Anda di halaman 1dari 32

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

Anatomi Fisiologi Manusia


Dosen Pengampu : Mahmud Rudini, M.Si

Disusun Oleh :

1. Fitria Handayani 1711060188


2. Lina Safitri 1711060056
3. Mega Nur’aini Wijayanti 1711060205

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya
kamidapat menyelesaikan makalah mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia Mengenai
“Sistem Reproduksi Manusia” dengan baik serta menyelesaikannya dengan tepat waktu
sehingga tugas-tugas kami dapat di selesaikan dengan baik.

Terimakasih kepada dosen pengampu Bapak Mahmud Rudini, M.Si yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik, kemudian
terimakasih kepada referensi sumber buku dan jurnal sebagai acuan kami dalam membuat
makalah ini dan selanjutnya Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan berperan dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk pemenuhan tugas kuliah dan kami sebagai
penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca, khususnya bagi
mahasiswa Pendidikan Biologi. Kami menyadari pada makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat turut andil dalam menambah
wawasan generasi muda bangsa dan negara

Bandar Lampung, 04 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………….1

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................5
1.3 Tujuan..................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dari Sistem Reproduksi Manusia.......................................................................6


2.2 Sistem Reproduksi PadaPria................................................................................................7
2.3 Sistem Reproduksi Pada Wanita........................................................................................11
2.4 Hormon-Hormon Yang Berperan Dalam Reproduksi........................................................18
2.5 Gamegotenesis………………………………………………………………...…………20
2.6 Penyakit Atau Kelainan Pada Sistem Reproduksi Pada Manusia......................................27

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................31
3.2 Saran...................................................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk hidup memiliki ciri-ciri salah satunya adalah berkembang biak atau
bereproduksi. Untuk melanjutkan keturunannya, makhluk hidup perlu melakukan
reproduksi. Reproduksi pada makhluk hidup ini dapat berupa baik tumbuhan, hewan,
dan juga manusia pada hewan reproduksi ini dapat terjadi dengan 2 kategori yaitu
kategori reproduksi internal dan kategori reproduksi eksternal Sistem reproduksi adalah
sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Untuk manusia sendiri memiliki organ-
organ reproduksi yang kompleks yang Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat
kelamin lainnya. Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal
atau yang kita sebut fisiologi.
Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun
siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup,
sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau
ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati. Pada umumnya
reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau
dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang
dihasilkan dalam tubuh manusia.
Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab
terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak
bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan
tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk
hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak) yang
merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.
Reproduksi ini akan menjadi bagian yang penting bagi makhluk hidup dalam
melestarikan keturunannya agar tidak punah, karena jika punah maka spesies tersebut
sulis di temukan untuk hewan dan juga tumbuhan, namun organ-organ reproduksi pada
hewan yang terjadi secara internal hampir sama dengan organ-organ reproduksi yang
dimiliki oleh manusia. Organ-organ tersebut memikiki keterkaitan fungsi secara spesifik.

4
Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana sistem reproduksi pada manusia,
maka makalah ini akan memaparkan beberapa point-point penting yang mencakup sistem
reproduksi pada wanita dan juga sistem reproduksi pada pria.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami akan merumuskan beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari sistem reproduksi manusia ?
2. Bagaimana sistem reproduksi padapria?
3. Bagaimana sistem reproduksi pada wanita ?
4. Apa saja Hormon-hormon yang berperan dalam Reproduksi?
5. Bagaimana proses gamegotenesis pada manusia ?
6. Apa saja penyakit atau kelainan pada sistem reproduksi pada manusia?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem reproduksi manusia
2. Untuk mengetahui sistem reproduksi padapria
3. Untuk mengetahui sistem reproduksi pada wanita
4. Untuk mengetahui Hormon-hormon yang berperan dalam Reproduksi
5. Untuk mengetahui proses gametogenesis pada manusia
6. Untuk mengetahui Apa saja penyakit atau kelainan pada sistem reproduksi pada
manusia

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Reproduksi Manusia


Reproduksi ini berasal dari kata re yang berarti kembali dan produksi artinya
memproduksi, reproduksi pada manusia berarti kemampuan manusia untuk memperoleh
keturunan, sehingga sistem reproduksi adalah organ-organ yang berhubungan dengan
masalah seksual dan kemudian menghasilkan keturunan.
Reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya
dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang
baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia
dilakukan dengan cara generatif atau seksual.1
Sistem reproduksi terdiri dari organ-organ yang melakukan fungsi reproduksi
menghasilkan individu baru dan menghasilkan hormon tertentu. Manusia berkembang biak
dengan cara perkawinan (generatif) atau seksual. Dalam proses itu diperlukan alat-alat
reproduksi, baik alat reproduksi wanita maupun laki-laki. Sistem reproduksi pada suatu
organisme berbeda antara jantan (laki-laki) dan betina (perempuan).
Pada seorang pria testisnya telah mampu menghasilkan sel kelamin jantan (sperma)
dan hormon testosteron. Hormon testosteron berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda
kelamin sekunder pada pria, di antaranya suara berubah menjadi lebih besar, tumbuhnya
rambut di tempat tertentu misalnya jambang, kumis, jenggot, dan dada tumbuh menjadi
bidang, jakun membesar. Sedangkan seorang wanita ovariumnya telah mampu menghasilkan
sel telur (ovum) dan hormon wanita yaitu estrogen.
Hormon estrogen berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder
pada wanita, yaitu kulit menjadi semakin halus, suara menjadi lebih tinggi, tumbuhnya
payudara dan pinggul membesar.

