Anda di halaman 1dari 7

JUDUL BERAS ANALOG DARI UMBI TALAS

ABSTRAK
PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG MASALAH
Beras adalah hasil olah dari produk pertanian yang disebut padi (Oryza sativa). Beras
merupakan komoditas pangan yang dijadikan makanan pokok bagi bangsa Asia, khususnya
Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, Jepang, dan Myanmar. Biji padi terdiri dari dua
bagian, yaitu bagian yang dapat dimakan (rice caryopsis) dan kulit (hull atau husk).

Beras analog itu apa


Selama beras analog yg sudah ada

Umbi talas apa


Kondisi riil umbi talas

Ide membuat beras analog

b. RUMUSAN MASALAH
Apakah umbi talas bisa dijadikan beras analog
Bagaimana pendapat konsumen terhadap beras analog

c. TUJUAN PENELITIAN
d. MANFAAT PENELITIAN
PEMBAHASAN
a. TINJAUAN PUSTAKA

1. BERAS

Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam
(Jawa merang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang ditutupi) dan 'lemma'
(bagian yang menutupi).
Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan
lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya.
Bangian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu., atau, bahkan hitam, yang
disebut beras.
Tanaman padi dapat tumbuh hingga setinggi 1 - 1,8 m. Daunnya panjang dan
ramping dengan panjang 50 – 100 cm dan lebar 2 - 2,5 cm. Beras yang dapat dimakan
berukuran panjang 5 – 12 mm dan tebal 2 – 3 mm.
Beras sendiri secara biologi adalah bagian biji padi yang terdiri dari:
 aleuron, lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses
pemisahan kulit,
 endosprema, tempat sebagian besar pati dan protein beras berada, dan
 embiro, yang merupakan calon tanaman baru (dalam beras tidak dapat
tumbuh lagi, kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan). Dalam
bahasa sehari-hari, embiro disebut sebagai mata beras.
Sebagaimana bulir serelia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati
(sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian
aleuron), mineral, dan air.
Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat:
 amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang
 amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat
lengket
Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna
(transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan
hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara
beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya
terpencar-pencar 9tidak berlekatan) dan keras.
Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok
terpenting warga dunia. Beras juga digunakan sebagai bahan pembuat berbagai
macam panganan dan kue-kue, utamanya dari ketan, termasuk pula untuk dijadikan
tapai. Selain itu, beras merupakan komponen penting bagi jamun beras kencur dan
param. Minuman yang populer dari olahan beras adalah arak dan air tajin.
Dalam bidang industri pangan, beras diolah menjadi tepung beras. Sosohan
beras (lapisan aleuron), yang memiliki kandungan gizi tinggi, diolah menjadi tepung
bekatul (rice bran). Bagian embiro juga diolah menjadi suplemen makanan dengan
sebutan tepung mata beras. Untuk kepentingan diet, beras dijadikan sebagai salah satu
sumber pangan bebas gluten dalam bentuk berondong.
Diantara berbagai jenis beras yang ada di indonesia, beras yang berwarna
merah atau beras merah diyakini memiliki khasiat sebagai obat. Beras merah yang
telah dikenal sejak tahun 2.800 SM ini, oleh para tabib saat itu dipercaya memiliki
nilai nilai medis yang dapat memulihkan kembali rasa tenang dan damai. Meski,
dibandingkan dengan beras putih, kandungan karbohidrat beras merah lebih rendah
(78,8 gr : 75,7 gr), tetapi hasil analisiss nio (1992) menunjukkan nilai energi yang
dihasilkan beras merah justruy diatas beras putih (349 kal : 353 kal). Selain lebih kaya
protein (6,8 gr : 8,2 gr), hal tersebut mungkin disebabkan kandungan tiaminnya yang
lebih tinggi (0,12 m : 0,31 mg).
Kekurangan tiamin bisa mengganggu sistem saraf dan jantung, dalam keadaan
berat dinamakan beri-beri, dengan gejala awal nafsu makan berkurang, gangguan
pencernaan, sembelit, mudah lelah, kesemutan, jantung berdebar, dan refleks
berkurang.
Unsur gizi lain yang terdapat pada beras adalah fosfor (243 mg per 100 gr
bahan) dan selenium. Selenium merupakan elemen kelumit (trace element) yang
merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidase. Enzim ini berperan
sebagai kalisator dalam pemecahan perioksida menjadi ikatan yang tidak bersifat
toksik. Perioksida dapat berubah menjadi radikal bebas yang mampu mengoksidasi
asam lemak tidak jenuh dalam membran sel hingga merusak membran tersebut,
menyebabkan kangker, dan penyakit degeneratif lainnya. Karena kemampuannya
itulah banyak pakar mengatakan bahan ini mempunyai potensi untuk mencegah
penyakit kangker dan penyakitr degeneratif lain.

