DISUSUN OLEH :
i
PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT II ANGKATAN XX
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH IV BANDUNG
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
LEMBAR PENGESAHAN
PROYEK PERUBAHAN
Disusun Oleh :
NAMA : Ir. Sri Sadono, MT
NO. PESERTA : 19
Diseminarkan Pada :
HARI : Kamis
TANGGAL : 7 November 2019
Dr. Ir. Hedy Rahadian, M.Sc Ir. Muhammad Maliki Moersid, MCP Hasto Agoeng S, S.ST, MT
NIP. 196403141990031002 NIP 196012251990031004 NIP. 196307211992031003
ii
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim. Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga penyusun dapat
penyelesaikan tahapan jangka pendek dan sebagian tahapan jangka menengah Proyek
Perubahan yang berjudul “Strategi Perencanaan Pengadaan Tanah Guna Menunjang
Percepatan Pembangunan Jalan Tol” sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Proyek Perubahan ini disisin dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk kelulusan
dalam mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II (DIKLATPIM II) Angkatan
XX Tahun 2019. Pendidikan dan Pelatihan dilakukan oleh Lembaga Administrasi Negara dan
laksanakan oleh Balai Pendidikan dan Pelatihan PUPR IV Bandung bertempat di Balai
Pendidikan dan Pelatihan PUPR IV Jalan Jawa No. 8-10 Bandung.
1. Ir. Sugiyartanto, MT sebagai Direktur Jenderal Bina Marga yang telah memberikan
masukan, bimbingan dan arahan dalam penyusunan proyek perubahan ini.
2. Ir, Soebagiono, M.Sc sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Marga yang telah
memberikan masukan, bimbingan dan arahan dalam penyusunan proyek perubahan ini.
3. Dr. Ir. Hedy Rahadian, M.Sc sebagai Direktur Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan
sebagai mentor yang telah menyetujui, mengarahkan dan mendukung proyek perubahan
ini.
4. Ir. Muhammad Maliki Moersid, MCP sebagai coach yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dalam menyusun dan melaksanakan proyek perubahan ini.
5. Ir. Moeh. Adam, MM sebagai penguji yang memberikan masukan kepada penyusun
dalam pelaksanaan proyek perubahan ini.
6. Seluruh Panitia DIKLATPIM II Angkatan XX yang telah memfasilitasi dan membantu
penyusun menyelesaikan diklat dan proyek ini.
7. Seluruh Tim Efektif Proyek Perubahan dan staf Subdit Pengadaan Tanah yang telah
memberikan bantuan kepada penyusun untuk menyelesaikan proyek ini.
8. Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung penyusun dalam menyelesaikan
proyek perubahan ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu .
Semoga Proyek Perubahan ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak. Penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan.
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1. 1. LATAR BELAKANG .................................................................................................. 1
1. 2. TUJUAN PROYEK PERUBAHAN .............................................................................. 4
1.2.1. CAPAIAN JANGKA PENDEK .............................................................................. 4
1.2.2. CAPAIAN JANGKA MENENGAH ........................................................................ 5
1.2.3. CAPAIAN JANGKA PANJANG............................................................................ 5
1. 3. MANFAAT PROYEK PERUBAHAN........................................................................... 6
1. 4. RUANG LINGKUP PROYEK PERUBAHAN .............................................................. 6
BAB II DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN .............................................................. 7
2. 1. GAMBARAN UMUM PROYEK PERUBAHAN ........................................................... 7
2. 2. FRAMEWORK PROYEK PERUBAHAN .................................................................... 8
2. 2. 1. KONDISI SAAT INI.............................................................................................. 8
2. 2. 2. KONDISI YANG DIHARAPKAN .......................................................................... 8
2. 2. 3. KESENJANGAN/ GAP YANG TERJADI ............................................................. 9
2. 3. ROADMAP/ MILESTONES PROYEK PERUBAHAN ............................................... 10
2. 4. PEMANGKU KEPENTINGAN (STAKEHOLDER) PROYEK PERUBAHAN ............. 12
2. 4. 1. IDENTIFIKASI PERAN DAN PENGARUH STAKEHOLDER ............................. 13
2. 4. 2. PEMETAAN STAKEHOLDER ........................................................................... 14
2. 4. 3. STRATEGI STAKEHOLDER ............................................................................. 19
BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN ................................................... 20
3. 1. CAPAIAN PROYEK PERUBAHAN .......................................................................... 20
3. 1. 1. TAHAP PERSIAPAN ......................................................................................... 21
3.1.1.1. KONSULTASI DAN PERSETUJUAN MENTOR ............................................ 22
3.1.1.2. DISKUSI DENGAN STAKEHOLDER ............................................................ 23
3. 1. 2. PEMBENTUKAN TIM KERJA EFEKTIF ............................................................ 27
3. 1. 3. PENYUSUNAN DRAFT PEDOMAN .................................................................. 28
3. 1. 4. PEMBAHASAN INTERNAL DRAFT PEDOMAN ............................................... 29
3. 1. 5. FINALISASI DRAFT PEDOMAN ....................................................................... 31
3. 1. 6. PEMBAHASAN DRAFT PEDOMAN FINAL ....................................................... 32
3. 1. 7. FORUM GROUP DISCUSSION (FGD) ............................................................. 34
3. 1. 8. PENYAMPAIAN PEDOMAN ............................................................................. 35
3. 2. IMPLEMENTASI / UJI COBA PERENCANAAN PENGADAAN TANAH.................. 35
3. 2. 1. JALAN TOL GEDEBAGE-TASIKMALAYA-CILACAP ........................................ 36
3. 2. 2. JALAN TOL SOLO-YOGYAKARTA ................................................................... 44
3. 3. PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PENGADAAN TANAH
(DPPT) ................................................................................................................................. 52
3. 4. KENDALA INTERNAL DAN EKSTERNAL .............................................................. 54
3.3.1. KENDALA INTERNAL ....................................................................................... 54
3.3.2. KENDALA EKSTERNAL ................................................................................... 54
3. 5. STRATEGI MENGATASI KENDALA ....................................................................... 55
BAB IV PENUTUP .................................................................................................... 56
4. 1. KESIMPULAN .......................................................................................................... 56
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. LATAR BELAKANG
1
1) Perencanaan,
2) Persiapan,
3) Pelaksanaan, dan
4) Penyerahan hasil.