1
Campbell, et. all. (2010). Biologi Edisi 8 Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

6
2.2 Sistem Reproduksi PadaPria
Organ-organ saluran reproduksi pria berasal dari jaringan embrional yang sama
dengan saluran reproduksi wanita. Perkembangan atau penekanan pertumbuhan sel-sel
tertentu ditentukan oleh pola kromosom XX atau XY pada saat fertilisasi.
Seperti sistem reproduksi wanita, pria mempunyai baik organ reproduksi interna
maupun eksterna.
Organ eksterna :
a. Penis yang dilalui urethra
b. Scrotum yang berisi epididymis dan sebagian vas deferens
Organ interna :
a. Vas deferens
b. Vesicula seminalis dan duktus seminalis
c. Duktus ejakulatorius
d. Kelenjar Prostat
e. Glandula bulbourethralis (Cowper)

a. Organ Reproduksi Eksterna Pria

Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.2

1. Penis

Penis terdiri dari tiga bagian akar(menempel pada didnding perut),


batang(merupakan bagian tengah dari penis) dan glans penis yang membesar yang
banyak mengandung ujung – ujung saraf sensorik. Penis terdiri dari tiga rongga yang
berisi jaringan spons. Penis terdiri jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui uretra.
Ujung penis disebut glans. Glands penis ini mengandung jaringan erektil dan berlanjut
ke korpus spongiosum. Glans dilapisi lapisan kulit tipis berlipat, yang dapat ditarik ke
proksimal disebut prepusium (kulit luar), prepusium ini dibuang saat dilkukan
2
Campbell, et. all. (2010). Biologi Edisi 8 Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

7
pembedahaan (sirkumsisi).Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan
spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa
jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis
dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung
pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Penis berfungsi sebagai alat kopulasi
(persetubuhan).

2. Skrotum

Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi


testis. Scrotum adalah bangunan seperti kantong yang tertutup oleh kulit dan
merupakan tempat bergantungnya penis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem
pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus
memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehingga
testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau
lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).Scrotum dibagi oleh septum
yang terdiri dari jaringan fibrosa menjadi dua ruangan yang masing-masing berisi satu
testis, satu epididymis, dan bagian permulaan vas deferens. Scrotum tidak
mengandung lemak subkutan, tetapi mengandung jaringan otot yang dapat
mengadakan retraksi (penarikan ke atas) testes dalam usaha untuk melindungi testes
terhadap trauma.

b. OrganReproduksi Interna Pria


Organ reproduksi dalam pria terdiri dari:

1. Testis

8
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum).
Testis berjumlah sepasang testis adalah sepasang struktur oval, agak gepeng dengan
panjang 4 cm sampai 5 cm (1,5 inci sampai 2 inci)dan berdiameter 2,5 cm (1 inci).
Testis banyak mengandung pembuluh halus disebut tubulus seminiferus. Pada dinding
tubulus seminiferus terdapat calon-calon sperma (spermatogonium) yang diploid. Di
antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel intersisial yang menghasilkan hormon
testosteron dan hormon kelamin jantan lainnya. Selain itu, terdapat pula sel-sel
berukuran besar yang berfungsi menyediakan makanan bagi spermatozoa. Sel ini
disebut sel sertoli.3
Fungsi testis, terdiri dari :

 Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus


seminiferus.  
 Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.

Testis diselubungi ileh kapsula pelindung fibrosayang disebut tunica albuginea,


dan ditutup lagi oleh membran serosa yang disebut tunica vaginalis, yang
memungkinkan masing-masing testis dapat bergerak secara bebas didalam
scrotum.Jaringan glanduler (kelenjar) yang menyusun testis dibagi menjadi 200-300
lobi. Setiap lobus berisi tubulus seminiferus yang berkelok-kelok yang bermuara ke
dalam vas deferens.

2. Saluran Pengeluaran

Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas
deferens, saluran ejakulasi dan uretra.

 Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari
testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri.Panjang duktus
epididimis sekitar 600 cm. Duktus ini berawal dari puncak testis (kepala
epididimis) dan berjalan berliku-liku, kemudian berakhir pada ekor epididimis
yang kemudian menjadi vas deferens. Epididimis berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak
menuju vas deferens.

3
Materi E-learning Reproduksi dan Embriologi Hewan. (2009). Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY.

9
 Vas Deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis dengan panjang sekitar
45 cm dan dimulai dari ujung bawah epididimis kemudian naik sepanjang aspek
posterior testis.
Setelah meninggalkan bagian belakang testis, vas deferen melewati chorda
spermatica menuju kedalam abdomen. Setelah menyilang ureter, vas deferen
menuju ke duktus vesikula seminalis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan
ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai
saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau
kantung mani (vesikula seminalis).
3. Saluran Ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen
dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke
dalam uretra.
4. Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra
berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran
untuk membuang urin dari kantung kemih.
5. Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah
kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris
merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat
dan kelenjar Cowper.
 Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar
berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula
seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi
sperma.
 Kelenjar prostat
Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan sebagian lainnya otot.
Struktur ini mengelilingi urethra pria. Organ berukuran 2.5x3-5x4.5 cm. Lobus

10
media prostat secara histologis merupakan zona transisional berbentuk baji yang
secara langsung mengelilingi urethra dan memisahkannya dengan ductus
ejaculatorius. Saat terjadi hipertrofi, lobus media dapat menyumbat aliran urine.
Prostat bagian anterior sebagian besar terdiri dari jaringan fibromuskular. Semua
jaringan otot pada vas deferen, prostat, prostat disebitar urethra dan vesicula
seminalis terlibat dalam proses ejakulasi. Sekresi prostat menyumbang 15%
volume total cairan semen.
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah
kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol,
garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup
sperma.Menambahcairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk
menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina.
Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5
cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
 Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya
langsung menuju uretraKelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali
(basa).

