Oleh:
S E K O L A H T I N G G I I L M U K E S E H ATA N
PROGRAM STUDI S1 GIZI
TA H U N 2 0 1 9
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HACCP
(HAZARD ANALISYS CRITICAL CONTROL POINT)
HASIL RANCANGAN HACCP FUYUNGHAY
DI RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT Dr. RAMELAN SURABAYA
Disusun Oleh :
Mahasiswa Stikes Surabaya Gelombang 2
Mengetahui
Kepala Subdep Gizi
Rumkital Dr. Ramelan Surabaya
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Menetapkan rencana penerapan HACCP (Hazard Analysis Critical Control
Points) pada produk Fuyung Hai di Subdep Gizi RSAL Dr. Ramelan Surabaya
2. Tujuan khusus
a. Menetapkan Tim HACCP
b. Mendeskripsikan produk
c. Menuliskan bagan alir proses pembuatan produk
d. Mendeskripsikan indentifikasi bahaya dan cara penanggulangannya
e. Menetapkan CCP
f. Menetapkan batas kritis dan toleransi untuk setiap CCP
g. Menetapkan setiap sistem atau tindakan pemantauan pada setiap CCP
h. Menetapkan tindakan koreksi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Suatu sistem yang memiliki landasan ilmiah dan yang secara sistematis
mengidentifikasi potensi-potensi bahaya tertentu serta cara-cara pengendaliannya untuk
menjamin keamanan pangan.
2. Sebuah alat untuk memperkirakan potensi bahaya dan menentukan sistem
pengendaliakan yang berfokus pada pencegahan terjadinya bahaya dan bukannya sistem
yang semata-mata bergantung pada pengujian produk akhir.
3. Sebuah sistem yang mampu mengakomodasi perubahan-perubahan seperti
perkembangan dalam rancangan alat, cara pengolahan atau perkembangan teknologi.
4. Sebuah konsep yang dapat diterapkan pada seluruh rantai makanan dan produksi
primer hingga konsumen akhir, dimana penerapannya dipandu oleh bukti-bukti ilmiah
tentang risiko terhadap kesehatan manusia.
Dalam penerapan HACCP, Codex Alimentarius Commission menyebutkan
bahwa :
1. Penerapan HACCP yang berhadil memelukan komitmen yang utuh dan keterlibatan
manajemen serta kerja keras.
2. Hal tersebut memerlukan pendekatan multidisipliner, termasuk keahlian yang sesuai
di bidang agronomi, kesehatan veteriner, produksi, mirobiologi, obat-obatan,
kesehatan masyarakat, teknologi pangan, kesehatan lingkungan, kimia dan rekayasa.
3. Penerapan sistem HACCP sesuai dengan penerapan sistem management kualitas
seperti seri ISO 9000 dan merupakan sistem pilihan diantara sistem-sistem
pengelolaan keamanan pangan.
Arti dari istilah –istilah tersebut dampaknya (dalam hal kerja tim HACCP)
harus dibahas denga hati-hati dan dipahami sebelum merencanakan suatu sistem
HACCP dalam suatu usaha dibidang pangan. Hal-hal tersebut juga harus dijadikan
pegangan utama pada seluruh tahapan pengembangan sistem HACCP hingga seluruh
penerapan dan verifikasinya.
1. Keuntungan
Penerapan HACCP sebagai alat pengatur keamanan pangan dapat memberikan
keuntungan, yaitu mencegah terjadinya bahaya sebelum mencapai konsumen,
meminalkan risiko kesehatan yang berkaitan dengan konsumsi makanan, meningkatkan
kepercayaan akan keamanan makanan olahan sehingga secara tidak langsung
mempromosikan perdagangan dan stabilitas usaha makanan.
2. Kerugian
Beberapa kerugian dari HACCP adalah tidak cocok bila diaplikasikan untuk
bahaya atau proses yang hanya sedikit diketahui, tidak melakukan kuantifikasi
(penghitungan) atau memprioritaskan risiko, dan tidak melakukan kuantifikasi
dampak dari tambahan kontrol terhadap penurunan risiko.
Akan tetapi karena pada dasaranya HACCP ini diciptakan untuk tujuan
kemaslahatan manusia dalam kaitannya dengan pangan dan pemenuhan
kebutuhan akan makanan maka ada baiknya jika setiap perusahaan maupun
industri di bidang pangan menerapkan HACCP ini sebagai system kendali
mutu pangan dari produk-prosuk yang dihasilkan. Agar tercipta suatu kondisi
pangan masyarakat yang kondusif, tanpa terjadi kasus-kasus dalam hal pangan lagi
di masa yang akan datang.
