DISUSUN OLEH :
NAMA : WAHYU ADI SANJAYA, S.Ars
NIP : 199510032019031006
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
WAHYU ADI SANJAYA, S.Ars.
199510032019031006
DISEMINARKAN PADA :
HARI : JUM’AT
TANGGAL : 27 SEPTEMBER 2019
Ir. Dian Irawati, M.T. Drs. Unung Sugandhi, M.Pd Hasto A. Sapoetro, S.ST., M.T.
NIP. 196707251996032004 NIP. 196109251984021001 NIP. 196307211992031003
1
lingkungan. Sehingga ruang terbuka hijau (RTH) sangat penting bagi kehidupan
sosial, ekonomi, dan lingkungan kota.
Ruang terbuka hijau (RTH) menjadi sebuah elemen penting dalam
pembentukan kualitas ruang dan aktivitas publik di kawasan perkotaan. Ruang
terbuka huijau (RTH) menjadi sebuah sarana yang rekreasi bagi masyarakat yang
mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat untuk itu kualitas ruang terbuka
hijau yang baik sangatlah diperlukan. Hal ini dapat dicapai dengan pemilihan
material yang ideal dalam penyelenggaraan ruang terbuka hijau (RTH). Material
yang digunakan harus memenuhi aspek fungsional tanpa melupakan aspek
estetika dalam pembentuk ruang aktivitas ruang terbuka hijau, selain itu untuk
mengurangi limpasan air material tersebut harus dapat dilewati oleh air
(permeable). Oleh karena itu booklet kriteria material perkerasan ruang terbuka
hijau ini ditujukan untuk mengatasi permasalah mengenai kualitas mutu material
perkerasan ruang terbuka hijau (RTH) yang mengharuskan penggunaan material
yang memiliki kualitas yang baik, cocok ditempatkan di luar ruangan, dan bisa
dilewati air (permeable).
2
Korupsi (ANEKA) serta mempertimbangkan aspek Manajemen ASN,
Pelayanan Publik dan Whole of Government.
Rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
a. Bagi organisasi, mempermudah dalam penentuan material perkerasan
yang akan digunakan dalam perencanaan, perancangan pembangunan,
serta pengelolaan ruang terbuka hijau. Sehingga meningkatkan kualitas
rancangan ruang terbuka hijau dengan adanya daftar material
perkerasan yang menjadi referensi dalam perencanaan.
b. Bagi peserta, dapat meningkatkan pemahaman mengenai tugas, fungsi,
kegiatan, serta program yang dilaksanakan oleh unit kerja On the Job
Training (OJT) selama kegiatan aktualisasi.
3
c. Informasi yang diasjikan meliputi dimensi kualitas material,
penggolongan material berdasarkan bahan baku pembuatannya, nama
material, karakter material, fungsi atau pengaplikasisan material, dan
dimensi ukuran material.
4
BAB II
GAMBARAN UNIT KERJA
5
e. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM
yang profesional dengan menerapkan prinsip good governance.
Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan kegiatan Pengaturan,
Pembinaan, Pengawasan dan Penyelenggaraan dalam Pembinaan Penataan
Bangunan yang dilaksanakan oleh Direktorat Bina Penataan Bangunan yang
mengacu pada RPJMN dan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya
Tahun 2015-2019. Adapun sasaran kinerja dan indikatornya yaitu:
a. Layanan Perkantoran dengan indikator jumlah bulan layanan pendukung
kegiatan pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pelaksanaan bina
penataan bangunan yang terselenggara selama 60 bulan;
b. Terwujudnya 744 kawasan tematik perkotaan, yang terdiri dari:
• Terwujudnya 537 kawasan Ruang Terbuka Hijau
• Terwujudnya 12 Kebun Raya Prioritas
• Terwujudnya 45 revitalisasi Kota Pusaka
• Terwujudnya 150 penataan Kawasan Strategis
c. Tersusunnya 250 RTBL sebagai dokumen induk penataan kawasan
permukiman;
d. Terwujudnya 32 Bangunan Gedung Negara yang berstatus Bangunan
Gedung Hijau;
e. Tersedianya 10 NSPK terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan selama
periode 2015 s/d 2019;
f. Tercapainya seluruh kabupaten/kota di Indonesia yang telah memiliki
Peraturan Daerah Bangunan Gedung;
g. Tercapainya 60% Bangunan Gedung yang telah memiliki IMB;
h. Terwujudnya fasilitasi ruang terbuka publik di 1200 kecamatan untuk
menonton Film Bertema Revolusi Mental di seluruh Indonesia.