2.3 Sistem Reproduksi Wanita

Struktur organ reproduksi wanita meliputi organ reproduksi internal dan organ
reproduksi eksternal. Keduanya saling berhubungan dan tak terpisahkan. Organ
reproduksi internal terdapat di dalam rongga abdomen, meliputi sepasang ovarium dan
saluran reproduksi yang terdiri saluran telur (oviduct/tuba falopii), rahim (uterus) dan
vagina. Organ reproduksi luar meliputi mons veneris, klitoris, sepasang labium mayora
dan sepasang labium minora.4

4
Campbell, et. all. (2010). Biologi Edisi 8 Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

11
a. Organ Reproduksi Eksternal Wanita
Organ reproduksi eksterna pada wanita sering disebut Vulva, mencakup semua organ
yang dapat terlihat dari luar. Bentuk Vulva pada masing-masing wanita bervariasi,
tapi pada dasarnya alat-alat reproduksinya sama saja. Organ kelamin luar wanita
memiliki dua fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan
sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi. Saluran
kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga
mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan.
Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.

Gambar : Organ Reproduksi Eksternal Wanita

1. Mons veneris (Mons pubis), bagian yang menonjol berupa tonjolan lemak yang
besar terletak di di atas  simfisis pubis. Area ini mulai ditumbuhi bulu pada masa
pubertas
2. Labia Mayora (bibir besar), merupakan dua lipatan dari kulit diantara kedua
paha bagian atas. Labia mayora banyak mengandung urat syaraf Labia mayora
merupakan struktur terbesar genetalia eksterna wanita dan mengelilingi organ
lainnya, yang berakhir pada mons pubis. Setelah puber labia mayora akan
ditumbuhi rambut.
3. Labium minora,pada bagian lebih dalam dari labia mayora terdapat pula lipatan
yang kedua berjumlah sepasang yang disebut dengan labia minora (bibir kecil).
Kedua lipatan ini berfungsi untuk melindungi vagina. Saluran yang langsung
berhubungan dengan vulva adalah uretra dan vagina. Lipatan jaringan tipis pada
labia minora tidak mempunyai folikel rambut. Selaput pada labium minora
merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan
kulit, tetapi permukaannya tetap lembab karena adanya cairan yang berasal dari
pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam. Pada labium minora terdapat
pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.Karena kaya akan pembuluh
darah, maka labium minora tampak berwarna pink.

12
4. Klitoris, berasal dari bahasa Yunani, yang berarti sebuah bukit kecil. Klitoris
merupakan pertemuan antara labia minora kiri dan kanan yang bertemu di depan.
Klitoris banyak terdapat pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Hal ini
yang membuat klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami
ereksi. Klitoris merupakan penonjolan kecil yang sangat peka. Klitoris dibungkus
oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium. Fungsi utama klitoris adalah
menstimulasi dan meningkatkan keregangan seksual.Di bawah klitoris terdapat
uretra, yakni muara saluran kencing.
5. Orificium urethrae, muara saluran kencing berada tepat di bawah klitoris.
6. Vestibulum (serambi), merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia
minora). Pada vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna,
introitus vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar
paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid
ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya
bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen.

7. Himen (selaput dara), lapisan/membran tipis yang menutupi sebagian besar dari
liang senggama, ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar, letaknya mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbeda-beda ada yang
seperti bulan sabit. Konsistensinya ada yang kaku, dan ada yang lunak, lubangnya
ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari Himen (selaput dara)
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Hymen berselaput mukosa dan
mengandung banyak pembuluh darah.
8. Perineum (kerampang), terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang
lebih 4 cm. perineum terdiri dari otot fibrus yang kuat di sebelah depan anus. Kulit
yang membungkus perineum sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya.

b.  Organ Reproduksi Internal Wanita

13
Organ kelamin internal wanita terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut.

1. Uterus (rahim)

Uterus (rahim) merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri yang
berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher
rahim). Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina.  Selama masa reproduktif,
lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut. Sebelum pubertas dan
sesudah menopause, lapisan lendir menjadi licin. Uterus diikat oleh 6 ligamen. Uterus
merupakan saluran berongga yang lebih besar dengan bagian ujungnya bersatu
membentuk saluran sempit, yaitu vagina. Uterus mempunyai beberapa lapisan
penyusun, yakni lapisan terluar (perimetrium), lapisan tengah yang berotot
(miometrium), dan selaput rahim/lapisan terdalam (endometrium).

Perimetrium merupakan lapisan yang berhubungan dengan dinding abdomen


yang berfungsi sebagai pelindung uterus. Perimetrium tersusun atas jaringan ikat dan
pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Miometrium merupakan lapisan yang berfungsi
mendorong bayi keluar pada saat proses persalinan (kontraksi) yang kaya akan sel
otot serta berfungsi untuk relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk
semula setiap bulannya. Lapisan Endometrium mengandung banyak pembuluh darah
dan lendir. Lapisan inilah yang mengalami penebalan setiap bulannya bila tidak ada
zigot yang ditanamkan (implantasi). Ketika terjadi ovulasi, lapisan endometrium akan
menebal, tetapi ketika menstruasi lapisan endometrium akan meluruh. Jika di dalam
tuba fallopii terjadi pembuahan dan terbentuk zigot, zigot akan didorong menuju
uterus untuk kemudian mengalami implantasi dan berkembang menjadi bayi. Fungsi

14
uterus (rahim) ini adalah sebagai tempat menempelnya janin dan merupakan ruangan
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Di sinilah janin akan tumbuh besar yang
kemudian kehidupannya ditopang oleh plasenta.5

Uterus (Rahim) terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan
diikat oleh 6 ligamen. Enam Ligamentun yang menyangga uterus adalah :
1. Ligamentum latum
Terletak di kanan kiri Uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar
panggul, seolah-olah menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar dari
lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar disebut Parametrium.
2. Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)
Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari tuba. Terdiri dari jaringan
otot polos dan jaringan ikat ligamen. Ligamen ini menahan uterus dalam antefleksi.
Pada saat hamil mengalami hypertrophi dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
3. Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)
Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini
menggantungkan uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium
terdapat ligamentum ovarii propium.
4. Ligamentum Kardinale
Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding panggul.
Ligamen ini membantu mempertahankan uterus tetap pada posisi tengah
(menghalangi pergerakan ke kanan ke kiri) dan mencegah prolap.
5. Ligamentum Sakro Uterinum
Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi
rektum.
6. Ligamentum Vesiko Uterinum
Terletak dari uterus ke kandung kencing.

