JUDUL AKTUALISASI
DIGITALISASI DATA EMBUNG AIR BAKU BERBASIS GIS
PADA PUSAT AIR TANAH DAN AIR BAKU
BAGIAN PERENCANAAN DAN TATA USAHA
DISUSUN OLEH :
NAMA : MUHAMMAD IRHAM SYA’BANI
NIP : 199601172019031004
FORMASI JAFUNG : TEKNIK PENGAIRAN AHLI PERTAMA
UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
MUHAMMAD IRHAM SYA’BANI, S.T.
199601172019031004
TEKNIK PENGAIRAN AHLI PERTAMA
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
DISEMINARKAN PADA :
HARI : Jum’at
TANGGAL : 27 September 2019
Titia Yudha Sarah Puspita, BMM, M.Sc Ir. Harris Hasudungan Batubara, M.ENG.SC Anwar, S.T., M.T.
NIP. 198501272010122001 NIP. 195704211985011001 NIP. 197901182005021001
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi Pelatihan Dasar bagi CPNS
Golongan III Angkatan II Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2019
dengan judul “DIGITALISASI DATA EMBUNG AIR BAKU BERBASIS GIS PADA
PUSAT AIR TANAH DAN AIR BAKU BAGIAN PERENCANAAN DAN TATA USAHA
” sebagai pemenuhan tugas dalam rangkaian kegiatan pelatihan CPNS.
Secara umum laporan ini berisikan tentang kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan
oleh penulis pada saat melaksanakan habituasi selama 30 (dua puluh tiga) hari kerja di unit
kerja penulis ditempatkan yaitu Pusat Air Tanah dan Air Baku, Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Dalam proses penyusunan laporan ini, tentu saja penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak. Dengan kesungguhan serta rasa rendah hati, penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Titia Yudha Sarah Puspita, BMM, M.Sc selaku Mentor yang telah memberikan
bimbingan dan masukan selama kegiatan aktualisasi;
2. Ir. Harris Hasudungan Batubara, M.ENG.SC selaku Coach yang telah memberikan
bimbingan dalam persiapan seminar aktualisasi;
3. Andre Putra Arifin, M.T selaku Pendamping Mentor yang telah memberikan bimbingan
dan masukan selama kegiatan aktualisasi;
4. Kabag, Kasubbag, dan Staf Bagian Perencanaan dan Tata Usaha Pusat Air Tanah dan Air
Baku Kementerian PUPR yang turut memberikan pengarahan dan masukan selama
kegiatan aktualisasi;
5. Rekan-rekan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan II Tahun 2019 yang turut
memotivasi dalam menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan
rancangan aktualisasi ini. Untuk itu, penulis mohon kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan dan penyempurnaan kegiatan aktualisasi serta laporan ini. Penulis berharap agar
laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan dampak perubahan menuju ke arah yang lebih
baik di lingkungan Kementerian PUPR khususnya Pusat Air Tanah dan Air Baku. Atas
perhatiannya diucapkan terimakasih.
ii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
PENUTUP................................................................................................................ 40
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Struktur Organisasi Pusat Air Tanah dan Air Baku ............................................. 8
Gambar III.1 Penentuan Akar Penyebab Isu dengan Menggunakan Metode Why-Why ....... 13
Gambar III.2 Schedule Pelaksanaan Aktualisasi.................................................................... 15
Gambar IV.1 Konsultasi dengan Mentor terkait Data yang Dibutuhkan ............................... 25
Gambar IV.2 Format Tabel Data Embung Air Baku ............................................................. 26
Gambar IV.3 Konsultasi dengan Mentor terkait Lokasi Cakupan yang Dipilih .................... 26
Gambar IV.4 Wilayah Kerja BBWS Brantas ......................................................................... 27
Gambar IV.5 Surat Permohonan Data Embung Air Baku BBWS Brantas............................ 28
Gambar IV.6 Koordinasi dengan Pihak BBWS Brantas Melalui E-mail .............................. 28
Gambar IV.7 Koordinasi dengan Pihak Pusat........................................................................ 29
Gambar IV.8 Tabel Data Embung Air Baku yang Telah Disusun ......................................... 29
Gambar IV.9 Surat Permohonan Data Peta Dasar Ekstensi Shp............................................ 30
Gambar IV.10 Kumpulan File Peta Dasar Ekstensi Shp........................................................ 30
Gambar IV.11 Penentuan Lokasi Koordinat Embung Air Baku............................................ 31
Gambar IV.12 Penginputin Lokasi Koordinat Embung Air Baku pada ArcGIS ................... 31
Gambar IV.13 Titik-Titik Lokasi Embung Air Baku pada Peta Dasar ArcGIS .................... 32
Gambar IV.14 Tabel Data Embung pada ArcGIS ................................................................. 32
Gambar IV.15 Deskripsi Salah Satu Titik Embung pada ArcGIS ......................................... 33
Gambar IV.16 Daerah Layanan Air Baku Tiap Lokasi Embung pada ArcGIS .................... 33
Gambar IV.17 Pembandingan Data Embung Air pada ArcGIS dengan Data yang Disusun 34
Gambar IV.18 Layouting Pemetaan Berbasis GIS ................................................................. 34
Gambar IV.19 Penyerahan Pemetaan .................................................................................... 35
Gambar IV.20 Peta Lokasi Embung Air Baku BBWS Brantas Skala Provinsi ..................... 36
Gambar IV.21 Contoh Peta Lokasi Embung Air Baku BBWS Brantas Skala Kabupaten .... 37
Gambar IV.22 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi .................................................. 38
iv
DAFTAR TABEL
v
PENDAHULUAN
Aparatur Sipil Negara atau ASN merupakan abdi negara yang menjadi salah satu aspek yang
mendukung negara untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan negara sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu dibutuhkan ASN yang memiliki integritas,
professional, netral dan bebas dari interverensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat, dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat dan pemersatu bangsa yang berlandaskan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
Proses pelatihan ini disusun berdasarkan kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Dasar
Golongan III diatur berdasarkan Peraturan Kepala LAN – RI Nomor : 21 Tahun 2016 yang
terdiri atas dua tahapan pembelajaran sebagai berikut :
1
1. Kurikulum Pembentukan Karakter PNS, yang terdiri dari:
d. Agenda Habituasi.