Direktorat Bina Penataan Bangunan mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan perencanaan teknis,
penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan, Gedung, pengelolaan
6
rumah negara, penataan bangunan dan lingkungan khusus, serta penyusunan
standardisasi dan penguatan kelembagaan (Pasal 506, Permen PUPR No.
3/PRT/M/2019). Dalam pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan khusus
dilaksanakan oleh Subdirektorat Bina Penataan Bangunan dan Wilayah Khusus.
7
d. Inventarisasi data kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos
lintas batas Negara, rawan bencana, dan ruang terbuka hijau, serta
kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya; dan
e. Pengembangan jejaring kemitraan dalam bidang penataan bangunan
dan lingkungan serta revitalisasi kawasan pusaka, permukiman
tradisional, wisata, pos lintas batas Negara, rawan bencana, dan ruang
terbuka hijau, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya.
Subdirektorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus terdiri atas:
a. Seksi Wilayah I
Seksi Wilayah I mempunyai tugas melakukan penyiapan pembinaan
teknis, supervisi, dan fasilitasi penyelenggaraan penataan bangunan dan
revitalisasi kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas
batas negara, rawan bencana, dan ruang terbuka hijau, serta kawasan
tematik perkotaan dan khusus lainnya di wilayah Pulau Jawa dan
Sumatera.
b. Seksi Wilayah II
Seksi Wilayah II mempunyai tugas melakukan penyiapan pembinaan
teknis, supervisi, dan fasilitasi penyelenggaraan penataan bangunan dan
revitalisasi kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas
batas negara, rawan bencana, dan ruang terbuka hijau, serta kawasan
tematik perkotaan dan khusus lainnya di wilayah Pulau Kalimantan,
Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
8
BAB III
DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI
Pengendalian Mutu
1 Penyelenggaraan Ruang 5 5 5 15
Terbuka Hijau (RTH)
9
No. Isu Permasalahan Urgency Seriousness Growth ∑
Pengetahuan
3 Masyarakat Tentang 4 5 4 13
Bangunan Bersejarah
Berdasarkan hasil analisa USG terpilihlah satu isu dengan nilai tertinggi, yaitu
isu terkait pengendalian mutu penyelenggaraan ruang terbuka hijau (RTH). Untuk
itu isu tersebut harus segera dirumuskan solusi penyelesainnya, isu tersebut dapat
berpotensi untuk berkembang menjadi masalah yang lebih besar dan kompleks.
Isu ini penting karena dalam pelaksanaan penyelenggaraan ruang terbuka
hijau (RTH) yang dilaksanakan oleh Subdirektorat Bina Penataan Bangunan melalui
program Program Pengembangan Kota Hijau (P2KP). Program tersebut bertujuan
untuk mewujudkan kota hijau, sedangkan kota hijau adalah suatu kota yang
terencana dengan baik. Bercirikan ramah lingkungan dan dapat memanfaatkan
sumber daya alam secara seimbang untuk menjamin keberlanjutan dan kualitas
daya dukung sumber daya alam. Dalam mewujudkan program tersebut terdapat
delapan (8) poin yang harus dipenuhi salah satunya adalah green open space.