2.4 Potensi Bahaya
1. Biologis dan Mikrobiologis
Meliputi FDA, 1997 : bakteri berspora (Clostridium botulinum, Clostridium
perfringen, Bacillus cereus), bakteri tidak berspora (Brucella abortis, Brucella suis,
Campylobacter, Pathogenic Escherichia coli, Listeria monocytogenes, Salmonella,
Shygela dysenteriae, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Vibrio cholera,
Vibrio parahaemolyitcus, Vibrio vulnificus, Yersinia enterocolitica), virus (Hepatitis A
dan E, kelompok virus Norwalk, Rotavirus), serta protozoa dan parasit
(Cryptosporidium parvum, Diphyllobothrium latum, Entamoeba histolytica, Giardia
lamblia, Ascaris lumbricoides, Taenia solium, Taenia saginata, Trichinella spiralis)
2. Kimia
Contoh bahaya kimia, meliputi bahaya kimia anorganik dan bahaya kimia organik.
Bahaya kimia anorganikadalah metal, dan senyawa-senyawa seperti merkuri, copper,
iron oxide, lead sulphate, zinc phosphate; asam anorganik seperti asam sulfur, asam
hidroklorik, asam nitric; alkalis anorganik seperti sodium hydroxide, potassium
hydroxide; non metal seperti carbon, sulfur, nitrogen, klorin, bromine, hydrogen; dan
gas-gas anorganik seperti CO,CO2, amonia, H2S. Bahaya kimia organik pada umumnya
adalah senyawa-senyawa yang terdiri dari satu atau lebih atom karbon. Kimia
organik yang hanya terdiri dari atom karbon dan hidrogen disebut hidrokarbon. Contoh
bahaya fisik, meliputi: kaca, kayu, batu, logam, bahan penyekat, tulang, plastik,
dan bahaya fisik dari tenaga kerja.
3. Fisik
Meliputi : kaca, kotoran, logam, tulang, plastik, batu, kulit, kayu, kertas, dan lain
sebagainya.
2.5 Tujuh Prinsip HACCP
1. Melakukan analisis bahaya, menetapkan bahaya dan ukuran pengendalian
bahaya yang spesifik.
Segala macam aspek pada mata rantai produksi pangan yang dapat menyebabkan
masalah keamanan pangan harus dianalisa. Bahaya yang dapat ditimbulkan adalah
keberadaan pencemar (kontaminan) biologis, kimiawi, atau fisik bahan pangan.
Selain itu, bahaya lain mencakup pertumbuhan mikrroganisme atau perubahan
kimiawi yang tidak dikehendaki selama proses produksi, dan terjadinya kontaminasi
silang pada produk antara, produk jadi, atau lingkungan produksi.
3.3.1 Alat
a. Baskom Besar
b. Cetakan Telur
c. Spatula
d. Centong besar
e. Alat Kocokan Telur
f. Alat serut Wortel
4.1 HASIL
1. Tim HACCP
Jabatan : Jabatan :
Jabatan
DIAGRAM ALIR PROSES FUYUNGHAY
Bumbu C PENERIMAAN
Di Chiller d PENYIMPANAN
GUDANG KERING
PENGECEKAN
SPESIFIKASI
PERSIAPAN
PEMECAHAN
PENGUPASAN PENGUPASAN CANGKANG
PEMOTONGAN PEMOTONGAN
PENUMISAN
PENGOLAHAN
PENCAMPURAN
PENGGORENGAN
Dengan suhu 171oC
HOLDING TIME
PENYAJIAN
jangka waktu 120
menit
PENDISTRIBUSIAN
dengan suhu 31,6oC
DECISION TREE TO INDENTIFI CCPS (CAC)
Apakah pengendalian YA
Pada tahap ini perlu untuk keamanan?
