Anda di halaman 1dari 35

DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

BAB III
PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN

3.1. Parameter Perencanaan


3.1.1 Klasifikasi Jalan
Klasifikasi jalan merupakan salah satu proses pengelompokan jalan
berdasarkan berbagai kriteria seperti ukuran, fungsional, dan syarat
teknis terhadap geometrik dan perkerasan jalan. Klasifikasi ini membantu
dalam perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan manajemen jalan.

Tabel 3.1 Klasifikasi jalan

Sumber : Pedoman Desain Geometrik Jalan No. 13/P/BM/2021

Dalam penentuan klasifikasi jalan perlu diketahui dimensi


kendaraan yang melalui jalan tersebut. Oleh karena itu, untuk kelas jalan
pada soal ditetapkan yakni jalan kolektor kelas II, akan tetapi karena
adanya truk semi trailer yang memiliki panjang lebih besar dari 12 meter,
tidak dapat digolongkan kedalam jalan kelas II. Menurut UU LLAJR No.
22 Tahun 2009 kelas jalan menjadi kelas I, maka klasifikasi jalan yang
ditetapkan adalah Jalan Kolektor Primer Kelas I.

3.1.2 Penentuan Dimensi Jalan


Hal utama yang perlu diperhatikan dalam penentuan dimensi jalan
adalah klasifikasi medan pada daerah jalan yang akan direncanakan,
secara analitis perhitungan kemiringan medan dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
Beda tinggi
Kemiringan medan = × 100%
jarak
Elevasi n+1 −Elevasi n
= ×100%
jarak datar
Contoh Perhitungan :

Elevasi titik 2 −Elevasi titik 1


Kemiringan medan = ×100%
jarak datar

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

95.919 −96.518
= ×100%
25. 147
−0.599
= ×100%
25. 147
= -2.38 % (tanda negatif menunjukkan
penurunan)
Berdasarkan medan yang telah dihitung diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Kemiringan Medan
Slope Gradien (%) Slope Gradien (%)
1 2.38 20 3.31
2 0.10 21 2.10
3 1.84 22 5.62
4 4.42 23 9.60
5 4.03 24 7.65
6 5.09 25 2.56
7 2.30 26 1.12
8 2.49 27 0.78
9 1.47 28 2.90
10 1.37 29 4.93
11 0.03 30 6.35
12 1.37 31 3.77
13 2.23 32 1.39
14 0.99 33 6.34
15 1.53 34 0.59
16 2.34 35 1.04
17 1.43 36 0.49
18 1.33 37 0.88
19 0.12
Sumber : Hasil perhitungan

Dari data tersebut diperoleh rata rata kemiringan medan dengan rumus :

Kemiringan medan rata-rata =


∑ Gradien
i=1
n
2.38+0.1+…+ 0.88
=
37
= 2.66%

Tabel 3.3 Klasifikasi Medan

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

Sumber : Pedoman Desain Geometrik Jalan No. 13/P/BM/2021

Berdasarkan tabel diatas maka didapat medan datar dengan


kemiringan kurang dari 10%
Lalu Lintas Harian Rata rata (LHR)
Langkah awal yang perlu dilakukan adalah mencari faktor ekivalen
kendaraan dengan memperhatikan medan, arus total kendaraan/jam, dan
lebar jalur lalu lintas. Dari soal desain diperoleh jenis medan datar,
kemudian jumlah arus total kendaraan adalah:
Tabel 3.4 Jumlah kendaraan rencana
Gol. Jenis Kendaraan Jumlah
1 Sepeda Motor 1000
2 Sedan, jeep, st. wagon 112
3 pic-up, combi, suburban 127
4 mikro truck, mobil hantaran 117
5a bus kecil 33
5b bus besar 44
6a truk 2 sumbu (sedang) 62
6b truk 2 sumbu (berat) 73
7a truk 3 sumbu 52
7b truk gandeng 47
7c truk semi trailer 11
8 kendaraan tidak bermotor 0
Total 1678
Sumber : Data soal perhitungan
Nilai awal yang perlu di cari adalah arus total kendaraan/jam untuk
menentukan nilai Ekr masing masing kendaraan. Maka,
1678 kendaraan
Arus total kendaraan/jam =
8 jam
= 209.75 kendaraan/jam
= 210 kendaraan/jam
Tabel 3.5 Faktor pengali Ekr kendaraan

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

Sumber : PKJI 2014, tentang kapasitas jalan luar kota

Untuk Ekr Sepeda Motor (SM) ditentukan berdasarkan lebar jalan.