Dalam mewujudkan green open space melalui penyelenggaraan ruang terbuka
hijau (RTH) tentunya memiliki penanganan yang berbeda dengan
penyelenggaraan bangunan gedung, salah satunya ruang terbuka hijau (RTH)
memiliki kriteria dan spesifikasi material yang khusus. Sering kali pemilihan
spesifikasi material tersebut kurang sesuai dengan kriteria material pembentuk
ruang terbuka hijau (RTH) yang berdampak pada kualitas desain yang menurun
dan dalam proses penyelesaian proyek ruang terbuka hijau (RTH) menjadi kurang
efisien dan efektivif karena harus melakukan review dan evaluasi ulang terkait
10
spesifikasi material. Sehingga Subdirektorat Bina Penataan Bangunan dan
Lingkungan Khusus yang menjadi pembuat kebijakan harus kembali melakukan
proses review material. Hal ini akan berdampak pada kurang efisien dan efektifnya
penyelengaraan ruang terbuka hijau (RTH) dan program P2KH karena tidak dapat
mencapai target perencanaan ruang terbuka hijau (RTH) yang ramah lingkungan,
berkelanjutan, dan berdaya dukung lingkungan.
3.2 DAMPAK
Dari penjabaran isu yang telah dijelaskan pada subbab sebelumnya dapat
disimpulkan belum adanya sebuah panduan yang memuat tentang kriteria dan
spesifikasi material perkerasan yang dapat diaplikasikan pada pekerjaan ruang
terbuka hijau (RTH), hal tersebut mengakibatkan munculnya beberapa
permasalahan dalam penyelenggaraan pekerjaan ruang terbuka hijau (RTH).
Kualitas penyelenggaraan pekerjaan ruang terbuka hijau menjadi kurang efektif
dan efisien terutama dalam tahap perencanaan awal (kesiapan DED dan kesiapan
pembiayaan) karena harus melakukan penyesuaian kembali terhadap spesifikasi
material perkerasan yang akan digunakan dalam penyelenggaraan pekerjaan
ruang terbuka hijau (RTH). Selain itu dengan pemilihan spesifikasi material yang
kurang sesuai pada tahap perencanaan awal mengakibatkan terhambatnya proses
pelaksanaan konstruksi. Sehingga menyebabkan pengendalian mutu dalam
penyelenggaraan pekerjaan ruang terbuka hijau yang dikarenakan tidak adanya
sebuah acuan yang digunakan dalam perencanaan awal pekerjaan ruang terbuka
hijau (RTH).
a. Kegiatan I
Melakukan Kajian Tentang Regulasi RTH.
• Permen PUPR No. 8 Tahun 2008
b. Kegiatan II
Melakukan Kajian Tentang Ruang Lingkup Perkerasan dan Dimensi
Kualitas Material Perkerasan RTH.
11
• Ruang lingkup perkerasan (plasa, tempat parkir, bangunan penunjang,
jalan setapak, jalur sepeda, fasilitas olah raga, apmphitheater,
naungan, dsb)
• Dimensi kualitas material perkerasan
• Material outdoor
• Material harus aman
• Material harus tahan lama
• Material harus tahan cuaca
• Material harus tahan lembab
• Material harus tahan karat (untuk material besi)
c. Kegiatan III
Melakukan kajian penggolongan dan spesifikasi material perkerasan RTH.
• Penggolongan material perkerasan
- Material keras alami
- Material keras alami dari potensi geologi
- Material keras buatan bahan metal
- Material keras buatan sintetis atau tiruan
- Material keras buatan kombinasi (komposit)
• Spesifikasi material perkerasan meliputi gambar, nama, karakteristik,
fungsi dan dimensi material.
d. Kegiatan IV
Membuat desain layout booklet dan menyusun booklet.
e. Kegiatan V
Mencetak dan mempublikasi booklet.