PERENCANAAN PELAKSANAAN
• Instansi yang • Instansi yang • Instansi yang
• Instansi yang memerlukan
memerlukan tanah memerlukan tanah
memerlukan tanah tanah • BPN
• Pemerintah Daerah • BPN
PENYERAHAN
PERSIAPAN
HASIL
2
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) yang paling sedikit mengadung 9
(sembilan) unsur di atas kemudian ditetapkan oleh Instansi yang memerlukan tanah dan
diserahkan kepada Pemerintah Provinsi untuk diterbitkan Penetapan Lokasi sebagai dasar
pelaksanaan pengadaan tanah oleh pelaksana pengadaan tanah dalam hal ini adalah
instansi pertanahan.
3
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, keterlambatan pelaksanaan pengadaan tanah
terjadi karena adanya kelemahan dalam hal perencanaan. Apabila perencanaan
pelaksanaan pengadaan tanah dilaksanakan dengan baik, maka hambatan dalam
pelaksanaan pengadaan tanah dapat diminimalkan. Perencanaan yang kurang baik, tidak
hanya akan menjadi boomerang dalam pelaksanaan pengadaan tanah namun dapat
menghambat pelaksanaan pembangunan infrastruktur.
Berdasarkan pada Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum bahwa Instansi yang
memerlukan tanah memiliki tugas membuat perencanaan pengadaan tanah untuk
kepentingan umum menurut ketentuan perundang-undangan. Perencanaan pengadaan
tanah untuk kepentingan umum tersebut disusun dalam bentuk Dokumen Perencanaan
Pengadaan Tanah (DPPT) berdasarkan studi kelayakan. Dalam pelaksanaan penyusunan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) belum terdapat suatu acuan baku,
sehingga diperlukan suatu pedoman dalam penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan
Tanah (DPPT) dimana di dalamnya terdapat pedoman dalam pengambilan data, pedoman
penyusunan dokumen dan panduan verifikasi dokumen sehingga dapat menghasilkan suatu
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) yang memuat informasi yang akurat,
terkini, sekaligus dapat memitigasi potensi permasalahan dalam pengadaan tanah sehingga
menunjang percepatan pengadaan tanah untuk pembangunan infrastruktur jalan bebas
hambatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka proyek perubahan ini terbagi menjadi 3 (tiga)
tahap capaian, yaitu :
Kegiatan jangka pendek dilaksanakan sampai dengan akhir bulan September 2019
memiliki fokus kegiatan persiapan penyusunan pedoman, yaitu:
4
1) Terbentuknya Tim Kerja Efektif yang melakukan penyusunan Pedoman
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) Jalan Bebas
Hambatan.
2) Tersedianya draft Pedoman Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan
Tanah (DPPT) Jalan Bebas Hambatan yang akan didiskusikan dengan para
pemangku kepentingan terkait kegiatan pengadaan tanah.
5
1. 3. MANFAAT PROYEK PERUBAHAN
Sehubungan dengan waktu yang terbatas selama 2 (dua) bulan dan lingkup
wewenang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai instansi yang
membutuhkan tanah, maka ruang lingkup rancangan proyek perubahan ini dibatasi hanya
pada pelaksanaan perencanaan khususnya yang berhubungan langsung dengan output
kunci proyek perubahan, yaitu Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan proyek perubahan adalah sebagai berikut:
1) Membentuk Tim Kerja Efektif.
2) Menyiapkan Draft Pedoman Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan
Tanah (DPPT) Jalan Bebas Hambatan.
3) Melaksanakan Forum Group Discussion (FGD) terkait penerapan Pedoman
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) Jalan Bebas
Hambatan.
4) Menyiapkan konsep surat permohonan legalisasi Pedoman Penyusunan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) Jalan Bebas Hambatan.
6
BAB II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 3 Tahun
2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat pasal 409, terdapat tugas dan fungsi Direktorat Jalan Bebas Hambatan dan
Perkotaan dimana di dalamnya memiliki tugas untuk melaksanakan penyusunan, pembinaan
pelaksanaan standar dan pelaksanaan evaluasi kinerja jalan perkotaan, pembinaan
pelaksanaan jalan perkotaan, pembinaan pelaksanaan jalan bebas hambatan, serta
7
melaksanakan pengadaan tanah. Sedangkan dalam pasal 410, fungsi yang harus dijalankan
oleh Direktorat Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan adalah:
8
kerugian. Selain melalui pengumpulan data sekunder dan wawancara dengan
masyarakat di lapangan, diperlukan koordinasi dengan pemerintah daerah
setempat.
2. Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) yang telah dilengkapi data
kepemilikan/status tanah agar pelaksanaan pengadaan tanah dapat dipetakan
berdasar kepemilikannya. Hal ini memerlukan koordinasi dengan Badan
Pertanahan Nasional (BPN) setempat serta stakeholder terkait lain seperti
Pemerintah Daerah.
