PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
RIZKI RAHMA DHANTRI
Nomor Induk Mahasiswa: PO.71.31.1.16.029
ii
KATA PENGANTAR
iii
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima semua saran dan kritikan
yang bersifat membangun demi perbaikan serta kesempurnaan kualitas
Proposal Skripsi ini dimasa yang akan datang.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
2.Cara Pengumpulan Data ............................................................ 40
E.Alat Pengumpulan Data ................................................................. 41
F.Pengolahan Data dan Analisa Data ............................................... 41
1.Pengolahan data ........................................................................ 41
2. Analisis Data ............................................................................. 41
G.Prosedur Pembuatan Nasi Merah Bekatul ..................................... 43
H.Alur Penelitian ................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 46
LAMPIRAN............................................................................................... 50
vi
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1. Kadar Gula Darah ........................................................................ 10
2. Kandungan Gizi Beras Merah per 100 g ....................................... 27
3. Kandungan Nutrisi Bekatul .......................................................... 31
4. Kandungan Gizi Sirahtul .............................................................. 44
vii
DAFTAR BAGAN
BAGAN HALAMAN
1. KERANGKA TEORI ..................................................................... 33
2. KERANGKA KONSEP ................................................................. 34
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya
(PERKENI,2015). Terdapat beberapa klasifikasi Diabetes mellitus
yang umum terjadi yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II. Diabetes
tipe I (diabetes juvenile) adalah diabetes yang umumnya terjadi sejak
masa kanak-kanak yang disebabkan karena faktor genetik,
sedangkan diabetes tipe II adalah diabetes yang terjadi setelah
dewasa karena gaya hidup (Riskesdas, 2013).
1
2
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian Sirahtul terhadap kadar
gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe II di Puskemas
keramasan Palembang.
b.Tujuan Khusus
D. Hipotesa Penelitian
Ada pengaruh pemberian Sirahtul terhadap kadar gula darah
penderita diabetes mellitus tipe II.
E. Manfaat penelitian
1. Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penelitian dibidang
Gizi Klinik, sekaligus sebagai media untuk menerapkan ilmu yang
telah didapatkan di bangku perkuliahan.
2. Akademik
Dapat dijadikan sebagai informasi bagi pendidikan terutama di bidang
Gizi Masyarakat serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi
penelitian selanjutnya.
3. Masyarakat
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat tentang pengaruh Sirahtul terhadap penurunan kadar gula
darah pada penderita diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja
Puskesmas Keramasan Palembang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.TELAAH PUSTAKA
1. Diabetes Melitus
a. Pengertian Diabetes Mellitus
5
6
Tabel 1
Kategori Kadar Gula Darah
Bukan DM Belum Pasti DM DM
Kadar Glukosa Plasma Vena < 100 100 – 199 ≥ 200
Darah Sewaktu Darah Kapiler < 90 90 – 199 ≥ 200
(mg/dl)
Kadar Glukosa Plasma Vena < 100 100 – 125 ≥ 126
Darah Puasa Darah Kapiler < 90 90 – 99 ≥ 100
(mg/dl)
(Perkeni, 2015)
Menurut Rustama dkk (2010) diagnosis DM dapat ditegakkan
apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:
1. Jika ditemukan gejala klasik (poliuria, polidipsia dan
polifagia). Gejala ini disampaikan pasien saat berkonsultasi
dengan didukung hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu
yang lebih besar dari 200 mg/dL(11,1 mmol/L).
2. Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL (7mmol/L). Puasa
adalah tanpa asupan kalori minimal selama 8 jam.
3. Pada penderita yang asimptomatik ditemukan kadar glukosa
darah sewaktu ≥ 200 mg/dL atau kadar glukosa darah lebih
tinggi dari normal dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO)
yang terganggu pada lebih dari satu kali pemeriksaan.
1) Riwayat Keluarga
DM tipe 2 sangat dipengaruhi oleh faktor genetik.
Seorang anak memiliki risiko 15 % menderita DM tipe 2 jika
kedua salah satu dari kedua orang tuanya menderita DM tipe
11
2) Jenis Kelamin
Wanita lebih memiliki potensi untuk menderita
diabetes melitus daripada pria karena adanya perbedaan
anatomi dan fisiologi. Secara fisik wanita memiliki peluang
untuk mempunyai indeks massa tubuh di atas normal. Selain
itu, adanya menopouse pada wanita dapat mengakibatkan
pendistribusian lemak tubuh tidak merata dan cenderung
terakumulasi.
