Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Uses And Effect

Merupakan teori yang berhubungan antara pengguna, media, audience

dan efek (hasilnya). Teori yang pertama kali dikemukakan Sven Windahl

dalam Rohim (2009). Dan merupakan sintesis antara teori tradisional

mengenai efek dan teori uses and gratification. Jika uses and gratification

lebih menjelaskan tentang penggunaan media yang ditentukan kebutuhan

dasar individu, maka uses and effect menjelaskan bahwa kebutuhan hanya

menjadi salah satu dari faktor tejadinya penggunaan media. Bagian pokok

paling penting dalam pemikiran ini adalah konsep use atau penggunaan itu

sendiri.

Jika dikaitkan dengan penelitian, maka teori ini menekankan tentang

penggunaan media sosial Instagram itu sendiri apakah penggunaan tersebut

efektif dan menghasilkan efek bagi penggunanya. Pengetahuan mengenai

penggunaan media sosial yang penyebabnya akan memberikan jalan bagi

pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi

pemerintahan dengan masyarakat atau bahkan sebaliknya.

Karakteristik isi dari media sosial itu juga menentukan sebagian besar

dari effect yang akan terjadi. Oleh karenanya ada dua proses yang bekerja

secara serempak, yang bersama-sama menyebabkan terjadinya suatu hasil

yang kita sebut `conseffects' (gabungan antara konsekuensi dan efek). Proses

10
11

pendidikan biasanya menyebabkan hasil yang berbentuk 'conseffects'. Di

mana sebagian dari hasil disebabkan oleh isi yang mendorong pembelajaran

(efek), dan sebagian lain merupakan hasil dari suatu proses penggunaan

media yang secara otomatis mengakumulasikan dan menyimpan

pengetahuan. Hasil-hasil ini dapat ditemukan pada tataran individu maupun

tataran masyarakat.

B. Efektivitas

Pengertian efektif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri

adalah akibat, pengaruh, membawa hasil, berhasil guna. Kegiatan dapat

dikatakan efektif apabila output berjalan lancar sesuai dengan apa yang

direncanakan atau diharapkan dan menghasilkan serta dapat mempengaruhi.

Efektivitas juga merupakan pengukuran, maksudnya adalah tujuan atau

sasaran yang telah direncanakan sebelumnya itu adalah pengukuran suatu

target yang tercapai sesuai yang telah direncanakan. Efektivitas dapat diukur

dari beberapa hal yaitu :

1. Intensitas atau keadaan tingkatan atau ukuran intensnya yang akan

dicapai, artinya memiliki rasa engagement dengan kadar yang tinggi.

2. Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efektivitas

dapat kuantitatif dan dapat kualitatif. Juga dapat berarti tingkat pemenuhan

sesuatu atau membuat sesuatu memadai.

3. Komunikasi yang terjadi, artinya komunikasi diukur efektif apabila

terdapat kejelasan, ketepatan, konteks, dan budaya dari bahasa maupun


12

informasi serta etika dan tata krama yang disampaikan kepada komunikan.

(Sudarwan Danim, 2004)

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa efektivitas adalah

terpenuhinya suatu standar mengenai tujuan dan sasaran yang akan dicapai.

Jadi, ukuran daripada efektivitas mesti adanya tingkat intensitas dan kepuasan

serta komunikasi yang terjadi.

Identifikasi efektif sendiri terjadi pada diri komunikan, jika

komunikan yakin mengalami kepuasan, melakukan reaksi yang

menyenangkan (feedback). Sedangkan komunikator memperoleh balasan

positif dari komunikannya. Tercapainya tujuan itu disebut efektif sebab

mempunyai efek atau pengaruh yang besar terhadap kepentingan bersama.

Melihat dari pengertian-pengertian mengenai efektivitas di atas,

Hendrar Prihadi sebagai komunikator harus menyampaikan pesan-pesan yang

dapat diterima oleh masyarakat sebagai komunikan melalu sosial media yang

dimiliki. Pesan tersebut harus mendapat feedback dan membuat perubahan

untuk masyarakat dari berbagai sisi agar dapat efektif. Dan efektivitas dalam

penelitian ini adalah tolak ukur tercapainya keberhasilan atas penggunaan

media sosial Instagram sebagai media komunikasi pemerintahan dengan

masyarakat

C. Media Sosial

1. Pengertian

Media sosial adalah sebuah situs yang mampu

menghubungkan banyak orang untuk berkomunikasi maupun berbagi


13

infromasi melalui dunia maya. Definisi media sosial menurut ahli

Kaplan dan Haelein adalah kelompok aplikasi yang menggunakan

teknologi web 2.0 dan internet memungkinkan pertukaran dan

penciptaan user-generated content (Abbas, 2014).