12
desain, dan evaluasi dokumen desain dalam penyelenggaraan kawasan ruang
terbuka hijau (RTH). Booklet ini memuat daftar kriteria dan material apa saja yang
dapat digunakan dalam penyelenggaraaan ruang terbuka hijau (RTH) beserta
spesifikasinya sehingga mempermudah dalam menyusunan kriteria perencanaan,
penyusunan dokumen desain, dan evaluasi. Harapan jangka panjangnya adalah
efisiensi dan efektivitas dalam mengeksekusi tahapan-tahapan penyelenggaraaan
kawasan ruang terbuka hijau (RTH).
13
3.4 GAGASAN PEMECAHAN ISU
Unit Kerja : Direktorat Bina Penataan Bangunan Subdit Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus
Isu yang Diangkat : Belum adanya panduan yang memuat tentang kriteria dan spesifikasi material yang dapat diaplikasikan
pada pekerjaan ruang terbuka hijau (RTH).
Tabel 3. 2 Korelasi Penyusunan Booklet Kriteria Material Yang Dapat Diterapkan Pada Pekerjaan Ruang Terbuka Hijau Atau Lansekap Di Subdirektorat dengan
Nilai-Nilai ANEKA, Visi-Misi Organisasi dan Penguatan Nilai Organisasi
Keterkaitan
Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Visi-Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan Kajian Melakukan Kajian Produk hukum Etika Publik Visi Kementerian Kementerian PUPR
Tentang Regulasi Tentang Regulasi terkait ruang Komunikasi, PUPR: memiliki nilai iPROVE
Ruang Terbuka RTH Melalui: terbuka hijau (RTH). konsultasi, dan Terwujudnya yaitu Intergritas,
Hijau (RTH). koordinasi serta Inrastruktur Profesional, Orientasi
• Permen PUPR diskusi dengan Pekerjaan Umum dan Misi, Visioner, dan Etika
No. 8 Tahun staff dan mentor Perumahan Rakyat Akhlakul Karimah.
2008. yang Handal dalam
Nasionalisme Mendukung Dalam pelaksanaan
Dasar penyusunan Indonesia yang kegiatan ini, memiliki
buku berdasarkan Berdaulat, Mandiri, pengaruh besar
pada hukum dan Berkepribadian terhadap implementasi
berlandaskan Gotong nilai-nilai tersebut
Royong. yaitu:
14
Keterkaitan
Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Visi-Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
2. Melakukan Kajian Melakukan Kajian Daftar yang berisi Komitmen mutu: Dalam rangka Integritas:
Tentang Ruang Tentang Ruang ruang lingkup • Dapat mewujudkan visi Pelaksanaan kegiatan
Lingkup Lingkup Perkerasan perkerasan (plasa, menerima tersebut, seluruh Unit dilakukan dengan jujur,
Perkerasan dan dan Dimensi tempat parkir, kritik dan Organisasi di konsisten, dan dapat
Dimensi Kualitas Kualitas Material bangunan saran. Lingkungan dipertanggungjawabkan
Material Perkerasan RTH: penunjang, jalan • Mendapatkan Kementerian
Perkerasan RTH. setapak, jalur data aktual Pekerjaan Umum dan Profesional:
• Mendefinisikan sepeda, lapangan untuk Perumahan Rakyat Kegiatan ini dapat
ruang lingkup olah raga, naungan, diterapkan. harus dapat mendorong nilai
perkerasan. dan amphitheater). menjalankan tugas profesionalitas pegawai
Akuntabilitas: dan fungsinya dengan dalam melaksanakan
• Mendefinisikan Kriteria material Data dapat baik. tugasnya sesuai dengan
dimensi kualitas sesuai dengan dipertanggung kewajiban dan instruksi
material. dimensi kualitas jawabkan. yang diberikan.