3) Umur
Umur yang semakin bertambah akan berbanding
lurus dengan peningkatan risiko menderita penyakit diabetes
melitus karena jumlah sel beta pankreas yang produktif
memproduksi insulin akan berkurang karena terjadi
penurunan fisiologis. Hal ini terjadi terutama pada umur yang
lebih dari 45 tahun.
4) Obesitas (Kegemukan)
Pada DM tipe 2 kondisi obesitas memicu timbulnya
DM yang memiliki risiko 4 kali lebih besar dengan berat
badan ideal. Obesitas merupakan faktor utama terjadinya
DM tipe 2. Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pankreas
12
g. Manifestasi Klinik
Berdasarkan Riyadi dan Sukarmin, 2008), menyatakan
manifestasi klinik yang sering dijumpai pada pasien DM yaitu:
6) Kelemahan tubuh
Kelemahan tubuh terjadi akibat penurunan produksi energi
metabolik yang dilakukan oleh sel melalui proses glikolisis
tidak dapat berlangsung secara optimal.
1. Hipoglikemia
Hipoglikemia ditandai dengan menurunnya kadar glukosa
darah < 60 mg/dL. Hipoglikemia pada pasien DM tipe 1 dan
DM tipe 2 merupakan faktor penghambat utama dalam
mencapai sasaran kendali glukosa darah normal atau
mendekati. Faktor utama terjadinya hipoglikemia adalah
ketergantungan jaringan saraf pada asupan glukosa yang
berkelanjutan. Hipoglikemia timbul akibat peningkatan kadar
insulin yang kurang tepat, baik sesudah penyuntikan insulin
atau karena obat yang meningkatkan insulin seperti
sulfonilurea. Pernderita DM rentan terhadap komplikasi
hipoglikemia sekitar 2 jam sesudah makan sampai waktu
makan berikutnya. Oleh karena itu hipoglikemia sangat tinggi
pada saat makan dan malam hari (Soemadji, 2009).
2. Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah keadaan kelebihan gula darah yang
disebabkan oleh makan secara berlebihan, stress,
emosional, penghentian obat secara mendadak.
Hiperglikemia dapat mengakibatkan ketoasidosis diabetik
(KAD) dan koma hiperosmolar hiperglikemik nonketotik
(HHNK).
a. Ketoasidosis Diabetik ( KAD)
Ketoasidosis diabetik adalah keadaan dekompensasi-
kekacauan metabolik yang ditandai oleh trias
hiperglikemia, asidosis dan ketoasidosis terutama
disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif dan
16
Komplikasi Kronik
1. Komplikasi Mikrovaskular
a. Retinopati Diabetik
Retinopati diabetik merupakan penyebab kebutaan
paling sering ditemukan pada usia 20-74 tahun.
Retinopati diabetik disebabkan oleh perubahan dalam
pembuluh-pembuluh darah kecil pada retina mata.
Retina merupakan bagian mata yang menerima
bayangan dan mengirimkan informasi bayangan
tersebut ke otak (IDF, 2015). Faktor risiko timbulnya
17
b. Nefropati Diabetik
Nefropati diabetik pada DM ditandai dengan
albuminuria menetap (>300 mg/24 jam) pada minimal
dua kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3-6 bulan. Di
Amerika dan Eropa nefropati merupakan penyebab
utama gagal ginjal terminal dan merupakan salah satu
penyebab kematian tertinggi diantara semua
komplikasi DM dan penyebab kematian tersering
karena komplikasi kardiovaskuler (Tandra, 2009).
c. Neuropati Diabetik
Neuropati diabetik merupakan salah satu komplikasi
kronis yang paling sering ditemukan pada DM. Risiko
yang dihadapi pasien DM dengan neuropati diabetik
ialah infeksi berulang, ulkus yang tidak sembuh-
sembuh dan amputasi jari/kaki. Neuropati DM dapat
menyerang semua tipe saraf termasuk perifer, otonom
dan spinal (IDF, 2015).
