Anda di halaman 1dari 37

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BATCH II

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH IV BANDUNG


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

BOOKLET KRITERIA MATERIAL PERKERASAN


RUANG TERBUKA HIJAU
DI SUBDIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN KHUSUS (PBLK)

DISUSUN OLEH :
NAMA : WAHYU ADI SANJAYA, S.Ars
NIP : 199510032019031006

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH IV BANDUNG


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TAHUN 2019
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BATCH II
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH IV BANDUNG
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI


BOOKLET KRITERIA MATERIAL PERKERASAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
DISUB DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KHUSUS (PBLK)

Disusun oleh :
WAHYU ADI SANJAYA, S.Ars.
199510032019031006

DISEMINARKAN PADA :

HARI : JUM’AT
TANGGAL : 27 SEPTEMBER 2019

MENTOR COACH KEPALA BALAI DIKLAT PUPR


WILAYAH IV BANDUNG

Ir. Dian Irawati, M.T. Drs. Unung Sugandhi, M.Pd Hasto A. Sapoetro, S.ST., M.T.
NIP. 196707251996032004 NIP. 196109251984021001 NIP. 196307211992031003

KEPALA PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN


FUNGSIONAL, BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA,
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Ir. Moeh Adam, MM


NIP. 196503031992031002
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1


1.1 LATER BELAKANG ...................................................................................................... 1
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT ........................................................................................... 2
1.3 RUANG LINGKUP ....................................................................................................... 3
BAB II GAMBARAN UNIT KERJA........................................................................................... 5
2.1 DESKRIPSI ORGANISASI ............................................................................................. 5
2.2 TUGAS POKOK DAN STRUKTUR ORGANISASI............................................................ 7
BAB III DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI..................................................................... 9
3.1 PENETAPAN ISU YANG DIANGKAT ............................................................................ 9
3.2 DAMPAK .................................................................................................................. 11
3.3 GAGASAN PEMECAHAN ISU .................................................................................... 12
3.4 GAGASAN PEMECAHAN ISU .................................................................................... 14
BAB IV DESKRIPSI KEGIATAN AKTUALISASI ....................................................................... 21
4.1 DESKRIPSI KEGIATAN AKTUALISASI ......................................................................... 21
4.2 HASIL CAPAIAN PELAKSANAAN ............................................................................... 27
4.3 MANFAAT ................................................................................................................ 27
BAB V PENUTUP ................................................................................................................ 29
5.1 KESIMPULAN ........................................................................................................... 29
5.2 SARAN ..................................................................................................................... 29
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 30
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Analisa Isu Berdasarkan Model USG ................................................................. 9


Tabel 3. 2 Korelasi Penyusunan Booklet Kriteria Material Yang Dapat Diterapkan Pada
Pekerjaan Ruang Terbuka Hijau Atau Lansekap Di Subdirektorat dengan Nilai-Nilai
ANEKA, Visi-Misi Organisasi dan Penguatan Nilai Organisasi ........................................... 14
Tabel 3. 3 Jadwal Kegiatan Aktualisasi .............................................................................. 20

Tabel 4. 1 Tabel klasifikasi dan spesifikasi material perkerasan ....................................... 24


Tabel 4. 2 Dampak dan manfaat yang ditimbulkan dari pembuatan booklet .................. 27
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1 Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di Kawasan


perkotaan .......................................................................................................................... 21
Gambar 4. 2 Diskusi dengan Kasie Wilayah I Subdit Penataan Bangunan dan Lingkungan
Khusus ............................................................................................................................... 22
Gambar 4. 3 Layouting booklet dan menyusun booklet ................................................... 25
Gambar 4. 4 Proses mencetak booklet di percetakan ...................................................... 26
Gambar 4. 5 Sosialisasi booklet terbuka (kiri) dan sosialisasi personal (kanan) ............... 26
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATER BELAKANG


Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, Aparatur Sipil Negara (ASN) memilikiki peran sebagai perencana,
pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan publik dan pelayanan
publik yang professional, bebas dari intervensi politik, sebagai perekat dan
pemersatu bangsa, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Hal ini
diwujudkan dalam pelayanan penyediaan ruang publik dan ruang berkumpul bagi
masyarakat yang tercantum dalam visi Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2015-2019, dengan
tujuan untuk mewujudkan permukiman yang layak huni, produktif dan
berkelanjutan.
Berdasarkan Rencana Strategi Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2015
s/d 2019 salah satu upaya untuk mewujudkan permukiman yang layak huni,
produktif, dan berkelanjutan dapat diwujudkan dengan perluasan ruang terbuka
hijau (RTH). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan proporsi luas RTH publik
yang baru mencapai 12%, masih dibawah UU Penataan Ruang yang
mengamanatkan luas ruang terbuka publik minimal 20% ditambah ruang terbuka
privat minimal 10%. Target penanganan yang harus dilakukan Direktorat Jenderal
Cipta Karya dalam kurun waktu tersebut adalah mewujudkan 744 kawasan
tematik perkotaan dan pada pembangunan 537 kawasan merupakan kawasan
ruang terbuka hijau (RTH) yang diwujudkan pada Program Pengembangan Kota
Hijau (P2KH).
Penyelenggaraan ruang terbuka hijau (RTH) bertujuan untuk menjaga
ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air, menciptakan aspek planologis
perkotaan melalui keseimbangan penataan ruang, dan meningkatkan keserasian