3. Perencanaan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) yang
menggunakan data terkini dengan memanfaatkan hasil foto udara (drone)
dengan ketinggian yang terstandar sehingga mendapatkan hasil yang detail
dan aktual sehingga dapat terpetakan obyek apa saja yang akan terkena
pelaksanaan pengadaan tanah.
4. Perhitungan estimasi biaya ganti rugi dengan menggunakan harga pasar
sehingga diperoleh estimasi biaya ganti kerugian yang aktual.
Untuk memperbaiki kondisi saat ini sehingga dapat terwujud kondisi yang
diharapkan maka diperlukan suatu strategi yang dapat menunjang percepatan
pembangunan jalan bebas hambatan dengan disusunnya Pedoman Penyusunan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) Jalan Bebas Hambatan.
9
2. 3. ROADMAP/ MILESTONES PROYEK PERUBAHAN
Untuk mencapai tujuan proyek perubahan maka pelaksanaan proyek perubahan ini
dibagi dalam 3 (tiga) tahap Milestone. Jadwal kegiatan yang meliputi milestone, tahapan dan
output sebagaimana dapat dilihat pada table berikut :
I JANGKA PENDEK
II JANGKA MENENGAH
10
No. Milestone Kegiatan Output Waktu
11
Gambar 3. Milestone Proyek Perubahan
12
2. 4. 1. IDENTIFIKASI PERAN DAN PENGARUH STAKEHOLDER
Tabel.2 . Daftar Pemangku Kepentingan dalam Perencanaan Pengadaan Tanah Sebelum
Proyek Perubahan
Pemangku Peran/
No. Peran/ Keterlibatan
Kepentingan Keterlibatan
I INTERNAL
Pengaruh Kecil,
7 Tim Efektif Bergerak dalam pelaksanaan proyek Kepentingan
Besar
Kabag Hukum dan Aspek legal pengadaan tanah Jalan Bebas Pengaruh Besar,
3
Komunikasi Publik Hambatan Kepentingan Kecil
Pengaruh Kecil,
Dirjen Tata Ruang
4 Pelaksana Proses Pengadaan Tanah Kepentingan
Kementerian ATR/BPN
Besar
13
Pemangku Peran/
No. Peran/ Keterlibatan
Kepentingan Keterlibatan
Dirjen Pengadaan Pengaruh Kecil,
5 Tanah Kementerian Pelaksana Proses Pengadaan Tanah Kepentingan
ATR/BPN Besar
Pengaruh Kecil,
Pelaporan progres dan kendala kepada
7 Setwapres Kepentingan
Wakil Presiden
Besar
Badan Pengawasan
Auditor Dana Pengadaan Tanah Jaln Bebas Pengaruh Kecil,
8 Keuangan dan
Hambatan Kepentingan Kecil
Pembangunan (BPKP)
Pengaruh Kecil,
Pelepasan hak dalam suksesnya Pengadaan
11 Pihak yang berhak Kepentingan
Tanah Jalan Bebas Hambatan
Besar
Badan Usaha Jalan Tol Pelaksana pembangunan jalan bebas Pengaruh Kecil,
12
(BUJT) hambatan Kepentingan Kecil
2. 4. 2. PEMETAAN STAKEHOLDER
Jenis stakeholder adaah sebagai berikut:
1) Stakeholder primer, yaitu mereka yang langsung dipengaruhi oleh kegiatan
yang dijalankan oleh organisasi publik tertentu. Pengaruh disini dapat bersifat
positif maupun negatif;
2) Stakeholder sekunder, yaitu mereka yang tidak langsung dipengaruhi oleh
kegiatan yang dijalankan oleh organisasi publik tertentu. Pengaruh disini
dapat bersifat positif maupun negatif pula;
3) Stakeholder utama, yaitu mereka yang bisa memiliki pengaruh positif / negatif
terhadap kegiatan pemerintah dan keberadaan mereka sangat penting bagi
organisasi yang memiliki program tersebut.
14
Tabel.3 . Jenis Pemangku Kepentingan dalam Perencanaan Pengadaan Tanah Sebelum
Proyek Perubahan
Apathetics
Sekunder
Promotor
Defender
Latens
Primer
Utama
No. Pemangku Kepentingan Ket.
I INTERNAL
Konsultasi,
1 Dirjen Bina Marga
Instruksi, Laporan
8 Konsultan Instruksi
II EKSTERNAL
Koordinasi,
7 Setwapres
Informatif
15
Apathetics
Sekunder
Promotor
Defender
Latens
Primer
Utama
No. Pemangku Kepentingan Ket.
Pemerintah Daerah
10 Koordinasi
Kabupaten/Kota
11 Pihak yang berhak Informatif
16
Tabel.4. Jenis Pemangku Kepentingan dalam Perencanaan Pengadaan Tanah Sesudah
Proyek Perubahan
Apathetics
Sekunder
Promotor
Defender
Latens
Primer
Utama
No. Pemangku Kepentingan Ket.
I INTERNAL
Konsultasi,
1 Dirjen Bina Marga
Instruksi, Laporan
Konsultasi,
3 Kasubdit Pengadaan Tanah koordinasi,
instruksi
Kasubdit Pelaksanaan dan Konsultasi,
4 Pengendalian Jalan Bebas koordinasi,
Hambatan instruksi
Kasubdit Perencanaan dan Konsultasi,
5 Pemrograman Jalan Bebas koordinasi,
Hambatan instruksi
8 Konsultan Instruksi
II EKSTERNAL
1 Direktur Pembangunan Jalan Koordinasi
17
Apathetics
Sekunder
Promotor
Defender
Latens
Primer
Utama
No. Pemangku Kepentingan Ket.
