Anda di halaman 1dari 34

Tugas Besar Jalan Raya Ir.

Darmadi MM
PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN ALINYEMEN HORISONTAL

3.1 Parameter Perencanaan


3.1.1 Klasifikasi Jalan
1. Klasifikasi Medan Berdasarkan Kondisi Kemiringannya
Menurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan
Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan
kondisi sebagian besar kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis
kontur. Klasifikasi medan di bedakan seperti pada tabel berikut :
No Kemiringan Medan
Jenis Medan Notasi
. (%)
1 Datar D <3
2 Perbukitan B 3 - 25
3 Pegunungan G > 25

Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997


Berdasarkan sketsa dan data kontur yang ada maka dapat membuat
tabel stationing dan persentase kemiringan.
Titik STA Elevasi Jarak Beda Tinggi Kemiringan
B   0+ 0 90.50 50 0.00 0.00%
  1 0+ 50 90.50 50 0.00 0.00%
  2 0+ 100 90.38 50 0.12 0.25%
  3 0+ 150 90.25 50 0.12 0.25%
P1   0+ 189.772 90.23 39.772 0.02 0.06%
  4 0+ 200 90.13 50 0.10 0.20%
  5 0+ 250 89.71 50 0.42 0.85%
  6 0+ 300 89.21 50 0.50 0.99%
  7 0+ 350 88.76 50 0.45 0.90%
  8 0+ 400 88.40 50 0.36 0.72%
  9 0+ 450 87.88 50 0.53 1.05%
P2   0+ 466.121 87.84 16.121 0.04 0.25%
  10 0+ 500 87.58 50 0.25 0.51%
  11 0+ 550 86.94 50 0.64 1.28%
  12 0+ 600 86.26 50 0.68 1.36%
  13 0+ 650 85.55 50 0.72 1.43%
  14 0+ 700 84.61 50 0.94 1.88%
I   0+ 747.038 83.56 47.038 1.05 2.22%
 Total = 14.19%
Rerata = 0.79%
Persentase kemiringan yang didapat adalah 0,79%, maka menurut
tabel klasifikasi medan dari Bina Marga jenis medan adalah datar.

2. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Kelasnya


1
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM
a. Klasifikasi Jalan dan Volume Jam Rencana (VJR)

2
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

3
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

b. EMP (Ekivalensi Mobil Penumpang)


Sebelum menentukan LHR, maka terlebih dahulu menetapkan
ekivalen mobil penumpang (EMP). Dari jenis medan, maka ekivalensi
mobil penumpang (EMP) didapatkan berdasarkan tabel berikut :
Kondisi Medan
No
Jenis Kendaraan Datar/Perbukita
. Pegunungan
n
1 Sedan, Jeep, Station Wagon 1 1
Pick Up, Bus Kacil, Truk
2 1,2 - 2,4 1,9 - 3,5
Kecil
3 Bus dan Truk Besar 1,2 - 5,0 2,2 - 6,0
4 Sepeda Motor 0.5 0.75
Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997

Jadi, besarnya faktor ekivalensi mobil penumpang untuk masing –


masing kendaraan adalah :
a. Mobil penumpang : 1767 x 1 = 1767 SMP
b. Bus : 62 x 2 = 124 SMP
c. Truk 2 As : 124 x 3 = 372 SMP
d. Truk 3 As : 56 x 4 = 224 SMP
LHR Data = 2487 SMP
b. LHR Awal Umur Rencana : [(1+i) x LHR Data]
n

a. Mobil penumpang : (1 + 0.025)20 x 1767 = 2895,435 SMP


b. Bus : (1 + 0.025)  x 124
20
= 203,188 SMP
c. Truk 2 As : (1 + 0.025)20 x 372 = 609,565 SMP
d. Truk 3 As : (1 + 0.025)20 x 224 = 367,050 SMP       
LHR Awal : (1 + 0.025)  x 2487
20
= 4075,239 SMP
c. LHR Akhir Umur Rencana : [(1+i) x LHR Awal]
n

a. Mobil penumpang : (1 + 0.028)20 x 2895,435 = 5030,095 SMP


b. Bus : (1 + 0.028)20 x 203,188 = 352,989 SMP
c. Truk 2 As : (1 + 0.028)20 x 609,565 = 1058,967 SMP
d. Truk 3 As : (1 + 0.028)20 x 367,050 = 637,658 SMP       
LHR Akhir : (1 + 0.028)  x 4075,239 = 7079,709 SMP
20

Jadi, dengan jarak LHR = 7079 SMP, maka jalan tersebut di


klasifikasikan ke dalam golongan Jalan Kelas III.

