Letusan hawai adalah letusan yang berkelanjutan selama berjam-jam atau hari. Dalam
beberapa kasus selama beberapa tahun,magma yang terlibat dalam letusan hawaii adalah magma
yang panas disebut juga dengan basal. komposisi kimianya (kandungan silika yang relatif rendah) dan
suhu yang tinggi membuat magma tersebut relatif viskositas rendah. Misalnya lava yang keluar dari
gunung Kilauea dihawai,suhunya dari dari ~ 1140-1150 C dan viskositas dari 50 -100 Pa s. Magma
basal yang keluar mencair di mantel dan berinteraksi dengan batuan lainnya.
Erupsi yang sudah teramati manusia yang mendekati erupsi jenis ini adalah erupsi Laki atau
Skaftar Fires yang terjadi di Islandia pada 1783-85. Erupsi ini menghasilkan sekitar 15 km3 lava,
dengan aliran lava individual panjangnya lebih dari 35 km. Diperkirakan tingkat erupsinya mencapai
8700 m3s-1.
Erupsi Laki sangat menarik karena efeknya terhadap iklim, dimana terbentuk kabut kering
yang menyebar di beberapa negara Eropa dan mengurangi jumlah cahaya matahari yang mencapai
permukaan Bumi. Erupsi ini menjadikan musim dingin tahun 1783-84 sebagai salah satu yang cukup
parah. Penjelasan paling masuk akal atas terbentuknya kabut tersebut adalah akibat keluarnya gas
sulfur selama erupsi Laki.
mudah terbakar. Dalam selang waktu 2-3 menit, sekitar 28.000 orang meninggal (hanya sekitar 2-3
orang yang selamat). Jenis awan encer serta bergerak cepat yang telah menghancurkan Gunung
Pelee biasanya disebut nuee ardente (gambar 1.11)
Pada kasus lain, jika terdapat suatu danau lava, dan kemudian muncul peningkatan tekanan
gas dan gelembung-gelembung, kemudian dilanjutkan dengan letusan kecil yang melempar hingga 1
meter, erupsi tersebut juga bisa dikatakan sebagai erupsi Strombolian. Dan yang membedakan
erupsi tipe Strombolian lainnya yaitu, dari interval letusan, letusan yang cenderung kecil,
keterlibatan magma yang memiliki viskositas rendah, magma dengan material basaltic, dan terdapat
pada suatu system vulkanisme.
Gambar 1.2.7.1. Perbedaan beberapa tipe erupsi dari luas area lontaran dan fragmentasi material erupsi
Gambar 1.2.8.1.2
Produk yang terbentuk akibat
pendinginan lava yang terlalu cepat
(Lava Bantal)
Gambar 1.2.8.2.
Terjadinya Cock Tail Plume
pada gunung Kilauea,
Hawaii yang diakibatkan
kontak dengan perairan
dangkal
Pada lingkungan danau kawah gunung api, kondisinya akan mirip dengan lingkungan laut
dangkal. Contoh kasus pada G. Taal, Filipina. Pada awalnya letusan diperkirakan berkarakteristik
strombolian, namun secara drastis berubah menjadi letusan berkekuatan besar. Hal ini diperkirakan
akibat terjadinya interaksi antara air danau pada kawah dengan magma (Phreato Plinian).Ciri khas :
terbentuknya accretionary lapili (material pyroclastic yang menggumpal karena basah), debu yang
tersortasi dengan baik (efek dari letusan dahsyat). Namun bentuk letusan tidak selamanya Phreato
lapili, letusan Phreato lapili ini sangat tergantung dengan ada tidaknya interaksi magma dengan air.
Maka jika terjadi maka bentuk letusannya akan biasa (strombolian, atau lainnya)
Akibat besarnya lapisan es yang ada di atas fissure, menghasilkan air hasil lelehan es dalam volume
yang besar, dan menciptakan uap yang sampai ke permukaan. Saat terjadi letusan, air hasil lelehan
ini akan terlontar ke permukaan melewati celah-celah dan biasa disebut sebagai Jokulhlaup.
Gambar 1.2.8.4.1
Maar yang terbentuk akibat
lava yang kontak dengan air
permukaan di Death Valley,
USA