Pelaksanaan aktualisasi pada Pelatihan Dasar Calon PNS dibagi menjadi dua kegiatan,
yaitu merancang aktualisasi dan melaksanaan aktualisasi. Peserta latihan dasar nantinya harus
mengaktualisasikan tentang isu-isu yang terjadi di Unit Organisasi dengan menerapkan nilai-
nilai dasar PNS. Pada proyek aktualisasi ini, hal yang akan dibahas mengenai penyusunan
database embung air baku yang dikelola oleh Pusat Air Tanah dan Air Baku, Direktorat Sumber
Daya Air, yang merupakan tempat OJT (On the Job Training) Penulis. Berdasarkan hasil
pengamatan penulis, pengelolaan database terkait embung Air Baku belum dilakukan secara
efektif dan belum terkoordinir dengan baik yang dapat mengakibatkan tersendatnya
pengembangan infrastruktur pendukung pada embung air baku. Oleh karena itu, diperlukan
adanya penyusunan database embung air baku dalam satu tempat.
2
1.2 Tujuan Aktualisasi
1. Mengaktualisasi nilai-nilai dasar CPNS serta peran dan kedudukannya di tempat OJT
selama masa habituasi
Ruang lingkup pada rancangan aktualisasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pendataan informasi yang dikumpulkan hanya berupa data embung air baku
2. Proses pemetaan embung beserta data di dalamnya dilakukan secara digital berbasis GIS
3
GAMBARAN UNIT KERJA
Di dalam struktur organisasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan membawahi salah
satu Eselon I, yaitu Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Direktorat Jenderal Sumber Daya
Air mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pengelolaan sumber daya air sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ditjen SDA mempunyai visi: “Mewujudkan kemanfaatan sumber daya air secara
berkelanjutan bagi kesejahteraan seluruh rakyat di Indonesia”. Untuk mewujudkan visi tersebut
telah ditetapkan lima misi yang sejalan dengan UU no. 7 tahun 2004, yakni:
2. Pendayagunaan sumber daya air secara adil untuk berbagai kebutuhan masyarakat yang
memenuhi kualitas dan kuantitas,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air membawahi salah satu Eselon II, yaitu Pusat Air
Tanah dan Air Baku. Berdasar pada Peraturan Menteri No. 03/PRT/M/2019 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pusat Air Tanah dan Air
Baku berada di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air sebagai unsur
pendukung untuk membantu Menteri. Pusat Air Tanah dan Air Baku saat ini dikepalai oleh Ir.
Muhammad Amir Hamzah, MM.
4
2.2 Tugas Pokok Fungsi dan Struktur Organisasi Unit Kerja
Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No. 03/PRT/M/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pusat Air Tanah dan Air Baku
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, perencanaan dan konservasi air tanah dan air baku.
Dalam melaksanakan tugas, Pusat Air Tanah dan Air Baku menyelenggarakan fungsi
berikut :
1. penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria air tanah
dan air baku, serta konservasi air tanah dan air baku,
2. penilaian kesiapan pelaksanaan kegiatan pada air tanah dan air baku, serta konservasi air
tanah dan air baku,
3. penyusunan perencanaan air tanah dan air baku, serta konservasi air tanah dan air baku,
4. pembinaan pengelolaan air tanah dan air baku, serta konservasi air tanah dan air baku,
dan
Pusat Air Tanah dan Air Baku memiliki struktur organisasi yang terdiri atas :
Bagian Perencanaan dan Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana
program dan anggaran, bimbingan teknik, pengelolaan urusan tata persuratan dan kearsipan,
kepegawaian, keuangan, penatausahaan barang milik negara, dan rumah tangga.
1) Subbagian Perencanaan
5
2) Subbagian Bimbingan Teknik
Subbagian Bimbingan Teknik mempunyai tugas melakukan pemberian bimbingan dan bantuan
Teknik pengelolaan air tanah dan air baku serta konservasi air tanah dan air baku.
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan tata persuratan dan
kearsipan, kepegawaian, keuangan, penatausahaan barang milik negara, dan rumah tangga
Pusat.
Bidang Air Tanah dan Air Baku Wilayah Barat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria, penilaian
kesiapan pelaksanaan, pembinaan pengelolaan, serta pembinaan persiapan pelaksanaan operasi
dan pemeliharaan sarana dan prasarana pada air tanah dan air baku di wilayah Pulau Sumatera
dan Jawa.
Bidang Air Tanah dan Air Baku Wilayah Barat terdiri atas :
Subbidang Air Tanah dan Air Baku Wilayah Barat I mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
penilaian kesiapan pelaksanaan, pembinaan pengelolaan, pembinaan persiapan pelaksanaan
operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana, serta pelaksanaan pemantauan dan evaluasi,
dan pelaporan hasil audit pelaksanaan kegiatan konstruksi air tanah dan air baku di wilayah
Pulau Sumatera.