4
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

3.1.3 Penentuan Kecepatan Rencana


Kecepatan adalah besaran yang menunjukkan jarak yang ditempuh
dalam kurun waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam km/jam.
Kecepatan rencana/Design Speed (Vr) adalah kecepatan maksimum
yang dipilih sebagai dasar perencanaan geometric jalan yang memungkinkan
kendaraan – kendaraan bergerak secara aman dan nyaman dalam kondisi
suasana cerah, arus lalu lintas kecil dan pengaruh hambatan samping jalan
tidak berarti. Kecepatan rencana ditentukan berdasarkan fungsi jalan dan
jenis medan dari jalan yang direncanakan.
Berdasarkan kelas III dan medan DATAR, maka kecepatan rencana
yang disyaratkan 60-120 km/jam maka diambil Vr = 80 km/jam.

3.1.4 Perhitungan Jarak Pandangan


1. Jarak Pandang Henti
V R ( km/ j ) 100 90 80 70 60 50 40 30
S s−min ( m) 185 160 130 105 85 65 50 35

2. Jarak Pandang Menyiap

2.2 Perencanaan Alinemen Horizontal


3.2.1 Perencanaan Alternatif Lintasan
Beberapa kriteria perencanaan trase jalan :
 Jarak lintasan tidak terlalu panjang.
 Pelaksanaan dan pemeliharaan operasional mudah dan efisien.
 Ekonomis dari segi pelaksanaan, pemeliharaan, dan operasionalnya.
 Aman dalam pelaksanaan, pemeliharaan dan operasionalnya.
 Memenuhi perencanaan desain geometrik jalan raya.

1. Alternatif I

5
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM
Dipilih lintasan lurus, yang menghubungkan titik B ke titik I. Pada
lintasan ini elevasi tertinggi yang dilalui adalah elevasi 90,50 dan
elevasi yang terendah adalah elevasi 83,56. Lintasan ini tidak memenuhi
point 2 dan 3, tanpa memandang kondisi topografi dan tanpa
memeperhitungkan volume galian dan timbunan serta tidak sesuai
dengan kriteria desain.
Selain itu alternatif 1 ini juga tidak memenuhi syarat penyelesaian
tugas desain jalan raya, yang diharapkan mahasiswa mampu
menyelesaikan permasalahan dalam merencanakan suatu lengkungan
pada perencanaan alinemen horizontal.

2. Alternatif II
Dipilih lintasan dengan elevasi muka tanahnya mendekati pada
kontur. Bentuk lintasan ini efisien karena hanya membentuk dua
tikungan, memperhitungkan banyaknya galian dan timbunan yang sama.

6
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

3.2.2 Penentuan Titik Koordinat dan Grid


Dari peta kontur skala 1 : 500, dimana 1 cm jarak dipeta sama dengan
5 m di lapangan. Koordinat titik di peroleh :
1. Titik B = (10035,1768 ; 9934,6747)
2. Titik P1 = (9850,2102 ; 9977,1111)
3. Titik P2 = (9588,5577 ; 9888,1911)
4. Titik I = (9310,0916 ; 9925,2169)

3.2.3 Perhitungan Jarak Antara Titik dan Sudut Pertemuan Tikungan


Perhitungan jarak antara titik dan sudut pertemuan tikungan didapat
dengan pengukuran langsung pada gambar AutoCAD.
1. Jarak antara B dengan P1 = 190,0193 ≈ 190 m
2. Jarak antara P1 dengan P2 = 276,4225 ≈ 276 m
3. Jarak antara P2 dengan I = 280,9168 ≈ 281 m
4. Jarak antara B dengan I = 725,0852 ≈ 725 m
5. Sudut P1 = 148°
6. Sudut P2 = 154°

