Sebelum membahas mengenai fermentasi beras ketan, pertama-tama kita harus mengetahu jenis beras dan arti beras itu sendiri. Beras merupakan bagian dari bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Secara anatomi sekam disebut dengan “palea” (bagian yang ditutupi) dan “lemma” (bagian yang menutupi). Secara fisik beras ketan dan beras biasa mudah dibedakan. Perbedaan warna beras disebabkan karena adanya perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, endospermia, dan komposisi pati pada endosperm. Beras berwarna putih yang sedikit transparan disebabkan karena hanya memiliki aleuron dalam jumlah sedikit dan mengandung amilosa sekitar 20%. Beras inilah yang paling banyak ditemukan di pasar beras. Beras berwarna hitam disebabkan adanya antosianin dengan intensitas tinggi yang diporduksi oleh aleuron dan endospermia sehingga berwarna ungu pekat mendekati warna hitam. Beras hitam ini sangat langka di pasaran. Sedangkan beras ketan atau sticky rice, baik yang putih, merah, maupun hitam memiliki kadar amilosa di bawah 1% pada pati berasnya dan didominasi oleh amilopektin sehingga jika ditanak memiliki tekstur yang sangat lekat.
II. Kandungan Beras Ketan
Beras ketan memiliki dua jenis, yaitu beras ketan putih dan beras ketan hitam. Dua jenis ketan tersebut memiliki perbedaan dalam segi kandungan gizi, diantaranya: 1) Beras Ketan Hitam Ketan hitam mempunyai kandungan amilopektin yang tinggi dan juga senyawa antosianin sehingga warnanya menjadi ungu kehitaman. Ketan hitam ini memiliki rasa yang cenderung manis dan gurih serta lebih legit dari pada beras ketan putih. Ketan hitam biasa diolah menjadi bubur atau aneka penganan, seperti tapai ketan, ketan sarikaya, babay maring, atau lopis. Kandungan dalam ketan hitam diantarnya terdapat zat besi, protein, karbohidrat, serat, vitamin E, serta mineral seperti kalium, natrium (sodium), magnesium, dan zinc. 2) Beras Ketan Putih Beras ketan putih memiliki warna putih seperti susu (tidak transparan) dan setelah dimasak cenderung lebih lengket dari beras biasa. Dalam beras ketan terkandung zat yang sulit dicerna sehingga kandungan kalorinya tidak sebaik beras biasa. Ketan putih juga memiliki manfaat untuk menangkal radikal bebas. Kandungan selenium yang terdapat dalam ketan merupakan mineral yang sangat penting yang diperlukan oleh tubuh. Zat ini bertindak sebagai anti- oksidan di dalam tubuh yang berguna untuk melindungi tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Kandungan selenium dalam beras ketan juga berfungsi untuk kelenjar tiroid yang bekerja dengan cara mengatur aktivitas hormon tiroid dengan membantu pembuluh darah sehingga dapat berfungsi dengan baik. Dalam setiap cangkir ketan putih terdapat 9,7 mg selenium atau jika dipresentasikan sekitar 18% dari jumlah rekomendasi asupan harian.
III. Proses Fermentasi Beras Ketan hitam
Proses fermentasi beras ketan hitam adalah dengan menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) yang berfungsi dalam mempercepat fermentasi tape ketan karena mengandung khamir Saccharomyces cerevisiae. Sebelum melakukan fermentasi, beras ketan harus direndam terlebih dahulu selama beberapa jam. Selama proses perendaman beras ketan akan mengalami proses hidrasi sehingga kadar air biji naik sebesar kira-kira dua kali kadar air semula yaitu mencapai 62 – 65 %. Setelah direndam, beras ketan dikukus hingga matang yang bertujuan untuk membunuh bakteri-bakteri kontaminan. Setelah matang ketan diangkat lalu didinginkan di atas baskom yang bertujuan supaya suasana ketan yang akan diberi ragi tidak lembab sehingga tidak mudah terkontaminasi mikroorganisme yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan tape menjadi rusak atau busuk. Lalu, ketan yang sudah dingin diberi ragi yang telah dihaluskan dan diaduk sampai merta. Tujuan dari penambahan ragi adalah untuk mempercepat proses fermentasi. Setelah diberi ragi, ketang dibungkus dengan menggunakan daun pisang secara rapat dan distaples lalu disimpan selama 2 – 3 hari untuk difermentasikan. Pembungkusan dengan daun pisang ini bertujuan supaya suasana menjadi anaerob karena proses fermentasi hanya dapat berlangsung dengan suasana tersebut. Selain itu, daun pisang juga dibutuhkan sebagai aerasi selama proses fermentasi yang akan menghasilkan gas CO2, sehingga daun pisang bagus untuk digunakan.
IV. Manfaat Beras Ketan
Dalam kesehatan, ketan hitam memiliki manfaat dalam membantu melawan kanker dan penyakit jantung karena adanya kandungan antosianin. Antosianin yang merupakan salah satu pigmen dari antioksidan ini memiliki peran penting untuk mengurangi kadar koletserol jahat atau LDL sehingga mampu melawan penyakit jantung. Selain itu, jenis antioksidan ini juga memiliki sifat anti-radang dan anti-kanker sehingga antosianin tersebut mampu menurunkan resiko obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Sedangkan ketan putih memiliki manfaat untuk menangkal radikal bebas.