Anda di halaman 1dari 13

L/4/2CI1e

ASPEK PRODUKSI, DISTRIBUSI,


KONSUMSI PANGAN

EKOPZI

I. PENDAHULUAN

Ketahanan pangan mempunyai peran strategis dalam


pembangunan nasional.
r'Akses terhadap pangan dan gizi merupakan hak asasi
manusia.
r'Kualitas konsumsi pangan merupakan unsur penentu
pembangunan SDM yang berkualitas.
r'Ketahanan pangan menopang ketahanan ekonomi

Kemandirian pangan diartikan sebagai kondisi terpenuhinya


pangan bagi setiap rumah tangga (cukup, mutu, aman, merata
dan terjangkau) didasarkan pada optimasi pemanfaatan
keragaman sumber daya domestik.
t/4/201e

. Pembangunan ketahanan pangan menuju kemandirian


pangan masih menghadapi masalah:
r'Mikro : masih besarnya penduduk rawan mendadak dan
kronis )rendahnya kualitas masyarakat.
r'Makro : pemenuhan kebutuhan pangan dari sumberdaya
domestik dihadapkan pada keterbukaan ekonomi dan
perdagangan global

. Perwujudan ketahanan pangan adalah tanggung jawab


pemerintah dan masyarakat.

TI. PERKEMBANGAN KETAHANAN PANGAN

Menunjukkan kecenderungan semakin baik, dicirikan oleh:


. Produksi komoditas pangan penting cenderung meningkat
. Pergerakan harga pangan lebih stabil
. Kualitas konsumsi masyarakat meningkat
. Peran serta masyarakat dan pemerintah daerah meningkat
. Proporsi penduduk miskin dan rawan pangan menurun

BAGAIMANA sekarang ???


1/41201e

PRODU KSI

/ Dalam produksi pertanian misalnya produksi padi maka produksi


fisik dihasilkan oleh bekerjanya beberapa faktor produksi sekaligus
yaitu :

F Tanah
F Modal
F Tenaga kerja

Lanjutan

Penurunan rasio ketergantungan impor beras


terkait dengan kebijakan perberasan nasional
mulai tahun 2OOO, terutama menyangkut
kebijakan perlindungan petafti dalam negeri
dari dampak negatif perdagangan bebas:
/ Bea masuk Rp, 430/kg sejak tahun ZOOO
,/ Bea masuk Rp. 450/kg sejak tahun ZOO5
/ Larangan impor beras sejak tahun ZOA4
Kenyataan !!l!!!!!
L/4lz1Le

3. Ketersediaan Energi dan Protein

. Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk ketersediaan ;

energi 2,2OO kkaUkapiia/triri dan prote in 57


gram/kapita/hari (rekomendasi W{VPG yfi| 2OO4),
. Peningkatan produksi pangan selama periode 2OO0-
20CI4 diikuti oleh peningkatan ketersediaan energi
dan protein per kapita:
,/ Energi naik dengan pertumbuhan A,57a/o pr
tahun dari 2.966 menjadi 3.031 kkal
./
Proteinturun Ar05o/o pertahun dari76,72
menjadi 76,28 gr
. Ketersediaan energi dan protein tahun 2AA4 melebihi
rekomendasi tersebut yakni energi sebesar 2.900
kkal / kapita/ ha ri dan protein 7 4 g ram I kapita / hari.

B. DISTRIBUSI

' Masalah dalam sarana dan prasarana:


r' Kumngnya fasilitas transporLasi) Mahalnya biaya dari sentra produksi ke
sentra konsumsi"
r' Biaya angkut dalam negeri lebih mahal dari biaya angkut luar negeri )
prduk pertanian domestik sulit bersaing dengan produk luar.
/ Masih banyak pungutan resmi dan tidak resmi ) biaya distribusi produk
menjaditinggi.
r' Sarana penyimpanan dan pengolahan belum berkembang dan jumlahnya
terbatas ,
mengurangi nilai tambah dan posisi tawar.

Perlu investasi untuk mendukung *r,.&rnun sarana dan prasarana distribusi

. Selama 2000-2004 stabilitas harga bahan pangan pnting (gabah, beras,


jagung, kedelai, gula pasil minyak goreng, bawang merah, kacang tanah,
daging sapi, daging ayam dan telur ayam) yang ditunjukkan oleh
perkembangan harga rata-rata dan koefisien variasi semakin bai( kecuali
cabe memh yang lebih berfluktuasi. \

4
u4/zALs

C. KONSUMSI

Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk konsumsi energi 2.000


kkal/kapita/hari dan protein 52 gramlkapitalhari (rekomendasi
WNPG VIII, 2004.