Lebar jalur lalu lintas diasumsikan 6-8 m karena merupakan kondisi
ideal. Maka Ekr SM sebesar 0.6. Untuk jenis kendaraan lain dapat dilihat
pada table berikut:

Tabel 3.6 Ekr untuk kendaraan rencana


Gol. Jenis Kendaraan Faktor Pengali
1 Sepeda Motor 0.6
2 Sedan, jeep, st. wagon 1.0
3 pic-up, combi, suburban 1.0
4 mikro truck, mobil hantaran 1.0
5a bus kecil 1.2
5b bus besar 1.2
6a truk 2 sumbu (sedang) 1.2
6b truk 2 sumbu (berat) 1.8
7a truk 3 sumbu 1.8
7b truk gandeng 1.8
7c truk semi trailer 1.8
8 kendaraan tidak bermotor 0.0
Sumber : Data soal perhitungan

Maka nilai smp dihitung menngunakan rumus :

Smp/hari = Jumlah kendaraan × faktor pengali

Contoh hitungan:

Sepeda motor = 1000 × 0.6 = 600 smp/hari

Tabel 3.7 Hasil perhitungan jumlah kendaraan dalam smp/hari

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

Gol. Jenis Kendaraan Jumlah Faktor Pengali SMP/Hari


1 Sepeda Motor 1000 0.6 600.00
2 Sedan, jeep, st. wagon 112 1.0 112.00
3 pic-up, combi, suburban 127 1.0 127.00
4 mikro truck, mobil hantaran 117 1.0 117.00
5a bus kecil 33 1.2 39.60
5b bus besar 44 1.2 52.80
6a truk 2 sumbu (sedang) 62 1.2 74.40
6b truk 2 sumbu (berat) 73 1.8 131.40
7a truk 3 sumbu 52 1.8 93.60
7b truk gandeng 47 1.8 84.60
7c truk semi trailer 11 1.8 19.80
8 kendaraan tidak bermotor 0 0.0 0.00
Total 1678 1452.20
Sumber : Hasil perhitungan

Jumlah kendaraan total dalam smp/hari


Lalu lintas dalam smp/jam =
Lama waktu lalu lintas puncak dalam jam

1452.20 smp/hari
=
8

= 181.53 smp/jam

Pertumbuhan lalu lintas selama masa kontruksi = 3.0 %


Pertumbuhan lalu lintas selama masa layan = 3.0 %
Setelah didapatkan nilai Ekr maka dapat dihitung nilai smp/jam
kendaraan untuk LHR desain. Umur masa konstruksi selama 3 tahun dan
Umur rencana adalah 40 tahun.

Tabel 3.8 Umur Desain Jalan

Sumber : Pedoman Desain Geometrik Jalan No. 13/P/BM/2021

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

LHR masa kontruksi = (1+i)UK × Lalu lintas smp/jam


= (1+3.0%)3 × 181.53 smp/jam
= 198.357 smp/jam

LHR umur rencana = (1+i)UR × LHR masa konstruksi


= (1+3.0%)40 × 198.357 smp/jam
= 647.049 smp/jam

Berdasarkan tabel penentuan lebar jalan rencana maka lebar jalan


sesuai perhitungan adalah 4.5 m. Namun karena terdapat kendaraan truk
semi trailer maka lebar jalan yang aman bagi kendaraan adalah 7 meter.

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

Sumber : Pedo

Tabel 3.9 Lebar jalan rencana

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

3.1.3 Penentuan Kecepatan Rencana


Kecepatan rencana ditentukan berdasarkan fungsi jalan, kelas jalan,
tipe jalan dan jenis medan yang akan dilalui kendaraan, berdasarkan tabel
dibawah ini klasifikasi jalan termasuk jalan kolektor primer kelas I
dengan tipe jalan 2/2 TT sehingga rentang kecepatan yang direncanakan
antara 15 – 60 km/jam. Maka dari itu untuk perencanaan desain
digunakan kecepatan desain yaitu 40 km/jam.

Tabel 3.10 Kecepatan rencana

Sumber : Pedoman Desain Geometrik Jalan No. 13/P/BM/2021

3.1.4 Perhitungan Jarak Pandang


Untuk mengoperasikan kendaraan dalam arus lalu lintas di jalan
umum dengan aman, pengemudi membutuhkan jarak pandang yang
cukup agar pengemudi dapat memahami dan bereaksi terhadap situasi
yang berbahaya di depannya. Jarak pandang adalah panjang jalan di
depan pengemudi yang terlihat. Jarak pandang yang harus ada dijalan
adalah yang mencukupi untuk kendaraan berjalan pada kecepatan
desainnya dan berhenti sesaat sebelum mencapai objek atau halangan
yang ada pada lajur jalannya.

a. Jarak pandang henti


Diketahui data perhitungan :
Kecepatan desain(Vd) = 40 km/jam

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

Waktu reaksi (t) = 2,5 detik


Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/det2
Koefisien friksi (fp) = 0,35

Besar nilai jarak pandang henti (JPH)


JPH = Jarak Tanggap (Jht) + Jarak pengereman (Jhr)