Subbidang Air Tanah dan Air Baku Wilayah Barat II mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
penilaian kesiapan pelaksanaan, pembinaan pengelolaan, pembinaan persiapan pelaksanaan
operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana, serta pelaksanaan pemantauan dan evaluasi,
dan pelaporan hasil audit pelaksanaan kegiatan konstruksi air tanah dan air baku di wilayah
Pulau Jawa.
6
c. Bidang Air Tanah dan Air Baku Wilayah Timur
Bidang Air Tanah dan Air Baku Wilayah Timur mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria, penilaian
kesiapan pelaksanaan, pembinaan pengelolaan, serta pembinaan persiapan pelaksanaan operasi
dan pemeliharaan sarana dan prasarana pada air tanah dan air baku di wilayah Pulau
Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Bidang Air Tanah dan Air Baku Wilayah Timur terdiri atas :
Subbidang Air Tanah dan Air Baku Wilayah Timur I mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
penilaian kesiapan pelaksanaan, pembinaan pengelolaan, pembinaan persiapan pelaksanaan
operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana, serta pelaksanaan pemantauan dan evaluasi,
dan pelaporan hasil audit pelaksanaan kegiatan konstruksi air tanah dan air baku di wilayah
Pulau Kalimantan dan Sulawesi.
Subbidang Air Tanah dan Air Baku Wilayah Timur II mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
penilaian kesiapan pelaksanaan, pembinaan pengelolaan, pembinaan persiapan pelaksanaan
operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana, serta pelaksanaan pemantauan dan evaluasi,
dan pelaporan hasil audit pelaksanaan kegiatan konstruksi air tanah dan air baku di wilayah
Pulau Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Bidang Konservasi Air Tanah dan Air Baku mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria, penyiapan inventarisasi,
menetapkan zona konservasi, pemantauan dan evaluasi konservasi, menetapkan kawasan
lindung dan melaksanakan pengendalian, perlindungan dan pelestarian penggunaan,
pengendalian pengawetan dan penghematan penggunaan air tanah dan air baku serta
melaksanakan pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air tanah dan air baku.
7
Bidang Konservasi Air Tanah dan Air Baku terdiri atas:
Subbidang Konservasi Air Tanah dan Air Baku Wilayah Barat mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengumpulan data dan
informasi serta jaminan mutu, penyelenggaraan sistem informasi, penyusunan dan penetapan
kawasan lindung, pelaksanaan pengendalian perlindungan dan pelestarian penggunaan,
pengendalian pengawetan dan penghematan, serta pembinaan pelaksanaan pengelolaan
kualitas dan pengendalian pencemaran bidang air tanah dan air baku di wilayah Pulau Sumatera
dan Jawa.
Subbidang Konservasi Air Tanah dan Air Baku Wilayah Timur mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
pengumpulan data dan informasi serta jaminan mutu, penyelenggaraan sistem informasi,
penyusunan dan penetapan kawasan lindung, pelaksanaan pengendalian perlindungan dan
pelestarian penggunaan, pengendalian pengawetan dan penghematan, serta pembinaan
pelaksanaan pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran bidang air tanah dan air baku
di wilayah Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Gambar II.1 Struktur Organisasi Pusat Air Tanah dan Air Baku
8
2.3 Uraian Tugas Jabatan Peserta (SKP)
Tugas Mandiri yang disusun oleh CPNS terdapat dua, yaitu laporan Aktualisasi dan Karya Tulis
Ilmiah (KTI). Kedua laporan ini disusun berdasarkan capaian dari pelatihan yang telah
dilakukan.
Karya Tulis Ilmiah adalah karya tulis mengenai analisis permasalahan atau isu di
lapangan ataupun tempat kerja pada bidang kelimuan jabatan fungsional dengan pendekatan
ilmiah.
Pelatihan Bela Negara adalah Pelatihan semi-militer yang dilakukan CPNS PUPR dalam
menanamkan nilai dasar dan sikap bela negara, seperti nasionalisme, Pancasila, ideologi dan
cita-cita bangsa, anti-terorisme, dan sebagainya. Target waktu pelaksanakan adalah ± 13 (tiga
belas) hari.
Pelatihan Dasar adalah pelatihan yang dilakukan CPNS PUPR dalam menanamkan sikap dan
perilaku bela negara, nilai-nilai dasar seorang CPNS (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti-Korupsi), nilai keududukan CPNS dalam NKRI (Whole of
Government, Manajemen Aparatur Sipil Negara, dan Pelayanan Publik), dan nilai dasar
habituasi dan konsep aktualisasi pada lingkup tempat kerja. Target waktu pelaksanakan adalah
± 12 (dua belas) hari ditambah 3 hari setelah kegiatan habituasi selama 30 (tiga puluh) hari
kerja untuk seminar aktualisasi II.
9
4. Mengikuti Pengenalan ke-Litbangan
Pelatihan Pengenalan ke-Litbangan adalah pelatihan yang dilakukan CPNS PUPR dalam
mengenalkan penelitian dan pengembangan bidang keilmuan jabatan fungsional masing-
masing CPNS. Target waktu pelaksanakan adalah ± 1 (satu) Bulan.
Buku Lembar Pencatatan Tugas Harian merupakan buku yang diisi oleh CPNS PUPR yang
berisi rekapitulasi pekerjaan atau penugasan yang dilakukan dan hasil kerja yang dicapai atau
didapat dalam satu hari kerja. Target waktu pelaksanaan adalah ± 9 (sembilan) bulan sejak
dimulainya OJT (On the Job Training).