2. Komplikasi Makrovaskuler
3. Latihan Jasmani
Olahraga yang dianjurkan bagi diabetes mellitus berupa
latihan yang bersifat aerobic, seperti jalan kaki, lari santai
(jogging), bersepeda santai, senam irama, dan berenang.
Olahraga juga harus disesuaikan dengan umur dan status
kesegaran jasmani. Latihan dilakukan teratur 3-5 kali/minggu
dengan waktu sekitar 50-60 menit.
4. Intervensi Obat
Pemberian obat-obatan penurun glukosa darah bila penderita
diabetes mellitus tidak mencapai kadar glukosa darah yang
normal atau mendekati normal hanya dengan perencanaan
makan dan olahraga teratur. Obat tersebut dikenal sebagai
obat hipoglikemik. Namun penggunaan harus sesuai dengan
petunjuk dokter.
a. Obat Hipoglikemik Oral (OHO) terdiri dari golongan
sulfonylureao, golongan biguanida, golongan acarbose,
dan thiazoli9 dinedones.
b. Insulin terdiri dari insulin kerja sangat cepat (rapid/ultra-
rafid acting insulin), insulin kerja pendek (short acting
insulin, insulin regular), insulin kerja menengah
(intermediate acting insulin), insulin kerja panjang (long
acting insulin).
a) Asupan Energi
Menurut FAO/WHO dalam (Yuniati dkk, 2017) kebutuhan
energi seseorang merupakan konsumsi energi yang berasal
dari makanan yang diperlukan untuk mengganti pengeluaran
energi seseorang. Energi yang dikeluarkan tergantung pada
ukuran tubuh dan tingkat aktivitas seseorang. Kebutuhan
energi total orang dewasa diperlukan untuk metabolisme dan
aktivitas fisik.
Menurut (Almatsier, 2010), keseimbangan energi dicapai bila
energi yang masuk kedalam tubuh melalui makanan sama
dengan energi yang dikeluarkan. Jika berlebihan energi akan
diubah menjadi lemak tubuh. Akibatnya , terjadi berat badan
lebih atau kegemukan. Kegemukan bisa disebabkan oleh
kebanyakan makan, dalam hal ini karbohidrat, lemak,
maupun protein. Kegemukan dapat menyebabkan gangguan
dalam fungsi tubuh dan merupakan risiko untuk menderita
penyakit kronis seperti Diabetes Mellitus, Hipertensi, Kanker,
dan Jantung Koroner.
b) Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena
merupakan sumber energi utama. Semua jenis karbohidrat
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Produk yang dihasilkan
terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut
dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna
penyediaan energi (Almatsier, 2010). Kelebihan kalori yang
masuk ke tubuh yang berasal dari karbohidrat akan diubah
menjadi glukosa dalam darah. Glukosa memerlukan insulin
23
c) Asupan Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan
bagian terbesar tubuh setelah air. Seperlima bagian tubuh
adalah protein, setengahnya ada di dalam otot, seperlima di
dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit,
dan selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan tubuh.
Semua enzim, berbagai hormon, pengangkat zat-zat gizi dan
darah, matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein.
Disamping itu asam amino yang membentuk protein
bertindak sebagai prekursor sebagian koenzim, hormon,
asam nukleat, dan molekul-molekul yang esensial untuk
kehidupan. Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon,
hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein mempunyai fungsi
khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu
membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh
(Almatsier, 2010).
Protein merupakan bahan dasar zat pembangun,
pertumbuhan, hormon, dan antibodi. Pada penderita diabetes
mellitus, kebutuhan protein akan meningkat akibat
digunakannya protein sebagai energi. Sedangkan
karbohidrat sendiri tidak dapat diserap oleh tubuh sehingga
24
d) Asupan Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang lebih efektif
dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Sumber lemak
dapat berasal dari lemak nabati yaitu bahan makanan
tumbuh-tumbuhan dan dapat berasal dari lemak hewani yaitu
ikan, telur, dan susu. Lemak dapat melarutkan berbagai
vitamin, yaitu vitamin A, D, E, dan K. Oleh karena itu
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung lemak
akan menjamin penyediaan vitamin-vitamin tersebut untuk
keperluan tubuh. Lemak dalam tubuh mempunyai peranan
yang penting, karena lemak cadangan yang ada dalam tubuh
dapat melindungi berbagai organ yang penting, seperti ginjal,
hati dan sebagainya, tidak saja sebagai isolator, tetapi juga
kerusakan fisik yang mungkin terjadi pada waktu kecelakaan.