(material outdoor,
tahan lama, tahan Etika Publik: Orientasi Misi:
cuaca, tahan Komunikasi, Kegiatan yang
lembab, tahan karat konsultasi, dan dilaksanakan bertujuan
dan aman koordinasi serta untuk mendukung
digunakan). diskusi dengan tugas dan fungsi
staff dan mentor. organisasi.
15
Keterkaitan
Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Visi-Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
3. Melakukan kajian Melakukan kajian Draft katalog Komitmen mutu: Begitu pula dengan Integritas:
penggolongan penggolongan dan material • Menerima Unit Organisasi Cipta Pelaksanaan kegiatan
dan spesifikasi spesifikasi material perkerasan. kritik dan Karya. Untuk dilakukan dengan jujur,
material perkerasan RTH: saran. mewujudkan visi & konsisten, dan dapat
perkerasan RTH. Table spesifikasi • Mendapatkan misi Kementerian dipertanggungjawabkan
• Tabel spesifikasi material. data aktual PUPR, Ditjen Cipta
material. untuk Karya infrastruktur Profesional:
- Gambar diterapkan. keciptakaryaan yang Kegiatan ini dapat
- Nama terpadu dan inklusif mendorong nilai
- Karakteristik Akuntabilitas: melalui: profesionalitas pegawai
- Fungsi Data dapat dalam melaksanakan
- Dimensi dipertanggung • Pengembangan tugasnya sesuai dengan
jawabkan. Kawasan kewajiban dan instruksi
• Daftar permukiman, yang diberikan.
penggolongan Etika Publik: pembinaan
material Komunikasi, penataan Orientasi Misi:
berdasarkan konsultasi, dan bangunan. Kegiatan yang
bahan dasar koordinasi serta dilaksanakan bertujuan
pembuatannya. diskusi dengan • Pengembangan untuk mendukung
- Material alami staff dan mentor. sistem penyediaan tugas dan fungsi
air minum. organisasi.
16
Keterkaitan
Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Visi-Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
- Material alami dari • Pengembangan
potensi geologi penyehatan
- Material buatan lingkungan
bahan metal permukiman.
- Material buatan
sintetis atau tiruan
- Material buatan
campuran atau
composite
17
Keterkaitan
Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Visi-Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
4. Membuat Desain Membuat Desain Draft rancangan Komitmen mutu: Dalam Visioner:
Layout Booklet Layout Booklet dan booklet. • Membuat pelaksanaannya, Hasil aktualisasi dapat
dan menyusun menyusun booklet desain yang Ditjen Cipta Karya digunakan dan
booklet. sederhana: baik agar Direktorat BPB Subdit dikembangkan kembali
• Membuat mudah PBLK untuk di kemudian hari untuk
alternatif desain dipahami memfasilitasi menciptakan sarana
layout booklet. • Menerima penyelengaraan informasi dan
• Menyusun kritik dan saran penataan bangunan pelayanan publik yang
booklet. dan lingkungan optimal.
Etika Publik: termasuk
Komunikasi, pemantauan dan Etika Akhlakul
konsultasi, dan evaluasi pelaksa naan Karimah:
koordinasi serta perencanaan dan Dalam melaksanakan
diskusi dengan pengendalian kegiatan selalu
staff dan mentor. program bidang Cipta berpedoman terhadap
Karya. kode etik dan kode
prilaku yang ada.
18
Keterkaitan
Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
Visi-Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
5. Mencetak dan Mencetak dan Booklet kriteria Akuntabilitas: Kegiatan aktualiasi ini
Mempublikasi Mempublikasi material perkerasan Menyampaikan diharapkan dapat
booklet. booklet: rth. data dengan jelas memberikan
• Mencetak kepada audience kontribusi terhadap
booklet dengan Sosialisasi booklet pengendalian mutu
kualitas yang kriteria material Komitmen mutu: dalam melakukan
baik. perkerasan RTH. Booklet dengan penyelenggaraan
• Mempublikasi- kualitas editorial pekerjaan ruang
kan dan yang baik terbuka hijau (RTH) di
mensosialisasi- Menerima kritik dalam lingkungan
kan booklet. dan saran PBLK sehingga dapat
membantu
Etika publik: mewujudkan
Komunikasi, infrastruktur
koordinasi, dan permukiman yang
konsultasi, serta layak huni, produktif,
diskusi dengan dan berkelanjutan.