1
lingkungan. Sehingga ruang terbuka hijau (RTH) sangat penting bagi kehidupan
sosial, ekonomi, dan lingkungan kota.
Ruang terbuka hijau (RTH) menjadi sebuah elemen penting dalam
pembentukan kualitas ruang dan aktivitas publik di kawasan perkotaan. Ruang
terbuka huijau (RTH) menjadi sebuah sarana yang rekreasi bagi masyarakat yang
mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat untuk itu kualitas ruang terbuka
hijau yang baik sangatlah diperlukan. Hal ini dapat dicapai dengan pemilihan
material yang ideal dalam penyelenggaraan ruang terbuka hijau (RTH). Material
yang digunakan harus memenuhi aspek fungsional tanpa melupakan aspek
estetika dalam pembentuk ruang aktivitas ruang terbuka hijau, selain itu untuk
mengurangi limpasan air material tersebut harus dapat dilewati oleh air
(permeable). Oleh karena itu booklet kriteria material perkerasan ruang terbuka
hijau ini ditujukan untuk mengatasi permasalah mengenai kualitas mutu material
perkerasan ruang terbuka hijau (RTH) yang mengharuskan penggunaan material
yang memiliki kualitas yang baik, cocok ditempatkan di luar ruangan, dan bisa
dilewati air (permeable).

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan dari penyusunan Rancangan Aktualisasi ini adalah:
a. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan rangkaian kegiatan
pelatihan dasar CPNS golongan III di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR).
b. Sebagai salah satu solusi pemecahan masalah yang dihadapi di unit
penempatan kerja sementara dalam hal ini adalah daftar material
perkerasan yang dapat diterapkan dalam pekerjaan ruang terbuka hijau
(RTH).
c. Sebagai salah satu sarana untuk menetapkan nilai-nilai dasar profesi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam pelaksanaan kegiatan yang mencakup
nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan anti

2
Korupsi (ANEKA) serta mempertimbangkan aspek Manajemen ASN,
Pelayanan Publik dan Whole of Government.
Rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
a. Bagi organisasi, mempermudah dalam penentuan material perkerasan
yang akan digunakan dalam perencanaan, perancangan pembangunan,
serta pengelolaan ruang terbuka hijau. Sehingga meningkatkan kualitas
rancangan ruang terbuka hijau dengan adanya daftar material
perkerasan yang menjadi referensi dalam perencanaan.
b. Bagi peserta, dapat meningkatkan pemahaman mengenai tugas, fungsi,
kegiatan, serta program yang dilaksanakan oleh unit kerja On the Job
Training (OJT) selama kegiatan aktualisasi.

1.3 RUANG LINGKUP


Aktualisasi ini akan dilaksanakan di Subdirektorat Penataan Bangunaan dan
Wilayah Khusus, Direktorat Bina Penataan Bangunan, Direktorat Jenderal Cipta
Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kegiatan Aktualisasi
ini akan mengimplementasikan prinsip ANEKA sebagai bagian dari dari Agenda II,
Pelayanan Publik Manajemen ASN, Whole of Government sebagai bagian dari
Agenda III dalam setiap tahap kegiatan Aktualisasi yang merupakan bagian dari
Agenda IV. Pembatasan pembahasan dalam Aktualisasi ini dibatasi dalam ruang
lingkup berikut:
a. Isu yang dipilih merupakan isu yang terjadi di lingkup kerja OJT CPNS.
b. Informasi yang disajikan di media tayang berasal dari hasil diskusi dengan
mentor beserta staff tentang program kerja Direktorat Bina Penataan
Bangunan Subdit PBLK terkait perancangan ruang terbuka hiaju (RTH)
yang kemudian dianalisa oleh penulis yang diringkas menjadi beberapa
poin penting dalam lingkup material perkerasan ruang terbuka hijau
(RTH).

3
c. Informasi yang diasjikan meliputi dimensi kualitas material,
penggolongan material berdasarkan bahan baku pembuatannya, nama
material, karakter material, fungsi atau pengaplikasisan material, dan
dimensi ukuran material.

4
BAB II
GAMBARAN UNIT KERJA

2.1 DESKRIPSI ORGANISASI


Direktorat Jenderal Cipta Karya merupakan unit organisasi pelaksana pada
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia. Tugas Ditjen Cipta Karya yang tertuang
pada Peraturan Menteri PUPR No. 3/PRT/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yaitu terwujudnya
permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak huni dan berkelanjutan melalui
penyediaan infrastruktur bidang keciptakaryaan yang terpadu dan inklusif melalui
pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan,
pengembangan sistem penyediaan air minum dan pengembangan penyehatan
lingkungan permukiman.
Berdasarkan arahan kebijakan serta memperhatikan peluang dan tantangan
dalam pembangunan infrastruktur permukiman, maka misi yang akan dicapai oleh
Ditjen Cipta Karya dalam periode 2015 s/d 2019 adalah:
a. Melaksanakan fungsi pengaturan, pembinaan, dan pengawasan dalam
bidang Cipta Karya dengan mengedepankan prinsip keterpaduan,
inklusifitas, dan berkelanjutan.
b. Melaksanakan keterpaduan pembangunan infrastruktur permukiman
serta penataan bangunan dan lingkungan berdasarkan penataan ruang
dan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS).
c. Menyediakan infrastruktur air minum dan sanitasi di perkotaan dan
perdesaan dalam rangka pemenuhan target RPJMN 2015 s/d 2019.
d. Meningkatkan kemandirian pemerintah daerah serta mendorong
kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan
pembangunan infrastruktur permukiman.

