berjudul “YouTube Channels Upload and
Views: A Statistical Analysis of The Past 10 Years” Dijelaskan metodenya
menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan hasil Pengguna aplikasi YouTube
dari10 tahun kebelakang mengalami peningkatan yang pesat sekali.Tayangan video
yang tersedia di YouTube memang semakin baik kualitasnya, apalagi era ini YouTube
adalah situs kedua yang paling banyak dan sering dikunjungi oleh masyarakat di seluruh
dunia dan juga merupakan salah satu dari media komunikasi yang memang relevan.
Perbedaan dengan penelitian ini, penelitian ini menggunakan YouTube sebagai alat
untuk edukasi menjaga pola hidup sehat dan platform untuk menentukan untuk
berperilaku hidup sehat. Sasaran penelitian ini adalah subscriber channel YouTube
Yulia Baltchun yang berusia 18-34 tahun.
7. Skripsi yang ditulis oleh Zahra Putri Nabilla yang berjudul “Pengaruh Terpaan
Tayangan Video Youtube Beauty Vlogger terhadap Kebutuhan Informasi Kesehatan
Kulit Wajah” Dijelaskan metodenya menggunakan metode penelitian kuantitatif,
dengan hasil Dampak terpaan video youtube bagi beauty vlogger berdampak positif
terhadap kebutuhan informasi kesehatan kulit wajah. . Semua variabel dalam penelitian
ini terbukti berpengaruh positif terhadap kebutuhan informasi tentang kesehatan kulit
wajah. Perbedaan dengan penelitian ini, penelitian ini menggunakan YouTube sebagai
alat untuk edukasi menjaga pola hidup sehat dan platform untuk menentukan untuk
berperilaku hidup sehat. Sasaran penelitian ini adalah subscriber channel YouTube
Yulia Baltchun yang berusia 18-34 tahun.
8. Skripsi yang ditulis oleh Ester Elisabeth Sinaga yang berjudul “Pengaruh Kepuasan
Penggunaan Channel Youtube Kesehatan Clarin Hayes Terhadap Perilaku Hidup Sehat
Pelanggan” Dijelaskan metodenya menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan
hasil kepuasan pelanggan dengan penggunaan channell Kesehatan YouTube Clarin
Hayes adalah 70%. Itu membuktikan bahwa keempat kepuasan di atas berpengaruh
besar terhadap perilaku hidup sehat pelanggan. Hubungan antara variabel terikat dan
variabel beas signifikan. Berdasarkan nilai koefisien korelasi Guilford Emperical Rule,
berkisar antara 0,70 hingga <0,90, yang menjelaskan adanya hubungan yang signifikan
tinggi atau tinggi antara kepuasan menggunakan channel kesehatan Clarin di youtube
Hay untuk pola hidup sehat klien.. Perbedaan dengan penelitian ini, penelitian ini
menggunakan YouTube sebagai alat untuk edukasi menjaga pola hidup sehat dan
platform untuk menentukan untuk berperilaku hidup sehat. Sasaran penelitian ini adalah
subscriber channel YouTube Yulia Baltchun yang berusia 18-34 tahun.
9. Jurnal yang ditulis oleh Ismojo Herdono dan Arinda Wahyu Ningtyas, yang berjudul
“Pengaruh Terpaan Tayangan Youtube “Londokampung Terhadap Tingkat Pengetahuan
Bahasa Suroboyoan Pada Subscribers Di Surabaya” Dijelaskan metodenya
menggunakan metode penelitian regresi liner sederhana, dengan hasil semua responden
ini menunjukkan kesan Londokampung berdampak signifikan terhadap peningkatan
pengetahuan bahasa Jawa (Suroboyoan) di kalangan pelanggan di Surabaya, yang
didukung oleh faktor terpaan media seperti frekuensi, durasi dan atensi. Data yang ada
dianalisis dan dihitung menggunakan koefisien regresi sederhana. Perbedaan dengan
penelitian ini, penelitian ini menggunakan YouTube sebagai alat untuk edukasi menjaga
pola hidup sehat dan platform untuk menentukan untuk berperilaku hidup sehat. Sasaran
penelitian ini adalah subscriber channel YouTube Yulia Baltchun yang berusia 18-34
tahun.
10. Jurnal yang ditulis oleh Ismojo Herdono dan Arinda Wahyu Ningtyas, yang berjudul
“Pengaruh Terpaan Beauty Vlog Di Youtube Dan Tingkat Pengetahuan Bahaya Make
Up Terhadap Perilaku Penggunaan Make Up Pada Anak” Dijelaskan metodenya
menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan hasil menunjukkan bahwa variabel
dari Terpaan Beauty Vlog di Youtube dan Tingkat Pengetahuan Bahaya Make Up
terhadap Perilaku Penggunaan Make Up pada Anak memiliki nilai F < F tabel yaitu
2,053 < 3,09 yang mewakili hipotesis “Paparan Kecantikan Vlog di Youtube dan
Tingkat Mengetahui tentang bahaya makeup berdampak pada perilaku anak-anak saat
menggunakan makeup” dibantah. Artinya baik variabel X1 maupun X2 secara bersama-
sama tidak berpengaruh terhadap variabel Y. Namun dari hasil Analisis Regresi
diketahui bahwa variabel X1 berpengaruh positif sebesar 0,049 terhadap variabel Y, dan
variabel X2 berpengaruh negatif (-0,198) pada variabel Y variabel. Perbedaan dengan
penelitian ini, penelitian ini menggunakan YouTube sebagai alat untuk edukasi menjaga
pola hidup sehat dan platform untuk menentukan untuk berperilaku hidup sehat. Sasaran
penelitian ini adalah subscriber channel YouTube Yulia Baltchun yang berusia 18-34
tahun.