On the Job Traning (OJT) adalah pelatihan CPNS PUPR pada lingkup tempat kerja untuk
menyesuaikan diri pada lingkungan kerja dan penugasan-penugasan yang dilakukan di
dalamnya. Target waktu pelaksanaan adalah ± 9 (sembilan) bulan.
10
DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI
Permasalahan yang ditemukan pada saat melaksanakan kegiatan OJT di bagian Perencanaan
dan Tata Usaha antara lain sebagai berikut :
1. Tersendatnya pengembangan infrastruktur pendukung pada embung air baku di Pusat Air
Tanah dan Air Baku
2. Menumpuknya kertas berkas di ruang kerja Bagian Perencanaan dan Tata Usaha Pusat
Air Tanah dan Air Baku
3. Ketidaktahuan pegawai Pusat Air Tanah dan Air Baku akan jalur evakuasi dan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3)
Dari beberapa permasalahan yang diperoleh, dilakukan penentuan isu prioritas dengan
metode penapisan isu. Salah satu metode penapisan isu yang dapat digunakan adalah matriks
USG. Matriks USG menggunakan tiga faktor yang dipertimbangkan untuk menentukan inti
dari isu yang diangkat, yaitu urgency, seriousness, dan growth di mana masing-masing faktor
memiliki definisi sebagai berikut :
Seriousness berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut terhadap organisasi.
Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi organisasi seperti dampaknya
terhadap produktivitas, keselamatan jiwa manusia, sumber daya atau sumber dana.
Semakin tinggi dampak suatu masalah terhadap organisasi maka semakin serius masalah
tersebut.
11
Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tugas dan fungsi serta nilai-nilai organisasi.
Kriteria pada masing-masing faktor matriks USG tersebut perlu ditetapkan untuk mengurangi
subyektivitas pada penentuan isu prioritas. Umumnya, kriteria yang digunakan adalah
penggunaan skor dengan tertentu. Di sini, digunakan skor dengan skala penilaian 1-5 di mana
semakin besar skornya, maka semakin tinggi tingkat baik urgency, seriousness, dan growth.
Berikut adalah Analisis USG pada tiap isu-isu yang diangkat :
Berdasarkan penapisan isu di atas, maka isu yang ditetapkan sebagai inti isu yang diangkat
adalah “Tersendatnya pengembangan infrastruktur pendukung pada embung air baku di
pusat air tanah dan air baku”.
Dari inti isu yang diangkat tersebut selanjutnya digunakan metode why-why untuk
menentukan akar dari penyebab isu yang dapat digunakan dalam menentukan gagasan
pemecahan isu. Berikut adalah penentuan akar penyebab isu dengan menggunakan metode
why-why.
12
Tersendatnya pengembangan infrastruktur pendukung
pada embung air baku
Gambar III.1 Penentuan Akar Penyebab Isu dengan Menggunakan Metode Why-Why
Berdasarkan metode di atas, maka akar penyebab isu yang diangkat adalah tidak
terhimpunnya data embung air baku dalam satu tempat. Dengan begitu, untuk
menyelesaikan akar penyebab isu tersebut, maka digunakan sistem untuk sentralisasi data
embung air baku di satu tempat. Dalam mengembangkan inovasi, agar lebih efisien, maka
sentralisasi dilakukan secara digital menggunakan software berbasis GIS.
Berdasarkan analisis isu di atas, gagasan pemecahan isu yang menjadi rancangan
aktualisasi yaitu “Digitalisasi Data Embung Air Baku Berbasis GIS Pada Pusat Air Tanah
dan Air Baku Bagian Perencanaan dan Tata Usaha”.
13
Kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Pusat Air Tanah dan
Air Baku, antara lain :
2. sebagai sumber informasi yang membantu dalam monitoring infrastruktur yang telah
terbangun di embung air baku,
4. sebagai salah satu instrumen dari fungsi Pusat Air Tanah dan Air Baku, yaitu penyusunan
perencanaan dan konservasi air tanah dan air baku; pembinaan pengelolaan air tanah dan
air baku; dan konservasi air tanah dan air baku.
6. menyusun database terkait data embung air baku lokasi cakupan, dan
7. menyerahkan hasil pembuatan peta GIS dan data embung air baku lokasi cakupan kepada
pihak yang bewenang di bagian Perencanaan dan Tata Usaha Pusat Air Tanah dan Air
Baku.