Konsultasi,
9 Pemerintah Daerah Provinsi
Koordinasi
18
1. Promotors
Merupakan pemangku kepentingan yang memiliki pengaruh dan kepentingan
besar dalam tahap perencanaan dengan penyusunan Dokumen Perencanaan
Pengadaan Tanah.
2. Defender
Merupakan pemangku kepentingan yang memiliki pengaruh kecil dan
kepentingan besar dalam tahap perencanaan dengan penyusunan Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah.
3. Latens
Merupakan pemangku kepentingan yang memiliki pengaruh besar dan
kepentingan kecil dalam tahap perencanaan dengan penyusunan Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah.
4. Apathetics
Merupakan pemangku kepentingan yang memiliki pengaruh dan kepentingan
kecil dalam tahap perencanaan dengan penyusunan Dokumen Perencanaan
Pengadaan Tanah.
2. 4. 3. STRATEGI STAKEHOLDER
Agar reformer mampu mengimplementasikan proyek perubahan sesuai dengan
yang diharapkan, maka perlu dibangun komunikasi dengan berbagai stakeholder yang
terlibat (internal dan eksternal) baik dengan komunikasi efektif, komunikasi empatik, maupun
komunikasi secara persuasif. Adapun strategi komunikasi dengan stakeholder yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Promoters : Konsultasi, koordinasi dan instruksi
2) Latents : Konsultasi, koordinasi dan instruksi
3) Defenders : Informatif, koordinasi dan instruksi
4) Apathetics : Informatif, koordinasi dan instruksi
19
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
- Dokumentasi
Minggu III dan
Pembahasan Draft - Draft Pedoman Penyusunan 9 September
IV September
Pedoman Penyusunan Dokumen Perencanaan 2019 dan 23
3 serta Minggu I
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) September
dan II Oktober
Pengadaan Tanah (DPPT) Jalan Bebas Hambatan 2019
2019
- Notulen Rapat
- Dokumentasi
Finalisasi Draft Pedoman - Draft Pedoman Penyusunan Minggu III dan
Penyusunan Dokumen Dokumen Perencanaan IV Oktober 2019 30 September
4
Perencanaan Pengadaan Pengadaan Tanah (DPPT) serta Minggu I 2019
Tanah (DPPT) Jalan Bebas Hambatan November 2019
- Notulen Rapat
II JANGKA MENENGAH
- Dokumen Surat Undangan
- Dokumentasi
Pembahasan Draft Final
- Draft Pedoman Penyusunan Nopember 2019 2 Oktober
Pedoman Penyusunan
1 Dokumen Perencanaan s/d Minggu II 2019 dan 15
Dokumen Perencanaan
Pengadaan Tanah (DPPT) Desember 2019 Oktober 2019
Pengadaan Tanah (DPPT)
Jalan Bebas Hambatan
- Notulen Rapat
20
Waktu
No. Milestone Output
Rencana Awal Realisasi
- Nota Dinas
Legalisasi Pedoman Minggu III
- Pedoman Penyusunan
Penyusunan Dokumen Desember 2019 28 Oktober
2 Dokumen Perencanaan
Perencanaan Pengadaan s/d Minggu II 2019
Pengadaan Tanah (DPPT)
Tanah (DPPT) Februari 2020
Jalan Bebas Hambatan
Sosialisasi Pedoman
- Dokumen Surat Undangan
Penyusunan Dokumen
5 - Dokumentasi Maret 2020
Perencanaan Pengadaan
- Notulen Rapat
Tanah (DPPT)
Monitoring Pelaksanaan
Tahun 2020
Pedoman Penyusunan
1 Laporan dan Dokumentasi hingga Tahun
Dokumen Perencanaan
2021
Pengadaan Tanah (DPPT)
Evaluasi Pelaksanaan
Tahun 2020
Pedoman Penyusunan
2 Laporan dan Dokumentasi hingga Tahun
Dokumen Perencanaan
2021
Pengadaan Tanah (DPPT)
3. 1. 1. TAHAP PERSIAPAN
Kegiatan dalam tahap persiapan didahului dengan mematangkan konsep dan ide
Rencana Proyek Perubahan dengan melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1. Melakukan asistensi dengan coach
2. Melakukan asistensi dengan mentor
3. Menetapkan judul Rancangan Proyek Perubahan
4. Rapat koordinasi pembentukan tim efektif
5. Diskusi dengan stakeholder
21
Judul Rancangan Proyek Perubahan yang ditetapkan adalah Strategi Perencanaan
Pengadaan Tanah Guna Menunjang Percepatan Pembangunan Jalan Tol. Pembahasan
awal dan diskusi perubahan dilaksanakan untuk mendapatkan :
1. Tujuan pelaksanaan proyek perubahan ini dilaksanakan untuk memperbaiki
kondisi yang selama ini sudah berjalan dalam penyusunan Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) yang terbagi menjadi tujuan jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
2. Melakukan evaluasi alur kerja pembuatan Dokumen Perencanaan Pengadaan
Tanah (DPPT) yang selama ini sudah berjalan.
3. Memperbaiki alur kerja berdasarkan hasil evaluasi.
4. Menyusun stakeholder yang sangat mempengaruhi pelaksanaan penyusunan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT).
22
Gambar. 6. Konsultasi dengan Coach
23
3. Staff Ahli Wakil Presiden Bidang Infrastruktur Dan Investasi
4. Direktur Utama Lembaga Manajemen Aset Negara
Gambar. 8. Diskusi dan Konsultasi Dengan Dirjen Pengadaan Tanah Kementerian ATR/
BPN Ibu Arie Yuriwin, SH., M.Si
24
bahwa perencanaan pengadaan tanah yang tertuang dalam Dokumen Perencanaan
Pengadaan Tanah (DPPT) merupakan bagian yang krusial, sehingga diperlukan suatu
pedoman dalam penyusunannya serta perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Pentingnya kelengkapan data awal khususnya kesesuaian terhadap tata
ruang sehingga sangat diperlukan pedoman penyusunan Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT).