Setiap 1 gr lemak akan dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan
kalori. Tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi
(Almatsier, 2010).
Tabel 2
Kandungan Gizi Beras Merah per 100 g
(349 kal:353 kal). Oleh karena itu nasi beras merah seringkali
direkomendasi sebagai bahan makanan yang baik untuk
menurunkan berat badan (Arief,2008).
b) Kaya protein
d) Kaya serat
f) Selenium
g) Fosfor
h) Antosianin
a.Definisi Bekatul
Bekatul merupakan bagian dalam dari kulit padi
yang biasa terdiri dari aleuron dan perikarp. Bekatul
merupakan hasil samping penggilingan beras dan biasa
tersedia dalam jumlah banyak. Penggilingan padi di
Indonesia menghasilkan sekitar 4-6 juta ton bekatul per
tahun. Penggilingan padi menghasilkan 80 % beras
pecah kulit dan 20 % sekam. Sebanyak 80 % beras
pecah kulit tersebut terdiri dari 61 % beras, 10 % menir,
dan 9 % bekatul. Bekatul memiliki kadar serat yang cukup
tinggi yang terdiri dari β-glukan, pektin, dan gum.
Kandungan serat tertinggi pada bekatul adalah β-glukan
yaitu 6 %. Kandungan nutrisinya sekitar 16 % protein, 25
% serat kasar, serta 20% minyak, antoksidan, dan
vitamin (Silva, dkk., 2006).
Kandungan serat menjadi salah satu keunggulan
dari bekatul. Kandungan serat pada bekatul antara lain
selulosa, hemiselulosa, β-glukan, pektin, dan gum.
31
Tabel 3
b.Manfaat Bekatul
B.KERANGKA TEORI
C.KERANGKA KONSEP
Asupan Serat
Pemberian Sirahtul
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Terikat ( Dependen)
Dalam penelitian ini sebagai variabel terikat (dependen) yaitu
variabel yang dipengaruhi adalah kadar glukosa darah.
b. Variabel Bebas ( Independen)
Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas (independen) yaitu
variabel yang mempengaruhi adalah Asupan Karbohidrat,
Asupan Serat, dan Pemberian Sirahtul.
2. Definisi Operasional
a. Pemeriksaan Kadar Gula Darah
Pemeriksaan kadar gula dilakukan pada seseorang yang
didiagnosa menderita diabetes mellitus tipe II dengan melihat
hasil kadar glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl. Kadar gula
darah adalah jumlah kandungan glukosa dalam plasma darah.
Data mengenai kadar gula darah yang diukur sebelum dan
sesudah dilakukan perlakuan.
35
f. Asupan Serat
Banyaknya serat yang dikonsumsi responden selama 7 hari
diberi perlakuan.
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Form Recall
Skala : Rasio
Hasil : gram (gr)
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Rancangan Penelitian
Rancangan digunakan dalam penelitian adalah rancangan pretest-
posttest dengan menggunakan kelompok pembanding, skema
sebagai berikut :
Kelompok Eksperimen: O1 (pretes) – X(perlakuan) O2 (postes)
Kelompok pembanding: O3 (pretes) O4 (postes)
Keterangan :
O1 = Kelompok eksperimen (pemeriksaan Kadar Gula Darah)
sebelum perlakuan.
O2 = Kelompok eksperimen (pemeriksaan Kadar Gula Darah)
setelah perlakuan.
O3 = Kelompok pembanding (pemeriksaan Kadar Gula Darah).
O4 = Kelompok pembanding (pemeriksaan Kadar Gula Darah).
X = Perlakuan pemberian Sirahtul.
37
38
2. Sampel
Bagian dari populasi dan yang diambil adalah semua penderita
diabetes dengan kriteria inklusi.
