Anda di halaman 1dari 8

VULKANOLOGI DAN GEOTHERMAL

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN

RANGKUMAN MATERI PRESENTASI


VULKANOLOGI : THE BRONZE AGE OF THERA

Oleh :
Alvian Firman A. 12314002
Handayani Hadiyat 12314004
Muhammad Oktama 12314006
Fariz Apriyanto 12314008

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


2018
KEPULAUAN SANTORINI
Kepulauan Santorini terletak di sebelah timur laut mediterrania sekitar 110 km di
utara Crete. Pulau ini terdiri dari dua pulau besar, Thera dan Therasia, serta 3 pulau
kecil, Aspronisi, Nea Kameni, dan Palaea Kameni. Tidak seperti pulau di Yunani
lainnya yang terdiri dari batu gamping putih dan marmer, Santorini berwarna
gelap dan brooding. Kepulauan tersebut merupakan sisa dari gunungapi raksasa
yang mengalami erupsi terakhir lebih dari 3500 tahun lalu yakni pada Zaman
Bronze akhir. Thera, Therasia, dan Aspronisi (Gambar 1) merupakan bagian tepi
kaldera yang berada di atas permukaan laut

Gambar 1. Diagram Kepulauan Santorini (de Boer & Theodore)

Seperti pada Gambar 1 di atas, terdapat pulau palaea kameni (old burnt island) dan
nea kameni (new burnt island) di dalam kaldera, keduanya terbentuk pasca
vulkanisme Zzaman Bronze. NamaThera selain merupakan nama pulau terbesar di
Santorini, juga merupakan nama gunungapi raksasa yang menjadi asal kepulauan
ini. Sebagian besar geologist sepakat bahwa saat kaldera terbentuk, air laut masuk
ke dalamnya dan menghasilkan tsunami besar ke segala arah di daerah tersebut.
Tsunami itu pula yang diyakini telah menghancurkan pesisir berbagai pulau di
sekitar Laut Aegea.
SETTING TEKTONIK
Gunungapi di Yunani terletak di sepanjang jalur ring of fire laut pasifik yang
terbentuk karena adanya tumbukan antar lempeng (Gambar 2). Lempeng afrika
bergerak ke timur dan secara bersamaan berotasi berlawanan arah jarum jam,
sehingga bagian timur laut afrika bertumbukan dengan lempeng Eurasia dan
tersubduksi di bawah Laut Aegean. Tatanan tektonik daerah Aegean cukup
kompleks akibat gerakan arabian platelet ke utara sehingga mendorong Anatolian
platelet ke barat menuju Yunani. Gerakan lempeng afrika ke timur laut dan lempeng
Anatolian ke barat menyebabkan terangkatnya lempeng di bawah laut Aegean,
menyebabkan munculnya Cycladic Islands.

Gambar 2. Tatanan Tektonik Wilayah Yunani (de Boer & Theodore)

Pergerakan konvergen dari lempeng-lempeng ini menghasilkan salah satu daerah


dengan tektonik paling aktif pada zona tumbukan antara afrika dan Eurasia. Sekitar
5 % dari seluruh energi yang dilepaskan akibat gempa terjadi disini. Zona subduksi
lempeng afrika membawa pada aktivitas vulkanik. Pada kedalaman 150 km,
astenosfer mencair. Magma kemudian naik menuju kerak yang lebih dangkal,
mengintrusi melalui sesar dan menghasilkan gunungapi pada Busur Hellenic.
SETTING GEOLOGI
Dari tepi laut, Gunung Thera tampak didominasi tebing curam yang tinggi
mengelilingi kaldera. Batuan terdiri dari abu vulkanik dan batu apung merah
serta putih bergantian dengan lapisan lava hitam. Dari bagian barat, Gunung
Thera kini tampak berbentuk sabit, dinding kaldera mencapai ketinggian
maksimum lebih dari 350 meter di atas permukaan laut. Bagian stratigrafi tebal ini
dimahkotai oleh lapisan abu merah muda-putih dan batu apung ~60 meter.

SEJARAH LETUSAN
Gunung Thera diperkirakan pertama kali erupsi sekitar 100 000 tahun lalu.
Hasilnya meninggalkan deposit batu apung dengan tebal 30 meter lalu ledakan
kedua menghasilkan endapan serupa hingga 60 meter di bagian tengah hingga
selatan gunung.

