Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Danau Toba

Dalam sejarah, Danau Toba sebelumnya adalah gunung berapi yang disebut gunung
Toba. Gunung ini memiliki kantong magma sangat besar yang jika meletus akan menghasilkan
daya ledak yang sangat tinggi. Kantong Magma Gunung Toba disuplai oleh banyaknya lelehan
sediman lempeng benua yang saling bergesek secara hiperaktif, yaitu lempeng Indo-Australia
yang mengandung banyak sedimen, dan lempeng Eurasia yang menjadi tempat duduknya Pulau
Sumatera. Letak kedua lempeng itu berada di kedalaman 150 km di bawah bumi.

Gesekan lempeng Indo-Australia dan Eurasia menghasilkan panas sehingga melelehkan


bebatuan. lelehan tersebut kemudian naik ke atas sebagai magma. Oleh karena seringnya kedua
lempeng ini bergesekan, magma yang dihasilkan cukup banyak sehingga dapat menciptakan
ledakan yang begitu dahsyat.

Dari beberapa literatur, tercatat bahwa gunung Toba pernah meletus tiga kali

1. Letusan pertama gunung Toba terjadi sekitar 800 ribu tahun yang lalu dan membentuk
kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Porsea dan Prapat.
2. Letusan kedua terjadi sekitar 500 ribu tahun yang lalu dan menghasilkan kaldera di utara
Danau Toba, yaitu daerah antara Haranggaol dengan Silalahi.
3. Gunung Toba terakhir meletus pada 74.000 tahun lalu. Letusan terakhir ini disebut-sebut
sebagai letusan paling dahsyat dalam sejarah Dunia. Meskipun sama sekali tidak tercatat di
dalam buku, namun bukti-bukti ilmiahnya bisa ditemukan di masa kini.

Para ahli memperkirakan bahwa letusan gunung Toba menghasilkan ledakan


supervulkanik dengan skala sekitar 8.0 Volcanic Explosivity Index (VEI). Jika dibuat
perbandingan, ledakan bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki memiliki daya ledak 0,015
megaton TNT, letusan gunung Krakatau berdaya ledak 150 megaton TNT, maka letusan gunung
Toba diperkirakan berdaya ledak 26000 megaton TNT dan mampu menghancurkan area Sumatra
seluas sekitar 20.000 km2.

Letusan terakhir gunung Toba memuntahkan lebih dari 1000 kilometer kubik material
letusan. Ketinggian letusannya mencapai 50 km. Material abunya menyebar ke seluruh atmosfer
bumi hingga menutupi cahaya matahari yang masuk ke bumi selama beberapa tahun. Akibatnya
temperatur bumi saat itu menjadi turun sampai 3-5 derajat celcius.

Di samping menghasilkan tsunami yang besar, letusan gunung Toba juga mengakibatkan
kematian masal manusia dan beberapa spesies mahluk hidup lainnya. Dari beberapa hasil
penelitian yang telah dilakukan, letusan gunung ini diduga menyusutkan lebih dari 60% populasi
manusia saat itu, yaitu sekitar 60 juta jiwa.

Dugaan ini didasarkan atas dua hal. Pertama, material abu yang jatuh ke seluruh dunia
telah menimbun sebagian habitat manusia. Kedua, tidak adanya cahaya yang masuk
menyebabkan tidak terjadinya fotosintesis tumbuhan. Hal ini berimbas pada langkanya bahan
makanan sehingga mengakibatkan kelaparan dahsyat yang berujung pada kematian masal.

Setelah meletus, gunung ini membentuk kaldera yang kemudian terisi air dan akhirnya
menjadi danau terbesar di dunia. Danau inilah yang kenal dengan nama Danau Toba.

Anda mungkin juga menyukai