TIDAK
Penerimaan
1 B Salmonella Suplier negatif/25gr H(3) H(3) H(36)S Pemanasan
Telur
Penerimaan Lactobacillus Pencucian dan
2 B Suplier 102koloni/gr M(2) H(3) H(18)S
Wortel monocytogenes pemanasan
penerimaan Lactobacillus Pencucian dan
3 B Suplier 102koloni/gr M(2) H(3) H(18)S
Daun Prei monocytogenes pemanasan
wadah khusus
saat
Persiapan F Kulit Telur Bahan Baku 0 H(3) M(2) H(12)S
4 memecahkan
telur ayam
telur
B Salmonella Telur negatif/25gr H(3) H(3) H(36)S Penggorengan
Mencuci tangan
Persiapan Staphylococus sebelum
5 B Penjamah 102koloni/gr M(2) L(1) L(2)TS
Wortel aureus menjamah
makanan
Identifikasi Bahaya Analisis bahaya
Acceptable
Control
No Bahan / Proses Sumber level in end likelihood Severity
Kategori Bahaya signifikansi Measure
Bahaya product (risiko) (keparahan)
Mencuci tangan
Persiapan Staphylococus sebelum
6 B penjamah 102koloni/gr M(2) L(1) L(2)TS
Daun pre aureus menjamah
makanan
Pencampuran telur B E.coli air 1.8 APM/g H(3) H(3) H(36)S Pemanasan
7
dengan Sayur B Salmonella telur negatif/25gr H(3) H(3) H(36)S Pemanasan
Stapylococus
B udara 102koloni/gr H(3) L(1) M(4)TS Pemanasan
aureus
8 Penggorengan dipanaskan
B salmonella telur negatif/25gr H(3) H(3) H(36)S dalam suhu
100°C
Stapylococus
B udara 102koloni/gr H(3) L(1) M(4)TS
aureus Disimpan pada
9 Holding Time
Lingkungan wadah tertutup
B Serangga 0 L(1) L(1) L(1)TS
Dapur
Stapylococus
10 Distribusi B udara 102koloni/gr H(3) L(1) M(4)TS Wraping
aureus
HACCP PLAN WORKSHEET (P3-P7)
RUMKITAL “Dr. RAMELAN” SURABAYA
No. Dokumentasi :
DOKUMEN HACCP Revisi :
HACCP PLAN WORKSHEET (P3-P7) Tanggal : 22 Agustus 2019
Halaman :
CCP Bahaya Tindakan Batas Kritis Prosedur Pemantauan Koreksi Tindakan Verifikasi Dokumen
pengendalian (4W + 1H) Langsung Koreksi tasi dan
record
Persiapan Kotoran Mencuci bahan dan Mencuci bahan What : waktu Persiapan Jika tidak Dengan mencuci Kepatuhan Kuisioner /
ayam dan memisahkan wadah dan Where : ruang produksi mencuci dan dan memisahkan dengan audit
cangkang dengan pemecahan memisahkan When : setiap hari waktu memisahkan wadah pemecah observasi penjamah
telur telur wadah dengan produksi wadah telur
pemecahan Who : pengolah pemecah telur
telur makanan
How : mencuci bahan dan
tambahan wadah
Holding S. Aureus Tidak boleh Waktu < 1 What : waktu holding time Jika holding Segera Mengukur Form
Time dibiarkan > 1 jam jam Where : ruang produksi time > 1jam melakukan waktu pemantau
When : setiap hari waktu pemorsian jika menggunakan n waktu
produksi holding time > 1 jam pemantaua
Who : pengolah jam n produk
makanan
How : mengukur waktu
menggunakan jam
Pemorsian/ S. Aureus Penjamah Penjamah What : waktu Pemorsian/ Jika tidak Memperingatka Kepatuhan Kuisioner /
distribusi Menggunakan Menggunakan Distribusi menggunakan n untuk segera dengan audit
APD dan cuci APD dan cuci Where : ruang produksi APD dan tidak menggunakan observasi penjamah
tangan tangan When : setiap hari waktu cuci tangan APD dan cuci
produksi tangan
Who : pengolah Memberikan
makanan edukasi/pelatihan
How : menggunakn APD
dan cuci tangan
4.2 PEMBAHASAN
Rancangan HACCP pada proses pembuatan produk Fuyunghai yang
merupakan lauk hewani bagi pasien diet untuk kelas I,II dan kelas III menu ke -2,
kegiatan dimulai dengan melakukan pengamatan pada saat penerimaan bahan,
persiapan bahan, pengolahan bahan, penyimpanan bahan, pemorsian dan distribusi
sampai pada tahap penyajian dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2019.
Berdasarkan hasil analisis bahaya dan identifikasi bahaya yang dinyatakan
signifikan terhadap bahaya terdapat 11 bagian terdiri dari penerimaan Telur Ayam,
penerimaan daun pre, penerimaan wortel, persiapan telur, persiapan wortel, persiapan
daun pre, pencampuran telur dengan sayur, penggorengan, holding time dan
pendistribusian.