Pada 100000 tahun lalu, letusan pertama menghasilkan endapan batu apung di atas,
lalu runtuh hingga meninggalkan kaldera di bagian selatan-tengah pulau. Kemudian
80000 tahun lalu, kaldera sudah mencapai diamater hingga 250 meter. Lama setelah
itu, diperkirakan 54000 tahun lalu pusat aktivits gunung berapi bergeser ke utara di
atas sesar Megalo Vouno dan menghasilkan lapisan scoria 20 meter. Hingga sekitar
37000 tahun lalu erupsi yang jauh lebih besar terjadi, menghasilkan lapisan scoria
setebal 70 meter. Tidak hanya sampai pada aktivitas tersebut, 16000 tahun lalu
terjadi letusan yang menghasilkan endapan piroklastik dengan ketebalan 40 meter.
Akibat nya kaldera menjadi semakin dalam. Sekitar 200 tahun lalu aktivitas
vulkanik lebih terbatas, hanya ada aktivitas magma yang mengisi sesar Kameni dan
terdapat pertumbuhan lebih dari satu gunung berapi di sekitar Pulau Kameni.

Pada Zaman Perunggu, terjadi empat fase letusan yang diperkirakan menjadi
aktivitas vulkanik yang memiliki kontribusi banyakpada pembentukan Santorini:

FASE 1: Letusan pertama, abu dan batu apung dimuntahkan hinga ke atmosfer dan
jatuh kembali ke Thera dengan ketebalan 6 meter serta ke laut di sekitarnya. Kolom
letusan runtuh menyebabkan timbulnya awan panas dan ledakan material
fragmental.
FASE 2: Terjadi erupsi uap, air laut masuk ke bagian kawah melalui patahan yang
menghubungkan laut dengan magma panas di bawah gunung api. Terjadilah
ledakan yang sangat kuat diikuti aliran lumpur dengan pergerakan yang cepat dan
menghasilkan endapan 12 meter.

FASE 3: Terjadi Ledakan akibat masuknya air laut ke bagian atas ruang magma,
menghasilkan abu, batu apung, dan fragmen batuan besar yang terakumulasi setebal
60 meter. Ledakan sangat keras dan terdengar di seluruh Eropa Selatan, Afrika
Utara, dan Timur Tengah, sinar matahari redup selama beberapa hari. Asumsi ini
didasarkan pada letusan Krakatau di Selat Sunda antara Jawa dan Sumatra (1883)
yang memiliki nilai VEI (Volcanic Explosivity Index) sebesar 6.

FASE 4: Terdapat aliran piroklastik yang cukup banyak dan menghasilkan lapisan
abu, batu apung, dan fragmen batuan baik di darat maupun di laut.

DAMPAK LETUSAN
Pasca letusan pada Zaman Perunggu, terbentuk Pulau Palea Kameni dan Nea
Kameni di dalam Kaldera Thera. Kemudian terbentuk pula Pulau Kecil Kameni dan
pada tahun 1707 dan 1711 M, pulau tersebut bergabung dengan pulau baru kedua
yang membentuk Nea Kameni. Lokasi pusat erupsi mengindikasikan reaktivasi
sesar Kameni yang memungkinkan adanya magma baru naik melalui zona lemah
tersebut. Tahun 1956 M terjadi gempa besar yang menewaskan banyak orang.

Terdapat beberapa dampak negatif yang diakibatkan letusan Gunung Thera


diantaranya:

1) Pendinginan global, musim dingin terjadi di berbagai wilayah Eropa pada


1620-1630 M.
2) Polusi Atmosfer, terjadi tetesan Asam Sulfat di langit yang kemudian
membentuk Aerosol di atmosfer sekitar tahun 1645 M.
3) Banjir terjadi di Cina akibat curah hujan yang sangat tinggi.
4) Kekeringan terjadi setalah bencana banjir terjadi.
5) Kelaparan terjadi di berbagai negara akibat musim yang abnormal, berbagai
pertanian dan perkebunan tidak bisa beroperasi dan menghasilkan pangan
seperti biasanya.

Selain dampak negatif, beberapa tahun kemudian mulai tampak dan dirasakan
masyarakat Santorini sebagai dampak positif dari hasil letusan Gunung Thera:

1) Pemandangan alam yang indah dan bahan studi.


2) Tanah vulkanik yang subur sehingga muncul berbagai jenis usaha pertanian
seperti tomat, kacang, dan lain-lain.
3) Terbentuknya usaha pertambangan batu apung dan vulkanik yang merupakan
produk hasil erupsi Zaman Perunggu.
4) Bahan bangunan alami melimpah dan dijadikan sebagai bahan semen
berkualitas tinggi juga bahan pembuatan tanggul dan lapisan permukaan untuk
penampung air.