audience
19
Tabel 3. 3 Jadwal Kegiatan Aktualisasi
AGUSTUS SEPTEMBER
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
MINGGU
MINGGU
MINGGU
MINGGU
MINGGU
MINGGU
SABTU
SABTU
SABTU
SABTU
SABTU
SABTU
3 dan spesifikasi material
perkerasan RTH
Membuat daftar penggolongan
material berdasarkan bahan
dasar pembuatannya
Menyusun booklet
20
BAB IV
DESKRIPSI KEGIATAN AKTUALISASI
Gambar 4. 1 Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di Kawasan perkotaan
21
Nilai-nilai yang tercermin dalam kegiatan ini adalah:
a. Etika publik: Komunikasi, konsultasi, dan koordinasi serta diskusi
dengan staff dan mentor menggunakan Bahasa yang baik dan
perilaku sopan.
b. Nasionalisme: Dasar penyusunan booklet berdasarkan pada hukum.
2. Melakukan kajian tentang ruang lingkup perkerasan dan dimensi kualitas
material perkerasan ruang terbuka hijau (RTH).
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan melakukan kajian literatur
mengenai ruang lingkup perkerasan ruang terbuka hijau (RTH) dan kajian
literatur dimensi kualitas material perkerasan ruang terbuka hijau (RTH).
Kemudian draft kajian didiskusikan Bersama dengan mentor dan staff di
subdirektorat Penataan Bangunan dan Lingkuan Khusus untuk
mendapatkan umpan balik guna memperbaiki dan mempertajam hasil
kajian. Dari hasil kajian tersebut dapat disimpulkan ruang lingkup
material perkerasan ruang terbuka hijau (RTH) antara lain; plasa, tempat
parkir, bangunan penunjang, jalan setapak, jalur sepeda, fasilitas
olahraga, amphitheater dan naungan. Sedangkan untuk dimensi kualitas
meliputi; material outdoor, material yang aman, material yang tahan
lama, material yang tahan cuaca, material yang tahan lembab dan karat.
Gambar 4. 2 Diskusi dengan Kasie Wilayah I Subdit Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus
22
Nilai-nilai yang tercermin dalam kegiatan ini adalah:
a. Komitmen mutu: Dapat menerima kritik dan saran.
Mendapatkan data yang aktual dan terpercaya.
b. Akuntabilitas: Data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.
c. Etika publik: Komunikasi, konsultasi, dan koordinasi serta diskusi
dengan staff dan mentor menggunakan Bahasa yang baik dan
perilaku sopan.
3. Melakukan kajian penggolongan dan spesifikasi material perkerasan
ruang terbuka hijau (RTH).
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan melakukan kajian literatur
tentang penggolongan material berdasarkan bahan pembuatannya dan
spesifikasi material dari berbagai sumber. Kemudian draft kajian
didiskusikan Bersama dengan mentor dan staff di subdirektorat
Penataan Bangunan dan Lingkuan Khusus untuk mendapatkan umpan
balik guna memperbaiki dan mempertajam hasil kajian. Dari hasil kajian
penggolongan material berdasarkan bahan pembuatannya dapat
digolongkan menjadi lima golongan antara lain; material keras alami,
material keras alami dari potensi geologi, material keras buatan bahan
metal, material keras buatan sintetis atau tiruan, dan material keras
buatan kombinasi atau campuran. Kemudian digolongkan berdasarkan
spesifikasinya sesuai dengan tabel.
Nilai-nilai yang tercermin dalam kegiatan ini adalah:
a. Komitmen mutu: Dapat menerima kritik dan saran.