5
e. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM
yang profesional dengan menerapkan prinsip good governance.
Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan kegiatan Pengaturan,
Pembinaan, Pengawasan dan Penyelenggaraan dalam Pembinaan Penataan
Bangunan yang dilaksanakan oleh Direktorat Bina Penataan Bangunan yang
mengacu pada RPJMN dan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya
Tahun 2015-2019. Adapun sasaran kinerja dan indikatornya yaitu:
a. Layanan Perkantoran dengan indikator jumlah bulan layanan pendukung
kegiatan pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pelaksanaan bina
penataan bangunan yang terselenggara selama 60 bulan;
b. Terwujudnya 744 kawasan tematik perkotaan, yang terdiri dari:
• Terwujudnya 537 kawasan Ruang Terbuka Hijau
• Terwujudnya 12 Kebun Raya Prioritas
• Terwujudnya 45 revitalisasi Kota Pusaka
• Terwujudnya 150 penataan Kawasan Strategis
c. Tersusunnya 250 RTBL sebagai dokumen induk penataan kawasan
permukiman;
d. Terwujudnya 32 Bangunan Gedung Negara yang berstatus Bangunan
Gedung Hijau;
e. Tersedianya 10 NSPK terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan selama
periode 2015 s/d 2019;
f. Tercapainya seluruh kabupaten/kota di Indonesia yang telah memiliki
Peraturan Daerah Bangunan Gedung;
g. Tercapainya 60% Bangunan Gedung yang telah memiliki IMB;
h. Terwujudnya fasilitasi ruang terbuka publik di 1200 kecamatan untuk
menonton Film Bertema Revolusi Mental di seluruh Indonesia.
Direktorat Bina Penataan Bangunan mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan perencanaan teknis,
penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan, Gedung, pengelolaan

6
rumah negara, penataan bangunan dan lingkungan khusus, serta penyusunan
standardisasi dan penguatan kelembagaan (Pasal 506, Permen PUPR No.
3/PRT/M/2019). Dalam pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan khusus
dilaksanakan oleh Subdirektorat Bina Penataan Bangunan dan Wilayah Khusus.

2.2 TUGAS POKOK DAN STRUKTUR ORGANISASI


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dab Perumahan Rakyar
No. 3/PRT/M/2019, Subdirektorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus
mempunyai tugas melaksanakan pembinaan teknis, supervisi, dan fasilitas
penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan, revitalisasi Kawasan
pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana,
ruang terbuka hijau, Kawasan tematik perkotaan dan lainnya serta jejaring
kemitraan.
Dalam melaksanakan tugas seperti yang dimaksud di atas, Subdirektorat
Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang penataan bangunan dan
lingkungan, revitalisasi kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata,
pos lintas batas Negara, rawan bencana, dan ruang terbuka hijau, serta
kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penataan bangunan dan
lingkungan serta revitalisasi kawasan pusaka, permukiman tradisional,
wisata, pos lintas batas Negara, rawan bencana, dan ruang terbuka hijau,
serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;
c. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penataan
bangunan dan lingkungan serta revitalisasi kawasan pusaka,
permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas Negara, rawan bencana,
dan ruang terbuka hijau, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus
lainnya;

7
d. Inventarisasi data kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos
lintas batas Negara, rawan bencana, dan ruang terbuka hijau, serta
kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya; dan
e. Pengembangan jejaring kemitraan dalam bidang penataan bangunan
dan lingkungan serta revitalisasi kawasan pusaka, permukiman
tradisional, wisata, pos lintas batas Negara, rawan bencana, dan ruang
terbuka hijau, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya.
Subdirektorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus terdiri atas:
a. Seksi Wilayah I
Seksi Wilayah I mempunyai tugas melakukan penyiapan pembinaan
teknis, supervisi, dan fasilitasi penyelenggaraan penataan bangunan dan
revitalisasi kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas
batas negara, rawan bencana, dan ruang terbuka hijau, serta kawasan
tematik perkotaan dan khusus lainnya di wilayah Pulau Jawa dan
Sumatera.
b. Seksi Wilayah II
Seksi Wilayah II mempunyai tugas melakukan penyiapan pembinaan
teknis, supervisi, dan fasilitasi penyelenggaraan penataan bangunan dan
revitalisasi kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas
batas negara, rawan bencana, dan ruang terbuka hijau, serta kawasan
tematik perkotaan dan khusus lainnya di wilayah Pulau Kalimantan,
Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