PERADABAN MINOAN

Berdasarkan hasil penelitian Arkeologis, Arthur Evans, di Gunung Thera terdapat


sebuah peradaban yng dikenal dengan Minoan. Nama tersebut diambil dari nama
Raja pada masanya yakni Raja Minos. Pusat Peradaban Minoan terletak di daerah
kekuasaan Pulau Crete, Yunani hingga Timur Mediterania dan Heraklion sebagai
Ibukota. Peradaban ini diperkirakan dberdiri selama Zaman Perak (3400 B.C.E) dan
masyarakatnya pandai dalam membuat perak dan berdagang. Dari artefak-artefak
yang ditemukan di pulau ini, terdapat dua jenis tulisan yang disebut sebagai Linear
A dan B (Gambar 3 dan 4). Bukti tersebut menjadi dasar perkiraan bahwa
Peradaban Minoan telah mengenal tulisan.

Gambar 3. Artefak yang bertuliskan Linear A (sumber: www.google.com)


Gambar 4. Linear B (sumber: www.google.com)

MITOS TENTANG ERUPSI GUNUNG THERA


Terdapat beberapa mitos yang dikait-kaitkan dengan kepunahan Peradaban Minoan
dan letusan Gunung Thera yang menyebabkan kepunahan peradaban tersebut.
Pertama, keruntuhan Kerajaan Minoan bermula dari kisah Raja Minos dari Crete.
Raja Minos dari Crete diberikan banteng gagah oleh Dewa Poseidon untuk
melindungi Kerajaan Minoan. Istri dari Raja Minos jatuh cinta terhadap banteng
tersebut dan melahirkan manusia berkepala banteng yang bernama Minotaur.
Androgeus, anak Raja Minos, terbunuh oleh Bangsa Athena. Hal ini membuat Raja
Minos marah dan meminta bangsa Athena memberikan tumbal ke Minotaur.
Theseus, anak dari Raja Athens pun mengorbankan diri menjadi tumbal dan
akhirnya membunuh Minotaur. Akhirnya bangsa Minoan mengalami kemunduran
dan akhirnya menghilang.
Mitos kedua berkaitan dengan Jason dan Argonouts. Argonouts yang terdiri dari 50
orang berhasil mengambil golden fleece dari Cholcis. Saat ingin kembali ke Yunani,
mereka dihadang oleh Talos. Talos adalah pelindung Crete yang diberikan oleh
Dewa Hephateus. Talos terbuat dari perunggu yang kebal tetapi memiliki
kelemahan di bagian tumitnya. Saat marah ia akan berubah menjadi merah dan
melempari bongkahan batu dari puncak gunung. Medea, penyihir dari Cholcis yang
dinikahi oleh Jason, menyihir penglihatan Talos. Saat Talos mencoba melempar
batu, ia tersadung dan akhirnya meninggal. Talos merupakan perumpamaan mistis
dari Thera. Badannya yang kebal merupakan perumpaan dari gunung. Batu yang
dilempar adalah Bom. Warna merah saat ia marah merupakan lava. Tumit yang
lemah merupakan simbol dari vulcanic vent. Kejatuhan dan kematiannya dengan
lava yang keluar dari tubuhnya menggambarkan erupsi yang terjadi. Argonouts
yang berlayar di laut yang gelap setelah pergi dari Crete menyimbolkan abu
vulkanik.
Mitos ketiga, Plato seorang Filsuf Yunani (350 B.C.E) menulis sebuah cerita
tentang Atlantis. Dia mendapatkan cerita tersebut dari Critias yang mendengar
cerita tersebut dari kakek buyutnya yang mendengar langsung dari Solon, seorang
guru dari Athena. Pada tahun 1872, Louis Figuier, menyatakan kalau Atlantis
adalah bagian dari Pulau Santorini yang tenggelam. Pada tahun 1885, Auguste
Nicaise, mengemukakan korelasi antara kehancuran Atlantis dan erupsi Thera. Pada
tahun 1909, K. T. Frost, mengemukakan perdagangan antara Mesir dan Minoan
Crete berhubungan dengan mitos Atlantis dan kehancuran dari peradaban Minoan.
Crete satu-satunya lokasi yang memiliki elemen dari Mitos Atlantis – teknologi
yang maju, kerajaan, dan bencana alam yang hebat. Berhentinya hubungan ekonomi
dengan Crete kemungkinan karena tenggelamnya pulau tersebut.

REFERENSI UTAMA
Buku Volcanoes in Human History: The Far-Reaching Effects of Major Eruption
karya Jelle Zeilingan de Boer & Donald Theodore Sanders

Anda mungkin juga menyukai