2
Vd
Vd ( )
JPH = t + 3,6
3 ,6
2 g fp
2
40
40 ( )
JPH = 2 ,5 + 3,6
3 ,6
2 9.810.35

JPH = 45 ,756 m

b. Jarak pandang mendahului


Jarak pandang mendahului dihitung dengan persamaan:
JPM = d1 + d2 + d3 + d4

Mencari nilai d1 ( Jarak yang ditempuh selama waktu tanggap)


Nilai yang harus ditentukan yaitu:
 Waktu penyesuaian awal (T1)
T1 = 2,12 + 0,026 Vr
= 2,12 + 0,026 . 40
= 3,16 detik

 Selisih kecepatan kendaraan yang menyiap dan disiap (m)


biasanya diambil 10-15 km/jam, maka nilai m = 12,5 km/jam

 Percepatan rata-rata kendaraan yang menyiap (a)


a = 2,052 + 0,0036 Vr
= 2,052 + 0,0036 . 40
= 2,20 km/jam/detik

(
d 1=0,278.T 1 V r −m+
a.T1
2 )
(
¿ 0,278 . 3 ,16 40−12 ,5+
2 , 20 .3 , 16
2 )
= 27,206 m

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

Mencari nilai d2 ( Jarak yang ditempuh selama mendahului sampai


dengan kembalinya kendaraan ke jalur semula)
Nilai yang harus diperhitungkan yaitu:
 Waktu kendaraan menyiap di jalur lawan (T2)
T2 = 6,56 + 0,048 Vr
= 6,56 + 0,048 . 40
= 8,48 detik

d 2=0,278.Vr .T 2
d 2=0,278. 40 .8 , 48
d 2=94 m

Mencari nilai d3 ( Jarak antara kendaraan yang mendahului dengan


kendaraan yang datang dari arah berlawanan setelah proses mendahului
selesai) ditentukan beradasarkan tabel berikut

Tabel 3.11 Besar nilai d3

Sumber : Pedoman Desain Geometrik Jalan No. 13/P/BM/2021

Besar nilai d3 adalah 30 m

Mencari nilai d4 ( Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang datang


dari arah berlawanan selama proses mendahului)

d4 = 2/3 d2
= 2/3 94
= 62,865 m

Maka besarnya Jarak pandang mendahului adalah

JPM = d1 + d2 + d3 + d4

= 27,206 m + 94 m + 30 m + 62,865 m

= 214,369 ≈ 215 m
c. Jarak Pandang Aman
Diketahui data perhitungan :

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

Kecepatan desain(Vd) = 40 km/jam


Waktu manuver menghindar (t) = 3detik
Perlambatan pengemudi (a) = 3,4 m/det2

2
Vd
JPA = 0,278 . Vd . t + 0,039
a
2
40
= 0,278 . 40 . 3 + 0,039
3,4
= 51,713 m

3.2 Perencanaan Alinemen Horizontal


3.2.1 Perencanaan Alternatif Lintasan
Dalam setiap perencanaan jalan, setelah mengetahui kontur tanah
melalui peta kotur, maka hal selanjutnya dilakukan yaitu penentuan trase
jalan ini perlu mempertimbangkan beberapa kriteria perencanaan lintasan
yaitu:

a. Jarak lintasan tidak terlalu Panjang


b. Pelaksanaan dan pemeliharaan operasionalnya mudah dan
efesien.
c. Ekonomis dari segi pelaksanaan, pemeliharaan, dan
operasional.
d. Aman dalam pelaksanaan dan memenuhi perencanaan desain.

Berikut akan diberikan alternatif jalan yang salah satunya akan


dijadikan sebagai desain perencanaan geometrik jalan, tiga alternatif
tersebut adalah :

a. Alternatif 1

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

Alternatif ini tidak efisien karena trase yang dibuat tidak memenuhi
kriteria perencanaan lalu lintas dengan memprtimbangkan kondisi
topografi dan tidak memperhitungkan volume galian dan timbunan.
Trase yang dibuat ini juga tidak sesuai dengan syarat penyelesaian tugas
desain geometrik jalan dengan merencanakan minimal tiga tikungan
pada perencanaan alinemen horizontal.

b. Alternatif 2

Pada alternatif ini, trase jalan terlalu panjang karena terlalu banyaka
lengkungan sehingga tidak ekonomis dari segi operasional dan
pemeliharaannya. Selain itu tikungan yang terlalu banyak akan mudah
menyebabkan terjadinya overlapping antar tikungan atau lengkungan.

c. Alternatif 3

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

Pada alternatif ini, perencanaan geometric jalan telah memenuhi kriteria


persyaratan dan telah dianggap cukup efesien dan efektif, baik dari
medan maupun dari tingkat keekonomisan perencanaan jalan. Sehingga
dalam perencanaan desain geometric jalan ini lintasan atau trase jalan
yang dipilih adalah alternatif 3.