14
3.3 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dilakukan dari tanggal 13 Agustus 2019 hingga tanggal 23
September 2019, dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut
Tanggal Pelaksanaan
No. Kegiatan Agustus September
13 14 15 16 19 20 21 22 23 26 27 28 29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23
Dari rencana kegiatan dalam aktualisasi yang telah disebutkan di atas, dilakukan penjabaran
mengenai tahapan kegiatan yang akan dilakukan beserta keterkaitannya dengan substansi-
substansi mata pelatihan pada pelatihan dasar yang dijalani yang disusun dalam matriks di
halaman berikut
15
Tabel III-2 Matriks Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja Pusat Air Tanah dan Air Baku Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR
Identifikasi Isu 1. Tersendatnya pengembangan infrastruktur pendukung pada embung air baku di Pusat Air Tanah dan Air Baku
2. Menumpuknya kertas berkas di ruang kerja Bagian Perencanaan dan Tata Usaha Pusat Air Tanah dan Air Baku
3. Kekurangtahuan pegawai Pusat Air Tanah dan Air Baku akan jalur evakuasi dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Isu yang Diangkat Tersendatnya pengembangan infrastruktur pendukung pada embung air baku di Pusat Air Tanah dan Air Baku
Gagasan Pemecahan Isu Digitalisasi Data Embung Air Baku Berbasis GIS Pada Pusat Air Tanah dan Air Baku Bagian Perencanaan dan Tata Usaha
1 2 3 4 5 6 7
1. Menentukan data yang 1. Berkonsultasi dengan Format tabel data Etika Publik : Berpartisipasi dalam Penguatan nilai
dibutuhkan terkait mentor embung air baku Mengaktualisasikan mencapai fungsi organisasi PUPR :
embung air baku etika dan etiket dalam ketiga dan keempat Integritas
bekerja dan Pusat Air Tanah dan Melakukan setiap
berkomunikasi dengan Air Baku yaitu : tahapan kegiatan
pihak lain penyusunan dengan jujur,
perencanaan air disiplin, dan
tanah dan air baku, melakukan
serta konservasi air
16
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
Mata pelatihan Terhadap Visi-Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Mencatat data yang Komitmen Mutu : tanah dan air baku perbuatan sesuai
dibutuhkan Menghasilkan data-data pembinaan dengan perkataan
yang lebih informatif pengelolaan air Profesional
dan efektif tanah dan air baku, Melaksanakan
3. Menyusun tabel data Akuntabilitas : serta konservasi air tugas berdasarkan
embung air baku Format tabel data yang tanah dan air baku kompetensi yang
disusun dapat dimiliki dan
dipertanggungjawabkan memiliki komitmen
Komitmen Mutu : terhadap
Menghasilkan format pencapaian hasil
tabel data yang lebih pekerjaan yang
efektif dan efisien optimal
Orientasi Misi
Berpijak pada visi
kementerian PUPR
yang diterjemahkan
17
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
Mata pelatihan Terhadap Visi-Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Menentukan lokasi Lokasi cakupan
1. Berkonsultasi dengan Etika Publik : ke dalam tujuan
cakupan untuk mentor wilayah untuk Mengaktualisasikan Direktorat Jenderal
penyusunan pemetaan penyusunan pemetaan etika dan etiket dalam SDA yang
embung air laut embung air baku bekerja dan merupakan acuan
berkomunikasi dengan dalam
pihak lain melaksanakan tugas
2. Menentukan lokasi Akuntabilitas : sebagai arah dalam
untuk penyusunan Lokasi yang ditentukan mencapai sasaran
pemetaan adalah benar dan dapat dan pencapaian
dipertanggungjawabkan misi Kementerian
3. Mengumpulkan data 1. Berkoordinasi dengan Data terkait embung WoG : PUPR
embung air baku untuk pihak yang air baku Berkoordinasi dengan Visioner
lokasi cakupan berwenang terkait pihak lain dalam Melaksanakan
data embung air baku, mengumpulkan kesatuan tugas untuk
baik pusat maupun data kemajuan
balai masyarakat,
18
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
Mata pelatihan Terhadap Visi-Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Etika Publik : bangsa, dan negara
Mengaktualisasikan Etika Akhlakul
etika dan etiket dalam Karimah
bekerja dan Mengaktualisasi
berkomunikasi dengan etika dan budi
pihak lain pekerti dalam
2. Mengumpulkan data Akuntabilitas : pelaksanaan
yang diperoleh ke Data yang diperoleh koordinasi dan
dalam tabel yang telah adalah benar dan dapat diskusi, baik
disusun dipertanggungjawabkan dengan mentor
Komitmen Mutu : maupun dengan
Menghasilkan format pegawai lainnya
tabel data yang lebih
efektif dan efisien
19
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
Mata pelatihan Terhadap Visi-Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Mengumpulkan peta 1. Berkoordinasi dengan Peta dasar berbasis WoG :
dasar berbasis GIS pihak berwenang GIS ekstensi shp Berkoordinasi dengan
dalam mengumpulan pihak lain dalam
peta dasar berbasis mengumpulkan kesatuan
GIS data
Etika Publik :
Mengaktualisasikan
etika dan etiket dalam
bekerja dan
berkomunikasi dengan
pihak lain
2. Mengumpulkan peta Komitmen Mutu :
dasar berbasis GIS Menghasilkan informasi
dari pihak yang yang inovatif, lebih
berwenang efektif dan lebih efisien
20
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
Mata pelatihan Terhadap Visi-Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Menyusun pemetaan 1. Menentukan lokasi Peta berbasis GIS Akuntabilitas :
embung air baku lokasi embung air baku ekstensi shp dengan Lokasi embung air baku
cakupan pada GIS lokasi embung air adalah benar sesuai
baku di dalamnya dengan lapangan dan
dapat
dipertanggungjawabkan
2. Menyusun lokasi Akuntabilitas :
embung air baku pada Lokasi embung air baku
peta dasar berbasis adalah benar sesuai
GIS dengan lapangan dan
dapat
dipertanggungjawabkan
21
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
Mata pelatihan Terhadap Visi-Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
6. Menyusun database 1. Menyusun data pada Peta shp embung air Akuntabilitas :
terkait data embung air tiap lokasi embung air baku dengan informasi Data yang disusun
baku lokasi cakupan baku embung air baku di adalah benar dan dapat
dalamnya dipertanggungjawabkan
Komitmen Mutu :
Data yang disusun pada
peta GIS menghasilkan
informasi yang inovatif
dan efektif
2. Menyusun daerah Akuntabilitas :
layanan air baku tiap Lokasi embung air baku
embung air baku pada adalah benar sesuai
peta dasar berbasis dengan lapangan dan
GIS dapat
dipertanggungjawabkan
Komitmen Mutu :
22
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
Mata pelatihan Terhadap Visi-Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Pemetaan lokasi embung
air baku menghasilkan
informasi yang lebih
efektif dan mudah
dimengerti
23
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Nilai
Mata pelatihan Terhadap Visi-Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
7. Menyerahkan hasil 1. Menyusun pemetaan Peta lokasi embung air Akuntabilitas :
pembuatan peta GIS dan lokasi embung air baku berbasis GIS Rekapitulasi yang
data embung air baku baku berbasis GIS beserta data embung disusun dapat
lokasi cakupan kepada beserta data embung air baku yang telah dipertanggungjawabkan
pihak yang bewenang di air baku yang telah disusun di dalamnya
bagian Perencanaan dan disusun di dalamnya
Tata Usaha Pusat Air
Tanah dan Air Baku 2. Menyerahkan hasil Etika Publik :
pemetaan pada pihak Mengaktualisasikan
yang berwenang di etika dan etiket dalam
bagian Perencanaan bekerja dan
dan Tata Usaha Pusat berkomunikasi dengan
Air Tanah dan Air pihak lain
Baku
24
PELAKSANAAN AKTUALISASI
Konsultasi dengan mentor dilakukan untuk mendapatkan masukan dan saran terkait data-data
apa saja yang harus dimasukkan ke dalam tabel data yang akan disusun.