B 190.0
193m 148°
276
.42 25m

P2
7
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

P2 280.9168
m

1. Perhitungan Jarak
Dari koordinat yang diketahui maka dapat dicari masing – masing
jaraknya yaitu :
2 2
a. d 1= ( x 1−x B ) + ( y 1− y B )

2 2
¿ √ ( 9850,2102−10035,1768 ) + ( 9977,1111−9934,6747 )
¿ 189,7722≈ 190 m
2 2
b. d 2= ( x 2−x 1 ) + ( y 2− y 1 )

2 2
¿ √ ( 9588,5577−9850,2102 ) + ( 9888,1911−9977,111 )
¿ 276,3490 ≈ 276 m
2 2
c. d 3= ( x I −x 2 ) + ( y I − y 2 )

2 2
¿ √ ( 9310,0916−9588,5577 ) + ( 9925,2169−9888,1911 )
¿ 280,9169 ≈ 281m

2. Perhitungan Sudut
a. Perhitungan Sudut tangent pada tikungan P1 :
x B− x1 10035,1768−9850,2102
 tan α 1=¿ ¿ ¿ ¿−4,359
y B− y 1 9934,6747−9977,1111

 α 1=arch tan−4,359=−77,078 °
x 1−x 2 9850,2102−9588,5577
 tan β 1=¿ ¿ ¿ ¿ 2,943
y 1− y 2 9977,1111−9888,1911
8
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM
 β 1=arch tan 2,943=71,230°
 ∆ 1=|β 1−α 1|=|71,230 °− (−77,078° )|=|148,309 °| ≈148 °

b. Perhitungan Sudut tangent pada tikungan P2 :


x 1−x 2 9850,2102−9588,5577
 tan α 2=¿ ¿ ¿ ¿ 2,943
y 1− y 2 9977,1111−9888,1911

 α 2=arch tan 2,943=71,230°


x I −x2 9310,0916−9588,5577
 tan β 2=¿ ¿ ¿ ¿−7,521
y I − y 2 9925,2169−9888,1911

 β 2=arch tan−7,521=−82,426 °
 ∆ 2=|β 2−α 2|=|−82,426 °−( 71,230 ° )|=|−153,656°|≈ 154 °

3.2.4 Perhitungan Lengkungan Tikungan


1. Jari – Jari Minimum (RMin)
Jari – jari minimum (RMin) merupakan nilai batas lengkung atau
tikungan untuk suatu kecepatan rencana tertentu. Jari – jari minimum
merupakan nilai yang sangat penting dalam perencanaan alinemen
terutama untuk keselamatan kendaraan bergerak di jalan. Berikut
adalah tabel jari – jari minimum (RMin) dan derajat Lengkung maksimum
(DMaks) untuk beberapa kecepatan :
V renc . (km/ jam) e maks. (m/m ' ) f maks . Rmin . Perhit . ( m ) Rmin . Desain ( m) Dmaks. ( ..0 )
40 0,10 0,166 47,363 47 30,48
0,08 51,213 51 28,09
50 0,10 0,160 75,858 76 18,85
0,08 82,192 82 17,47
60 0.10 0,153 112,041 112 12,79
0,08 121,659 122 11,74
70 0,10 0,147 156,522 157 9,12
0,08 170,343 170 8,43
80 0,10 0,140 209,974 210 6,82
0,08 229,062 229 6,25
90 0,10 0,128 280,350 280 5,12
0,08 307,371 307 4,67
100 0,10 0,115 366,233 366 3,91
0,08 403,796 404 3,55
110 0,10 0,103 470,497 470 3,05
0,08 522,058 522 2,74
120 0,10 0,090 596,768 597 2,40
0,08 666,975 667 2,15

9
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

Tabel Lengkung Peralihan Minimum dan


Superelevasinya (e maks. = 10 %)

Catatan :
 Untuk lengkung atau tikungan C-C, pengambilan R rencana, harus di
daerah yang dasarnya hitam.
 Untuk lengkung atau tikungan S-C-S maupun S-S, pengambilan R
rencana harus di daerah bawahnya.
 LN merupakan lereng jalan normal, diasumsikan sebesar 2 %.
 LP merupakan lereng luar diputar, sehingga perkerasan mendapat
superelevasi sebesar lereng jalan normal 2 %.
 Ls diperhitungkan dengan rumus Shortt, landai relatif maksimum, jarak
tempuh 3 detik dan lebar perkerasan 2 x 3,75 meter.