Realisasi konsumsi perkapita perhari pada periode 1999-2005 :

r Energi meningkat dari 1.851 kkal (1999) menjadi 1.997 kkal


(2005) mendekati AKG.
r' Protein meningkat dari 48,67 gr (1999) menjadi 55,27 gr
(2005) diatas AKG.

Secara nasional keragaman dan keseimbangan konsumsiyang


menunjukkan kualitas konsumsi semakin baik, ditunjukkan
dengan skor PPH dari 66,3 (1999) menjadi 78,2 (2005).

D. KEMISKINAN DAN KERAWANAN PANGAN


. Penduduk miskin berkurang jumlahnya dari 38,7 juta jiwa (19,1olo)
tahun 2000 menjadi 36,1 juta jiwa {L6,7o/a) tahun 2004.
. 55o/o dari total penduduk miskin berada di sektor pertanian.
. Kelompok miskin memiliki resiko tinggidan renyan mengalami
kerawanan pangan.
. Penyebab rawan pangan:
/ Tidak adanya akses secara ekonomi bagi individulrumah tangga
untuk memperoleh pangan yang cukup,
/ Tidak adanya akses secara fisik bagi individu/rumah tangga
untuk memperoleh pangan yang cukup,
/ lldak tercukupinya pangan untuk kehidupan yang produktif
individu/rumah tangga,
r' Tidak terpenuhinya pangan secara cukup dalam jumlah, mutu,
ragam, keamanan serta keterjangkauan harga.
u4lz}fi

Penduduk tttwan pangan (mengkonsumsi energi < 800/o Angka


Kecukupan Energi/AKE) meliputi golongan berpengeluaran Rp.
99.999 ke bawah
/ 2404 : 25,97 juta jiwa, di mana 9 juta jiwa diantamnya
mengkonsumsienergi < 70olo AKE
/ 2AA5: l4,96juta jiwa, di mana 5,11juta jiwa di antaranya
mengkonsumsienergi < 70o/o AKE
/ Di Sulawesi Selatan terdapat 2 (dua) lGbupaten rawan pangan
yaitu Kab. Jeneponto dan Kab. Salalar
Kenaikan harga BBM pada Maret dan Oktober 2005 menyebabkan
peningkatan harga pangan )
tingkat pendapatan riil masyarakat
menurun )
diperkirakan jumlah penduduk rawan pangan akan
meningkat terutama pada balita.

I. TANTANGAN PEMBANGUNAN
II
KETAHANAN PANGAN KE DEPAN
u4/207s

A. SrSr KETERSEDTAAN / PRODUKST

Kapasitas produksi pangan nasional semakin terbatas


akibat meningkatnya aktivitas ekonomi penduduk.
Produksi pangan dihasilkan oleh sekitar 18,26 juta
rumah tangga petani berlahan sempit {L3,77 juta).
Masih tingginya proporsi kehilangan hasil pada proses
produksi, penanganan hasil panen dan pengolahan.
Rentannya stabilitas produksi pangan akibat
gangguan iklim.

B. SISI DISTRIBUSI

Prasarana distribusi darat dan antar pulau belum memadai,


sehingga wilayah-wilayah terpencil mengalami masalah
keterbatasan pasokan pangan ) menghambat aksesibilitas
fisik dan ekonomi.
Kelembagaan pemasaran hasil pangan belum mampu
menjaga kestabilan distribusi dan harga pangan )
mempengaruhi kestabilan harga.
Beryariasinya kemampuan produksi pangan antar wilayah
dan antar musim.
Keamanan jalur distribusi, adanya pungutan resmi maupun
tidak resmi sepanjang jalur distribusi dan pemasaran.
Ll4/2A1s

c. KoNsuMsr 1

a. Dominasi beras dalam konsumsi masyarakat


menyebabkan kualitas konsusmi gizi masih belum
beragam, bergizi dan berimbang.
b. Sebagian daerah, etnis, nilai budaya kebiasaan belum
mendukung terciptanya pola konsumsi pangan gizi
seimbang.
c. Potensi industri pengolahan pangan domestik belum
berkembang optimal.
d. Tataran mikro dihadapkan pada masih tingginya
proporsi masyarakat yang mengalami kerawanan
pangan.

