OLEH
NIM : J1A117265
KENDARI
2019
1. DEFINISI DIABETES MELITUS TIPE 2
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit ganguan pada endokrin yang merupakan
hasil dari proses destruksi sel pancreas sehingga insulin mengalami kekurangan (Suriadi dan
Rita,2010). Menurut America Diabetes Associantion, 2011, Diabetes mellitus (DM) adalah
penyakit multi sistem kronik yang berhubungan dengan ketidak normalan produksi insulin,
ketidakmampuan penggunaan insulin atau keduanya (Lewis, dkk, 2011:). Diabetes mellitus
merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan dapat
menurunkan sumber daya manusia. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi
Diabetes mellitus adalalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat, jika telah
berkembang penuh secara klinis maka diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan
terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit menurun atau berada dalam rentang normal.
Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas, maka diabetes mellitus tipe II
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh
kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau ganguan
Secara global, jumlah penderita Diabetes Mellitus (DM) pada tahun 2015 sebanyak 415
juta orang dan diperkirakan pada tahun 2040 akan meningkat menjadi 642 juta orang
(International Diabetes Federation (IDF), 2015). Sebanyak 43% dari 3,7 juta kematian DM
terjadi sebelum berusia 70 tahun dan persentase kematian tersebut lebih banyak terjadi di negara
berkembang daripada di negara maju (WHO, 2016a). Indonesia merupakan satu dari 10 negara
yang memiliki jumlah penderita DM terbanyak (Mihardja dkk, 2013). Pada tahun 2015, jumlah
penderita DM di Indonesia sebanyak 10 juta orang (IDF, 2015). Berdasarkan data dari WHO,
prevalensi DM di Indonesia pada tahun 2000 yakni 8,4 juta orang dan diperkirakan pada tahun
dapat di buktikan dalam (Arisman, 2011) Indonesia termasuk dalam 10 besar Negara dengan
jumlah pengidap Diabetes sebanyak 4,5 juta jiwa. Pada tahun 2025 Indonesia di prediksi akan
naik dua peringkat menjadi peringkat ke 5, dengan prakiraan jumlah pengidap sebanyak 12,4 juta
dirinya. Ini juga bisa di buktikan dari (Kemenkes, 2009) Secara epidemiologi, diperkirakan pada
tahun 2030 prevalensi Diabetes Mellitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang.
Sedangkan pada tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat Diabetes
Mellitus pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu
14,7%. Dan daerah pedesaan, Diabetes Mellitus menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Diabetes
Mellitus terdiri dari dua tipe yaitu tipe pertama Diabetes Mellitus yang disebabkan keturunan dan
gaya hidup atau life style yang tidak sehat menjadi pemicu utama meningkatnya prevalensi
Diabetes Mellitus. Bila dilihat, penduduk yang obesitas mempunyai risiko terkena Diabetes
Mellitus lebih besar dari penduduk yang tidak obesitas. Untuk penderita berumur lebih dari 60
tahun dengan komplikasi , sasaran kendali kadar glukosa lebih tinggi dari biasa (puasa 100-125
Prevalensi Diabetes di Indonesia yang terdiagnosis dokter sebesar 1,5 persen. Diabetes
Mellitus terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 2,1 persen. Prevalensi Diabetes yang
terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi
Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%). Sedangkan untuk di Jawa Tengah sendiri sebesar
1,6 persen. Prevalensi Diabetes yang terdiagnosis dokter atau gejala, tertinggi terdapat di
Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara
Timur (3,3%). Untuk di Jawa Tengah sebesar 1,9 persen (Riskesdas, 2013).
Kejadian DM Tipe 2 pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki.Wanita lebih berisiko
mengidap diabetes karena secara fisik wanita memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh
yang lebih besar. Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2008, menunjukan prevalensi DM di
Indonesia membesar sampai 57%, pada tahun 2012 angka kejadian diabetes melitus didunia
adalah sebanyak 371 juta jiwa, dimana proporsi kejadian diabetes melitus tipe 2 adalah 95% dari
populasi dunia yang menderita diabetesmellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita
beberapa faktor yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah, faktor risiko yang dapat diubah dan
faktor lain. Menurut American DiabetesAssociation (ADA) bahwa DM berkaitan dengan faktor
risiko yang tidak dapat diubah meliputiriwayat keluarga dengan DM (first degree relative), umur
=45 tahun, etnik, riwayatmelahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi >4000 gram atau
riwayat pernah menderita DM gestasional dan riwayat lahir dengan beratbadan rendah (<2,5
kg).
Faktor risiko yang dapatdiubah meliputi obesitas berdasarkan IMT =25kg/m2 atau
lingkar perut =80 cm pada wanita dan =90 cm pada laki-laki, kurangnya aktivitas fisik,
hipertensi, dislipidemi dan diet tidak sehat. Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes adalah
toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya,
memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler seperti stroke, PJK, atau peripheral rrterial Diseases
(PAD), konsumsi alkohol,faktor stres, kebiasaan merokok, jenis kelamin,konsumsi kopi dan
kafein.
1. Obesitas (kegemukan)
Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa darah, pada derajat
kegemukan dengan IMT > 23 dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah
menjadi 200mg%.
2. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat dengan tidak tepatnya
penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam tubuh pada sirkulasi
Seorang yang menderita Diabetes Mellitus diduga mempunyai gen diabetes. Diduga
bahwa bakat diabetes merupakan gen resesif. Hanya orang yang bersifat homozigot
4. Dislipedimia
Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah (Trigliserida > 250
mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan plasma insulin dengan rendahnya HDL (< 35
5. Umur
Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes Mellitus adalah > 45 tahun.
6. Riwayat persalinan
Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau berat badan bayi > 4000 gram
7. Faktor Genetik
DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental Penyakit ini sudah
lama dianggap berhubungan dengan agregasi familial. Risiko emperis dalam hal
terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang tua atau
meliputi perubahan-perubahan dalam konsumsi alkohol dan rokok, juga berperan dalam
peningkatan DM tipe.
Alkohol akan menganggu metabolisme gula darah terutama pada penderita DM,
sehingga akan mempersulit regulasi gula darah dan meningkatkan tekanan darah.
Seseorang akan meningkat tekanan darah apabila mengkonsumsi etil alkohol lebih dari
60ml/hari yang setara dengan 100 ml proof wiski, 240 ml wine atau 720 ml.
Faktor resiko penyakit tidak menular, termasuk DM Tipe 2, dibedakan menjadi dua.
Yang pertama adalah faktor risiko yang tidak dapat berubah misalnya umur, faktor genetik, pola
makan yang tidak seimbang jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan,
KURANG PEKERJAAN
AKTIVITAS
GDM (RIWAYAT DM
PADA KEHAMILAN)
POLA KONSUMSI ALKOHOL
DM TIPE 2 TINGKAT BERAT DAN BERKADAR
DUKUNGAN GULA TINGGI
DEPRESI BERAT
KELUARGA
RIWAYAT DM PADA
KELUARGA
USIA
JENIS KELAMIN