Sedangkan menurut McGraw Hill Dictionary, media sosial

adalah sarana yang dimanfaatkan oleh orang-orang untuk saling

berinteraksi dengan cara menciptakan, berbagi, serta bertukar

informasi dalam suatu jaringan serta komunitas virtual.

Media sosial merupakan media online, yang memudahkan

penggunanya berbagi, berpartisipasi, dan menciptakan content

meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual (Aer,

2014).

Berdasarkan dari banyaknya definisi media sosial diatas, dapat

disimpulkan bahwa media sosial merupakan media online berbasis

teknologi dan internet yang dimanfaatkan penggunanya untuk

berinteraksi secara cepat tak terbatas waktu melalui bentuk media

sosial seperti, wiki, forum, blog dalam suatu komunikasi virtual.

2. Jenis Media Sosial

Menurut Kaplan & Haenlein dalam Abbas (2014), pada

dasarnya media sosial media sosial dapat dibagi sesuai klasifikasi

berdasarkan ciri-ciri penggunaannya, antara lain yaitu:

a. Collaboration Projects, sebuah website yang mengizinkan

penggunanya mengubah, menambah, membuang content-content yang


14

berada di website, dan dapat diakses oleh khalayak secara global,

contohnya Wikipedia.

b. Blog dan microblog, user bebas membuat sesuatu tulisan seperti

curhat/kritik, ide, pengalaman dengan pembatasan penggunaan

karakter, contohnya Twitter.

c. Content atau isi, user dan pengguna website untuk saling bertukar

content, misalnya: video, gambar, suara, contohnya YouTube.

d. Situs jejaring sosial yaitu fasilitas untuk menambahkan teman dan

bisa terhubung dengan orang lain melakukan interaksi secara online

saling dan berisikan informasi pribadi dan dapat dilihat orang lain,

contohnya Facebook, Instagram.

e. Virtual Game World yang menggunakan teknologi 3D, dimana user

berbentuk avatar dan berinteraksi dengan orang lain, contohnya

Games Online.

f. Virtual Sosial World yaitu pengguna akan merasakan hidup di dunia

maya dan berinteraksi dengan yang lain. Contohnya Second Life.

D. Efektivitas Media Sosial Sebagai Media Komunikasi Pemerintahan

Dalam komunikasi pemerintahan, komunikasi publik tak dapat

diabaikan karena komunikasi publik merupakan istilah lain dari kampanye

publik dengan menggunakan pesan, media pengorganisasian aktivitas

komunikasi demi tercapai tujuan tertentu dalam satuan waktu tertentu (Alo

Liliweri, 2008). Ciri spesifik komunikasi publik adalah perhatian penting pada

konteks public affairs, artinya setiap rencana dan aktivitas dalam komunikasi
15

publik harus dapat didayagunakan untuk memecahkan masalah sosial

kemasyarakatan yang sebagian besar kebijakannya dipegang oleh

pemerintahan atau sektor swasta.

Komunikasi pemerintahan tidak hanya sebagai sarana atau media

penyampai dan penerimaan pesan atau informasi tentang suatu kebijakan

publik misalnya, tetapi juga sebagai pemadu padan kegiatan-kegiatan yang

secara terorganisir dalam mewujudkan kerja sama. Salah satu tugas

pemerintah adalah menyebarluaskan informasi dan kebijakan pemerintah

sesuai dengan institusi/lembaga masing-masing kepada publik, menampung

dan mengolah aspirasi masyarakat, serta membangun kepercayaan publik guna

menjaga citra dan reputasi pemerintah. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya

kreatif dan persuasif dalam pelaksanaan misi tersebut. Pemerintah harus

mengomunikasikan kebijakan, rencana kerja, dan capaian kinerja kepada

masyarakat luas, melalui media tradisional, media konvensional, dan media

baru. Komunikasi yang menggunakan media baru atau teknologi internet dapat

menjangkau langsung dan cepat kepada semua pihak.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media sosial

menjadi sarana komunikasi massa yang paling banyak digunakan oleh

khalayak termasuk pemerintah publik. Diantara media sosial yang paling ramai

digunakan seperti Youtube, Instagram, Facebook, dan Twitter.

