Anda di halaman 1dari 3

1.

PENGERTIAN BERAS

Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa merang)
secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang ditutupi) dan 'lemma' (bagian yang menutupi).

Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling
sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih,
kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras.

Beras umumnya tumbuh sebagai tanaman tahunan. Tanaman padi dapat tumbuh hingga setinggi
1 - 1,8 m. Daunnya panjang dan ramping dengan panjang 50 – 100 cm dan lebar 2 - 2,5 cm.
Beras yang dapat dimakan berukuran panjang 5 – 12 mm dan tebal 2 – 3 mm.

Beras dari padi ketan disebut ketan.

2. Anatomi beras

Beras sendiri secara biologi adalah bagian biji padi yang terdiri dari

 aleuron, lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit,
 endosperma, tempat sebagian besar pati dan protein beras berada, dan
 embrio, yang merupakan calon tanaman baru (dalam beras tidak dapat tumbuh lagi,
kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan). Dalam bahasa sehari-hari, embrio disebut
sebagai mata beras.

3. Kandungan beras

Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%).
Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air.

Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat:

 amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang


 amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket

Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau
tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi
oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras pera memiliki kandungan amilosa
melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras.

4. MACAM DAN WARNA BERAS

Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik, akibat perbedaan gen yang mengatur
warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endospermia.
a.Beras putih, sesuai namanya, berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki
sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini mendominasi pasar
beras.
b. Beras merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin yang
merupakan sumber warna merah atau ungu.
c. Beras hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin
dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam.
d. Ketan (atau beras ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh
patinya merupakan amilopektin.
e. Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam.

Menteri Pertanian (Mentan) Suswono secara resmi meluncurkan beras analog yang berbahan
sagu, jagung, dan tepung singkong hasil inovasi Institut Pertanian Bogor[1] (IPB) sebagai
kebutuhan pokok pengganti beras padi. Bentuknya pun sama seperti beras padi.

Beberapa jenis beras mengeluarkan aroma wangi bila ditanak (misalnya 'Cianjur Pandanwangi'
atau 'Rajalele'). Bau ini disebabkan beras melepaskan senyawa aromatik yang memberikan efek
wangi. Sifat ini diatur secara genetik dan menjadi objek rekayasa genetika beras.

Di Iran utara, di Provinsi Gilan, banyak kultivar padi Indica termasuk Gerdeh, Hashemi, Hasani,
dan Gharib telah dibesarkan oleh petani.[2]

5. Aspek pangan

Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok terpenting warga dunia.
Beras juga digunakan sebagai bahan pembuat berbagai macam penganan dan kue-kue, utamanya
dari ketan, termasuk pula untuk dijadikan tapai. Selain itu, beras merupakan komponen penting
bagi jamu beras kencur dan param. Minuman yang populer dari olahan beras adalah arak dan air
tajin.

Dalam bidang industri pangan, beras diolah menjadi tepung beras. Sosohan beras (lapisan
aleuron), yang memiliki kandungan gizi tinggi, diolah menjadi tepung bekatul (rice bran).
Bagian embrio juga diolah menjadi suplemen makanan dengan sebutan tepung mata beras.

Untuk kepentingan diet, beras dijadikan sebagai salah satu sumber pangan bebas gluten dalam
bentuk berondong.

Di antara berbagai jenis beras yang ada di Indonesia, beras yang berwarna merah atau beras
merah diyakini memiliki khasiat sebagai obat. Beras merah yang telah dikenal sejak tahun 2.800
SM ini, oleh para tabib saat itu dipercaya memiliki nilai nilai medis yang dapat memulihkan
kembali rasa tenang dan damai. Meski, dibandingkan dengan beras putih, kandungan karbohidrat
beras merah lebih rendah (78,9 gr : 75,7 gr), tetapi hasil analisis Nio (1992) menunjukkan nilai
energi yang dihasilkan beras merah justru di atas beras putih (349 kal : 353 kal). Selain lebih
kaya protein (6,8 gr : 8,2 gr), hal tersebut mungkin disebabkan kandungan tiaminnya yang lebih
tinggi (0,12 mg : 0,31 mg).
Kekurangan tiamin bisa mengganggu sistem saraf dan jantung, dalam keadaan berat dinamakan
beri-beri, dengan gejala awal nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, sembelit, mudah
lelah, kesemutan, jantung berdebar, dan refleks berkurang.

Unsur gizi lain yang terdapat pada beras merah adalah fosfor (243 mg per 100 gr bahan) dan
selenium. Selenium merupakan elemen kelumit (trace element) yang merupakan bagian esensial
dari enzim glutation peroksidase. Enzim ini berperan sebagai katalisator dalam pemecahan
peroksida menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik. Peroksida dapat berubah menjadi radikal
bebas yang mampu mengoksidasi asam lemak tidak jenuh dalam membran sel hingga merusak
membran tersebut, menyebabkan kanker, dan penyakit degeneratif lainnya. Karena
kemampuannya itulah banyak pakar mengatakan bahan ini mempunyai potensi untuk mencegah
penyakit kanker dan penyakit degeneratif lain.

Anda mungkin juga menyukai