2. Dalam penyusunan data awal perlu memperhatikan mengenai perkiraan
harga ganti kerugian.
3. Perlu dilakukan koordinasi dengan BPN terkait kelengkapan data awal.
25
tanah memberikan masukan terkait perencanaan pengadaan tanah yang memberikan
outcome Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) sebagai berikut :
1. Perencanaan yang baik akan menghindarkan permasalahan saat
pelaksanaan pengadaan tanah.
2. Kualitas pelaksanaan pengadaan tanah salah satunya ditentukan oleh
perencanaan yang baik.
3. Perlunya keterlibatan stakeholder pengadaan tanah. Namun dalam
pelaksanaannya, keterlibatan stakeholder harus dapat memberikan saran-
saran terbaik untuk menghindari lokasi-lokasi sulit serta memberikan masukan
agar dalam tahapan-tahapan selanjutnya dapat berjalan lebih baik.
Gambar. 10. Diskusi dan Konsultasi Dengan Staf Ahli Wakil Presiden Bidang Infrastruktur
Dan Investasi Bapak Drs. Gembong Priyono, M.Sc
26
Direktur Utama LMAN Ibu Dr. Rahayu Puspasari, MBA., BE(Acc) memberikan saran
dan masukan terhadap perencanaan pengadaan tanah sebagai berikut :
1. Diperlukan penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT)
yang dapat memberikan informasi tentang perkiraan niai ganti rugi yang
mendekati nilai sebenarnya karena hal ini berkaitan dengan perencanaan
penganggaran pembiayaan ganti kerugian.
2. Perlu disusun suatu pedoman sebagai acuan penyusunan Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) agar dapat menyajikan data yang
lengkap dan aktual.
Gambar. 11. Diskusi dan Konsultasi Dengan Direktur Utama LMAN Ibu Dr. Rahayu
Puspasari, MBA., BE(Acc)
27
3. 1. 3. PENYUSUNAN DRAFT PEDOMAN
Penyusunan draft pedoman dimulai pada pertengahan bulan Agustus yaitu pada
minggu kedua. Penyusunan dilakukan oleh tim teknis yang terdiri dari unsur internal.
Penyusunan draft dilaksanakan dengan berdasar pada :
28
2. Panduan penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT)
Berisi komponen yang harus ada dalam penyusunan Dokumen Perencanaan
Pengadaan Tanah (DPPT), yaitu :
a. Maksud dan tujuan rencana pembangunan
b. Kesesuaian Dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Dan Rencana
Pembangunan Nasional Dan Daerah, prioritas pembangunan dan
rencana strategis serta aspek lingkungan
c. Letak tanah
d. Luas tanah yang dibutuhkan
e. Gambaran umum status tanah
f. Perkiraan waktu pelaksanaan pengadaan tanah
g. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan
h. Perkiraan nilai tanah
i. Perkiraan rencana penganggaran
j. Menyiapkan lampiran peta, data teknis dan indikasi data awal calon
pihak yang berhak
3. Panduan Verifikasi Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT)
Berisi check list pemenuhan seluruh kriteria pada panduan survey lapangan
dan penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT).
29
diharapkan menyempurnakan kembali usulannya dan akan dibahas pada
rapat selanjutnya.
Sebagai tindak lanjut dari rapat sebelumnya, maka dilanjutkan dengan rapat
pembahasan bersama tim efektif dan unsur internal yang dilaksanakan pada tanggal 23
September 2019 dengan hasil sebagai berikut :
1. Membahas kembali tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing
pihak yang terlibat dalam penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan
Tanah (DPPT) dan memperbaiki draft awal Pedoman Penyusunan Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) hingga ke tahap pengesahan.
2. Membahas panduan pengambilan foto udara (aerial photo) dengan drone dan
spesifikasi teknis peralatan serta spesifikasi gambar yang dihasilkan.
3. Membahas form pendataan awal rencana jalan tol untuk kategori form
individual, form fasum faso dan obyek penting, form sampling harga pasar dan
form peta bidang.
30
Gambar. 13. Pembahasan Draft Pedoman Bersama Unsur Internal
31
Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) sesuai tugas dan fungsinya.
32
3. Dalam pelaksanaan di lapangan, penyusunan Dokumen Perencanaan
Pengadaan Tanah (DPPT) dilakukan dengan cara yang berbeda-beda karena
tidak terdapat panduan pelaksanaan penyusunan Dokumen Perencanaan
Pengadaan Tanah (DPPT) sehingga menghasilkan Dokumen Perencanaan
Pengadaan Tanah (DPPT) yang beragam, sehingga diperlukan suatu
pedoman untuk menyusun Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT)
agar diperolh hasil yang tidak beragam, memiliki data yang dapat
dipertanggungjawabkan dan terkini.
4. Dalam penyusunan NSP diperlukan :
a. Kesesuaian dengan acuan penyusunan NSP, sehingga perlu dilengkapi
began alir yang didalamnya ada penanggung jawab pada setiap
tahapannya dan untuk penambahan jangka waktu pelaksanaan perlu
memperhitungkan kemungkinan pelaksanaan di lapangan.
b. Perlu adanya penambahan perlakuan terhadap kondisi khusus yang
mungkin terjadi di lapangan.
c. Dalam penampilan peta perlu mempertimbangkan waktu minimum
pengambilan peta agar mendapatkan data yang terbaru seperti
minimum 1-2 tahun ke belakang.
d. Penilaian perkiraan harga ganti rugi tidak perlu mengggunakan standar
SPI karena tidak bertujuan untuk mendapatkan nilai detail dan hanya
untuk mendapatkan nilai perkiraan zonasi.