2. TALAS
Talas, keladi, atau seratah (Colocasia esculenta L.) adalah tumbuhan penghasil
umbi-umbian yang cukup penting. Tanaman ini berasal dari suku talas-talasan atau
Araceae. Diduga asli berasal dari Asia Tenggara atau Asia Tengah bagian selatan,
talas diperkirakan telah dibudidayakan manusia sejak zaman purba, bahkan pada
zaman sebelum padi ditanam manusia. Kini talas telah menyebar ke berbagai belahan
dunia, termasuk India, Tiongkok, Afrika Barat dan Utara, dan Hindia barat. Talas
merupakan makanan pokok, selain sukun, dibeberapa kepulauan di Oseania. Di
Indonesia, talas populet ditanam di hampir semua daerah.
Talas terutama ditanam untuk dimakan umbinya, yang merupakan sumber
karbohidrat yang cukup penting. Namun umbi ini mengandung getah yang gatal, yang
berbeda-beda ketajamannya menurut jenisnya, sehingga harus dimasak terlebih
dahulu sebelum dapat dikonsumsi. Memakan talas tidak boleh berlebihan, karena ia
mengandung getah yang mengakibatkan gatal. Terlalu banyak memakan talas
menumbulkan rasa begah dan gangguan pencernaan. Umbi talas dapat diolah dengan
cara dikukus, direbus, dipanggang, digoreng, atau diolah menjadi tepung, bubur dan
kue-kue.
Di beberapa daerah di Indonesia di mana padi tidak dapat tumbuh, antara lain di
Kepulauan Mentawai dan Papua, talas dimakan sebagai makanan pokok, dengan cara
dipanggang, dikukus, atau dimasak dalam tabung bambu. Di Hawaii dan beberapa
bagian Kepulauan Polinesia, umbi talas dikukus dan ditumbuk untuk dibuat pasta
yang selanjutnya dapat difermentasi untuk menghasilkan puding. Di Jawa dan juga di
tempat-tempat lain di Indonesia, umbi talas dikukus atau digoreng untuk dinikmati
sebagai camilan.
Disamping umbi, daun dan tangkai daun talas yang muda dapat dimanfaatkan
sebagai sayuran. Sayur lompong dari Jawa Barat adalah sejenis gulai yang
memanfaatkan bagian pucuk dan tangkai daun talas yang muda, dimasak dengan atau
tanpa santan kelapa. Daun-daunnya yang muda terkenal sebagai pembungkus buntil
yang disukai.
Daun talas, tua atau muda, juga dimanfaatkan sebagai pakan ikan gurame.daun,
tangkai daun, dan umbinya digunakan sebagai campuran pakan ternak, terutama
ternak babi.
Daun talas berbentuk perisai yang besar. Daun ini dapat digunakan sebagai
pelindung kepala saat hujan. Permukaan daunnya ditumbuhi rambut-rambut halus
yang menjadikan kedap air, yakni air akan mengalir langsung meninggalkan
permukaan daun tanpa membasahinya. Karena lebarnya, daun talas juga digunakan
sebagai pembungkus, misalnya untuk ikan basah, di pasar tradisional.
Rasa talas itu sendiri manis dan pedas, dan sifatnya netral. Umbinya sedikit
beracun, berkhasiat anti-radang, dan mengurangi bengkak. Daun dan tangkainya
bersifat astingen. Umbi dan tangkai daunnya mengandung tepung, villose, polifenol,
dan saponin. Daunnya mengandung polifenol. Untuk pemakaian luar, cuci daun
berikut tangkainya, lalu giling hingga hingga halus. Turapkan ia ke borok, bisul, atau
bagian yang terkena air panas.