3.2.2 Penentuan Titik Koordinat Dan Grid


Berdasarkan peta kontur pada alternatif 3 sebagai lintasan yang
dipilih dalam perencanaan. Koordinat yang diperoleh dengan pengukuran
langsung menngunakan aplikasi diperoleh data sebagai berikut.

a. Titik awal : X=754165.094 Y=94452.447


b. Tikungan pertama (PI 1) : X=754077.642 Y=94232.477
c. Tikungan kedua (PI 2) : X=753961.843 Y=94049.060
d. Tikungan ketiga (PI 3) : X=753715.298 Y=94071.799
e. Tikungan keempat (PI 4) : X=753557.867 Y=94073.123
f. Titik akhir : X=753476.922 Y=93942.338

3.2.3 Perhitungan Jarak Antara Titik Dan Sudut Pertemuan Tikungan


1. Perhitungan jarak antara titik
Berdasarkan sudut pertemuan tikungan secara grafis diperoleh data
dari civil 3d sebagai berikut :
Titik awal – PI 1 = 236.717 m
PI 1 – PI 2 = 216.913 m
PI 2 – PI 3 = 247.591 m
PI 3 – PI 4 = 157.474 m
PI 4 – Titik akhir = 153.807 m

Secara Analitis jarak anatara dua titik dapat dihitung dengan rumus :
d A-B = √ ( XB− XA )2−(YB−YA)2

Jarak titik awal – PI 1

d Awal-PI 1 =
√ ( 754077.642−754165.094 ) −(94232.477−94452.447)
2 2

= 236.716 m

Jarak PI 1 – PI 2
d PI 1-PI 2 =
√ ( 753961.843−754077.642 ) −(94049.060−94232.477)
2 2

= 216.913 m

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

Jarak PI 2 – PI 3
d PI 2 - PI 3 =
√ ( 753715.298−753961.843 ) −(94071.799−94049.060)
2 2

= 247.591m

Jarak PI 3 – PI 4
d PI 3- PI 4 =
√ ( 753557.867−753715.298 ) −(94073.123−94071.799)
2 2

= 157.437 m

Jarak PI 4 – Titik akhir


d PI4 -akhir =
√ ( 753476.922−753557.867 ) −(93942.338−94073.123)
2 2

= 153.808 m

2. Perhitungan sudut pertemuan tikungan


1. Secara grafis
Berdasarkan sudut pertemuan tikungan secara grafis diperoleh data
dari civil 3d sebagai berikut :
∆PI 1 = 10.858˚
∆PI 2 = 63.004˚
∆PI 3 = 4.788˚
∆PI 4 = 58.728˚

2. Secara analitis
XB− XA
Arc tan = Arc tan ( YB−YA )
Aturan sudut azimut
Kuadran 1
XB-XA = +
YB -YA = +
α = Arc tan
Kuadran 2
XB-XA = +
YB -YA = -
α = 360˚ - Arc tan
Kuadran 3
XB-XA = -
YB -YA = -
α = 180˚ + Arc tan

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

Kuadraan 4
XB-XA = -
YB -YA = +
α = 180˚ - Arc tan

754077.642−754165.094
Arc tan = Arc tan (94232.477−94452.447 )
−87.452
= Arc tan ( )
−219.970
= 21.681˚

Nilai ∆x negatif dan ∆y negatif maka termasuk kuadran 3


α1 = 180˚+ 21.681˚
= 201.681˚

753961.843−754077.642
Arc tan = Arc tan ( 94049.060−94232.477 )
−115.799
= Arc tan ( −183.417 )
= 32.266˚

Nilai ∆x negatif dan ∆y negatif maka termasuk kuadran 3


α2 = 180˚+ 32.266˚
= 212.266˚

753715.298−753961.843
Arc tan = Arc tan ( 94071.799−94049.060 )
−246.545
= Arc tan ( 22.739 )
= 84.730˚
Nilai ∆x negatif dan ∆y positif maka termasuk kuadran 2
α3 = 360˚ - 84.730˚
= 275.270˚

753557.867−753715.298
Arc tan = Arc tan ( 94073.123−94071.799 )
−157.431
= Arc tan ( 1.324 )
= 89.518˚

Nilai ∆x negatif dan ∆y positif maka termasuk kuadran 2


α4 = 360˚ - 89.518˚

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

= 270.482˚

753476.922−753557.867
Arc tan = Arc tan ( 93942.338−94073.123 )
−80.945
= Arc tan ( −130.785 )
= 31.754˚

Nilai ∆x negatif dan ∆y negatif maka termasuk kuadran 3


α5 = 180˚ + 31.754˚
= 211.754˚

Maka besar sudut tiap tikungan dihitung dengan rumus:


∆PI = | α n+1 – αn |

∆PI 1 = | α2 – α1 |
= |212.266˚- 201.681˚|
= 10.858˚

∆PI 2 = | α3 – α2 |
= | 275.270˚ – 212.266˚ |
= 63.004˚

∆PI 3 = | α4 – α3 |
= | 270.482˚ – 275.270˚ |
= 4.788˚

∆PI 4 = | α5 – α4 |
= |211.754˚ - 270.482˚|
= 58.728˚

3.2.4 Perhitungan Lengkungan Tikungan


a. Perhitungan jari jari minimum (Rmin)
Jari jari minimun (Rmin) merupakan nilai batas lengkung/tikungan untuk
suatu kecepatan tertentu. Kecepatan desain (VD) yang sudah
direncanakan adalah 40 km/jam. Maka besar nilai kekesatan melintang
untuk kecepatan rencana < 80 km/jam

f max = -0,00065.V + 0,192


= -0,00065 . 40 + 0,192
= 0.166

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

Nilai Superelevasi maksimum berdasarkan Bina Marga PDGJ No.


13/P/BM/2021 sesuai tabel diambil nilai 8 % (0.08)

Maka besarnya nilai jari jari minimun (Rmin) adalah:


2
VD
Rmin =
127( fmax+ emax)
2
40
Rmin =
127(0.166+ 0.08)
= 51.213 m

b. Perhitungan superelevasi desain (ed)


VD = 40 km/jam
Vr = 40 km/jam
emaks =8%
fmaks = 0.166
Rc = 200 m

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

2
VD
Rpi =
127 . emax
2
40
=
127 .8 %

= 157.480
2
e maks . VD
hpi = 2 – emaks
Vr
2
8 % . 40
= 2 –8%
40

=0

S1 = hpi . Rpi

= 0 . 157.480

=0

1 = 1
Rmin 51.213
= 0.020

1 1
=
Rpi 157.480
= 0.006

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

1 1
=
R 200
= 0.005

fmaks−hpi
S2 = 1 1

Rmin Rpi
0.166−0
=
0.020−0.006
= 12.598

Mo =
1
( 1

1
Rpi Rmin Rpi )( S 2−S
2 )
1
Rmin

= 0.006 ( 0.020−0.006 )( ) 51.213


12.598−0
2
= 0.027

( )( )
2
Rpi S1
f1 = Mo +
R R

= 0.027 ( ) +(
200 )
2
157.480 0
200
= 0.017

( )
1 1

f2 = MO
Rmin R
1

1
1
+hpi+ S 2 −
1
R Rpi ( )
Rmin Rpi

= 0.027 ( 0.020−0.05
0.020−0.06 )
+0+12.598 ( 0.05−0.06 )

= 0.016

2
VD
(e+f)D=
127 . Rc
2
40
=
127 .200
= 0.063

e1 = (e+f)D – f1
= 0.063 – 0.017
= 0.046

e2 = (e+f)D – f2

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

= 0.063 – 0.016
= 0.047

Syarat pemilihan superelevasi desain (ed)


Jika f2 < 0.3 maka ed = e1
Jika f2 > 0.3 maka ed = e2

Karena f2 < 0.3 maka ed = 4.626 %

Data Imput Simbol PI 1 PI 2 PI 3 PI 4


RPI 157.480 157.480 157.480 157.480
hPI 0.000 0.000 0.000 0.000
S1 0.000 0.000 0.000 0.000
1/Jari-Jari Minimum 1/Rmin 0.020 0.020 0.020 0.020
1/RPI 0.006 0.006 0.006 0.006
1/Jari-Jari Rencana 1/R 0.005 0.008 0.003 0.008
S2 12.598 12.598 12.598 12.598
Beda fpi dengan fmaks MO 0.027 0.027 0.027 0.027
RPI /R 0.787 1.211 0.394 1.211
Kekesatan Melintang 1 F1 0.017 0.040 0.004 0.040
Kekesatan Melintang 2 F2 0.016 0.039 -0.003 0.039
(e+f)D 0.063 0.097 0.031 0.097
Superelevasi 1 e1 0.046 0.057 0.027 0.057
Superelevasi 2 e2 0.047 0.058 0.035 0.058
Superelevasi Desain ed 4.626% 5.730% 2.731% 5.730%

c. Perhitungan lengkung peralihan (Ls)


w n 1 ed
Ls = (bw)

Lebar satu jalur lalu lintas (w) = 3,5 m


Lebar satu jalur lalu lintas (n1) = 1
Faktor penyesuaian untuk jumlah jalur yang diputar (bw) = 1

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

Kelandaian relatif maksimum (∆ ¿ = 0.7 %

Maka
3 ,5 . 1 . 4,626 %
Ls = (1)
0.7 %
= 23,129 m

Ls min 1 = √ 24 . Pmin. Rc
Dengan Pmin = 0,2 m
Ls min 1 = √ 24 . 0 , 2. 200
= 30,984 m

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

3
0,0214 . VD
Ls min 2 =
R.C
3
0,0214 . 40
=
200 . 1, 2
= 5.707 m

Besar lengkung peralihan desain adalah nilai pembulatan terbesar dari


ketiga nilai yang telah dicari yaitu 31 m

Data Imput Simbol PI 1 PI 2 PI 3 PI 4


Lebar Jalan 7 7 7 7
Lebar Satu Jalur Lalu Lintas w 3.5 3.5 3.5 3.5
Jumlah Lajur Yang Diputar n1 1 1 1 1
Tingkat Superelevasi Desain ed 0.05 0.06 0.03 0.06
Kelandaian Relatif Maksimum Δ 0.007 0.007 0.007 0.007
Faktor Penyesuaian Untuk Jumlah Lajur Yang Diputar bw 1 1 1 1
Jarak Offset Lateral minimum P min 0.2 0.2 0.2 0.2
Laju Maksimum C 1.2 1.2 1.2 1.2
Lengkung Peralihan 1 Ls 23.129 28.651 13.656 28.651
Lengkung Peralihan Minimum 1 Lsmin1 30.984 24.980 43.818 24.980
Lengkung Peralihan Minimum 2 Lsmin2 5.707 8.779 2.853 8.779
Lengkung Peralihan desain Ls 31.000 29.000 44.000 29.000

d. Perhitungan tikungan
Untuk penentuan jenis tikungan berdasarkan flowchart berikut :

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

1) Perhitungan tikungan pertama (PI 1)


Sudut tikungan (∆) = 10.858˚
Jari jari Tikungan (Rc) = 200 m
Superelevasi desain (ed) = 4.626 %
Lengkung peralihan desain (Ls) = 31 m
2
Ls
P =
24 Rc
2
31
=
24 . 200

= 0,200


Lc = . 2 Rc
360

10,858
= . 2200
360

= 36,949 m

Karena Lc < 25 m dan p < 0,25 maka tikungan termasuk jenis


tikungan Full Circle (FC)

1
Tc = R tg ∆
2

1
= 200 tg 10,858
2

= 18,527 m

1
Ec = Tc tg ∆
4

1
= 18,527 tg 10,858
4

= 0.856 m

Ltotal = Lc

= 36,949 m

2) Perhitungan tikungan kedua (PI 2)

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

Sudut tikungan (∆) = 63,004˚


Jari jari Tikungan (Rc) = 130 m
Superelevasi desain (ed) = 5,730 %
Lengkung peralihan desain (Ls) = 29 m
2
Ls
P =
24 Rc
2
29
=
24 . 130

= 0,270

90. Ls
θs =
π . Rc

90.29
=
π . 130

= 6,391˚

θc = ∆ - 2 θs

= 63,004˚ - 2 . 6,391˚

= 50.222˚

θc
Lc = . 2 Rc
360

50,222
= . 2130
360

= 113,951 m

Karena Lc > 25 m dan p > 0,25 maka tikungan termasuk jenis


tikungan Spiral Circle Spiral (SCS)
2
Ls
y =
6R
2
29
=
6 .130

= 1,078 m
3
Ls
xc = Ls−
40 R

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

3
29
= 29−
40 .130

= 28,964 m

p = y – Rc ( 1 – cos s )

= 1,078 – 130 ( 1 – cos (6,391))

= 0,270 m

k = Xc – Rc sin s

= 6,391 – 130 sin 6,391

= 14,494 m

Ts = ( Rc + p ) tg ½  + k

= (130 + 0,270 ) tg ½ 63,004 + 14,494

= 94,329 m

Es = ( Rc + p ) sec ½  - Rc

= (130 + 0,270 ) sec ½ 63,004 – 130

= 22,788 m

Ltotal = Lc + 2 Ls

= 113,951 + 2 . 29

= 171,951 m

3) Perhitungan tikungan ketiga (PI 3)

Sudut tikungan (∆) = 4,788˚


Jari jari Tikungan (Rc) = 400 m
Superelevasi desain (ed) = 2.731 %
Lengkung peralihan desain (Ls) = 44 m
2
Ls
P =
24 Rc
2
44
=
24 . 400

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

= 0,202


Lc = . 2 Rc
360

4,788
= .2 400
360

= 33,424 m

Karena Lc < 25 m dan p < 0,25 maka tikungan termasuk jenis


tikungan Full Circle

1
Tc = R tg ∆
2

1
= 400 tg ( 4,788)
2

= 16,722 m

1
Ec = Tc tg ∆
4

1
= 16,722 tg 4,788
4

= 0,349 m

Ltotal = Lc

= 33,424 m

4) Perhitungan tikungan keempat (PI 4)

Sudut tikungan (∆) = 51,213˚


Jari jari Tikungan (Rc) = 130 m
Superelevasi desain (ed) = 5,730 %
Lengkung peralihan desain (Ls) = 29 m
2
Ls
P =
24 Rc
2
29
=
24 . 130

= 0,270

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

90. Ls
θs =
π . Rc

90.29
=
π . 130

= 6,391˚

θc = ∆ - 2 θs

= 51,213˚ - 2 . 6,391˚

= 45,946˚

θc
Lc = . 2 Rc
360

45,946
= .2 130
360

= 104,249 m

Karena Lc > 25 m dan p > 0,25 maka tikungan termasuk jenis


tikungan Spiral Circle Spiral (SCS)
2
Ls
y =
6R
2
29
=
6 .130

= 1,078 m
3
Ls
xc = Ls−
40 R
3
29
= 29−
40 .130

= 28,964 m

p = y – Rc ( 1 – cos s )

= 1,078 – 130 ( 1 – cos (6,391))

= 0,270 m

k = Xc – Rc sin s

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

= 6,391 – 130 sin 6,391

= 14,494 m

Ts = ( Rc + p ) tg ½  + k

= (130 + 0,270 ) tg ½ (51,213) + 14,494

= 87,789 m

Es = ( Rc + p ) sec ½  - Rc

= (130 + 0,270 ) sec ½ (51,213)– 130

= 19,474 m

Ltotal = Lc + 2 Ls

= 104,249 + 2 . 29

= 162,249 m

e. Kontrol overlapping tikungan


Tikungan yang dibuat harus memenuhi panjang jalan yang tersedia
minimal 20 m untuk pertemuan dua tikungan.

1) Overlapping titik awal ke titik PI 1


20 + Tc PI 1 < Jarak titik awal ke PI 1
20 + 18.527 < 236,716
38,527 < 236,716 (memenuhi)

2) Overlapping titik PI 1 ke titik PI 2


20 + Tc PI 1 + Ts PI 2 < Jarak PI 1 ke PI 2
20 + 18,527 + 94,329 < 216,913
132,856 < 216,913 (memenuhi)

3) Overlapping titik PI 2 ke titik PI 3


20 + Ts PI 2 + Tc PI 3 < Jarak PI 2 ke PI 3
20 + 94,329 + 16,722 < 247,591
131,051 < 247,591 (memenuhi)

4) Overlapping titik PI 3 ke titik PI 4


20 + Tc PI 3 + Ts PI 4 < Jarak PI 3 ke PI 4
20 + 16,722 + 87,789 < 157,437

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

124,511 < 157,437 (memenuhi)

5) Overlapping titik PI 4 ke titik akhir


20 + Ts PI 4 < Jarak PI 4 ke titik akhir
20 + 87,789 < 153,808
107,789 < 153,808 (memenuhi)

3.2.5 Pemeriksaan Pelebaran Perkerasan


Perkerasan bisa diperlebar pada tikungan untuk menjaga ruang
bebas samping antar kendaraan, sejajar ruang bebas yang ada pada jalan
lurus. Faktor-faktor lainnya seperti julur depan kendaraan, jarak sumbu
roda, dan lebar lintasan roda kendaraan juga ikut berperan. Akan tetapi,
ada pembatasan terhadap pelebaran akibat kelayakan konstruksi untuk
jalan dua lajur. Pelebaran ditiadakan ketika total pelebaran kurang dari
0,50m. Berdasarkan pedoman desain geometric jalan 2021 pelebaran
perkerasan berdasarkan tabel berikut.

Berdasarkan tabel tersebut maka besar pelebaran untuk setiap


tikungan dengan kecepatan desain 40 km/jam adalah:

a. Tikungan pertama (PI 1)

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

Dengan jari jari tikungan sebesar 200 m, maka besar pelebaran


adalah 0,28 m

b. Tikungan kedua (PI 2)


Dengan jari jari tikungan sebesar 130 m, maka besar pelebaran
adalah 0.364 m
X0 = 100 m y0 = 0,40 m
X1 = 200 m y1 = 0,28 m
X = 130 m

y 1− y 0
Y = y0 + (x-x0)
x 1−x 0
0 ,28−0 , 40
= 0,40 + (130-100)
200−100
= 0,364 m

c. Tikungan ketiga (PI 3)


Dengan jari jari tikungan sebesar 400 m, maka besar pelebaran
adalah 0,20 m

d. Tikungan keempat (PI 4)


Dengan jari jari tikungan sebesar 200 m, maka besar pelebaran
adalah 0,364 m
X0 = 100 m y0 = 0,40 m
X1 = 200 m y1 = 0,28 m
X = 130 m

y 1− y 0
Y = y0 + (x-x0)
x 1−x 0
0 ,28−0 , 40
= 0,40 + (130-100)
200−100
= 0,364 m

Dengan hasil tersebut maka pelebaran ditiadakan karena total


pelebaran kurang dari 0,50m

Perhitungan Jarak Bebas ditikungan


Jika menggunakan Jarak Pandang Henti (JPH = 45,756 m)
Untuk R = 200 m
28 ,65 Jp
M = R { 1 – COS( )}
R
28 ,65 . 45,756
= 200 { 1 – COS( )}
200

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

= 1,3 m

Untuk R = 130 m
28 ,65 Jp
M = R { 1 – COS( )}
R
28 ,65 . 45,756
= 130 { 1 – COS( )}
130
=2m

Untuk R = 400 m
28 ,65 Jp
M = R { 1 – COS( )}
R
28 ,65 . 45,756
= 400 { 1 – COS( )}
400
= 0,6 m

3.2.6 Diagram Superelevasi


Diagram superelevasi menggambarkan perkerasan superelevasi dari
kemiringan normal ke kemiringan penuh sehingga dengan menggunakan
diagram superelevasi, dapat ditentukan bentuk penampang melintang
pada lebar titik disuatu lengkung horizontal yang direncanakan. Berikut
adalah data untuk diagram superelevasi untuk tiap lengkungan :

a. Tikungan PI 1 (FC)
ed = 4,626 %
en =2%
B = 3,5 m
Ls = 31 m

b. Tikungan PI 2 (SCS)
ed = 5,730 %
en =2%
B = 3,5 m
Ls = 29 m

c. Tikungan PI 3 (FC)
ed = 2,731 %
en =2%
B = 3,5 m
Ls = 44 m

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

d. Tikungan PI 4 (SCS)
ed = 5,730 %
en =2%
B = 3,5 m
Ls = 29 m

3.3 Perencanaan Alinemen Vertikal


Alinemen vertikal adalah perpotongan bidang vertikal dengan
bidang permukaan perkerasan jalan melalui sumbu jalan untuk jalan 2
lajur 2 arah atau melalui tepi dalam masing-masing perkerasan untuk
jalan dengan median. Alinemen Vertikal juga dapat didefinisikan sebagai
proyeksi sumbu jalan pada bidang vertikal, berbentuk penampang
memanjang jalan. Alinemen vertikal disebut juga penampang
memanjang atau profil jalan. Pada perencanaan alinemen vertikal akan
ditemui kelandaian positif (tanjakan) dan kelandaian negative (turunan),
sehingga kombinasinya berupa lengkung cembung dan lengkung cekung.

3.3.1 Perencanaan Lengkungan


1. Kelandaian Minimum
Kelandaian Minimum jalan diperlukan untuk kepentingan Drainase
Jalan (Surface Drain), agar supaya secepatnya air hujan dapat mengalir
kesaluran samping, sehingga tidak terjadi Genangan pada permukaan
Jalan.

2. Kelandaian maksimum
Kelandaian maksimum adalah kelandaian yang memungkinkan
kendaraan bergerak terus tanpa kehilangan kecepatan yang berarti. Di
asumsikan untuk Truk yang bermuatan penuh dengan penurunan
kecepatan masih lebih atau sama dengan 50 % dari kecepatan awal.

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

3. Panjang kritis suatu kelandaian


Istilah ‘Panjang Kelandaian Kritis’ digunakan untuk mengindikasikan
panjang maksimum tanjakan dimana truk bermuatan bisa beroperasi
tanpa adanya pengurangan kecepatan berlebihan. Penentuan panjang
kelandaian kritis, direkomendasikan agar pengurangan kecepatan truk
sebesar 15 s.d. 25 Km/Jam.

4. Perencanaan Profil
a) Lengkung vertical cembung
Panjang lengkung (Lv) berdasarkan jarak pandang henti (Jh)
2
A . Jh
Jh < Lv, maka Lv= 2
100( √ 2 h 1+ √ 2 h 2)

2
200 ( √ h 1+ √h 2)
Jh > Lv, maka Lv=2 . Jh−
A

Panjang lengkung (Lv) berdasarkan jarak pandang mendahului


(Jd)
A . Jd 2
Jd < Lv, maka Lv= 2
100( √ 2 h 1+ √2 h 2)

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

2
200( √ h 1+ √ h 2)
Jd > Lv, maka Lv=2 . Jd−
A

b) Lengkung vertical cekung


Panjang Lengkung Berdasarkan Jarak Penyinaran Lampu
2
A . Jh
Untuk Jh < Lv, maka Lv=
120+3 , 5 Jh

120+ 3 ,5 Jh
Untuk Jh > Lv, maka Lv=2 . Jh−
A

Panjang Lengkung Berdasarkan Jarak pandang bebas dibawah


bangunan
2
A . Jh
Jika Jh <Lv, maka Lv=
800 C+ 400.(h 1+h 2)

800C +400.(h 1+ h 2)
Jika Jh > Lv, maka Lv=2 . Jh−
A

c) Panjang lengkung vertikal minimum yang dapat memenuhi


kenyamanan adalah
2
A .VD
Lv=
380
d) Sedangkan untuk keperluan drainase panjang lengkung vertikal
adalah:
Lv=50 A

e) Berdasarkan Bina Marga 2021


2
S
K= untuk S ≤ L
200( √ h1−h 2)

2
S
K= untuk S > L
200( √ h1−h 2)

3.3.2 Penentuan Elevasi Kelengkungan As Jalan

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)


DESAIN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

3.4 Penomoran (Stasioning) Jalan Dan Potongan Memanjang Jalan


3.5 Potongan Melintang Jalan
3.6 Perhitungan Galian Dan Timbunan (Kubikasi)

AHMAD NABIL AZHAR (2107112799)

Anda mungkin juga menyukai