5
Materi E-learning Reproduksi dan Embriologi Hewan. (2009). Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY.

15
Uterus terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

 Fundus, adalah bagain uterus proksimal di atas muara tuba uterina yang mirip
dengan kubah. Di bagian ini tuba fallopii masuk ke uterus. Fundus uteri ini
biasanya diperlukan untuk mengetahui usia/ lamanya kehamilan.
 Korpus (badan uterus). Korpus biasanya bengkok ke arah depan. Selama masa
reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus
merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama
proses persalinan, dinding ototnya mengerut sehingga bayi terdorong keluar
melalui serviks dan vagina. Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium.
Setiap bulan setelah siklus menstruasi, endometrium akan menebal. Jika tidak
terjadi kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan.
Ini yang disebut dengan siklus menstruasi. Telur yang terbuahi di saluran telur
akan melekat sendiri dan menanamkan diri (nidasi) dalam selaput lendir di sisi
dalam atau rongga rahim.Telur yang tertanam ini tidak mudah lepas atau rontok,
karena lapisan dinding rahim cukup tebal. Telur ini akan tumbuh menjadi janin.
Selanjutnya, uterus akan melindunginya dan memelihara kehidupan baru sampai
pada saat kelahiran bayi. Selama kehamilan, uterus sedikit demi sedikit tumbuh
menjadi pegangan bagi pertumbuhan bayi, dengan kantung cairan di
sekelilingnya dan dihubungkan oleh plasenta (ari-ari). Berbeda dengan sebelum
kehamilan, pada saat kelahiran bayi, berat uterus sendiri mendekati satu kilogram.
Sedangkan berat bayi, plasenta, dan cairan yang mengelilinginya, semuanya
sekitar lima kilogram.
 Serviks (leher uterus). Serviks terletak di puncak vagina. Serviks merupakan
uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina. Sebuah saluran yang melalui
serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi
keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali
selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur). Saluran di
dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan
janin tidak dapat melewatinya. Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan
meregang sehingga bayi bisa melewatinya. Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar
penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali
sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah
sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain

16
itu, pada saat ovulasi kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan
sperma yang hidup selama 2 – 3 hari. Sperma ini kemudian dapat bergerak ke
atas melalui korpus dan masuk ke tuba fallopii untuk membuahi sel telur. Oleh
karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1 -2 hari sebelum
ovulasi bisa menyebabkan kehamilan.

3. Tuba Fallopii

Berjumlah sepasang dengan panjang sekitar 10 cm, berfungsi menyalurkan sel


telur dari ovarium menuju uterus dan menyediakan lingkungan yang cocok untuk
pembuahan dan perkembangan sel telur sebelum pembuahan. Tuba fallopii
merupakan struktur saluran bilateral yang melekat ke uterus pada setiap kornu
(ujung)-nya. Tuba fallopii dibagi berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu kornu,
ismus, ampula, dan infundibulum. Kornu merupakan bagian perbatasan antara dinding
otot uterus dan tuba fallopii yang berperan dalam menjamin hubungan yang stabil dan
kuat. Bagian yang panjang, sempit, dan menyerupai pensil disebut ismus yang
berperan dalam menyeleksi sperma. Bagian setelah ismus disebut ampula merupakan
tempat terjadinya fertilisasi. Ujung tuba bagian paling distal yang bergalur disebut
infundibulum.  Infundibulum memiliki fimbria yang menyerupai jari-jari. Fimbria ini
berperan dalam aktivitas menyerupai gerakan menyapu secara terus menerus untuk
menangkap telur matang yang jatuh di belakang uterus. Bagian dalam (lumen) dari
tuba falopi dilapisi sel-sel epitel bersilia untuk mendorong ovum bergerak ke dalam
tuba falopi ketika terjadi ovulasi.6

4. Ovarium
Gonad perempuan, ovarium (ovary), berada di dalam rongga abdomen,
menggantung, dan bertaut melalui mesentrium ke uterus. Ovarium terletak di sebelah
kiri dan kanan rahim. Bentuk ovarium lonjong dengan panjang 2 – 2,5 cm, lebar 1 –
1,5 cm, tebal 0,5 –1,5 cm dan berat 15 gram. Ovarium merupakan gonade perempuan
yang berfungsi menghasilkan ovum dan mensekresikan hormon kelamin perempuan
yaitu estrogen dan progesteron. Sepasang ovarium ini secara bergantian memiliki
tugas memproduksi telur setiap bulan. Dalam ovarium terdapat folikel de Graaf yang
akan berkembang menjadi sel telur (ovum). Peristiwa pelepasan sel telur (ovum) dari
ovarium setelah folikel masak disebut ovulasi.
6
Wahyu, Hary. (1990). Diktat Asistensi Anatomi Hewan – Zoologi. Yogyakarta : Jurusan Zoologi UGM.