8
BAB III
DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 PENETAPAN ISU YANG DIANGKAT


Berdasarkan environmental scanning yang dilakukan pada unit organisasi
tempat dilaksanakannya On The Job Training yaitu di Subdirektorat Bina Penataan
Bangunan dan Lingkungan Khusus, ditemukan beberapa isu, diantaranya:
a. Pengendalian Mutu Penyelenggaraan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Belum adanya buku panduan yang memuat tentang kriteria dan
spesifikasi material yang dapat diaplikasikan pada pekerjaan ruang
terbuka hijau (RTH).
b. Tindakan Evakuasi dan Pertolongan Saat Bencana
Perlunya peningkatan pengetahuan pegawai terhadap tindakan-tindakan
pertama dalam melakukan evakuasi ketika terjadi bencana, baik itu
tindakan sebelum dan sesudah terjadinya bencana.
c. Pengetahuan Masyarakat Tentang Bangunan Bersejarah
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana membedakan
bangunan tua dengan bangunan bersejarah dan cagar budaya (heritage),
dilihat dari beberapa kejadian di masyarakat bangunan-bangunan yang
mempunyai nilai sejarah tidak dirawat dengan baik.
Dari beberapa isu tersebut, kemudian dilakukan Analisa menggunakan
metode Urgency, Seriousness, and Grwoth (USG) untuk mendapatkan satu isu
utama yang harus segera dirumuskan solusi penyelesainnya.
Tabel 3. 1 Analisa Isu Berdasarkan Model USG

No. Isu Permasalahan Urgency Seriousness Growth ∑

Pengendalian Mutu
1 Penyelenggaraan Ruang 5 5 5 15
Terbuka Hijau (RTH)

9
No. Isu Permasalahan Urgency Seriousness Growth ∑

Tindakan Evakuasi dan


2 Pertolongan Saat 3 4 4 11
Bencana

Pengetahuan
3 Masyarakat Tentang 4 5 4 13

Bangunan Bersejarah

Berdasarkan hasil analisa USG terpilihlah satu isu dengan nilai tertinggi, yaitu
isu terkait pengendalian mutu penyelenggaraan ruang terbuka hijau (RTH). Untuk
itu isu tersebut harus segera dirumuskan solusi penyelesainnya, isu tersebut dapat
berpotensi untuk berkembang menjadi masalah yang lebih besar dan kompleks.
Isu ini penting karena dalam pelaksanaan penyelenggaraan ruang terbuka
hijau (RTH) yang dilaksanakan oleh Subdirektorat Bina Penataan Bangunan melalui
program Program Pengembangan Kota Hijau (P2KP). Program tersebut bertujuan
untuk mewujudkan kota hijau, sedangkan kota hijau adalah suatu kota yang
terencana dengan baik. Bercirikan ramah lingkungan dan dapat memanfaatkan
sumber daya alam secara seimbang untuk menjamin keberlanjutan dan kualitas
daya dukung sumber daya alam. Dalam mewujudkan program tersebut terdapat
delapan (8) poin yang harus dipenuhi salah satunya adalah green open space.
Dalam mewujudkan green open space melalui penyelenggaraan ruang terbuka
hijau (RTH) tentunya memiliki penanganan yang berbeda dengan
penyelenggaraan bangunan gedung, salah satunya ruang terbuka hijau (RTH)
memiliki kriteria dan spesifikasi material yang khusus. Sering kali pemilihan
spesifikasi material tersebut kurang sesuai dengan kriteria material pembentuk
ruang terbuka hijau (RTH) yang berdampak pada kualitas desain yang menurun
dan dalam proses penyelesaian proyek ruang terbuka hijau (RTH) menjadi kurang
efisien dan efektivif karena harus melakukan review dan evaluasi ulang terkait

10
spesifikasi material. Sehingga Subdirektorat Bina Penataan Bangunan dan
Lingkungan Khusus yang menjadi pembuat kebijakan harus kembali melakukan
proses review material. Hal ini akan berdampak pada kurang efisien dan efektifnya
penyelengaraan ruang terbuka hijau (RTH) dan program P2KH karena tidak dapat
mencapai target perencanaan ruang terbuka hijau (RTH) yang ramah lingkungan,
berkelanjutan, dan berdaya dukung lingkungan.

3.2 DAMPAK
Dari penjabaran isu yang telah dijelaskan pada subbab sebelumnya dapat
disimpulkan belum adanya sebuah panduan yang memuat tentang kriteria dan
spesifikasi material perkerasan yang dapat diaplikasikan pada pekerjaan ruang
terbuka hijau (RTH), hal tersebut mengakibatkan munculnya beberapa
permasalahan dalam penyelenggaraan pekerjaan ruang terbuka hijau (RTH).
Kualitas penyelenggaraan pekerjaan ruang terbuka hijau menjadi kurang efektif
dan efisien terutama dalam tahap perencanaan awal (kesiapan DED dan kesiapan
pembiayaan) karena harus melakukan penyesuaian kembali terhadap spesifikasi
material perkerasan yang akan digunakan dalam penyelenggaraan pekerjaan
ruang terbuka hijau (RTH). Selain itu dengan pemilihan spesifikasi material yang
kurang sesuai pada tahap perencanaan awal mengakibatkan terhambatnya proses
pelaksanaan konstruksi. Sehingga menyebabkan pengendalian mutu dalam
penyelenggaraan pekerjaan ruang terbuka hijau yang dikarenakan tidak adanya
sebuah acuan yang digunakan dalam perencanaan awal pekerjaan ruang terbuka
hijau (RTH).
a. Kegiatan I
Melakukan Kajian Tentang Regulasi RTH.
• Permen PUPR No. 8 Tahun 2008
b. Kegiatan II
Melakukan Kajian Tentang Ruang Lingkup Perkerasan dan Dimensi
Kualitas Material Perkerasan RTH.