Media sosial juga merupakan media massa, karena bersifat terbuka

untuk semua khalayak yang dapat mengakses tanpa batasan, termasuk batas

geografis bahkan batasan ideologis yang juga tak mengenal ruang dan waktu.
16

Kapan dan dimana saja pengguna dapat memperoleh dan membagikan

informasi dengan pengguna lain secara cepat. Termasuk memanfaatkan media

sosial dalam kampanye politik dan atau kegiatan politik. Informasi ini harus

akurat dan berkualitas. Kualitas informasi inilah yang merupakan tuntutan etis

dan moral penyajian media sosial.

Media sosial juga dapat dipandang sebagai jendela yang memungkinkan

masyarakat melihat apa yang sedang terjadi di dalam pemerintahan. Media

sosial tak hanya sekadar tempat berlalu lalangnya informasi, tetapi juga

memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif.

Melalui media sosial, pesan-pesan politik yang disampaikan oleh

komunikator politik dapat memberikan pengaruh kepada khalayak. Pengaruh

pesan-pesan politik bisa menimbulkan sikap atau efek secara positif dan

negatif. Positif adalah mengikuti apa yang komunikator politik inginkan.

Sedangkan negatif adalah mengabaikan keinginan komunikator politik. Maka

dari itu, pengaruh atau efek dari pesan-pesan politik melalui media sosial

kepada khalayak dapat ditentukan oleh sejauh mana komunikator politik dapat

mengemas proses penyampaian pesan secara apik dan efektif tentunya.

E. Penelitian yang Relevan

Studi ini menggunakan beberapa referensi terdahulu yang bertema

sama, yaitu tentang penelitian efektivitas yang dilakukan oleh Gita Permatasari

mahasiswi Program Studi S1 Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat,

Fakultas Ekologi Manusia, Universitas Institut Pertanian Bogor, tahun 2016

dengan judul “Efektivitas Media Sosial Instagram Sebagai Media Promosi


17

Produk Olahan Pertanian “Yoghurt Cimory”. Serta penelitian sejenis lain

mengenai Hubungan Antara Efektivitas Media Sosial Instagram dengan Minat

Beli Sepatu Sneaker yang dilakukan oleh Muhammad Fandi Septiawan

mahasiswa Program Studi S1 Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu

Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa tahun 2016. Pada penelitian

tersebut berfokus pada penggunaan instagram sebagai media promosi sebuah

brand. Namun pada penelitian kali ini, penulis akan berfokus pada penggunaan

instagram sebagai media komunikasi di kalangan pemerintahan, khususnya

pemerintah Kota Semarang dengan masyakat.

F. Kerangka Berpikir

Penelitian ini menggunakan teori Uses and effect, dalam teori ini

kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

penggunaan media. Karakteristik penggunaan instagram akan memperlihatkan

bagaimana penggunaan tersebut efektif sebagai media komunikasi. Kaitannya

dengan keefektifitasan Instagram media sosial sebagai media komunkasi

adalah mendapat feedback dari masyarakat kota Semarang dalam hal ini

followers. Dalam penelitian ini, penulis bertujuan untuk melihat seberapa besar

tingkat efektivitas media sosial Instagram @hendrarprihadi sebagai media

komunikasi dengan masyarakat kota Semarang. Berdasarkan landasan teori

yang telah dipaparkan, terbentuk suatu kerangka berpikir peneliti sebagai

berikut:
18

Variabel X Variabel Y

Penggunaan Instagram Efektif sebagai Media


@hendrarprihadi (X) Komunikasi dengan
Masyarakat (Y)
X1. Upload/Posting
Y1. Intensitas
X2. Foto/Video
X3. Followers
Y2. Tingkat Kepuasan /
Feedback
X4. Hashtag/Tagar
X5. Caption Y3. Komunikasi
Sumber : Bambang Dwi Sumber : Sudarwan Danim
Atmoko (2012). 2004.

USES AND EFFECT

Teori yang berhubungan antara pengguna,


media, audience dan efek (hasilnya).

= berhubungan

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

Anda mungkin juga menyukai