Mendapatkan data yang aktual dan terpercaya.
b. Akuntabilitas: Data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.
c. Etika publik: Komunikasi, konsultasi, dan koordinasi serta diskusi
dengan staff dan mentor menggunakan Bahasa yang baik dan
perilaku sopan.
23
Tabel 4. 1 Tabel klasifikasi dan spesifikasi material perkerasan
24
Gambar 4. 3 Layouting booklet dan menyusun booklet
25
Gambar 4. 4 Proses mencetak booklet di percetakan
26
4.2 HASIL CAPAIAN PELAKSANAAN
Hasil capaian aktualisasi adalah booklet material perkerasan RTH.
4.2.1 KENDALA
Penyusunan booklet membutuhkan waktu yang cukup lama karena
konten yang disajikan memiliki kompleksitas yang cukup sulit.
4.2.2 STRATEGI
1. Mengoptimalkan waktu untuk berdiskusi dengan mentor/coach/
kasubdit/staff.
2. Mencari solusi yang sangat dibutuhkan dan mudah dipahami di
Subdit Penataan Bangunan Dan Lingkungan Khusus.
3. Booklet disusun dengan ringkas, jelas dan mudah dipahami.
4.3 MANFAAT
Pengendalian mutu kualitas pemilihan material perkerasan ruang terbuka
hijau (RTH) adalah salah satu kunci dalam pengendalian mutu perancangan yang
baik. Dengan adanya booklet kriteria material perkerasan ruang terbuka hijau
(RTH) diharapkan dapat mempermudah perencanaan dan meningkatkan kualitas
ruang terbuka hijau (RTH) dengan material perkerasan yang mempunyai kualitas
mutu yang baik.
27
Kondisi Saat Ini Dampak yang Diharapkan
Pembentukan ruang-ruang aktivitas Meningkatkan kualitas ruang dan
pada ruang terbuka hijau yang kurang aktivitas dalam penyelenggaraan
nyaman dan aman karena pemilihan ruang terbuka hijau dengan
material yang kurang sesuai. penggunaan material yang memenuhi
stadar kebutuhan ruang dan aktivitas
ruang terbuka hijau.
Berkurangnya area resapan air hujan Peningkatan area perkerasan yang
dalam tanah karena pemilihan berpori (permeable) sehingga
material yang kurang sesuai meningkatkan penyerapan air tanah
mengakibatkan erosi, peningkatan dan pengurangan limpasan ke saluran
akuifer tanah, dan meluapnya sungai. pembuangan kota dan sungai.
28
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Berhasil menyelesaikan produk aktualisasi berupa booklet material
perkerasan ruang terbuka hijau (RTH).
2. Keberhasilan yang dicapai adalah berhasil menyelesaikan booklet
material perkerasan ruang terbuka hijau (RTH) dan mensosialisasikan
produk tersebut kepada para pegawai di direktorat bina penataan
bangunan (BPB).
3. Dalam menyelesaikan booklet material perkerasan ruang terbuka hijau
(RTH) terdapat beberapa kendala terkait kompleksitas dan variasi
material perkerasan yang di jual di pasaran terlalu banyak. Selain itu
membuat Bahasa desain yang umumdan mudah dipahami juga
memerlukan pendalaman yang ekstra.
5.2 SARAN
1. Booklet material perkerasan ruang terbuka hijau (RTH) tersebut dapat
digunakan sebagai acuan pemilihan material supaya menjaga kualitas
mutu perkerasan ruang terbuka hijau (RTH).
2. Selalu berkomunikasi dengan mentor dan staff terkait kritik dan saran
dalam pembuatan booklet material perkerasan ruang terbuka hijau
(RTH).
3. Memformulasikan desain booklet yang sederhana, mudah dipahami dan
informatif.
29
LAMPIRAN
1. Booklet
30
2. Notulensi konsultasi dengan mentor dan staff
31
32