3. BERAS ANALOG
Beras Analog merupakan makanan alternatif pengganti nasi, berbentuk seperti
butiran beras dari padi. Beras Analog dibuat secara industri dengan memanfaatkan
bahan pangan yang banyak tumbuh di Indonesia seperti sagu, sorgum dan jagung.
Dari segi rasa dan cara memasaknya, beras analog tidak jauh berbeda dengan
beras biasa, namun warnanya tidak seputih beras dari beras. Selain itu, berbeda
dengan beras biasa, Beras Analog lebih awet dan tidak perlu dicuci saat dimasak.
Beras Analog ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang dan
dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan konsumen. Kandungan gizi dan
komposisi bahan dapat disesuaikan dengan bahan baku daerah setempat.
Misalnya, sumber karbohidrat bisa didapat dari tepung singkong, ubi jalar, talas,
garut, ganyong, hotong, dan sagu. Sumber protein bisa ditambahkan dari tepung
kedelai, kacang merah, atau jenis kacang lainnya. Serat makanan dapat diperoleh
dari dedak.
Kegunaan Beras Analog berfungsi sebagai pangan alternatif pengganti beras
sehingga dapat dijadikan sebagai produk diversifikasi pangan. Bentuk fisiknya
yang mirip bulir beras dapat membantu secara psikologis konsumen untuk tetap
merasakan makan nasi dari beras tanam.
Keunggulan Beras Analog:
 Komposisi bahan baku dapat disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan
konsumen.
 Memiliki indeks glikemik rendah sehingga perlahan meningkatkan
kadar gula darah.
 Sehat untuk penderita diabetes.
 Kandungan nutrisinya bisa disesuaikan.
 Menggunakan bahan baku lokal.

METODE PENELITIAN
Bahan Baku
Bahan baku yang dipakai adalah tepung talas, tepung maizena dan tepung ubi
jalar dengan berbagai formulasi campuran tepung talas, tepung ubi jalar dan
tepung maizena.
Tabel 1. Formulasi Beras Analog

Formulasi Tepung Talas Tepung Ubi Jalar Tepung Maizena


A
B
C
D
E
F

Rancangan Penelitian
Flowchart Penelitian Rekayasa Beras Analog Berbahan Dasar
Campuran Tepung Talas, Tepung Maizena dan Tepung Ubi Jalar.
Peralatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Proksimat Tepung Talas, Tepung Ubi Jalar dan
Tepung Maizena
Ketiga tepung yang akan digunakan dalam penelitian dianalosa
terlebih dahulu kandungan karbohidrat, protein dan serat kasarnya.
Hasil analisa dan perhitungan kandungan gizi ketiga tepung yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Analisa Proksimat Tepung Talas, Tepung Ubi Jalar dan
Tepung Maizena.
Analisa Tepung Talas, Tepung Ubi Jalar dan Tepung Maizena

Analisa Tepung Talas Tepung Ubi Jalar Tepung Maizena

Karbohidrat (%)
Protein (%)

Serat Kasar (%)

Pembuatan Beras Analog

DAFTAR PUSTAKA
(Wikipedia, Beras-Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 2023)

(Wikipedia, Talas-Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 2023)

(Budijanto, M.Sc, 2023)

Budijanto, M.Sc, P. S. (2023). BERAS ANALOG : Pangan Alternatif Pengganti Beras-STP IPB (2023).
Dipetik Januari 26, 2023, dari stp.ipb.ac.id/beras-analog-pangan-alternatif-pengganti-beras:
https://stp.ipb.ac.id/beras-analog-pangan-alternatif-pengganti-beras/

Wikipedia. (2023, Januari 03). Beras-Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Dipetik Januari
24, 2023, dari id.wikipedia.org: https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Pembicaraan:Beras&action=edit&redlink=1

Wikipedia. (2023, Januari 11). Talas-Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Dipetik Januari
26, 2023, dari id.wikipedia.org: https://id.wikipedia.org/wiki/Talas

Anda mungkin juga menyukai