33
3. 1. 7. FORUM GROUP DISCUSSION (FGD)
Telah dilaksanakan FGD Pedoman Penyusunan Dokumen Perencanaan
Pengadaan Tanah (DPPT) yang diselenggarakan pada hari Selasa tanggal 15 Oktober 2019
yang dihadiri oleh stakeholder dari Kementerian ATR/BPN RI, Sekretariat Wakil Presiden,
Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). FGD juga dihadiri dari unsur internal
yaitu
Berdasarkan hasil FGD tersebut diperoleh hasil sebagai berikut :
34
4. Dalam Draft Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT)
untuk Pengadaan Tanah Jalan Bebas Hambatan atau Jalan Tol perlu lebih
diperjelas peranan Badan Usaha Jalan Tol (apabila sudah ada Perjanjian
Pengusahaan Jalan Tol) atau Pemrakarsa (apabila belum adanya Perjanjian
Pengusahaan Jalan Tol).
3. 1. 8. PENYAMPAIAN PEDOMAN
Agar Pedoman Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT)
dapat menjadi acuan yang legal dalam pelaksanaan Penyusunan Dokumen Perencanaan
Pengadaan Tanah (DPPT), maka Pedoman Penyusunan Dokumen Perencanaan
Pengadaan Tanah (DPPT) diajukan kepada Direktorat Pembangunan untuk diproses
menjadi panduan. Menindaklanjuti hal tersebut, melalui Surat Direktur Jalan Bebas
Hambatan dan Perkotaan disampaikan pengantar Pedoman Penyusunan Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) kepada Direktur Pembangunan untuk disetujui
proses pengesahannya.
Surat pengantar Pedoman Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah
(DPPT) dilengkapi dengan laporan rapat pembahasan yang pernah dilaksanakan untuk
membahas Pedoman Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT).
35
pelaksanaan penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) Ruas Jalan
Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap, Jalan Tol Ruas Solo-Yogyakarta.
36
Adapun Peruntukan lahan yang terdapat pada rencana pembangunan ruas tol
dapat dibagi menjadi beberapa kriteria, yaitu berupa :
1) Rumah tinggal/pekarangan
2) Sawah irigasi
3) Sawah tadah hujan
4) Kebun/tegalan
5) Tanah kosong/belukar
6) Pabrik/industry
7) UMKM (Mini market)
8) Kolam Ikan
9) Fasiliatas umum dan fasilitas sosial
Obyek bangunan yang harus dibebaskan sekitar dan luas Bangunan secara
total 40.170 m2 atau 4,017 Ha dengan jumlah bidang bangunan sekitar 325
unit. Selain tanah dan bangunan, terdapat beberapa obyek penting lain
berupa mushola, jalan lingkungan, jalan tol, jalan kabupaten, jalan kota,
sungai, TPU/makam, saluran irigasi umum, puskesmas dan tempat wisata.
Perkiraan waktu yang dibutuhkan dalam proses pengadaan tanah mengacu
pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum dan Peraturan Presiden Nomor 71
Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan
untuk Kepentingan Umum, adalah sebagai berikut :
1) Permohonan & Persetujuan Lokasi 2 (dua) bulan
2) Sosialisasi dan Inventarisasi 4 (empat) bulan
3) Musyawarah dan Daftar Nominatif 5 (lima) bulan
4) Pembayaran dan Surat Pelepasan Hak (SPH) 1 (satu) bulan
5) Penitipan UGR ke Pengadilan dan Pencabutan Hak 4 (empat) bulan.
6) Tahap pelaksanaan diperkirakan membutuhkan waktu kurang lebih 18
(delapan belas) bulan
2. Pengesahan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) awal
(STA. 0+00 – 14+00)
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) Ruas Jalan Tol
Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (STA. 0+00 – 14+00) disetujui oleh Kepala
Sub Direktorat Pengadaan Tanah, Kepala Bidang Teknik Badan Pengatur
Jalan Tol (BPJT), Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan konsultan penyusun
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT). Dokumen Perencanaan
Pengadaan Tanah (DPPT) ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bina Marga
dengan penetapan nomor PS.01.02-Db/450 tanggal 31 Mei 2019.
37
3. Penyerahan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) awal
(STA. 0+00 – 14+00) kepada Gubernur Jawa Barat
Setelah mendapatkan pengesahan, Dokumen Perencanaan Pengadaan
Tanah (DPPT) diserahkan kepada Gubernur Jawa Barat dilengkapi dengan
Gambar ROW plan dengan pengantar surat Direktur Jenderal Bina Marga
nomor PS.01.02-Db/449 tanggal 31 Mei 2019 perihal Penyampaian Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah Dalam Rangka Penerbitan Penetapan Lokasi
Pekerjaan Pembangunan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya STA. 0+000 –
STA. 14+200
4. Rapat Koordinasi dan Pembahasan Dokumen Perencanaan Pengadaan
Tanah (DPPT) awal (STA. 0+00 – 14+00) dengan Gubernur Jawa Barat
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) yang diterima oleh
Gubernur Jawa Barat dan dilakukan pembahasan mengenai isi yang
tercantum dalam Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT). Rapat
koordinasi dan pembahasan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23
September 2019 bertempat di Ruang Rapat Papandayan Gedung Sate.