11
• Ruang lingkup perkerasan (plasa, tempat parkir, bangunan penunjang,
jalan setapak, jalur sepeda, fasilitas olah raga, apmphitheater,
naungan, dsb)
• Dimensi kualitas material perkerasan
• Material outdoor
• Material harus aman
• Material harus tahan lama
• Material harus tahan cuaca
• Material harus tahan lembab
• Material harus tahan karat (untuk material besi)
c. Kegiatan III
Melakukan kajian penggolongan dan spesifikasi material perkerasan RTH.
• Penggolongan material perkerasan
- Material keras alami
- Material keras alami dari potensi geologi
- Material keras buatan bahan metal
- Material keras buatan sintetis atau tiruan
- Material keras buatan kombinasi (komposit)
• Spesifikasi material perkerasan meliputi gambar, nama, karakteristik,
fungsi dan dimensi material.
d. Kegiatan IV
Membuat desain layout booklet dan menyusun booklet.
e. Kegiatan V
Mencetak dan mempublikasi booklet.

3.3 GAGASAN PEMECAHAN ISU


Pemecahan isu yang disusulkan adalah menyusun Booklet Kriteria Material
yang Dapat Diterapkan Pada Pekerjaan Ruang Terbuka Hijau atau Lansekap dalam
rangka peningkatan mutu dan kualitas perencanaan, menyusunan dokumen

12
desain, dan evaluasi dokumen desain dalam penyelenggaraan kawasan ruang
terbuka hijau (RTH). Booklet ini memuat daftar kriteria dan material apa saja yang
dapat digunakan dalam penyelenggaraaan ruang terbuka hijau (RTH) beserta
spesifikasinya sehingga mempermudah dalam menyusunan kriteria perencanaan,
penyusunan dokumen desain, dan evaluasi. Harapan jangka panjangnya adalah
efisiensi dan efektivitas dalam mengeksekusi tahapan-tahapan penyelenggaraaan
kawasan ruang terbuka hijau (RTH).

13
3.4 GAGASAN PEMECAHAN ISU
Unit Kerja : Direktorat Bina Penataan Bangunan Subdit Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus
Isu yang Diangkat : Belum adanya panduan yang memuat tentang kriteria dan spesifikasi material yang dapat diaplikasikan
pada pekerjaan ruang terbuka hijau (RTH).
Tabel 3. 2 Korelasi Penyusunan Booklet Kriteria Material Yang Dapat Diterapkan Pada Pekerjaan Ruang Terbuka Hijau Atau Lansekap Di Subdirektorat dengan
Nilai-Nilai ANEKA, Visi-Misi Organisasi dan Penguatan Nilai Organisasi

Keterkaitan
Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Visi-Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan Kajian Melakukan Kajian Produk hukum Etika Publik Visi Kementerian Kementerian PUPR
Tentang Regulasi Tentang Regulasi terkait ruang Komunikasi, PUPR: memiliki nilai iPROVE
Ruang Terbuka RTH Melalui: terbuka hijau (RTH). konsultasi, dan Terwujudnya yaitu Intergritas,
Hijau (RTH). koordinasi serta Inrastruktur Profesional, Orientasi
• Permen PUPR diskusi dengan Pekerjaan Umum dan Misi, Visioner, dan Etika
No. 8 Tahun staff dan mentor Perumahan Rakyat Akhlakul Karimah.
2008. yang Handal dalam
Nasionalisme Mendukung Dalam pelaksanaan
Dasar penyusunan Indonesia yang kegiatan ini, memiliki
buku berdasarkan Berdaulat, Mandiri, pengaruh besar
pada hukum dan Berkepribadian terhadap implementasi
berlandaskan Gotong nilai-nilai tersebut
Royong. yaitu:

14
Keterkaitan
Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Visi-Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
2. Melakukan Kajian Melakukan Kajian Daftar yang berisi Komitmen mutu: Dalam rangka Integritas:
Tentang Ruang Tentang Ruang ruang lingkup • Dapat mewujudkan visi Pelaksanaan kegiatan
Lingkup Lingkup Perkerasan perkerasan (plasa, menerima tersebut, seluruh Unit dilakukan dengan jujur,
Perkerasan dan dan Dimensi tempat parkir, kritik dan Organisasi di konsisten, dan dapat
Dimensi Kualitas Kualitas Material bangunan saran. Lingkungan dipertanggungjawabkan
Material Perkerasan RTH: penunjang, jalan • Mendapatkan Kementerian
Perkerasan RTH. setapak, jalur data aktual Pekerjaan Umum dan Profesional:
• Mendefinisikan sepeda, lapangan untuk Perumahan Rakyat Kegiatan ini dapat
ruang lingkup olah raga, naungan, diterapkan. harus dapat mendorong nilai
perkerasan. dan amphitheater). menjalankan tugas profesionalitas pegawai
Akuntabilitas: dan fungsinya dengan dalam melaksanakan
• Mendefinisikan Kriteria material Data dapat baik. tugasnya sesuai dengan
dimensi kualitas sesuai dengan dipertanggung kewajiban dan instruksi
material. dimensi kualitas jawabkan. yang diberikan.
(material outdoor,
tahan lama, tahan Etika Publik: Orientasi Misi:
cuaca, tahan Komunikasi, Kegiatan yang
lembab, tahan karat konsultasi, dan dilaksanakan bertujuan
dan aman koordinasi serta untuk mendukung
digunakan). diskusi dengan tugas dan fungsi
staff dan mentor. organisasi.