17
Indung telur mengandung sekitar 400 ribu bakal sel telur. Umumnya sel telur
diproduksi setiap 28 hari. Pada saat folikel telur tumbuh, ovarium menghasilkan
hormon estrogen, dan setelah ovulasi menghasilkan hormon progesteron. Setelah telur
mengalami pematangan, selanjutnya akan disalurkan melewati tuba fallopii. Fungsi
tuba fallopii sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat
ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, dan tempat
pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula
yang siap melakukan implantasi.

2. Vagina
Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada
wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat
dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan
bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat. Selaput berlendir (membran mukosa)
menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan
oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang
berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke
kondisi semula setelah janin dikeluarkan.Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi
wanita, sebagai saluran kelahiran dan untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada saat
menstruasi.

2.4 Hormon-hormon yang berperan dalam Reproduksi


a. Hormon-hormon pada reproduksi pria7
1. FSH
Menstimulir spematogenesis.
2. LH
Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi Testosteron.
3. Testosteron
Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya.
Efek hormon testoteron pada pria:
Sebelum lahir:
a. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
b. Mendorong penurunan testis ke skrotum

7
Wahyu, Hary. (1990). Diktat Asistensi Anatomi Hewan – Zoologi. Yogyakarta : Jurusan Zoologi UGM.

18
Efek reproduksi
c. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi
d. Penting dalam spermatogenesis
Pertumbuhan tanda kelamin sekunder

b. Hormon-hormon pada reproduksi wanita


1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling
penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri
perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut
kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk
penetrasi sperma.

2. Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan
endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus
dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon
HCG.

3. Gonadotropin Releasing Hormone


GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan
merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen
tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH
akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.

4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)


Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis
akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel
yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.

5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)

19
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi
memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan
terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan
progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap
fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.

6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)


Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta).
Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000
mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali
sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada
masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada
darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli
Mainini, tes Pack, dsb).

7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin


Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi
dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi
pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.

2.5 Gametogenesis pada Manusia


GAMETOGENESIS
Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet (sel kelamin) yang terjadi
melalui pembelahan meiosis. Gametogenesis meliputi spermatogenesis (pembentukan
sperma atau spermatozoa) dan oogenesis (pembentukan ovum) (Wahyu, 1990).
Gametogenesis adalah suatu proses yang mengubah plasma germinal menjadi sel-sel
kelamin yang terspesialisasi sehingga mampu melakukan fertilisasi untuk kemudian
mengalami pertumbuhan dan perkembangan menjadi individu baru. 8
Asal-usul sel gamet terdiri dari beberapa konsep. Ada yang menyatakan bahwa sel
kelamin berasal dari epitel germinativum, dan ada juga yang menyatakan bahwa sel
kelamin berasal dari lapisan entoderm embrio yang mengalami migrasi kemudian
8
Mader, Sylvia S. (2010). Human Biology, Eleventh Edition. United States : McGraw-Hill

20
berkembang dalam gonade. Sel gamet mengalami perkembangan dalam tingkatan sebagai
berikut :
1) Tingkat sebagai calon (gonosit)
Sel ini dapat dibedakan dengan sel somatik karena mempunyai ukuran lebih besar dan
sitoplasmanya jernih. Pada tingkat ini belum dapat dibedakan antara sel kelamin jantan
atau betina.
2) Tingkat perbanyakan
Pada tingkat ini calon sel kelamin dapat dibedakan sebagai spermatogonium dan
oogonium. Masing-masing membelah secara mitosis menjadi spermatogonium atau
oogonium tingkat I, II, dan III kemudian mengalami fase istirahat.
3) Tingkat pertumbuhan
Pada tingkat ini spermatogoniium atau oogonium tumbuh karena adanya transkripsi dan
translasi. Sel yang sedang tumbuh disebut auksosit. Spermatogonium tumbuh menjadi
spermatosit I, sedangkan oogonium tumbuh menjadi oosit I. Proses pertumbuhan sel
kelamin dikendalikan oleh hormon gonadotrofin dari hipofise.
4) Tingkat pembelahan meiosis
Pada tingkat ini spermatosit I atau oosit I mengalami pembelahan meiosis dari sel
diploid menjadi haploid yaitu spermatosit II atau oosit II pada meiosis I. Pada meiosis
II, pembelahan terjadi seperti mitosis. Satu sel spermatosit I menjadi 4 sel spermatozoa
dan berfungsi setelah mengalami spermiogenesis, sedangkan satu oosit I menjadi 1 sel
telur dan 3 polosit.

5) Pengeluaran sel kelamin


Spermatozoa mengalami spermasi sedangkan sel telur mengalami ovulasi. Spermatozoa
akan tersalurkan melalui epididimis dan vas deferen, sedangkan sel telur tersalurkan
melalui oviduct.

Gametogenesis dikontrol oleh hormon yang dihasilkan tiga organ berikut:


hipotalamus, hipofisa, dan gonad. Hipotalamus adalah bagian dasar otak yang berada di
atas hipofisa. Kelenjar ini mengontrol pekerjaan gonad lewat pengontrolan hipofisa.
Hipofisa menghasilkan hormon gonadotropin, yang bekerja mengontrol pekerjaan gonad.
Selain menghasilkan gamet, gonad juga menghasilkan hormon kelamin: testosteron pada
jantan, estrogen pada betina.9
9
Mader, Sylvia S. (2010). Human Biology, Eleventh Edition. United States : McGraw-Hill

21
SPERMATOGENESIS

Spermatogenesis adalah suatu proses kompleks dimana sel germinal yang relatif
belum berdiferensiasi berproliferasi dan diubah menjadi spermatozoa yang terspesialisasi
dan motil yang masing-masing mengandung satu set 23 kromosom yang haploid.proses
spermatogenesis terjadi di dalam tubulus seminiferus yang pada dindingnya mengandung
banyak sel-sel germinal dan sel-sel sertoli. Satu siklus spermatogenesis terdiri dari tiga
fase, yaitu : spermatositogenesis, spermatidogenesis dan spermiogenesis. Keseluruhan
proses tersebut memerlukan waktu enampuluh empat hari

Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)

Gambar 1. Tahapan Proses Spermatogenesis

1. Spermatositogenesis
Spermatositogenesis merupakan tahapan perkembangan dari spermatogonia
sampai spermatosit sekunder. Spermatogonia yang terletak di lapisan tubulus terluar
terus-menerus membelah secara mitosis untuk menghasilkan sel anak yang identik
dengan sel induknya. Proliferasi tersebut menyediakan persediaan sel germinal baru
yang cukup. Setelah pembelahan mitosis, satu dari sel anak tetap berada di bagian
terluar tubuh dan bertahan sebagai spermatogonium yang tidak berdiferensiasi, yang
berfungsi untuk menjaga keberadaan sel-sel germinal. Sel-sel anak lainnya mulai

22
bergerak menuju lumen sambil menjalani berbagai proses. Pada manusia, sel-sel
tersebut akan membelah secara mitosis sebanyak dua kali untuk membentuk
spermatosit primer yang identik.
Setelah proses mitosis yang terakhir, spermatosit primer akan memasuki fase
istirahat. Pada fase ini, kromosom di duplikasikan dan DNA bersiap memasuki
pembelahan meiosis yang pertama. Pada meiosis tahap pertama, setiap spermatosit
primer membentuk dua spermatosit sekunder (masing-masing dengan 23 pasang
kromosom haploid).

2. Spermatidogenesis
Spermatidogenesis merupakan tahapan pembentukan spermatid dari spermatosit
sekunder. Setelah pembelahan meiosis tahap pertama, spermatosit sekunder akan
memasuki pembelahan meiosis tahap kedua hingga akhirnya terbentuk 4 buah
spermatid dari 1 spermatogonia.

3. Spermiosis dan Spermiogenesis


Spermiosis merupakan pembentukan spermatozoa dari spermatid. Setelah itu
spermatozoa akan mengalami remodelling lagi dalam proses yang disebut
spermiogenesis. Proses spermiogenesis tersebut merupakan proses pembentukan
spermatozoa yang matur, yakni spermatozoa yang memiliki 4 bagian yaitu kepala,
akrosom, midpiece dan ekor. Sampai proses pematangan sperma selesai, sel-sel
germinal yang muncul dari spermatosit primer tetap terhubung dengan jembatan
sitoplasmik. Hubungan ini penting karena sperma yang tidak mendapat kromosom X
yang mengandung gen untuk produk-produk seluler yang penting untuk perkembangan
sperma (kromosom X yang berukuran besar mengandung beberapa ribu gen, sementara
kromosom Y hanya memiliki beberapa lusin dengan gen SRY yang merupakan gen
paling penting dan beberapa gen lainnya yang penting untuk fertilitas pada pria).
Struktur Sel Sperma

23
Gambar 2. Struktur Sel Sperma (Spermatozoa)

Struktur suatu sel sperma terdiri dari 4 bagian yaitu: kepala, akrosom, midpiece
dan ekor. Kepala berisi nukleus yang mengandung akrosom, vesikel yang berisi enzim
hialuronidase dan akrosin yang melapisi bagian ujung kepala untuk melakukan
penetrasi pada ovum. Ekor berfungsi untuk bergerak, yang ditenagai oleh mitokondria
yang terletak pada bagian midpiece. Di belakang kepala, sel sperma mengandung
banyak sekali mitokondria (atau satu sel mitokondria tunggal yang berukuran besar
pada beberapa spesies) yang menyediakan ATP untuk pergerakan ekor, yang
merupakan sebuah flagelum.

Hormon yang Berperan dalam Proses Spermatogenesis


1. Hormon LH yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis akan merangsang sel Leydig
untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron
akan memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
2. Hormon FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding
Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses
spermatogenesis.10

OOGENESIS

Oogenesis merupakan perkembangan oosit (sel telur) yang matang, dan merupakan
proses yang berlangsung lama di dalam tubuh perempuan. Oogenesis sudah dimulai dalam

10
Mader, Sylvia S. (2010). Human Biology, Eleventh Edition. United States : McGraw-Hill

24
ovarium dan berkembang sejak dari embrio betina dengan produksi sel germinal
primordial atau oogonia diproduksi melalui pembelahan secara mitosis. Perubahan
oogonium menjadi oosit primer terjadi pada saat bayi perempuan berada di dalam rahim.
Ketika berada di dalam rahim, oosit primer akan mengalami pembelahan sampai pada
tahap profase I. Sehingga pada saat lahir, bayi perempuan membawa 700rb – 2 jt oosit
primer masing-masing terkandung dalam folikel hingga sampai pada tahap pubertas.

Proses Pembentukan Sel Ovum (Oogenesis)

Gambar 3. Tahapan Proses Oogenesis

Oogenesis dimulai di dalam embrio perempuan dengan produksi oogonium dari


sel germinal primordial. Oogonium membelah secara mitosis untuk membentuk sel-sel
yang memulai meiosis, namun menghentikan proses tersebut pada profase I. Oosit
primer (primary oocyte) yang terkandung di dalam folikel kecil (rongga yang dilapisi
oleh sel pelindung) menunda perkembangan sebelum kelahiran. Dimulai pada saat
pubertas, hormon perangsang folikel (FSH) secara periodik merangsang sekelompok
kecil folikel untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan. Biasanya, hanya satu
folikel yang matang penuh setiap bulan dengan oosit primernya menuntaskan meiosis I.
Pembelahan meiosis kedua dimulai, namun berhenti pada metafase. Dalam kondisi
tertahan pada meiosis II, oosit sekunder (secondary oocyte) dilepaskan saat ovulasi
ketika folikelnya pecah. Hanya jika sebuah sperma menembus oosit, maka meiosis II
diteruskan. 11
Masing-masing dari kedua pembelahan meiosis melibatkan sitokenesis yang tidak
setara dengan sel-sel yang lebih kecil menjadi badan kutub yang akhirnya hancur.