Pelaksanaan rapat tersebut dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Barat dan
dihadiri oleh berbagai unsur, yaitu :
1) Direktur Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan
2) Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT)
3) Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Jakarta
4) Kasatker Pengadaan Tanah Jalan Tol Wilayah I
5) PPK Pengadaan Tanah Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap
6) Pihak PT. Jasa Marga
7) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat
8) Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat
9) Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat
10) Kepala Biro Pemerintahan dan Kerjasama Setda Provinsi Jawa Barat
11) Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Jawa Barat
12) Kepala Biro Badan Usaha Milik Daerah dan Investasi Setda Provinsi
Jawa Barat
13) Perwakilan Kabupaten Garut
14) Perwakilan Kabupaten Tasikmalaya
15) Perwakilan Kabupaten Ciamis
16) Perwakilan Kabupaten Banjar
17) Perwakilan Kota Bandung
38
Berdasarkan hasil rapat tersebut disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1) Penetapan Lokasi akan ditunda sampai gambar trase disetujui oleh
masing-masing Kepala Daerah yang dilalui jalan tol
2) Trase utama tidak ada perubahan namun terdapat usulan penambahan
dan perubahan exit tol untuk pengembangan wilayah
39
5. Perubahan trase pembangunan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-
Cilacap awal (STA. 0+00 – 14+00)
Adanya perubahan pada rencana pembangunan Jalan Tol Gedebage-
Tasikmalaya-Cilacap (STA. 0+00 – 14+00) berdasarkan rapat koordinasi dan
pembahasan yang dilakukan Bersama Gubernur Jawa Barat beserta unsur
daerah mengakibatkan perubahan pada kebutuhan tanah di lapangan
sehingga harus dilakukan perubahan Dokumen Perencanaan Pengadaan
Tanah (DPPT).
6. Penyusunan kembali Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT)
berdasarkan perubahan trase
Bardasarkan hasil rapat koordinasi dan pembahasan yang dilakukan Bersama
Gubernur Jawa Barat beserta unsur daerah, maka disusun kembali Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT). Pelaksanaan penyusunan Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) berpedoman kepada Pedoman
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) dilakukan
untuk Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap STA. 0+00 – 14+00 dan STA.
14+00 – 116+00.
7. Survey lapangan
Survey lapangan dilakukan berdasarkan Pedoman Penyusunan Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT). Terdapat beberapa obyek penting
yang terkena rencana pengadaan tanah Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap
STA. 0+00 – 14+00 dan STA. 14+00 – 116+00.
Berikut ini adalah pelaksanaan survey lapangan yang menemui obyek penting
di lapangan, seperti tempat ibadah, makam dan tempat pelayanan kesehatan.
40
Gambar. 19. Pelaksanaan Survey Lapangan
Gambar. 20. Masjid Sebagai Salah Satu Obyek Penting Yang Terkena
Pengadaan Tanah
41
Gambar. 21. Makam Sebagai Salah Satu Obyek Penting Yang Terkena
Pengadaan Tanah
Gambar. 22. Puskesmas Masjid Sebagai Salah Satu Obyek Penting Yang
Terkena Pengadaan Tanah
42
dilaksanakan pembangunan Ruas Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap
STA. 0+00 – 14+00 dan STA. 14+00 – 116+00.
43
3. 2. 2. JALAN TOL SOLO-YOGYAKARTA
Jalan Tol Solo-Yogyakarta direncanakan melewati 2 (dua) provinsi yaitu Provinsi DI.
Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah. Tahapan yang dilaksanakan dalam penyusunan
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) pada Ruas Jalan Tol Solo-Yogyakarta
adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT)
berdasarkan ROW awal
44
3. Penyerahan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) awal
kepada Gubernur DI Yogyakarta dan Gubernur Jawa Tengah
Setelah mendapatkan pengesahan, Dokumen Perencanaan Pengadaan
Tanah (DPPT) diserahkan kepada Gubernur DI. Yogyakarta dan Gubernur
Jawa Tengah dilengkapi dengan Gambar ROW plan dengan pengantar surat
Direktur Jenderal Bina Marga sebagaimena berikut :
1) Nomor PS.01.02-Db/472 tanggal 18 Juni 2019 perihal Penyampaian
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Dalam Rangka Penerbitan
Penetapan Lokasi Pekerjaan Pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta
di Provinsi Jawa Tengah
2) Nomor PS.01.02-Db/822 tanggal 28 Agustus 2019 perihal Penyampaian
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Dalam Rangka Penerbitan
Penetapan Lokasi Pekerjaan Pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta
di Provinsi DI. Yogyakarta STA 35+639 – STA. 58+000
45
Gambar. 25. Rapat Koordinasi dan Pembahasan DPPT dengan Pemerintah
Provinsi DI Yogyakarta
2) Provinsi Jawa Tengah
Untuk Jalan Tol Solo-Yogyakarta disepakati:
a. Penyesuaian trase sesuai usulan Bupati Klaten terkait dengan
desa terisolir, mata air, dan rest area;
b. Terdapat sulan tambahan akses pada Simpang Susun Delanggu
di Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten
seiring pertumbuhan kawasan industry dan mempertimbangkan
tingkat kelayakan finansial jalan tol terhadap operasional;
c. Terdapat perubahan ROW Plan terkait usulan perubahan
perbandingan kemiringan lereng timbunan 1:4 menjadi 1:2 atas
pertimbangan luasan lahan pertanian produktif, pemukiman.