15
Keterkaitan
Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Visi-Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
3. Melakukan kajian Melakukan kajian Draft katalog Komitmen mutu: Begitu pula dengan Integritas:
penggolongan penggolongan dan material • Menerima Unit Organisasi Cipta Pelaksanaan kegiatan
dan spesifikasi spesifikasi material perkerasan. kritik dan Karya. Untuk dilakukan dengan jujur,
material perkerasan RTH: saran. mewujudkan visi & konsisten, dan dapat
perkerasan RTH. Table spesifikasi • Mendapatkan misi Kementerian dipertanggungjawabkan
• Tabel spesifikasi material. data aktual PUPR, Ditjen Cipta
material. untuk Karya infrastruktur Profesional:
- Gambar diterapkan. keciptakaryaan yang Kegiatan ini dapat
- Nama terpadu dan inklusif mendorong nilai
- Karakteristik Akuntabilitas: melalui: profesionalitas pegawai
- Fungsi Data dapat dalam melaksanakan
- Dimensi dipertanggung • Pengembangan tugasnya sesuai dengan
jawabkan. Kawasan kewajiban dan instruksi
• Daftar permukiman, yang diberikan.
penggolongan Etika Publik: pembinaan
material Komunikasi, penataan Orientasi Misi:
berdasarkan konsultasi, dan bangunan. Kegiatan yang
bahan dasar koordinasi serta dilaksanakan bertujuan
pembuatannya. diskusi dengan • Pengembangan untuk mendukung
- Material alami staff dan mentor. sistem penyediaan tugas dan fungsi
air minum. organisasi.

16
Keterkaitan
Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Visi-Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
- Material alami dari • Pengembangan
potensi geologi penyehatan
- Material buatan lingkungan
bahan metal permukiman.
- Material buatan
sintetis atau tiruan
- Material buatan
campuran atau
composite

17
Keterkaitan
Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Visi-Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
4. Membuat Desain Membuat Desain Draft rancangan Komitmen mutu: Dalam Visioner:
Layout Booklet Layout Booklet dan booklet. • Membuat pelaksanaannya, Hasil aktualisasi dapat
dan menyusun menyusun booklet desain yang Ditjen Cipta Karya digunakan dan
booklet. sederhana: baik agar Direktorat BPB Subdit dikembangkan kembali
• Membuat mudah PBLK untuk di kemudian hari untuk
alternatif desain dipahami memfasilitasi menciptakan sarana
layout booklet. • Menerima penyelengaraan informasi dan
• Menyusun kritik dan saran penataan bangunan pelayanan publik yang
booklet. dan lingkungan optimal.
Etika Publik: termasuk
Komunikasi, pemantauan dan Etika Akhlakul
konsultasi, dan evaluasi pelaksa naan Karimah:
koordinasi serta perencanaan dan Dalam melaksanakan
diskusi dengan pengendalian kegiatan selalu
staff dan mentor. program bidang Cipta berpedoman terhadap
Karya. kode etik dan kode
prilaku yang ada.

18
Keterkaitan
Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Visi-Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
5. Mencetak dan Mencetak dan Booklet kriteria Akuntabilitas: Kegiatan aktualiasi ini
Mempublikasi Mempublikasi material perkerasan Menyampaikan diharapkan dapat
booklet. booklet: rth. data dengan jelas memberikan
• Mencetak kepada audience kontribusi terhadap
booklet dengan Sosialisasi booklet pengendalian mutu
kualitas yang kriteria material Komitmen mutu: dalam melakukan
baik. perkerasan RTH. Booklet dengan penyelenggaraan
• Mempublikasi- kualitas editorial pekerjaan ruang
kan dan yang baik terbuka hijau (RTH) di
mensosialisasi- Menerima kritik dalam lingkungan
kan booklet. dan saran PBLK sehingga dapat
membantu
Etika publik: mewujudkan
Komunikasi, infrastruktur
koordinasi, dan permukiman yang
konsultasi, serta layak huni, produktif,
diskusi dengan dan berkelanjutan.
audience

19
Tabel 3. 3 Jadwal Kegiatan Aktualisasi

AGUSTUS SEPTEMBER
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Melakukan Kajian Tentang Melakukan Kajian Tentang


1 Regulasi Ruang Terbuka Hijau Regulasi RTH Melalui Permen
(RTH) PUPR No. 8 Tahun 2008

Mendefinisikan ruang lingkup


Melakukan Kajian Tentang Ruang
perkerasan
Lingkup Perkerasan dan Dimensi
2
Kualitas Material Perkerasan
RTH
Mendefinisikan dimensi
kualitas material