Besar Sampel
Besar responden menggunakan rumus Lemeshow dan Lwan (1997)
sebagai berikut :
n1=n2 = 2𝜎 2 ( z1 – α / 2 + z1 – β )2
( µ1- µ2 )2
Keterangan :
Penelitian Luthfianto(2018).
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti
dengan cara pengukuran maupun wawancara langsung kepada
responden, yang termasuk data primer yaitu :
- karakteristik responden (umur dan jenis kelamin)
- antropometri (tinggi badan dan berat badan)
- kadar gula darah penderita diabetes mellitus sebelum dan
sesudah perlakuan.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang berupa nama, diagnosa dokter
dan alamat penderita Diabetes yang diambil dari buku kunjungan
di Puskesmas Keramasan Palembang.
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analisa ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel bebas
(karakteristik responden, asupan energi, protein, lemak,
karbohidrat, vitamin C pada kedua kelompok) untuk memperoleh
42
δ
𝑡=
Sd √n
Keterangan :
n : Jumlah sampel
b) Cara Pembuatan
1. Cuci terlebih dahulu beras merah yang sudah ditimbang 70
gr.
2. Kemudian Masak beras merah dengan cara di aron terlebih
dahulu dengan menggunakan api kecil.
3. Jika sudah masak lalu kukus beras merah dengan di campur
bekatul kedalam panci yang sudah disiapkan ±15 menit.
4. Selanjutnya ,masukkan nasi merah bekatul kedalam wadah
yang sudah disiapkan.
H. Alur Penelitian
Tidak
Ya
Perlakuan Pembanding
Pemeriksaan Kadar
Gula Darah
46
DAFTAR PUSTAKA
Cara, L., Dubos, C., Borel, P., Armand M., Senft M., Portugal, H.,
Pauli, AM., Bernard, PM., an Lairon, D. 1992. Effects of oat bran,
rice bran, wheat fiber, and wheat germ on postprandial lipemia in
healthy adults. American Journal of Clinical Nutrition, Vol 55, 81-88.
Yusuf Nursalim dan Zaini Yetti Razali. 2007. Bekatul Makanan Yang
Menyehatkan. Jakarta: Agromedia.
47
:www.kesehatan.kompas.com/read/2008/07/28/12073317/cemas.bi
kin.anda.rentan.diabetes
www.klinik-sehat.com/2009/03/22/pasien-diabetes-harus-berhenti-
merokokkenapa/
(2008).BerasMerah.Jakarta:
www.dkkbpp.com/index.php?option=com_content&task=viewq&id
=2988&Itemid=47.
Kode
Responden
Peserta/wali
(..............................)
50
51
Lampiran 2
IDENTITAS RESPONDEN
PENGARUH PEMBERIAN SIRAHTUL TERHADAP PENURUNAN KADAR
GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DM TIPE II DI PUSKESMAS
KERAMASAN PALEMBANG
IDENTITAS RESPONDEN
a. Nama : .....................
b. Tanggal Lahir : .....................
c. Usia : .....................
d. Pendidikan : .....................
e. Alamat : .....................
f. No.Telp/Hp : .....................
g. Berat badan : .....................
h. Tinggi badan : .....................
52
Lampiran 3
PENGUKURAN PENGUKURAN KADAR GLUKOSA DARAH
PENGARUH PEMBERIAN SIRAHTULT ERHADAP PENURUNAN KADAR
GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DM TIPE II DI PUSKESMAS
KERAMASAN PALEMBANG
Lampiran 4
FORM RECALL 24 JAM
Banyaknya
Pagi
Selingan
Siang
Selingan
Malam
54
Lampiran 5
Perhitungan Besar Sampel
2σ2 [Z1-α/2+Z1-β]2
n1=n2 =
(μ1 – μ2)2
Keterangan :
n1 = jumlah sampel intervensi
n2 = jumlah sampel kontrol
σ2 = standar deviasi 16,4
Z1-α/2 = nilai Z pada derajat kemaknaan 1,96 bila α : 5%
Z1-β = nilai Z pada kekuatan 0,84 bila β 5%
μ1 – μ2 = Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna 71,8
(Luthfianto,2018)
2×16,42 (1,96+0,84)2
n1=n2= = 26 + 10% = 28,6 ≈ 29
71,8²
POLTEKKES PALEMBANG
LEMBAR KONSULTASI
PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI