Anda di halaman 1dari 35

PERENCANAAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH (TPS) 3R

DI KAWASAN PEMUKIMAN SEKITARAN WADUK KOTA


LHOKSEUMAWE

Disusun Oleh:

Fatria Al-Kautsar Syafri (170702083)


Khardawi (170702004)
Mufran Hardiansyah (170702108)
Muhammad Ilham Akbar (170702015)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
2020
KATA PENGANTAR
   Puji syukur selalu tersampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan
semua karunianya dan perlindungannya, serta nikmat yang telah ia berikan, baik itu
nikmat keteguhan iman dan kesempurnaan Islam. Sholawat dan salam selalu
tercurahkan kepada sang pencetus akhlakul karimah dan kewajiban menuntut ilmu,
yakni baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah menerangi seluruh alam dengan
cahaya ilmunya. Tak lupa juga sholawat dan salam kepada keluarga, sahabat serta
ulama penerus langkahnya, baik ulama terdahulu maupun ulama yang masih
membimbing ummat manusia hingga sekarang.

Alhamdulillah, bersamaan dengan prakata ini kami mengucapkan rasa syukur yang
setinggi-tingginya, laporan desain dengan judul “PERENCANAAN TEMPAT
PENGOLAHAN SAMPAH (TPS) 3R DI KAWASAN PEMUKIMAN SEKITARAN
WADUK KOTA LHOKSEUMAWE” telah saya selesaikan. Ucapan terimakasih
yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada ibuk Yeggi Darnas, S. T., M. T.
sebagai dosen paada mata kuliah Rancangan Penelitian , yang telah membimbimbing
saya menyelesaikan proposal ini dengan baik.

Akhir kata, saya memahami jika laporan desain ini masih jauh dari kata
sempurna, saya masih memerlukan kritik dan saran dari rekan pembaca semua guna
untuk perbaikan pada tulisan-tulisan saya selanjutnya.

Banda Aceh, 27 Juli 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................iv
DAFTAR TABEL...........................................................................................v
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG.................................................vi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1


1.2 Tujuan Perencanaan...................................................................................3
1.3 Manfaat Perencanaan.................................................................................3
1.4 Dasar Hukum.............................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................4


2.1 Sampah........................................................................................................5
2.2 Pengelolaan Sampah...................................................................................6
2.3 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R ......................................................7
2.4 Kriteria Teknis Perencanaan Tempat Pengolahan Sampah 3R...................8
2.5 Langkah-langkah Perancangan TPS 3R......................................................11
2.6 Fasilitas TPS 3R..........................................................................................11

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN..............................................13


3.1 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan...................................................13
3.2 Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah.....................................................15
3.3 Pendekatan Umum......................................................................................20
3.4 Pendekatan Khusus.....................................................................................21

iii
BAB IV PERENCANAAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH (TPS) 3R 22
4.1 Perencanaan TPS 3R...................................................................................22

BAB V PENUTUP.........................................................................................33
5.1 Kesimpulan.................................................................................................33
5.2 Saran...........................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................34

LAMPIRAN.....................................................................................................35

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Kawasan UIN Ar-Raniry....................................................13


Gambar 3.2 Kondisi salah satu kontainer di kampus UIN Ar-Raniry (kontainer
belakang asrama arun)...................................................................................16
Gambar 3.3 Diagram Alir Perencanaan.........................................................20
Gambar 4.1 Peta Lokasi Perencanaan TPS 3R..............................................23
Gambar 4.2 Lokasi Perencanaan TPS 3R......................................................23
Gambar 4.3 Mesin Pencacah Sampah Plastik................................................25
Gambar 4.4 Sistem Open Aerator Bambu.....................................................27
Gambar 4.5 Layout TPS 3R...........................................................................29
Gambar 4.6 Pewadahan Sampah....................................................................31
Gambar 4.7 Gerobak Motor...........................................................................32

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R............................8


Tabel 2.2 Sarana Perencanaan TPS 3R..........................................................9
Tabel 3.1 Data Jumlah Mahasiswa dan Karyawan........................................14
Tabel 3.2 Besarnya Timbulan Sampah Berdasarkan Sumbernya..................17
Tabel 3.3 Data Volume Timbulan Sampah Kawasan Kampus UIN Ar-.......
Raniry.............................................................................................18
Tabel 3.4 Rekapitulasi Timbulan Sampah Harian Berdasarkan Fasilitas .
Kawasan Kampus UIN Ar-Raniry.................................................18
Tabel 4.1 RAB Perencanaan Pembangunan TPS 3R.....................................29
Tabel 4.2 RAB Operasional TPS 3R.............................................................30
Tabel 4.3 Jenis Pewadahan............................................................................31

v
DAFTAR SINGKATAN/LAMBANG

Halaman
Singkatan/lambang Kepanjangan/makna pertama kali
digunakan
B3 Bahan Berbahaya dan Beracun 5
3R Reduse, Reuse, Recycle 2
PKM Pusat Kegiatan Mahasiswa 14
Information and
ICT 14
Comunicatation Tecnology
Lembaga Penelitian Pengabdian
LP2M 14
Masyarakat
LDC Language Development Centre 14
TPA Tempat Pemrosesan Akhir 26
UIN Universitas Islam Negeri 2

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut UU No. 18 tahun 2008 sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari


manusia yang berbentuk padat. Permasalahan sampah pada tiap kota secara universal
antara lain terdapatnya kenaikan volume timbulan sampah, namun tidak diiringi
dengan dana pengelolaan, sistem manajemen, serta pemahaman warga yang
mendukung (Sitanggang dkk., 2017)

Penindakan sampah wajib segera ditanggulangi dengan sugguh-sungguh,


hingga sampah bukan lagi musuh namun menjadi teman karena dapat daur ulang
yang bisa meningkatkan perekonomian suatu kota. Penindakan sampah berbasis 3R
yaitu Reduce, Reuse, serta Recycle (kurangi, pakai kembali, serta daur ulang) ialah
pendekatan sistem yang dapat menjadi pemecahan kasus permasalahan sampah di
suatu kota (Tarigan dkk., 2016)
Kawasan waduk pusong Kabupaten Lhokseumawe saatu ini pengelolaan
persampahannya masih belum dikatakan baik bisa dilihat dengan keadaan serta
tingkatan pelayanan yang belum seluruhnya maksimal, disebabkan banyaknya jumlah
para turis yang mendatangi waduk di Kota Lhokseumawe tersebut yang sangat
banyak sehingga menimbulkan banyaknya sampah plastik yang penuhi waduk
tersebut. Perihal ini bisa mengusik kesehatan dan estetika dari tempat wisata tersebut.
Tidak hanya itu masih kurang maksimalnya kerja dari Unit Pelaksana Teknis Wilayah
(UPTD) di bawah Dinas Pekerjaan Universal serta Perumahan Rakyat (PUPR) Kota
Lhokseumawe pula turut andil dalam minimya pengelolaan sampah di kawasan
waduk pusong tersebut.
Bersumber pada perihal tersebut, diperlukannya penilaian terhadap
keadaan eksisting pengelolaan persampahan di kawasan waduk pusong Kota
Lhokseumawe dan merancang sistem pengelolaan sampah. Minimnya kualitas

1
sarana TPS membuat volume timbulan sampah membludak ditambah lagi
apabila keadaan TPS di kawasan tersebut kurang cocok jika dibandingkan
dengan jumlah masyarakatnya (Sitanggang dkk., 2017). Tempat wisata waduk
pusong Kota Lhokseumawe ialah salah satu tempat wisata yang tedapat di
Kota Lhokseumawe, waduk ini banyak didatangi oleh para turis karena
tempatnya yang strategis serta indah. Perihal ini mewajibkan kita memikirkan
pengelolaan terhadap sampah supaya perihal tersebut tidak jadi permasalahan
yang besar dikemudian hari.
Pada prinsipnya, pengadaan Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) 3R merujuk
kepada 3 konsep dasar yaitu reduce, reuse, dan recycle dimana langkah-langkah ini
dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi sampah sejak dari sumbernya dengan
memilah sampah organik sebagai bahan baku pembuatan pupuk alami serta sampah
anorganik sebagai bahan sekunder kegiatan industri seperti plastik, kertas, logam,
gelas dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu sebagai upaya dalam menangani kasus persampahan di
kawasan wisata waduk pusong Kota Lhokseumawe maka perlu dicoba suatu
perencanaan pengolahan sampah dengan prosedur 3R (Reduce, Reuse,
Recycle). Dengan terdapatnya perencanaan pengolahan persampahan dengan
prosedur 3R ini diharapkan sanggup menangani kasus volume timbulan
sampah yang dihasilkan di kawasan wisata waduk pusong.
1.2 Tujuan Perencanaan
1. Untuk menentukan sistem pengelolaan sampah yang tepat untuk diterapkan di
kawasan Waduk Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe.
2. Untuk merencanakan teknis operasional pengelolaan sampah seperti
pengumpulan, pewadahan serta pengolahan sampah di kawasan Waduk
Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe.
3. Untuk merancang Tempat Pengolahan Sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di
kawasan Waduk Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe.
1.3. Manfaat Perencanaan

2
Adapun manfaat yang diperoleh dari perencanaan ini adalah menjadi salah
satu satu inovasi bagi kawasan Waduk Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota
Lhokseumawe dalam menangani permasalahan pengelolaan persampahan.

1.4. Dasar Hukum


Dasar-dasar hukum yang mejadi acuan dalam perencanaan ini yaitu :
1. SNI 3242:2008 Tentang Pengelolaan Sampah di Permukiman.
2. SNI 19-2454-2002 Tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013
Tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan
Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 Tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga.
6. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta
Karya Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman tentang
Petunjuk Teknis TPS 3R Tahun 2017.
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
8. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017
Tentang Struktur dan Skala Upah.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sampah
Berdasarkan Undang-Undang No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
sampah merupakan sisa aktivitas sehari-hari manusia maupun proses alam baik yang
berbentuk padat ataupun semi padat berbentuk zat organik maupun anorganik yang
manfaatnya telah habis dan dibuang ke lingkungan. Kemudian berdasarkan SNI 19-
2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan
dapat didefinisikan sampah merupakan limbah yang bersiafat padat baik organi
maupun anorganik yang keberadaannya dianggap tidak lagi memiliki nilai fungsi
sehingga harus dikelola dengan baik agar tidak mencemari lingkungan serta
melindungi investasi pembangunan
2.1.1. Sumber sampah
Menurut Tchobanouglous dalam Wardiha (2013) sumber sampah dapat
dibedakan menjadi 7 jika dilihat dari asal sampah tersebut dihasilkan yaitu dari
wilayah permukiman, daerah komersial, institusi, konstruksi dan pembongkaran
bangunan, pengolah limbah domestik, kawasan industri dan pertanian. Pada
perencanaan kali ini kami hanya memfokuskan sumber sampah yang berasal dari
permukiman dan daerah komersial saja dikarenakan sampah yang terdapat di waduk
pusong saat ini sebagian besar berasal dari 2 sumber tersebut.
2.1.2. Komposisi sampah

Komposisi sampah adalah gambaran umum yang dapat dilihat secara lansung
pada sampah tersebut. Terdapat tiga komponen komposisi sampah yaitu, sampah
organik, sampah anorganik, dan sampah bahan berbahaya beracun (B3). Komposisi
sampah biasanya dinyatakan dalam satuan % berat atau % volume terhadap jenisnya
(Tarigan dkk, 2016)

Berdasarkan SNI 19-3964-1995 tentang spesifikasi timbulan sampah kota


sedang dan kota kecil, sampah domestik dibagi menjadi 7 yaitu:

4
1. Sampah makan
2. Sampah kayu dan sampah daun dedaunan
3. Sampah kertas dan karton
4. Sampah tekstil dan produk tekstil
5. Sampah karet dan kulit
6. Sampah plastik
7. Sampah logam gelas
2.1.3. Timbulan sampah
Timbulan sampah merupakan jumlah sampah yang dihasilkan dan
diakumulasikan dalam satuan volume yaitu liter/orang/hari atau satuan berat yaitu
kg/orang/hari. Meskipun demikian standar untuk timbulan sampah sudah di atur
dalam SK SNI-04-1993-03 tentang spesifikasi timbulan sampah kota sedang dan kota
besar. Besarnya timbulan sampah untuk kota sedang adalah 2,75-3,25 liter/orang/hari,
sedangkan kota besar 1 kg/orang/hari.
Apabila timbulan sampah dinyatakan dalam satuan volume maka harus
mencantumkan densitas sampah ataupun derajat pewadahan. Densitas sampah ini
sangat penting untuk diketahui agar dapat merencanakan luas lahan TPS secara
efektif.

2.2 Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis 3R

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan


Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Sampah Rumah Tangga, pengelola suatu tempat
komesial seperi tempat wisata wajib menyediakan sarana pemilahan sampah skala
kawasan seperti TPS, TPS 3R dan/atau alat pengumpul sampah secara terpilah.

Pengelolaan sampah merupakan suatu proses yang dimulai dari pengumpulan,


pengangkutan, pemrosesan, hingga pendaur ulang atau pembuangan sampah bertjuan
untuk mengurangi volume sampah yang terdapat di suatu kawasan.

5
2.3 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R

Berdasarkan Undang-Undang No 18 tahun 2008 menekankan bahwa prioritas


utama yang dilakukan dalam pengelolaan sampah adalah bagaimana mengurangi
sampah semaksimal mungkin. Bagian sampah atau residu dari kegiatan dari kegiatan
pengurangan sampah yang tersisa selanjutnya dilakukan pengolahan atau
pengurangan.

Menurut Undang-Undang No 18 tahun 2008 pengurangan sampah melalui 3R


meliputi:

1. Reduce yaitu mengurangi pemakaian barang yang sulit untuk diolah.


2. Reuse yaitu kegiatan menggunakan kembali barang yang masih memiliki nilai
fungsi.
3. Recycle yaitu residu yang tersisa dimanfaatkan kembali menjadi barang yang
dapat digunakan kembali.

2.3.1 Pengolahan Sampah Organik

Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa-sisa bahan organik
seperti sisa makanan, sisa tumbuhan dan buah serta kotoran hewan ternak yang dapat
membusuk secara cepat dan alami. Sampah organik ini dapat digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan pupuk tanaman. Sebelum menjadi pupuk sampah organik
tersebut harus dilakukan pengomposan terlebih dahulu. Pengomposan adalah proses
pengolahan sampah menjadi pupuk kompos. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi laju pengomposan yaitu rasio CN, ukuran partikel, aerasi, positas,
kelembaban, temperatur, derajat keasaman dan kandungan hara (Aprilia, 2018).

2.3.2 Pengolahan Sampah Anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari proses suatu kegiatan
industri yang keberadaanya sangat sulit untuk diuraikan secara alami seperti plastik.
Akan tetapi sampah anorganik akan mempunyai nilai ekonomi yang sangta tinggi jika

6
sudah diolah menjadi kerajinan tangan dengan cara pengolahan lebih lanjut (Marliani,
2014)

Berikut adalah jenis-jenis sampah yang diolah di TPS 3R yaitu:

1. Sampah plastik
2. Sampah kertas
3. Sampah kardus
4. Sampah botol berbahan plastik

2.4 Kriteria Teknis Perencanaan Tempat Pengolahan Sampah 3R

Dalam merencanakan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R, terdapat


beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu tempat serta jenis peralatan yang akan
digunakan. Kriteria Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R dapat dilihat pada Tabel
2.1
Tabel 2.1 Kriteria Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R
Cakupan Pelayanan Luas
No Pemilahan Sampah
Rumah Jiwa m2
1 2000 rumah 10000 jiwa Tanpa pemilahan 1000
2 200 rumah 1000 jiwa 50 % sampah 200-500
terpilah
50 % sampah
tercampur

3 200 rumah 1000 jiwa 50 % sampah < 200


terpilah
50 % sampah
tercampur

Sumber: PerMenPU 03/PRT/2013

2.4.1 Karakteristik Tempat Pengelolaan Sampah 3R


Berdasarkan Petunjuk Teknis TPS 3R (2017) karakteristik TPS 3R, meliputi:
1. Dapat melayani minimum 400 KK atau 1600 – 2000 jiwa yang setara dengan 4-6
m3 per hari.

7
2. Sampah yang masuk dalam kondisi tercampur, akan tetapi akan semakin baik bila
sudah terpilah.
3. Memanfaatkan lahan seluas minimal 200 m2.
4. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak manual maupun gerobak
motor dengan kapasitas 1m3, dengan ritasi 3kali/hari..
5. Terdapat unit pencurahan sampah tercampur, unit pemilahan sampah tercampur,
unit pengolahan sampah organik, serta unit pengolahan/ penampungan sampah
organik (daur ulang), serta unit pengolahan/ penampungan sampah anorganik
(residu)

2.4.2 Sarana Perencanaan TPS 3R

Adapun sarana yang di butuhkan TPS sebagai berikut:

Tabel 2.2 Sarana Perencanaan TPS 3R


Sarana TPS 3R
Sarana Utama Sarana Penunjang Bangunan Pendukung
A. Area A. Pompa air A. Bangunan pendukung
pengumpulan B. Kantor
keamanan (keamanan
sampah C. Kamar mandi
B. Area Tangkapan dan dalam bangunan TPS
pemilahan Peralatan
3R maupun keamanan
sampah A. Helm kerja
C. Area B. Sepatu kedap air mesin dll)
pencacahan (boot)
B. Bangunan pendukung
sampah C. Kaus tangan plastik
D. Area D. Pakaian kerja dan pengelolaan leachate
pengomposan masker kain
(lindi)
E. Area E. Perlengkapan P3K
penyaringan F. Cangkrang dan C. Bangunan pendukung
F. Area terowongan bamboo
bangunan utama (harus
pengemasan G. Termometer, selang
G. Wadah air, sekop ada talut, jalan
sampah residu H. Timbangan
penghubung dll)
H. Area I. Ayakan kawat dengan
penyimpanan beberapa ukuran D. Green belt (sumur
barang lapak
resapan biopori, taman
I. Area
pencucian dll)

8
Sumber: Aprilia, 2018

2.4.3 Desain Tempat Pengolahan Sampah 3R

Berdasarkan Petunjuk Teknis TPS 3R (2017) terdapat beberapa asek


arsitektural yang harus diperhatikan pada bangunan TPS 3R yaitu :
1. Hasil perhitungan luasan tiap-tiap area (pemilahan, pengomposan, mesin, gudang,
dll).
2. Hasil dari kesepakatan warga tentang rencana opsi teknologi yang hendak
diterapkan (menyangkut luasan zona komposting, tempat residu, lapak, dll).
3. Hasil kesepakatan untuk posisi tiap-tiap ruangan dalam bangunan TPS 3R
(pemilahan, penggilingan, mesin, komposting, dll).
4. Penentuan pondasi yang akan dipakai berdasarkan beban terhitung dengan jenis
tanah yang ada.
5. Desain arsitektural bangunan TPS 3R disesuaikan dengan desain arsitektur
tradisional setempat.
6. Memastikan tipe bangunan yang akan dibuat (bangunan rangka baja, beton
bertulang, konstruksi kayu, dll).
7. Memastikan spesifikasi mesin pencacah, pengayak serta motor angkut.

2.5 Langkah-langkah Perancangan TPS 3R

Menurut Aprilia (2018) langkah-langkah untuk perencanaan TPS 3R :

1. Analisis keseimbangan material (material balance analysis)


Analisis keseimbangan material ialah metode untuk mengetahui jumlah sampah
ke lokasi pengolahan termasuk komposisi dan karakteristik sampah. Langkah ini
berfungsi untuk menggambarkan langkah awal untuk memastikan prakiraan luas serta
kebutuhan perlengkapan bagi sistem TPS 3R yang bertujuan untuk membuat material
balance guna mengetahui proses pengolahan yang akan dilakukan serta berapa
produk yang dihasilkan dan residu yang dihasilkan.
2. Identifikasi seluruh kemungkinan pemanfaatan material

9
Identifikasi ini dilakukan supaya mengetahui karakteristik sampah dan
pemanfaatannya untuk pengembangan diagram alir dari proses pemanfaatan material
balance.
3. Perhitungan pengumpulan sampah
Perhitungan ini bertujuan untuk menentukan jumlah sampah pengumpulan dari
sampah, berapa sampah yang akan di tangani TPS 3R dan laju akumulasi dengan
penetapan waktu pengoperasian dari TPS 3R.
4. Perhitungan material loading rate
Perhitungan jumlah pekerja dan alat yang akan dibutuhkan serta jam kerja dan
waktu pengoprasian dari peralatan yang digunakan di dalam TPS 3R.
5. Layout dan Desain
Layout dan desain akan memudahkan tata letak di dalam lokasi TPS 3R supaya
memudahkan pelaksanaan pekerja.

2.6 Fasilitas TPS 3R

1. Fasilitas pre Prosessing .


Fasilitas pre prosessing merupakan tahap awal dari pemisahan sampah yang
berfungsi untuk mengetahui jenis sampah yang akan dipilah, meliputi proses:
1. Penimbangan, mengetahui jumlah yang masuk.
2. Penerimaan dan penyimpanan, yaitu menentukan area untuk dijadikan tempat
penyimpanan sementara sebagai langkah untuk mengantisipasi jika sampah yang
proses pengolahan sampah tidak secepat sampah yang baru masuk.

2. Fasilitas Pemilahan .
Fasilitas pemilahan dapat dilakukan secara manual maupun mekanis :
1. Pemilahan secara manual berarti menggunakan tenaga kerja manusia dalam
melakukan pemilahan sampah.
2. Secara mekanis akan mempermudah proses pemilahan dan menghemat waktu.

Peralatan mekanis yang digunakan adalah :

10
1. Reciprocating screen, trommel screen dan disc screen adalah beberapa jenis alat
yang sering digunakan untuk melalukan pemisahan sampah berdasarkan
ukurannya.
2. Alat air classifier, pemisahan inersi dan flotation biasanya digunakan untuk
memisahkan sampah berdasarkan berat jenis sampah tersebut.

3. Fasilitas pengolahan sampah secara fisik .


Fasilitas pengolahan sampah secara fisik adalah metode pemilahan sampah
menurut jenis dan ukuran materialnya dengan peralatan hammer mill dan shear
shredder. Untuk pengolahan lainnya akan dilakukan dengan cara composting dan
refuse derived fuel.

11
BAB III
METODOLOGI PERENCANAAN

3.1. Gambaran Umum Wilayah Perencanaan


3.1.1. Pemilihan Lokasi

Gambar 3.1. Peta kawasan Waduk Pusong sumber: Google Earth

 Kondisi Geografis dan Administrasi


Waduk pusong merupakan suatu area yang berfungsi untuk mengontrol banjir
serta merupakan destinasi wisata yang berada di bawah administrasi Kota
Lhokseumawe. Waduk Pusong secara spesifik terletak antara 5 o 10’00” utara dan
97o08’44”timur dengan batas-batas wilayah yaitu:
a. Sebelah Utara : Terminal Mobil Penumpang Keude Aceh
b. Sebelah Selatan : Gampong Lhokseumawe
c. Sebelah Barat : Gampong Mon Geudong
d. Sebelah Timur : Selat Malaka
Lokasi yang dipilih untuk prencanaan pembangunan TPS 3R adalah
disekitaran kawasan waduk pusong yang berada di kawasan Gampong Keude
Aceh, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe dengan luas keseluruhan
waduk sebesar ± 60 Ha. Adapun cakupan lokasi yang dipilih yang merupakan
bagian dari kecamatan Banda Sakti adalah terdiri dari Gampong Tumpok

12
Teungoh, Gampong Simpang Empat, Gampong Lhokseumawe, Gampong
Pusong Baru,Gampong Kampung Jawa Baru ,Gampong Banda
Masen,Gampong Hagu Barat Laut, Gampong Hagu Selatan ,Gampong Hagu
Teungoh, Gampong Kampung Jawa Lama ,Gampong Keude Aceh, Gampong
Kuta Blang, Gampong Lancang Garam, Gampong Mon Geudong, Gampong
Pusong Lama, Gampong Ujong Blang, Gampong Ulee Jalan,dan Gampong
Uteun Bayi.
3.1.2. Jumlah Penduduk Kecamatan Banda Sakti
Menurut data kependudukan Kota Lhokseumawe dan data Badan Pusat
Statistik diketahui bahwa jumlah penduduk Kecamatan Banda Sakti Kota
Lhokseumawe pada tahun 2018 adalah sebanyak 83.593 jiwa dengan sebaran
penduduk di tiap kecamatan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Data Jumlah Penduduk Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe
Tahun
Gampong/ Kelurahan 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5)
Mon Geudong 4.533 4.597 5.662 5.751
Keude Aceh 1.918 1.945 2.656 2.698
Pusong Lama 4.847 4.915 5.107 5.188
Pusong Baru 3.552 3.602 3.938 4.000
Lhokseumawe 1.193 1.210 2.084 2.116
Simpang Empat 3.278 3.324 4.898 4.976
Lancang Garam 1.208 1.225 1.939 1.969
Kampung Jawa Baru 2.131 2.161 3.278 3.330
Tumpok Teungoh 12.532 12.708 9.323 9.470
Kuta Blang 3.106 3.149 4.833 4.909
Uteun Bayi 3.685 3.373 5.108 5.188
Banda Masen 1.615 1.637 3.048 3.096
Ujong Blang 4.530 4.593 4.777 4.852
Ulee Jalan 1.524 1.545 2.788 2.832
Hagu Barat Laut 4.097 4.155 3.943 4.005
Hagu Teungoh 7.102 7.202 5.148 5. 230
Hagu Selatan 7.247 7.348 5.202 5.284
Kampung Jawa Lama 11.963 12.314 8.564 8.699

13
JUMLAH 80.061 81.187 82.296 83.593
Sumber: BPS Kota Lhokseumawe

3.2. Kondisi Eksiting Pengelolaan Persampahan Kecamatan Banda Sakti


Berdasarkan hasil pengamatan dan dari data-data yang diperoleh dapat diketahui
bahwa kondisi pengelolaan persampahan yang terdapat di Kecamatan Banda Sakti
menggunakan pola individual tidak langsung. Sampah yang dibuang oleh masyarakat
di buang ketempat penampungan sampah Sementara(TPS) yang terdapat di beberapa
lokasi dalam kawasan Kecamatan Banda Sakti.
Kontainer yang tersebar di setiap gampong memiliki ukuran tinggi, lebar, dan
panjang berturut-turut yaitu 1,3 m x 2 m x 4 m, dengan volume kontainer sampah
adalah sebesar 10,4 atau setara dengan 10.400 liter. Kontainer yang terdapat di
beberapa titik diangkut setiap 2 hari sekali dan sampah yang ada di bawa ke tempat
pembuangan akhir (TPA) Alue Lim, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe.
Kondisi kontainer yang digunakan saat ini dirasa belum cukup baik untuk
menampung sampah yang ada. Terdapat Beberapa kontainer dengan kondisi kurang
baik dan daya tampung yang tidak cukup sehingga banyak sampah yang terjatuh ke
sisi luar kontainer serta banyak masyarakat yang membuang sampah tidak di dalam
kontainer bahkan membuangnya di sisi badan jalan.
Adapun untuk menghitung besaran timbulan sampah yang akan dikelola maka
perlu dilihat terlebih dahulu komponen sumber sampah dan berat sampah.
Berdasarkan SNI 3242-2008, Besarnya timbulan sampah berdasarkan Sumbernya
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2. Besarnya Timbulan Sampah Berdsarkan Sumbernya
No Komponen Sumber Satuan Volume Berat
Sampah (liter) (Kg)
1 Rumah Permanen /Org/hr 2,25-2,50 0,350 - 0,400
2 Rumah Semi Permanen /org/hr 2,00-2,25 0,300 - 0,350
3 Rumah Non Permanen /org/hr 1,75-2,00 0,250 - 0,300
4 Kantor /pegawai/hr 0,50-0,75 0,025 – 0,100
5 Toko/ Ruko /petugas/hr 2,50-3,00 0,150 - 0,350
6 Sekolah /murid/hr 0,10-0,15 0,010 – 0,020

14
7 Jalan Arteri Sekunder /m/hr 0,10-0,15 0,020 – 0,100
8 Jalan Kolektor sekunder /m/hr 0,10-0,15 0,010 – 0,050
9 Jalan Lokal /m/hr 0,05-0,10 0,005 – 0,025
10 Pasar /m2/hr 0,20-0,60 0,100 -0,300
Sumber : SNI 3242-2008
Setelah mengetahui tentang timbulan sampah berdasarkan sumbernya maka
dilakukan pengamatan lainnya untuk menentukan secara pasti tentang timbulan
sampah yang ada di Kecamatan Banda Sakti dengan dasar data yang diperoleh dari
setiap Kecamatan sebagai berikut:
Tabel 3.3. Timbulan Sampah Di Kecamatan Kota Lhokseumawe
No Kecamatan Timbulan Sampah Tahun 2017
1 Blang Mangat 48,524
2 Banda Sakti 192,217
3 Muara Dua 98,196
4 Muara Satu 87,315
Total 426,252
Jumlah Sampah Non domestik 106,563
Jumlah Total(l/hari) 532,814
Jumlah total (m3/hari) 533
Sumber: RPIJM PU/CK Kota Lhokseumawe
Dapat dilihat bahwa timbulan sampah yang ada di Kecamatan Banda Sakti lebih
banyak dibandingkan dengan kecamatan lainnya dan data ini dapat dipergunakan
sebagai dasar dalam perencanaan pembuatan TPS 3R untuk Kecamatan Banda Sakti.

3.3. Pendekatan Umum

Mulai

Studi

15
Data Primer Data Sekunder

 Survey Lapangan  SNI dan peraturan


 Dokumentasi perundan-undangan
 Data penduduk,
timbulan sampah
dan peta lokasi

Evaluasi Kondisi

Analisis Kondisi

Perencanaan TPS 3R
Perencanaan teknis ,penentuan
Gambar 3.2. Diagram Alir Perencanaan Selesai
peralatan dan perhitungan
3.4. Pendekatan Khususdimensi unit pengolahan
Tempat pengolahan sampah (TPS) 3R secara khusus harus dibangun
dengan luas area minimal 200 m3 terdiri dari gapura yang memuat logo
Pemerintah Kabupaten/ Kota dan Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat serta memiliki bangunan(hanggar) beratap, unit
pencurahan sampah, unit pemilahan sampah yang tercampur, unit pengolahan
sampah organik, unit pengolahan sampah anorganik yang disertai
penampungan, unit pengolahan sampah residu disertai penampungan, dan
disertai kantor,gudang penyimpanan hasil kompos serta gerobak/pengumpul
sampah.
Penyelenggaraan TPS 3R juga harus menangani kawasan yang rawan
persampahan sesuai dengan Strategi Sanitasi Kota (SSK), pelayanan
mencakup 200 – 400 KK. Proses pengolahan sampah dilakukan dengan
proses pemilahan secara fisik, pengolahan secara biologis
(organik),pengangkutan bahan daur ulang,serta pengangkatan residu yang
telah diolah maupun belum ke tempat pembuangan akhir(TPA).Adapun
keseluruhan kegiatan baik operasioanl maupun pemeliharaan dibebankan
kepada Pemerintah Kabupaten/Kota melalui sistem subsidi.

16
BAB IV

PERENCANAAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH 3R

4.1 Perencanaan TPS 3R

Pembuatan rancangan tempat pengelolaan sampah reuse, reduce, dan recycle


(TPS 3R) ini akan dilaksanakan di area pemikiman sekitaran waduk kota
lhokseumawe dengan titik lokasi perencanaannya yaitu di sebelah barat dari waduk
tersebut. Pemilihan lokasi ini dikarenakan didaerah kota lhokseumawe belum
memiliki tempat pengolahan sampah reuse, reduce, recycle (TPS 3R) sehingga
proyek ini nantinya diharapkan dapat menjadi contoh pengaplikasian tempat
pengolahan sampah reuse, reduse, recycle bagi daerah-daerah lainnya. Nantinya
tempat pengolahan sampah reuse, reduse, recycle akan melayani daerah dikawasan
pemukiman ssekitaran waduk kota lhokseumawe. Lokasi tempat pengolahan sampah
akan dibangun sesuai dengan arsiran merah pada gambar 4.1 dibawah.

17
Gambar 4.1 Peta Lokasi Rencana pembangunan TPS 3R, Sumber: Google Earth

Keterangan :

= Lokasi Rencana Pembangunan TPS 3R

Rencana pembangunan tempat pengolahan sampah akan dilakukan di


sebelah barat waduk kota lhokseumawe dengan panjang 60 meter dan dengan lebar
20 meter dengan total luas lahan = 1200 m2. Hal Yang harus ada pada desain TPS 3R
yaitu

- Area Penerimaan = 10 m x 11 m = 110 m 2


- Area Pemilahan = 10 m x 11 m = 110 m 2
- Area Pencacah = 10 m x 11 m = 110 m 2
- Gudang Penyimpanan = 10 m x 11 m = 110 m 2
- Tempat Residu = 7 m x 11 m = 77 m 2
- Area Komposting = 20 m x 11 m = 220 m 2
- Area Kantor = 10 m x 11 m = 110 m 2
- Sanitasi dan Sarana Air = 3 m x 11 m = 33 m 2

18
Total lahan Yang terpakai untuk pembuatan bangunan TPS 3R adalah 880
m2, selebihnya digunakan sebagai lahan parkir petugas/karyawan dan juga tempat
darurat.

- Area Penerimaan
Area penerimaan adalah area tempat penerimaan awal sampah dari semua
sumber sampah yang nantinya akan ditindak dengan pengolahan lrbih lanjut.
Area peneriman ini nantinya akan terletak pada didekat pintu masuk, dengan
mmeletakkan area penerimaan didekat pintu masuk, maka akan semakin mudah
pemindahan sampah dari area luar ke dalam area TPS 3R. Luas lahan rencana
pembangunan area penerimaan ini adalah sebesar 110 m2.

- Area Pemilahan
Area penerimaan dibuat untuk lokasi pemilahan terhadap sampah, pada area
ini sampah akan dipisahkan menjadi sampah organik dan anarganik. Nantinya
pemilahan ini akan dilakukan oleh satu orang pekerja diarea ini juga akan
diletakkan wadah sebagai tempat sampah hasih pemilahan wadah yang akan
disediakan berjumlah dua wadah yang berfungsi untuk wadah sampah organik
dan anorganik. . Luas lahan pembangunan area pemilahan yaitu 110m2.

- Area Pencacah
Pada area ini sampah-sampah baik plastik maupun kertas akan dilakukan
tindakan pencacahan dengan tujuan mengurangi volume sampah proses
pencacahan ini rancananya dilakukan oleh mesin yang akan disediakan, mein ini
nantinya juga dioperasikan oleh satu orang operator. pencacahan dilakukan
dengan bantuan mesin karena mengingat walayah pemukiman waduk kota
lhoksumawe cukup besar sehingga pastinya akan menghasilkan sampah yang
cukup banyak pula, sehingga tidak akan sanggup melakukan proses pencacahan

19
ini dengan cara manual. Dengan demikian perlu adanya pengadaan mesin
pencacah.

Gambar 4.2 Mesin Pencacah

Mesin pencacah ini memiliki kapasitas 20 kg – 30 kg /jam yang mampu


mencacah bahan plastic dan kertas. mesin ini terbuat dari baja, dengan dimensi
1000 x 800 x 1000 mm. luas lahan untuk pembangunan area pencacah ini yaitu
sebesar 110 m2.

- Gudang Penyimpanan
Gudang penyimpanan berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil dari
proses pencacahan dan juga tempat penyimpanan botol-botol plastic luas lahan
gudang penyimpanan ini yaitu sebesar 110 m2.

- Tempat Residu
Tempat residu berfingsi sebagai tempat sampah-sampahyang tidak bisa
ditindak atau tidak bisa dilakukan pengolahan lagi (anorganik). Contoh jenis
sampah ini yaitu antara lain sterofoam, karet, tisu, plastic bumbu mie instan.
Sampah-sampah ini nantinya akan diangkit ketempat pemerosesan akhir (TPA).
Luas lahan pembangunan tempat residu ini yaitu 77 m2.

20
- Area Komposting
Area komposting adalah tempat berlangsungnya proses pengomposan
sampah organik yang sebelumnya yang telah dipilah diarea pemilahan. Luas
lahan area komposting ini yaitu 220 m 2. Area composting dibuat yang paling
besar karena diarea waduk kota lhokseumawe sampah yang dominan yaitu
sampah dedaunan dan bahan-bahan organik lainnya hal ini dikarenakan
disekitaran waduk tersebut banyakk pohon-pohon, sehingga menghasilkan
banyak sampah daun-daun yang berserakan. Nantinya open aerator bamboo
system akan dipakai sebagai system composting di TPS 3R ini. Cara kerja sistem
ini yaitu sampah organik ditimbun diatas sebuah kontruksi berbentuk prisma
segitiga yang terbuat dari bamboo sehingga udara akan mengalir dari rongga
konstruksi bamboo tersebut.

Gambar 4.3 Aerator Bambu


Berikut petunjuk teknis TPS3R 2017 untuk disain aerator bamboo menurut
kementrian PUPR .
- Lebar aerator bambu = 2,5 - 3,5 m
- Ketinggian mak = 1,75 m
- Panjang = bebas
- Lebar bawah vetilasi = 0,6 – 0,9 m
- Volume aerator bambu = (P x L x T/2) = (2,5 x 0,6 x 0,52)/2 = 0,39 m3

21
Perencanaan disain aeraror bambu
- Lebar aerator bamboo = 2,5 m
- Ketinggian mak =1m
- Panjang =3m
- Lebar bawah ventilasi = 0,6 m
- Volume aerator bambu = (P x L x T/2) = ( 2,5 x 0,6 x1 )/2 = 0,75 m3

Berdasarkan petuntuk teknis TPS 3R kementrian PUPR jumlah aerator yang


akan dibuat dapat dihitung dengan cara volume timbulan sampah organik yang
akan dikompos dibagi dengan volume aerator bamboo yang akan direncanakan.

Berdasarkan petunjuk TPS 3R kemntrian PUPR proses yang ada pada


aerator ini adalah menimbun sampah organik yang telah dipilah sebelumnya
diatas aerator bamboo dengan tinggi maksimal timbunannya 120 cm, sampah
akan didiamkan selama 20 hari dan dimonitoring secara berkala setelah itu
dibongkar dan ditunggu 15 hari kurang lebih untuk proses pematangan kompos.

- Area Kantor
Area kantor berfungsi sebagai area administrasi yaitu tempst untuk
menimpan data-data terkait TPS 3R ini dan menyelesaikan urusan administrasi
TPS 3R ini. Rencana luas pembangunan kantor ini yaitu 110m 2. Di kantor ini
juga akan dibangun kamar mandi yang diperuntukkan untuk satu orang pekerja
yang rencananya akan ditempatkan dikaror ini sebagai penanggung jawab urusan
administrasi TPS 3R ini.

- Sanitasi dan Sarana Air Bersih


Area sanitasi dan sarana air bersih ini ditujukan untuk mempermudah
kegiatan para pekerja nantiya pada area ini akan dibuat dan dipasang beberapa
pipa sanitasi saluran pembuangan air yang berguna untuk jalur transfer buangan
dan diproses pengolahan yang ada di TPS 3R. pada area ini juga akan dibangun
beberapa kamar mandi. luas lahan untuk bangunan area ini yaitu 33 m2.

22
Berikut layout TPS 3R yang akan direncanakan ditunjukkan melalui gambar 4.5
dibawah ini

Gambar 4.4 Lay Out TPS 3R

Berdasarkan peraturan presiden RI no 54 tahun 2010 dana maksimal yang


diberikan oleh pemerintah untuk pembangunan TPS 3R yaitu sebesar Rp.
200.000.000
Tabel 4.1 Rancangan Anggara Belanja Pembangunan TPS 3R

Durasi Bobot
No Nama Pekerja Harga (Rp)
(minggu) (%)
1 Pekerja Tanah 10.000.000 1 3.5
2 Pekerja Pondasi 11.000.000 2 4
3 Pekerja struktur 100.000.000 10 37.5
4 Pekerja Arsitektur 35.000.000 5 17.5
Pekerjaan Air bersih dan
5 10.000.000 3 5
Sanitasi
6 Pekerjaan Cat 9.000.000 2 4
Pekerjaan Pemasangn
7 12.000.000 2 5
Atap
8 Pekerjaan Elektrikal 10.000.000 2 3

23
Total 197.000.000 28 100

Dari jumlah dana kontruksi pembangunan TPS 3R yang berjumlah 200.000.000


yang terpakai dalam pembangunan TPS 3R sebesar Rp. 197.000.000, dengan sisa
dana sebesar Rp. 3.000.000.

Tabel 4.2 Rancangan Anggaran Belanja Operasional TPS 3R

No Nama Pekerja Harga (Rp)


1 Mesin Pencacah 9.000.000
2 Upah Kerja 10.200.000
3 Wadah Sampah 9.000.000
4 Gerobak Motor 20.000.000
Tota
48.200.000
l

4.1.1 Perencanaa Aspek Teknis Operasional

4.1.1.1 Pewadahan Sampah

Rencana pelaksanaan pewadahan pada kawasan sekitaran pemukiman


waduk kota lhokseumawe berupa pewadahan dengan sistem langsung terpilah,
dimana tempat sampah nantinya akan disediakan dengan jumlah 5 setiap wadah akan
dibedakan isinya menjadi sampah organik, sampah kertas dan plastic, sampah B3,
dan sampah metal (kaleng). Setiap wadah juga akan dibedakan warnanya
berdasarkan isinya. Hijau sebagai tempat sampah organik, kuning sebagai tempat
sampah kertas dan plastik, merah sebagai tempat sampah B3, abu-abu sebagai tempat
sampah metal (kaleng) dan biru sebagai tempat sampah kaca. Kelima tempat sampah
tersebut dirangakai menjadi satu rangkaian, dan nantinya rangkaian tempat sampah
ini akan disebar disepuluh titik sekitaran pemukiman area waduk kota lhokseumawe.
Jenis wadah yang akan digunakan yaitu bebahan dasr fiber ukuran 28.224 Cm3.

24
Gambar 4.5 Pewadahan Sampah

4.1.1.2 Pengumpulan Sampah

Sistem pengumpulan sampah yang dipakai yaitu sistem campuran antara indifidual
tidak langsung dengan sistem langsung dimana setiap petugas kebersihan
mengumpulkan sampah dengan memnggunakan gerobak motor berukuran 1 m3 dan
juga mansyarakat bisa langsung mengantarkan sampah mereka baik yang sudah
dipilah atau yang belum dipilah ke TPS 3R. Untuk sistem pengumpulan indifidual
tidak langsung, petugas kebersihan mengumpulkan sampah yang sudah ada ditempat
sampah yang sudah disediakan dengan priode satu kali sehari untuk pengumpulan
sampah organik serta satu kali dua hari untuk sampah jenis lainnya, untuk waktu
pengumpulannya dalam sehari yaitu dimuali tepat jam 09 :00 wib. Sedangkan untuk
pengumpulan yang memiliki jarak yang cukup jauh tugas kebersihan menggunakan
gerobak motor dengan kapasitas 1 m3. Keterangan di atas mengacu pada peraturan
meti PUPR no 03/PRT/M/2013 tentang penyelenggaraan prasarana dan sarana
persampahan dalam penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga.

25
Gambar 4.6 Motor Gerobak

26
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasrkan keterangan dan pembahasan diatas dapat disimpulakan sebagai


berikut.

1. Rancangan bangunan TPS 3R wilayah sekitaran pemukiman waduk kota


lhokseumawe terdiri dari :
a. Area penerimaan
b. Area pemilahan
c. Area pencacah
d. Gudang penyimpanan
e. Tempat residu
f. Area composting
g. Area kantor
h. Sanitasi dan sarana air bersih
2. Total luas lahan yang dibutuhkan untuk perencanaan TPS 3R ini adalah 1200
m2.
3. Total rancangan anggaran belanja (RAB) pembangunan yaitu senilai Rp.
197.000.000
4. Total rancangan anggaran belanja (RAB) operasional yaitu senilai Rp.
48.200.000

5.2 Saran

Rancangan ini masih banyak kurang dari pada lebihnya sehingga untuk
mengoptimalkan pelaksanaan dilapangan masih perlu adanya observasi dan sampling
sampah lebih lanjut, agar nantinya rancangan ini bisa disandingkan dengan hasil
observasi dan sampling langsung untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal dan
pelaksanaan yang baik.

27
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, Nur Lailis. 2018. “Perencanaan Teknis Tempat Pengolahan Sampah (TPS)
3R Kecamatan Jekan Raya Kota Palangkaraya”. Tugas Akhir. Fakultas
Sains dan Teknologi, Jurusan Teknik Lingkungan, UIN Sunan Ampel,
Surabaya.

Google Earth.

Marliani, Novi. 2014. Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga (Sampah Anorganik)


Sebagai Bentuk Implementasi dari Pendidikan Lingkungan Hidup. Jurnal
Formatif, Vol 4(2) hal: 124-132.

Sitanggang, Ch Monica., Ika Bagus Priyambada., dan Syafruddin. 2017. Perencanaan


Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu (Studi Kasus RW 6,7,8 Kelurahan
Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang). Jurnal
Teknik Lingkungan, Vol 6 (1) hal: 1-10.

Tarigan, Malkisedek., Agustono Setiawan., dan IAO Suwati Sideman. 2016.


“Perencanaan TPS 3R di Kelurahan Dayan Peken”. Tugas Akhir.
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Mataram, Nusa
Tenggara Barat.

Wardiha, Made Widiadyana., Pradwi Sukma Ayu Putri., Lya Meilany Setyawati., dan
Muhajirin. 2013. Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis 3R di Kawasan
Perkantoran dan Wisma. Prosiding Kolokium 2013 Puslitbang
Permukiman “Menuju Infrastruktur Permukiman yang Berkelanjutan
Melalui Penerapan Hasil Litbang: 283-295. Denpasar: Puslitbang
Permukiman.

28

Anda mungkin juga menyukai