Membuat tabel spesifikasi


material
Melakukan kajian penggolongan

MINGGU

MINGGU

MINGGU

MINGGU

MINGGU

MINGGU
SABTU

SABTU

SABTU

SABTU

SABTU

SABTU
3 dan spesifikasi material
perkerasan RTH
Membuat daftar penggolongan
material berdasarkan bahan
dasar pembuatannya

Membuat alternatif desain


Membuat Desain Layout Booklet layout booklet
4
dan menyusun booklet

Menyusun booklet

Mencetak booklet dengan


kualitas yang baik
Mencetak dan Mempublikasi
5
booklet
Mempublikasi-kan dan
mensosialisasi-kan booklet

Keterangan: Rencana Kegiatan Aktualisasi Kegiatan Hari Libur

20
BAB IV
DESKRIPSI KEGIATAN AKTUALISASI

4.1 DESKRIPSI KEGIATAN AKTUALISASI


Dalam pelaksanaan aktualisasi, ada beberapa tahapan kegiatan yang
dilakukan, antara lain:
1. Melakukan kajian tentang regulasi ruang terbuka hijau (RTH).
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan melakukan kajian literatur
tentang peraturan-peratuan ruang terbuka hijau denganmengacu pada
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di
Kawasan Perkotaan. Draft hasil kajian kemudian didiskusikan Bersama
mentor dan staff di subdirektorat Penataan Bangunan dan Lingkuan
Khusus.

Gambar 4. 1 Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di Kawasan perkotaan

21
Nilai-nilai yang tercermin dalam kegiatan ini adalah:
a. Etika publik: Komunikasi, konsultasi, dan koordinasi serta diskusi
dengan staff dan mentor menggunakan Bahasa yang baik dan
perilaku sopan.
b. Nasionalisme: Dasar penyusunan booklet berdasarkan pada hukum.
2. Melakukan kajian tentang ruang lingkup perkerasan dan dimensi kualitas
material perkerasan ruang terbuka hijau (RTH).
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan melakukan kajian literatur
mengenai ruang lingkup perkerasan ruang terbuka hijau (RTH) dan kajian
literatur dimensi kualitas material perkerasan ruang terbuka hijau (RTH).
Kemudian draft kajian didiskusikan Bersama dengan mentor dan staff di
subdirektorat Penataan Bangunan dan Lingkuan Khusus untuk
mendapatkan umpan balik guna memperbaiki dan mempertajam hasil
kajian. Dari hasil kajian tersebut dapat disimpulkan ruang lingkup
material perkerasan ruang terbuka hijau (RTH) antara lain; plasa, tempat
parkir, bangunan penunjang, jalan setapak, jalur sepeda, fasilitas
olahraga, amphitheater dan naungan. Sedangkan untuk dimensi kualitas
meliputi; material outdoor, material yang aman, material yang tahan
lama, material yang tahan cuaca, material yang tahan lembab dan karat.

Gambar 4. 2 Diskusi dengan Kasie Wilayah I Subdit Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus

22
Nilai-nilai yang tercermin dalam kegiatan ini adalah:
a. Komitmen mutu: Dapat menerima kritik dan saran.
Mendapatkan data yang aktual dan terpercaya.
b. Akuntabilitas: Data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.
c. Etika publik: Komunikasi, konsultasi, dan koordinasi serta diskusi
dengan staff dan mentor menggunakan Bahasa yang baik dan
perilaku sopan.
3. Melakukan kajian penggolongan dan spesifikasi material perkerasan
ruang terbuka hijau (RTH).
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan melakukan kajian literatur
tentang penggolongan material berdasarkan bahan pembuatannya dan
spesifikasi material dari berbagai sumber. Kemudian draft kajian
didiskusikan Bersama dengan mentor dan staff di subdirektorat
Penataan Bangunan dan Lingkuan Khusus untuk mendapatkan umpan
balik guna memperbaiki dan mempertajam hasil kajian. Dari hasil kajian
penggolongan material berdasarkan bahan pembuatannya dapat
digolongkan menjadi lima golongan antara lain; material keras alami,
material keras alami dari potensi geologi, material keras buatan bahan
metal, material keras buatan sintetis atau tiruan, dan material keras
buatan kombinasi atau campuran. Kemudian digolongkan berdasarkan
spesifikasinya sesuai dengan tabel.
Nilai-nilai yang tercermin dalam kegiatan ini adalah:
a. Komitmen mutu: Dapat menerima kritik dan saran.
Mendapatkan data yang aktual dan terpercaya.
b. Akuntabilitas: Data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.
c. Etika publik: Komunikasi, konsultasi, dan koordinasi serta diskusi
dengan staff dan mentor menggunakan Bahasa yang baik dan
perilaku sopan.

23
Tabel 4. 1 Tabel klasifikasi dan spesifikasi material perkerasan

4. Membuat desain layout booklet dan menyusun booklet.


Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan melakukan penyusunan
layout dan menyusun booklet yang mudah dipahami dan ringkas tanpa
melupakan aspek estetika.

24
Gambar 4. 3 Layouting booklet dan menyusun booklet

Nilai-nilai yang tercermin dalam kegiatan ini adalah:


a. Komitmen mutu:
▪ Dapat menerima kritik dan saran.
▪ Membuat desain yang baik agar mudah dipahami.
b. Etika publik: Komunikasi, konsultasi, dan koordinasi serta diskusi
dengan staff dan mentor menggunakan Bahasa yang baik dan
perilaku sopan.
5. Mencetak dan sosialisasi booklet.
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan mencetak booklet dengan
kualitas editorial serta kualitas printing yang sesuai untuk dipublikasikan,
serta mensosialisasikan booklet kepada para pegawai melalui forum
terbuka dan secara personal.