46
Gambar. 26. Rapat Koordinasi dan Pembahasan DPPT dengan Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah
47
5. Pengembalian Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) oleh
Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta
Menindaklanjuti penyerahan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah
(DPPT) dilakukan verifikasi data pada Dokumen Perencanaan Pengadaan
Tanah (DPPT). Berdasarkan Surat Gubernur Provinsi DI. Yogyakarta Nomor
593/12744 tanggal 27 September 2019 perihal Pengembalian Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT), Gubernur DI. Yogyakarta belum
dapat menerima Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) karena
terdapat beberapa aspek yang belum dipenuhi dalam penyusunan Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT), yaitu :
1) Belum mencantumkan kesesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah
berdasarkan rekomendasi sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Daerah atau SKPD yang membidangi Tata Ruang
2) Belum mencantumkan kesesuaian dengan prioritas pembangunan
3) Belum mencantumkan sumber pendanaan
4) Belum melampirkan fotokopi sertifikat dan bukti hak atas tanah.
Gambar. 28. Pelaksanaan Verifikasi DPPT oleh Dinas Pertanahan dan Tata
Ruang Provinsi DI Yogyakarta
48
Gambar. 29. Pelaksanaan Verifikasi DPPT oleh Dinas Pertanahan dan Tata
Ruang Provinsi DI Yogyakarta
49
8. Penyusunan kembali Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT)
berdasarkan perubahan trase
Berdasarkan hasil rapat pembahasan dengan Pemerintah Provinsi maka trase
pembangunan Jalan Tol di Provinsi Jawa Tengah banyak mengalami
perubahan trase, sehingga Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah
(DPPT) harus disusun kembali berdasarkan trase terbaru.
9. Survey lapangan
Survey lapangan dilaksanakan berdasarkan Pedoman Penyusunan Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) dengan memetakan kembali obyek-
obyek vital di lapangan sehingga dapat dapat dihindari. Pelaksanaan survey
didampingi oleh pemda setempat sebagai usaha koordinasi antar stakeholder.
50
Gambar. 31. Pelaksanaan Survey di Mata Air Desa Ngrundul Kecamatan
Kebonarum Kabupaten Klaten
51
Gambar. 33. Koordinasi Dengan Pemda Dalam Proses Pengambilan Data
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) yang selama ini disusun belum
dibuat berdasarkan suatu pedoman sehingga hasil Dokumen Perencanaan Pengadaan
Tanah (DPPT) yang disusun beragam. Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT)
tersebut berisi hal-hal minimal yang harus tercantum di dalam Dokumen Perencanaan
Pengadaan Tanah (DPPT) berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum bahwa dokumen
perencanaan Pengadaan Tanah, yaitu :
52
(i) rencana penganggaran.
8 Daftar Tata Guna Lahan/Peruntukan lahan 12 Daftar Tata Guna Lahan/Peruntukan lahan
9 Daftar Jenis Bangunan dan Tanaman 13 Daftar Jenis Bangunan dan Tanaman
10 Daftar fasum, fasos dan objek penting 14 Daftar fasum, fasos dan objek penting
lainnya (Jika Ada) lainnya (Jika Ada)
11 Jangka Waktu Pelaksanaan Pengadaan 15 Tabel Jangka Waktu Pelaksanaan
Tanah Pengadaan Tanah
12 Jangka Waktu Pelaksanaan Pembangunan 16 Tabel Jangka Waktu Pelaksanaan
Pembangunan
53
DPPT BERDASARKAN PEDOMAN
DPPT LAMA
PENYUSUNAN DPPT
13 Estimasi nilai ganti kerugian global oleh 17 Estimasi nilai ganti kerugian global oleh
penilai independen penilai independen
14 Estimasi nilai BOBP (Biaya Operasional dan 18 Estimasi nilai BOBP (Biaya Operasional
Biaya Pendukung) dan Biaya Pendukung)
15 Perkiraan total anggaran pengadaan tanah 19 Perkiraan total anggaran pengadaan
tanah
20 Bukti kepemilikan / alas hak tanah (bila
dipersyaratkan sesuai Peraturan Gubernur
setempat yang berlaku)
B Melampiran Peta
54
1. Untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan pengadaan tanah tidak dapat
diperoleh dalam waktu tertentu dikarenakan pengadaan tanah bukan
merupakan kegiatan regular yang selalu ada sepanjang tahun.
2. Untuk mendapatkan informasi dari berbagai stakeholder pengadaan tanah
serta data lapangan yang akurat memerlukan waktu yang tidak sebentar
sedangkan penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT)
dituntut dapat dilakukan cepat namun harus teliti dan dapat menyajikan
informasi yang lengkap, terkini dan sesuai dengan kondisi di lapangan.
3. Minimnya tenaga yang menguasai bidang penyusunan Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) yang baik.
55
BAB IV
PENUTUP
4. 1. KESIMPULAN
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka implementasi proyek
perubahan dimulai dengan tahap persiapan pembentukan tim efektif dan berkoordinasi
secara internal kemudian dilanjutkan dengan tahapan pelaksanaan yang meliputi
pembahasan draft final Pedoman Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah
(DPPT) sampai dengan permohonan legalisasi pedoman. Berdasarkan rangkaian kegiatan
tersebut, proyek perubahan telah berhasil melaksanakan merupakan bagian dari tujuan
jangka pendek dan sebagian tujuan jangka menengah (hingga minggu terakhir bulan
Oktober 2019), sehingga dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Percepatan pembangunan jalan tol dapat dicapai melalui berbagai strategi,
salah satunya adalah dengan membuat perencanaan yang terperinci dan
matang sehingga dapat menggambarkan kondisi riil di lapangan, dengan
membuat DPPT yang akurat.
2. Dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah diperlukan kerjasama
berbagai stakeholder agar perencanaan pengadaan tanah dapat tersusun
dengan akurat sekaligus dapat memitigasi potensi permasalahan yang dapat
terjadi.
56