IV. MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN


PANGAN NASIONAL

8
Ll4lz}fi

A. SASARAN KEMANDIRIAN PANGAN


NASIONAL
Indikator mikro (rumah tangga):
. Dipeftahankannya ketersediaan enerqi oer
Fapila minimal I_JLOO kkaUhari dan piotein per
kapita minimal 57 gram/hari
. Menin-gkgtpya p^er!!IfqatF.[ da-n konsumsi
energi minima[ 2.000 kkal/hari dan protein 52
gram/hari, dengan skor PpH BO
. Berkur?.ngnya jumla!_penduduk rawan pangan
kronis (koniumsi < 80o/o AKG) menjadi'1ro/o'
. I^"_F!9?!!nya secara cepat penduduk yang
lerKena rawan pangan transien
' Meningkatnya rata-rata penguasaan lahan
petanr

Indikator makro (nasional):


. Meningkatnya kemandirian pangan melaui
pencapaian swasembada beras berkelanjuta n,
swasembada jagung ZAA7, swasembada kedele
2015, swasembada gula 2OOgf dan swasembada
daging sapi 2O1Q sefta membatasi impor pangan
utama < 10o/o kebutuhan pangan nasional.
. Meningkatnya land-manrasio melalui penetapan
lahan abadi beririgasi min. 15 juta Ha, dan lahan
kering min. !.5 juta Ha.
. Meningkatnya kemampuan pengelolaan cadangan
pangan pemerintah daerah dan pusat
Ll4/2AL9

' Meningkatnya jaringan distribusi dan


pemasaran
. Meningkatnya kemampuan pemerintah dalam
mengantisipasi dan menangani secara dini
sefta melakukan tanggap darurat terhadap
masalah kerawanan Bangan dan gizi.

B. KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN


MENU]U KEMANDIRIAN PANGAN

1. ASPEK KETERSEDIAAN

Menjaga ketersediaan pangan melalui upaya-upaya


peningkatan produksi dan produktivitas pangan nabati
dan hewani sesuai potensi wilayah masing-masing
(Sesuai kesepakatan bersama GubernurlKetua DKp
propinsi dalam konferensi Dewan Ketahanan pangan
240q.
Meningkatkan kualitas sumberdaya alam dan
lingkungan.

10
u4lz}Le

Meningkatkan luas lahan keluarga tani (UUPA


No. 5 Tahun 1960).
Fasilitasi permodalan dan sertifikasi lahan
petani
Mengembangkan infrastruktur pertanian dan
pedesaan.
Mengembangkan kemampuan pengelolaan
cadangan pangan pemerintah dan masyarakat.

2. ASPEK DISTRIBUSI

Mengembangkan kerjasama jaringan distribusi dan


informasi pangan dalam daerah dan antar daerah
untuk mewujudkan ketersediaan dan stabilitas harga
(Sesuai kesepakatan bersama Gubernur/Ketua DKp
propinsi dalam konferensi Dewan Ketahanan pangan
2004).
Meningkatkan sarana dan prasarana untuk efisiensi
distribusi dan perdagangan.
Mengurangi danlatau menghilangkan peraturan
daerah yang menghambat distribusi pangan antar
daerah.

11
u412079

r Mengembangkan kelembagaan dan sarana fisik


pengolahan dan pemasaran di pedesaan.

. Menyusun kebijakan harga pangan untuk melindungi


produsen, perdagangan dan konsumen.

C. ASPEK KONSUMSI
. Meningkatkan kemampuan akses pangan rumah tangga sesuai
kebutuhan jumlah, mutu, keamanan dan giziseimbang.
. Mendorong, mengembangkan dan memfailitasi peran serta
masyarakat (LSM, organisasi profesi, koperasi, organisasi massa)
dalam pemenuhan hak atas pangan khususnya bagi kelompok
kurang mampu.
. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas intervensi bantuan pangan
dan pangan bersubsidi kepada golongan masyarakat rawan pangan
termasuk kelompok lanjut usia dan penyandang cacat ganda.
. Mempercepat proses diversifikasi pangan ke arah konsumsi yang
beragam dan bergizi seimbang, dengan mengutamakan sumber
pangan lokal (Sesuai kesepakatan bersama Gubernur/Ketua DKp
propinsidalam konferensi Dewan Ketahanan pangan ZOA{.
. Meningkatkan kerjasama dengan Aliansi Melawan Kelaparan
($eluruh stakehoders, antara lain LSM, perguruan Tinggi, Ormas,
dan Swasta)

L2
Ll4lac]le

13

Anda mungkin juga menyukai