11
Mader, Sylvia S. (2010). Human Biology, Eleventh Edition. United States : McGraw-Hill

25
Dengan demikian, produk fungsional dari oogenesis yang lengkap adalah satu sel ovum
matang. Folikel pecah yang tersisa setelah ovulasi berkembang menjadi korpus luteum.
Jika oosit yang dilepaskan tidak di fertilisasi dan tidak menyelesaikan oogenesis,
korpus luteum akan hancur.

Struktur Sel Ovum

Gambar 4. Struktur Sel Telur (Ovum)


Sel telur (ovum) merupakan gamet wanita yang terdiri dari 23 kromosom. Ovum
memiliki beberapa lapisan pelindung, yaitu :
1) Membran Vitellin, yaitu lapisan transparan di bagian dalam ovum
2) Zona Pellusida, yaitu lapisan pelindung ovum yang tebal dan terletak di bagian
tengah. Merupakan senyawa glikoprotein yang membungkus oosit (mengandung
reseptor yang dapat mengikat sperma).
3) Korona Radiata, yaitu sel-sel granulosa yang melekat disisi luar oosit dan
merupakan mantel terluar ovum yang paling tebal.
Ovum pada manusia bersifat microlechital yaitu ovum dengan kuning telur yang
sedikit dan memiliki ukuran kecil dengan rata-rata berdiameter 1,5mikron. Material
ovum terdiri dari glikogen, kuning telur dan protein yang terakumulasi dalam
sitoplasma.

Hormon yang Berperan dalam Proses Oogenesis


1. Hormon FSH yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis, berfungsi untuk merangsang
pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum

26
2. Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel de Graaf
yang menghasilkan hormon estrogen berfungsi untuk merangsang kelenjar hipofisis
untuk mensekresikan hormon LH.
3. Hormon LH berfungsi untuk merangsang terjadinya ovulasi

2.6 Penyakit atau Kelainan Pada Sistem Reproduksi Pada Manusia


a.Herpes
Menyebabkan luka yang menyakitkan di bagian dalam vulva / vagina atau anus (ini
herpes kelamin) atau pada mulut (luka dingin). Herpes dapat ditularkan melalui kontak
dengan luka, misalnya dengan menyentuh, cumbuan atau berbagi mainan seks. Oral seks juga
dapat menularkan virus Herpes.Bisa menular namun tidak memiliki gejala apapun. Sebuah
penelitian di Amerika menemukan bahwa mayoritas wanita yang berhubungan seks dengan
perempuan, yang terinfeksi dengan herpes, tidak menyadari infeksi mereka, Kutu pada
kemaluan, melekat pada rambut di sekitar kemaluan.Menyebabkan gatal dan kadang-kadang
bercak darah dari bekas gigitan. Mereka menyebar melalui kontak kulit.12

b.Gonore (kencing nanah)


Gonore (kencing nanah) disebabkan oleh bakteri. Gejala dari gonore, antara lain
keluarnya cairan seperti nanah dari saluran kelamin; rasa panas dan sering kencing. Bakteri
penyebab penyakit ini dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri
pada persendian dan dapat mengakibatkan kemandulan.
Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotik
secara cepat.

C.Sifilis
Sifilis ini sangat menular dan kontak kulit selama berhubungan seks dapat
menyebarkannya. Sifilis tidak menyebabkan ulkus terasa nyeri (atau chancres) muncul
dimana bakteri masuk ke dalam tubuh. Sebuah Cangker pada vagina bisa hampir tidak
kentara

d.Vaginitis

12
Sheerwood L. (2007). Human Physiology : from cells to system. 6t h ed. Belmont, CA. Thomson Higher
Education

27
Infeksi pada vagina yang biasanya menyebabkan keluarnya cairan dari vagina yang
berbau dan menimbulkan ketidaknyamanan. Disebabkan oleh berbagai jenis bakteri (bakteri
gonorrhea, chlamydia) atau jamur; juga dapat disebabkan oleh berbagai bakteri tidak
berbahaya yang memang menetap pada vagina. Dapat diselidiki dengan meneliti cairan
vagina tersebut dengan mikroskop. Pada umumnya dapat disembuhkan dengan obat yang
tepat sesuai dengan penyebabnya.

e. Keputihan (Fluor Albus)


Penyakit yang dialami perempuan ini disebabkan oleh berbagai parasit, antara lain
jamur Candida albicans, Protozoa dari jenis Trichomonas vaginalis, bakteri, dan virus.
Candida albicans menyukai lingkungan yang mengandung gula dan hangat. Jamur ini sering
ditemukan pada perempuan hamil dan penderita diabetes melitus (kencing manis).

f.AIDS
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immttne Deficiency Syndrome (sindrom
hilangnya kekebalan karena bentukan). Penyakit ini disebabkan oleh virus HIV (Human
Immtmodeficiency Virus). Sampai sekarang, penyakit mematikan ini belum ada obatnya.
Orang yang terinfeksi virus HIV tidak langsung menderita AIDS 13. Penyakit ini baru terlihat
setelah enam bulan sampai lima tahun, bergantung pada ketahanan tubuh seseorang. Penyakit
ini menyerang sel-sel darah putih yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Akibatnya, jika terinfeksi kuman tertentu yang bagi orang biasa tidak membahayakan.
penderita AIDS dapat meninggal.
Kita tidak perlu panik menghadapi penyakit ini jika mengetahui cara penularannya.
Tidak seperti influenza yang penularannya melalui udara, penyakit ini menular melalui cairan
tubuh.Menghirup udara di sekitar penderita AIDS atau bersalaman dengan penderita AIDS,
tidak menyebabkan tertular. AIDS dapat menular melalui transfusi darah dari penderitaAIDS,
melalui jarum suntik yang pernah dipakai penderita AIDS, dan berhubungan seksual dengan
penderita AIDS. Bayi yang dikandung ibu penderita AIDS kemungkinan juga dapat tertular.