Berdasarkan hasil konsultasi dengan mentor, data-data yang akan disusun ke dalam tabel data
adalah sebagai berikut
25
c. Menyusun tabel data embung air baku
Data-data tersebut kemudian disusun dalam format tabel data pada perangkat lunak Microsoft
Excel. Format tabel tersebut akan digunakan sebagai form pengisian data embung air baku dan
kemudian dikoordinasikan dengan pihak Pusat dan pihak Balai.
Selain untuk mendapatkan masukan terkait dengan data-data apa saja yang dibutuhkan,
konsultasi dengan mentor dilakukan juga untuk mendapatkan masukan mengenai lokasi
cakupan yang akan digunakan untuk dilakukan penyusunan pemetaan embung air baku
berbasis GIS.
Gambar IV.3 Konsultasi dengan Mentor terkait Lokasi Cakupan yang Dipilih
26
b. Menentukan lokasi untuk penyusunan pemetaan
Berdasarkan hasil konsultasi dengan mentor, lokasi cakupan yang dipilih yang kemudian akan
disusun pemetaan adalah lokasi wilayah kerja BBWS Brantas, yang berada di provinsi Jawa
Timur.
a. Berkoordinasi dengan pihak yang berwenang terkait data embung air baku, baik pusat
maupun balai
Untuk melengkapi tabel data tersebut, harus dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang
berwenang dalam memegang data embung air baku, baik kepada pihak pusat maupun pihak
balai. Dalam berkoordinasi dengan pihak Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, digunakan surat
resmi sebagai bentuk etika dalam permohonan data yang dibutuhkan.
27
Gambar IV.5 Surat Permohonan Data Embung Air Baku BBWS Brantas
Surat tersebut dikirimkan melalui e-mail kepada pihak Balai Besar Wilayah Sungai
Brantas. Bersamaan dengan pengiriman surat resmi tersebut, dilampirkan pula file excel yang
berisi form pengisian data embung air baku dari tabel data yang telah dibuat.
Dalam berkoordinasi dengan pihak pusat, data didapatkan dengan berkomunikasi dengan
pihak bidang Konservasi Pusat Air Tanah dan Air Baku. Dari komunikasi ini, didapatkan data-
data embung air baku yang kemudian diinput secara manual ke dalam form tersebut
28
Gambar IV.7 Koordinasi dengan Pihak Pusat
Data-data yang telah didapat dan dikumpulkan, baik dari pihak Balai dan pihak Pusat,
kemudian disusun menjadi satu ke dalam tabel data yang telah dibuat.
Gambar IV.8 Tabel Data Embung Air Baku yang Telah Disusun
a. Berkoordinasi dengan pihak berwenang dalam mengumpulan peta dasar berbasis GIS
Dalam pengumpulan peta dasar berbasis GIS, koordinasi ditujukan kepada pihak Pusat Data
dan Teknologi Informasi (PUSDATIN) Sama seperti kepada pihak Balai, dalam berkoordinasi,
digunakan surat resmi sebagai bentuk etika dalam permohonan data yang dibutuhkan.
29
Gambar IV.9 Surat Permohonan Data Peta Dasar Ekstensi Shp
Dari koordinasi tersebut, didapatkan file dengan ekstensi shp. yang berisi peta dasar GIS
Indonesia dengan batas-batas mulai dari ukuran desa hingga ukuran provinsi.
30
5. Menyusun pemetaan embung air baku lokasi cakupan pada GIS
Lokasi embung air baku dilihat dari titik koordinat yang merupakan input dari data yang telah
tersusun. Penentuan dan penyusunan lokasi menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel
yang kemudian akan diinput ke dalam ArcGIS.
b. Menyusun lokasi embung air baku pada peta dasar berbasis GIS
Setelah melakukan penentuan lokasi, titik koordinat selanjutnya diinput ke dalam ArcGIS.
Gambar IV.12 Penginputin Lokasi Koordinat Embung Air Baku pada ArcGIS
Setelah data lokasi koordinat embung disusun lalu digabungkan dengan peta dasar, maka titik-
titik lokasi embung sudah terdata pada pemetaan ArcGIS seperti Gambar IV.12 berikut.
31
Gambar IV.13 Titik-Titik Lokasi Embung Air Baku pada Peta Dasar ArcGIS
Setelah lokasi embung air baku tersusun pada ArcGIS, data-data embung ditambahkan dan
disusun ke dalam tiap titik-titik embung air baku.
32
Gambar IV.15 Deskripsi Salah Satu Titik Embung pada ArcGIS
b. Menyusun daerah layanan air baku tiap embung air baku pada peta dasar berbasis GIS
Penyusunan daerah layanan air baku dari tiap lokasi embung menggunakan data kecamatan
dan desa layanan air baku dari tiap embung air baku pada tabel informasi dalam ArcGIS.
Gambar IV.16 Daerah Layanan Air Baku Tiap Lokasi Embung pada ArcGIS
33
c. Mencocokkan data informasi dengan peta lokasi embung yang telah disusun
Data-data embung yang telah disusun di ArcGIS kemudian dilakukan pengecekan dan dilihat
kesesuaiannya dengan data awal dari pihak Balai maupun pihak Pusat.
Gambar IV.17 Pembandingan Data Embung Air pada ArcGIS dengan Data yang Disusun
7. Menyerahkan hasil pembuatan peta GIS dan data embung air baku lokasi cakupan
kepada pihak yang bewenang di bagian perencanaan dan tata usaha pusat air tanah
dan air baku
a. Menyusun pemetaan lokasi embung air baku berbasis GIS beserta data embung air baku
yang telah disusun di dalamnya
Setelah data-data di dalam ArcGIS rampung, peta dasar diberikan layout agar terlihat seperti
peta seutuhnya.
34
b. Menyerahkan hasil kegiatan pada pihak yang berwenang di bagian Perencanaan dan Tata
Usaha Pusat Air Tanah dan Air Baku
Setelah layouting peta selesai, peta secara hasil cetak dan hasil dari ArcGIS diserahkan kepada
pihak yang berwenang di bagian Perencanaan dan Tata Usaha Pusat Air Tanah dan Air Baku.
Produk dari kegiatan aktualisasi ini adalah peta lokasi embung air baku yang dikelola
oleh BBWS Brantas berbasis GIS, seperti pada Gambar IV.20 dan Gambar IV.21. Titik-titik
embung yang tersusun terdapat informasi-informasi yang telah tersusun pada tabel GIS.
Pembuatan peta tidak hanya dilakukan skala satu provinsi, namun juga dilakukan dalam skala
tiap kabupaten. Pembuatan skala kabupaten ini disusun agar daerah layanan air baku dapat
terlihat secara visual, di mana tidak dapat telihat pada peta skala provinsi karena skala yang
besar, sehingga dapat dipahami seberapa besar cakupan layanan air baku tiap embung.
35
Gambar IV.20 Peta Lokasi Embung Air Baku BBWS Brantas Skala Provinsi
36
Gambar IV.21 Contoh Peta Lokasi Embung Air Baku BBWS Brantas Skala Kabupaten
37
4.2 Realisasi Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Jadwal pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang telah dilakukan selama 30 (tiga puluh) hari kerja
adalah sebagai berikut.
Tanggal Pelaksanaan
No. Kegiatan Agustus September
13 14 15 16 19 20 21 22 23 26 27 28 29 30 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23
Rencana Realisasi
Pengumpulan data mengalami kesulitan karena baik dari pihak Balai maupun pihak Pusat, tidak
seluruh kolom informasi yang diberikan terisi sehingga diperlukan koordinasi lebih lanjut
untuk mendapatkan informasi tersebut.
Akibat dari kesulitan pengumpulan data, pengumpulan data mengalami keterlambatan dari
jadwal yang direncanakan sehingga memperpendek sisa waktu dari jadwal dan mempengaruhi
progress untuk kegiatan selanjutnya. Pelaksanaan kegiatan menjadi terburu-buru agar dapat
kembali ke rencana jadwal awal.
38
3. Ketidaksesuaian lokasi koordinat embung saat pemetaan
Dalam pengolahan data, beberapa data embung yang dikumpulkan harus dibuang dalam
pengolahan data dikarenakan lokasi koordinat yang tercantum tidak sesuai ketika dilakukan
pengecekan lokasi pada ArcGIS.
39
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan aktualisasi yang dilakukan, digitalisasi data embung air baku dengan
menerapkan teknologi GIS dapat memberikan kemudahan terhadap pengelolaan database agar
perencanaan dan pengembangan infrastruktur dapat berjalan dengan lancar. Hasil peta lokasi
infrastruktur dapat digunakan sebagai alat visual agar pihak terkait dapat memahami informasi
di dalamnya dengan mudah dan meringankan permasalahan dalam perencanaan akibat
kekurangan informasi. Digitalisasi data juga berdampak dalam penyempurnaan penyampaian
informasi yang efektif dan efisien. Kegiatan aktualisasi yang dilakukan menginternalisasikan
bagaimana seorang ASN harus bersikap di unit kerjanya masing-masing, baik dalam
berkomunikasi sesuai kode etik, melakukan kerja sesuai dengan target yang dicapai, juga
memberikan inovasi dalam bekerja agar menghasilkan system yang efektif dan efisien.