25
Gambar 4. 4 Proses mencetak booklet di percetakan

Gambar 4. 5 Sosialisasi booklet terbuka (kiri) dan sosialisasi personal (kanan)

Nilai-nilai yang tercermin dalam kegiatan ini adalah:


a. Akuntabilitas: Menyampaikan data dengan jelas kepada audience
b. Komitmen mutu:
• Booklet dengan kualitas editorial yang baik
• Menerima kritik dan saran
c. Etika publik: Komunikasi, koordinasi, dan konsultasi, serta diskusi dengan
audience

26
4.2 HASIL CAPAIAN PELAKSANAAN
Hasil capaian aktualisasi adalah booklet material perkerasan RTH.
4.2.1 KENDALA
Penyusunan booklet membutuhkan waktu yang cukup lama karena
konten yang disajikan memiliki kompleksitas yang cukup sulit.
4.2.2 STRATEGI
1. Mengoptimalkan waktu untuk berdiskusi dengan mentor/coach/
kasubdit/staff.
2. Mencari solusi yang sangat dibutuhkan dan mudah dipahami di
Subdit Penataan Bangunan Dan Lingkungan Khusus.
3. Booklet disusun dengan ringkas, jelas dan mudah dipahami.
4.3 MANFAAT
Pengendalian mutu kualitas pemilihan material perkerasan ruang terbuka
hijau (RTH) adalah salah satu kunci dalam pengendalian mutu perancangan yang
baik. Dengan adanya booklet kriteria material perkerasan ruang terbuka hijau
(RTH) diharapkan dapat mempermudah perencanaan dan meningkatkan kualitas
ruang terbuka hijau (RTH) dengan material perkerasan yang mempunyai kualitas
mutu yang baik.

Tabel 4. 2 Dampak dan manfaat yang ditimbulkan dari pembuatan booklet

Kondisi Saat Ini Dampak yang Diharapkan


Perencanaan ruang terbuka hijau yang Mempermudah dalam penentuan
kurang memperhatikan kesesuaian material perkerasan yang akan
pemilihan material perkerasan dengan digunakan dalam perencanaan,
karakter, kriteria dan kebutuhan perancangan pembangunan, serta
aktivitas ruang terbuka hijau. pengelolaan ruang terbuka hijau.
Belum adanya sebuah acuan dalam Mempermudah tahap-tahap
pemilihan material perkerasan yang perencanaan dan penyelenggaraan
sesuai dengan kebutuhan material ruang terbuka hijau dengan adanya
perkerasan dalam perencanaan dan acuan material perkerasan sehingga
penyelenggaraan ruang terbuka hijau. proses perencanaan dan
penyelenggaraan menjadi efisien dan
efektif.

27
Kondisi Saat Ini Dampak yang Diharapkan
Pembentukan ruang-ruang aktivitas Meningkatkan kualitas ruang dan
pada ruang terbuka hijau yang kurang aktivitas dalam penyelenggaraan
nyaman dan aman karena pemilihan ruang terbuka hijau dengan
material yang kurang sesuai. penggunaan material yang memenuhi
stadar kebutuhan ruang dan aktivitas
ruang terbuka hijau.
Berkurangnya area resapan air hujan Peningkatan area perkerasan yang
dalam tanah karena pemilihan berpori (permeable) sehingga
material yang kurang sesuai meningkatkan penyerapan air tanah
mengakibatkan erosi, peningkatan dan pengurangan limpasan ke saluran
akuifer tanah, dan meluapnya sungai. pembuangan kota dan sungai.

28
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
1. Berhasil menyelesaikan produk aktualisasi berupa booklet material
perkerasan ruang terbuka hijau (RTH).
2. Keberhasilan yang dicapai adalah berhasil menyelesaikan booklet
material perkerasan ruang terbuka hijau (RTH) dan mensosialisasikan
produk tersebut kepada para pegawai di direktorat bina penataan
bangunan (BPB).
3. Dalam menyelesaikan booklet material perkerasan ruang terbuka hijau
(RTH) terdapat beberapa kendala terkait kompleksitas dan variasi
material perkerasan yang di jual di pasaran terlalu banyak. Selain itu
membuat Bahasa desain yang umumdan mudah dipahami juga
memerlukan pendalaman yang ekstra.

5.2 SARAN
1. Booklet material perkerasan ruang terbuka hijau (RTH) tersebut dapat
digunakan sebagai acuan pemilihan material supaya menjaga kualitas
mutu perkerasan ruang terbuka hijau (RTH).
2. Selalu berkomunikasi dengan mentor dan staff terkait kritik dan saran
dalam pembuatan booklet material perkerasan ruang terbuka hijau
(RTH).
3. Memformulasikan desain booklet yang sederhana, mudah dipahami dan
informatif.

29
LAMPIRAN
1. Booklet

30
2. Notulensi konsultasi dengan mentor dan staff

3. Daftar hadir sosialisasi

31
32

Anda mungkin juga menyukai