Dimana dari 10 identifikasi bahaya yang dinyatakan signifikan untuk analisa
CCP mendapatkan tiga proses yang termasuk CCP berdasarkan jenis bahaya masing-
masing tahapan yaitu terdiri dari proses persiapan, holding time dan pemorsian/
distribusi. Diantaranya Proses persiapan dan holding time signifikan dengan jenis
bahaya mikrobiologis yang bersumber dari udara seperti Stapilococcus Aureus
sebelum makanan ditutup oleh plastik wraping, waktu pendinginan ± 45 menit (batas
maksimum pendinginan < 30 menit ) dan waktu holding time ± 45 (batas maksimum
holding time < 1 jam). Tahapan selanjutnya yang termasuk CCP adalah pemorsian/
distribusi yang signifikan dengan jenis bahaya mikrobiologi Stapilicoccus Aureus
yang bersumber dari penjamah makanan yang tidak menggunakan APD yang lengkap
seperti sarung tangan plastik atau tidak cuci tangan dan masker, dimana Stapilococcus
Aureus yang kemungkinan ada di dalam mulut dan tenggorokan bisa
mengkontaminasi makanan dari tenaga penjamah yang berbicara pada saat bekerja
tanpa menggunakan masker . Tahapan-tahapan yang termasuk termasuk dalam
kategori CCP harus dibuat rancangan HACCP plan worksheet.
Untuk proses waktu holding time setelah makanan diporsikan tidak boleh
lebih dari 1 jam, kenyataan waktu pendinginan tumis wortel dicampur dengan telur 45
menit dan waktu holding time yang ada 1 jam 20 menit. Mikrobiologis yang berada di
udara adalah basillius dan Stapilococcus Aureus yang mungkin berasal dari udara luar
yang masuk pada saat jendela distribusi terbuka, oleh karena untuk mengurangi
kontaminasi pada saat holding time dapat diatasi dengan jendela ditribusi dibuka
secukupnya dan makanan harus segera ditutup/ diwraping agar sumber kontaminan
dapat dihindari. Kemudian lakukan pemantauan pendinginan dan holding time
menggunakan form pemantauan.
Untuk pemorsian dan pendistribusian batas kritis yang harus diperhatikan
adalah penjamah yang tidak disiplin dalam menggunakan APD dan tidak mencuci
tangan sebelum pemorsian, berdasarkan pengamatan memang ada beberapa tenaga
penjamah dalam pemorsian tidak menggunakan masker dan sarung tangan plastik.
Kontaminasi terjadi bila penjamah pada saat bekerja berbicara dan tidak
menggunakan masker makan mikrobiologis (Stapiloccocus Aureus) dapat berpindah
kemakanan, disarankan untuk penjamah untuk patuh dan disiplin mentaati SOP
penggunaan APD untuk menghinghindari kontaminasi. untuk penjamah tidak
menggunakan sarung tangan mikrobiologis sumber kontaminasi adalah Escherichia
Colli. Tetapi ini tidak termasuk faktor resiko karena dapat dihindari dan dicegah
dengan penjamah melaksanakan cuci tangan 6 langkah secara benar sebelum bekerja.
Kontaminasi dapat dihindari dengan cara dilakukan koreksi yaitu memberikan
penekanan kepada tenaga penjamah untuk disiplin dalam menggunakan APD dan cuci
tangan dan memberikan edukasi kembali kepada tenaga penjamah untuk disiplin
dalam penggunaan APD dan cuci tangan. Dari Subdep Gizi Rumkital Dr Ramelan
sudah aturan atau ketentuan mengenai SOP penggunaan APD dan SOP Cuci tangan,
selain itu untuk tenaga penjamah diberikan edukasi secara berkala mengenai prosedur
- prosedur tersebut untuk mengingatkan kembali dan dari segi kesehatan dilaksanakan
pemeriksaan berkala rectal swab bagi anggota penjamah 3 bulan sekali dan
pelaksanaan pemeriksaan kesehatan setahun dua kali.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Tim kerja HACCP terdiri dari multidisiplin ilmu; antara lain; ahli gizi dan
tata boga.
2. Fuyunghai merupakan lauk hewani bagi pasien untuk kelas I,II dan kelas III
menu ke -2
3. Berdasarkan hasil analisis bahaya dan identifikasi bahaya yang dinyatakan
signifikan terhadap bahaya terdapat 11 bagian terdiri dari penerimaan Telur
Ayam, penerimaan daun pre, penerimaan wortel, persiapan telur, persiapan
wortel, persiapan daun pre, pencampuran telur dengan sayur, penggorengan,
holding time dan pendistribusian.
4. Tiga tahap proses yang masuk dalam kategori CCP, yaitu persiapan, holding
time, dan pemorsian/ distribusi.
5. Pemantauan CCP dilakukan pada setiap tahapan proses dari persiapan,
holding time dan pemorsian/ distribusi berdasarkan SOP (standar operasional
prosedur)
5.2 SARAN
1. Secara umum penerapan HACCP pada produk Fuyunghai tergolong baik
karena proses pengolahan sudah sesuai standar resep, namun perlu
dipehatikan khususnya bagi proses yang masuk dalam kategori CCP untuk
dilakukan pemantauan rutini