5.2 Saran
Berdasarkan pada hasil capaian pada pelaksanaan kegiatan aktualisasi, saran yang dapat
diberikan adalah :
1. Perlu dilakukan monitoring secara berkala kepada pihak yang berwenang, baik dari pihak
Pusat maupun pihak Balai, terkait pengelolaan database infrastruktur embung air baku
baik sehingga data dapat terus diperbaharui dengan kondisi yang terjadi saat ini.
2. Perlu adanya pemantauan lapangan secara langsung untuk melihat lokasi dari embung
air baku agar keakuratan dan kelengkapan informasi pada database meningkat.
Pemantauan lokasi dapat menggunakan GPS agar lokasi dari embung akurat.
3. Perlu diberikan penjelasan lebih rinci terkait informasi pada database yang telah dibuat
sehingga tidak ada informasi yang tidak terisi.
40
SEMINAR AKTUALISASI
DIGITALISASI DATA EMBUNG AIR BAKU BERBASIS GIS
PADA PUSAT AIR TANAH DAN AIR BAKU
BAGIAN PERENCANAAN DAN TATA USAHA
MENTOR
Titia Yudha Sarah Puspita, BMM, M.Sc
NIP. 198501272010122001
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN WILAYAH V YOGYAKARTA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
OUTLINE
01 02 03 04
Menumpuknya kertas
Modern
2.
berkas
2 2 3 7
Portfolio
3.
Ketidaktahuan pegawai
2 2 3 7
akan jalur evakuasi dan K3
Presentation
Keterangan : 5 = sangat tinggi, 4 = tinggi, 3 = sedang, 2 = rendah, 1 = sangat rendah
AKAR PERMASALAHAN ISU
• Tersendatnya pengembangan infrastruktur pendukung pada embung air
baku
Sentralisasi Data
Efisiensi Sistem :
Penerapan GIS
Menyerahkan hasil pembuatan peta GIS dan data embung air baku
07 lokasi cakupan kepada pihak yang bewenang di bagian
Perencanaan dan Tata Usaha Pusat Air Tanah dan Air Baku
1. Berkonsultasi dengan mentor
• Berkomunikasi dengan hormat, sopan, dan
memperhatikan kode etik yang berlaku (Etika Publik)
KEGIATAN 1
MENENTUKAN DATA YANG DIBUTUHKAN TERKAIT EMBUNG AIR BAKU
1. Berkonsultasi dengan mentor
• Berkomunikasi dengan hormat, sopan, dan
memperhatikan kode etik yang berlaku (Etika Publik)
KEGIATAN 2
MENENTUKAN LOKASI CAKUPAN UNTUK PENYUSUNAN PEMETAAN EMBUNG
AIR BAKU
1. Berkoordinasi dengan pihak berwenang terkait
data embung air baku, baik pusat maupun balai
• Menghimpun dan mengolaborasikan data-data untuk
meningkatkan efisiensi (Whole of Government)
• Berkomunikasi dengan hormat dan sopan serta mengikuti
prosedur resmi dalam berkomunikasi (Etika Publik)
KEGIATAN 3
MENGUMPULKAN DATA EMBUNG AIR BAKU UNTUK LOKASI CAKUPAN
1. Berkoordinasi dengan pihak berwenang dalam
mengumpulkan peta dasar berbasis GIS
• Menghimpun dan mengolaborasikan data-data untuk
meningkatkan efisiensi (Whole of Government)
• Berkomunikasi dengan hormat dan sopan serta mengikuti
prosedur resmi dalam berkomunikasi (Etika Publik)
KEGIATAN 4
MENGUMPULKAN PETA DASAR BERBASIS GIS
1. Menentukan lokasi embung air baku
• Lokasi embung air baku adalah benar sesuai lapangan
(Akuntabilitas)
KEGIATAN 5
MENENTUKAN DATA YANG DIBUTUHKAN TERKAIT EMBUNG AIR
BAKU
1. Menyusun data pada tiap lokasi embung air baku
• Data yang disusun adalah benar sesuai lapangan
(Akuntabilitas)
• Data disusun sedemikian rupa agar efektif dan mudah
dipahami (Komitmen Mutu)
KEGIATAN 6
MENYUSUN DATABASE TERKAIT DATA EMBUNG AIR BAKU LOKASI CAKUPAN
1. Menyusun pemetaan lokasi embung air baku
berbasis GIS beserta data embung air baku yang
telah disusun di dalamnya
• Pemetaan yang dibuat sesuai dengan kondisi di lapangan
dan sesuai target yang dicapai (Akuntabilitas)
KEGIATAN 7
MENYERAHKAN HASIL PEMBUATAN PETA GIS DAN DATA EMBUNG AIR BAKU
LOKASI CAKUPAN KEPADA PIHAK YANG BEWENANG DI BAGIAN
PERENCANAAN DAN TATA USAHA PUSAT AIR TANAH DAN AIR BAKU
You can simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors,
photos and Text. Get a modern
PowerPoint Presentation that is beautifully
OUTPUT
Rencana
Realisasi
HAMBATAN
Kesulitan dalam
pengumpulan data
Ketidaksesuaian
lokasi koordinat
embung saat
pemetaan
Keterlambatan
pengumpulan data
mempengaruhi kegiatan
selanjutnya
PENUTUP
KESIMPULAN
Digitalisasi data embung air baku dengan menerapkan
teknologi GIS dapat memberikan kemudahan terhadap
pengelolaan database.
Perlu adanya
Perlu dilakukan pemantauan Perlu diberikan
monitoring lapangan secara penjelasan lebih
secara berkala langsung untuk rinci terkait
kepada pihak melihat lokasi informasi pada
yang berwenang dari embung air database
baku
TERIMA
KASIH