g. Beberapa gangguan yang disebabkan karena merokok


1. Menurunkan jumlah sperma

13
Sheerwood L. (2007). Human Physiology : from cells to system. 6t h ed. Belmont, CA. Thomson Higher
Education

28
Semakin banyak jumlah sperma, semakin tinggi juga kemungkinan untuk memiliki
anak. Namun jika sperma menurun, maka kemungkinan untuk terjadinya pembuahan juga
akan semakin tipis.14
2. Kualitas sperma yang buruk
Tak hanya menurunkan jumlah sperma, merokok juga bisa mempengaruhi kualitas
dan kemampuan sperma dalam berenang. Sudah umum diketahui bahwa untuk mencapai sel
telur, sperma harus berenang dalam tubuh wanita. Semakin tinggi kemampuan berenang
sperma, semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya pembuahan. Jika kemampuan berenang
sperma menurun, semakin kecil juga kemungkinan adanya sperma yang mencapai sel telur.
3. Mengganggu transportasi sel telur
Tak hanya berpengaruh pada kualitas sperma pria, merokok juga berpengaruh pada
kemampuan sel telur berpindah dari tuba falopi ke rahim. Hasilnya, jika tak ada sel telur yang
menuju ke rahim, akan sulit terjadi pembuahan.
4. Merusak DNA
Efek rokok tak berhenti pada proses pembuahan, tetapi juga ketika pembuahan sudah
terjadi. Zat kimia pada rokok bisa merusak DNA. Ketika DNA pada sel telur atau sel sperma
rusak, maka akan sulit terjadi pembuahan. Walaupun pembuahan sudah terjadi, risiko
keguguran pasti akan tinggi.
5. Disfungsi ereksi
Kebiasaan merokok juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena disfungsi ereksi.
Pria yang mengalami disfungsi ereksi akan kesulitan menjaga dan mengalami ereksi,
sehingga akan lebih sulit untuk melakukan pembuahan.
6. Merusak keseimbangan hormon
Berbagai macam zat kimia dalam rokok yang masuk ke aliran darah akan
mempengaruhi hormon pria dan wanita. Ketika hormon sudah terpengaruh, sistem reproduksi
dalam tubuh juga akan terganggu.
7. Menopause dini
Merokok akan mempengaruhi menopause pada wanita karena rokok akan
mempercepat proses kehilangan sel telur. Sel telur yang hilang tak akan bisa digantikan dan
pada akhirnya akan menyebabkan menopause dini pada wanita. Ini juga menurunkan
kemungkinan wanita untuk hamil.

14
Sheerwood L. (2007). Human Physiology : from cells to system. 6t h ed. Belmont, CA. Thomson Higher
Education

29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah memaparkan materi dibagian pembahasan, berikut merupakan
kesimpulan dari materi tersebut:

30
1. Reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme
yang dipergunakan untuk berkembang biak. Tujuannya adalah untuk
mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah.
2. Seperti sistem reproduksi wanita, pria mempunyai baik organ reproduksi interna
maupun eksterna. Organ eksterna(Penis yang dilalui urethra, Scrotum yang berisi
epididymis dan sebagian vas deferens. Organ interna: (Vas deferens , Vesicula
seminalis dan duktus seminalis, Duktus ejakulatorius,Kelenjar Prostat, Glandula
bulbourethralis (Cowper).
3. Organ reproduksi internal terdapat di dalam rongga abdomen, meliputi sepasang
ovarium dan saluran reproduksi yang terdiri saluran telur (oviduct/tuba falopii), rahim
(uterus) dan vagina. Organ reproduksi luar meliputi mons veneris, klitoris, sepasang
labium mayora
4. Hormon-hormon yang berperan dalam proses reproduksi adalah FSH (Folikel
stimulating hormon ), LH ( Lutenizing Hormon ), HCG, GnRH ( Gonadotropin
Releasing hormon ), Estrogen, Progesteron, dan Testosteron.
5. Penyakit atau gangguan sistem reproduksi pada manusia adalah Herpes, AIDS,
Penyakit atau akibat yang ditimbulkan dari merokok, Keputihan, Sifilis, Vaginitis,
dan Gonore

3.2 Saran
Adapun saran pada makalah ini adalah:
Dalam penulisan makalah, masih ada keterbatasan materi dan kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu, perlu perbaikan makalah yang berkenaan dengan materi
sistem reproduksi pada wanita dan juga reproduksi pada pria. Perlu dilakukan kajian
sumber referensi lebih banyak lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Paul D. 2008. Anatomi & Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta : EGC.


Campbell, et. all. (2010). Biologi Edisi 8 Jilid 3. Jakarta : Erlangga

31
Mader, Sylvia S. (2010). Human Biology, Eleventh Edition. United States : McGraw-Hill

Materi E-learning Reproduksi dan Embriologi Hewan. (2009). Jurusan Pendidikan Biologi
FMIPA UNY.

Pearce, Evelyn. 1991. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.
Sheerwood L. (2007). Human Physiology : from cells to system. 6t h ed. Belmont, CA.
Thomson Higher Education

Wahyu, Hary. (1990). Diktat Asistensi Anatomi Hewan – Zoologi. Yogyakarta : Jurusan
Zoologi UGM.

32

Anda mungkin juga menyukai