2.8 Kerangka Berpikir

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pengaruh terpaan


tayangan video YouTube kesehatan terhadap pemenuhan informasi kesehatan tubuh.
Kerangka berpikirnya adalah:
Pengaruh Terpaan Tayangan Video YouTube Kesehatan
terhadap Peningkatan Edukasi Pola Hidup Sehat

1. Terpaan Media
2. New Media
Teori Jarum Hipodermik
3. YouTube
(Littlejohn dan Fosh, 2014)
4. Edukasi dalam Pemenuhan Informasi
5. Edukasi Pola Hidup Sehat
6. New Media sebagai Platform Edukasi
VARIABEL Kesehatan
VARIABEL (Y) Tubuh
(X)
Peningkatan Edukasi
Pengaruh Terpaan Pola Hidup Sehat :
Tayangan Video
YouTube : 1. Kebutuhan Kogntif
2. Kebutuhan Afektif
1. Frekuensi 3. Kebutuhan
2. Durasi Integrasi Personal
3. Atensi 4. Kebutuhan
(Rakhmat, Integrasi Sosial
2004) (Katz, et al, 1976)

Video YouTube Kesehatan Berpengaruh terhadap Peningkatan Edukasi Pola Hidup Sehat

2.9 Hipotesis

Hipotesis mempunyai fungsi sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah yang
terdapat dalam penelitian. Hal ini dikarenakan jawaban yang diberikan merupakan jawaban
baru berdasarkan teori yang sesuai dan belum berdasarkan fakta empiris yang ada. Jika
penelitian sudah selesai, bukti juga hasilnya, tentu kebenaran dapat dikatakan baik atau
buruk ataupun dapat diterima atau ditolak (Darmawan, 2013). Hipotesis juga mempunyai
penjelasan mengenai hubungan antara suatu variabel yang akan diuji langsung serta
hubungan yang akan diprediksi menyatakan bisa benar ataupun salah (Wimmer dan
Dominick, 2011). Berdasarkan dengan pemaparan sebelumnya, hipotesis yang dapat terbuat
yaitu:
1. Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara frekuensi tayangan video YouTube kesehatan
terhadap peningkatan edukasi pola hidup sehat pada subscriber Yulia Baltschun.

Ho: Tidak ada pengaruh yang siginifikan antara frekuensi tayangan video YouTube
kesehatan terhadap peningkatan edukasi pola hidup sehat pada subscriber Yulia
Baltschun.

2. Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara durasi tayangan video YouTube kesehatan
terhadap peningkatan edukasi pola hidup sehat pada subscriber Yulia Baltschun.

Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara durasi tayangan video YouTube
kesehatan terhadap peningkatan edukasi pola hidup sehat pada subscriber Yulia
Baltschun.

3. Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara atensi tayangan video YouTube kesehatan
terhadap peningkatan edukasi pola hidup sehat pada subscriber Yulia Baltschun.

Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara atensi tayangan video YouTube
kesehatan terhadap peningkatan edukasi pola hidup sehat pada subscriber Yulia
Baltschun.

Anda mungkin juga menyukai