2. Lengkungan Tikungan P1
a. β = 180° - 148° = 32°
b. V rencana = 80 km/jam
c. R rencana = 250 meter
d. emaks = 10% (Metode Bina Marga)
e. e = 0,093 = 9,3%
f. Perhitungan panjang lengkung spiral (Ls)

 Berdasarkan waktu tempuh meksimum (3 detik), untuk melintasi

lengkung peralihan, maka panjang lengkung :


V R ×t 80 ×3
Ls=¿ ¿ ¿ 66,67 ≈ 67 m
3,6 3,6

10
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM
 Berdasarkan perubahan gaya sentrifugal dan pengaruh

kemiringan :

V R3 V ×e
Ls=0,022× −2,727 × R
RC× C C

803 80 ×0,093
¿ 0,022 × −2,727 ×
250× 1,5 1,5

¿ 9,75 m

 Berdasarkan kelandaian relative maksimum :

Ls=¿ ( 3,6e −ex ℜ ) ×Vr


m n

¿ ( 0,093 – 0,02
3,6 × 0,035 )
× 80

¿ 46,35 m

g. Koefisien gesekan maksimum (fm) :


f m=−0,00065.V +0,192

¿ (−0,00065 ) ( 80 ) +0,192

¿ 0,14

h. Jari – jari lengkung minimum (RMin) :

V2
Rmin =¿
127.(e maks+ f m )

80 2
¿
127.(0,1+0,14)
¿ 209,97 ≈ 210 meter

( 90 ) ( 9,75 )
90. Ls
i. θs=¿ π . R ¿ 22 ( 250 ) ¿ 1,12°
7 ( )
j. Sudut dari busur lingkaran (θC) :
θc=β−2. θs=32−( 2 ) (1,12 )=29,77 ° ≈ 30 °

k. Panjang bagian tikungan (LC) :

11
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM
θC
Lc=¿ .2 π . R
360
30 22
¿
360
(2)
7 ( )
( 250 )

¿ 129,93 meter

l. L=2 LS + LC

¿ ( 2 ) ( 9,75 ) + ( 69,68 )

¿ 149,43 meter

m. Koordinat setiap titik pada spiral terhadap tangent (y C) :


2
y C =¿ Ls
6. R
9,752
¿
( 6 ) ( 250 )
¿ 0,06 meter

n. Absis setiap titik pada spiral terhadap tangent (x C) :

Ls2
x C =¿ Ls−¿
40. R 2
9,752
¿ 9,75−¿
( 40 ) ( 250 )2
¿ 9,75−0,0004

¿ 9,7481 meter

o. Pergeseran busur lingkaran terhadap tangent (p) :

p=¿ y C – R ( 1−cos θS )

( 9,75 )2
¿ – ( 250 )( 1−cos 1,12° )
( 6 ) ( 250 )
¿ 0,0634−0,0475

¿ 0,0159 ≈ 0,02 meter

p. Jarak antara Ts dan p dari busur lingkaran yang bergeser (k) :

k =¿ x C – R .sin θ S

12
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM
9,752
¿ 9,75−¿ – (250 )( sin 1,12 ° )
( 40 ) ( 250 )2

¿ 9,75−0,00004−4,87

¿ 4,88 meter

q. Jarak eksternal total :


β
Es=( R + p ) sec –R
2

32
¿ ( 250+0,02 ) sec – 250
2

¿ 10,09 meter

r. Titik perubahan dari tangent ke spiral (Ts) :


β
Ts=( R+ p ) tan +k
2

32
¿ ( 250+0,02 ) tan + 4,88
2

¿ 76,57 meter

s. Kontrol type tikungan :


L ≤2. Ts

149,43 ≤ ( 2 ) ( 76,57 )

149,43 ≤153,13 ..... OK

Jadi, type lengkungan tikungan P1 ini adalah SCS (Spiral Circle


Spiral).

3. Lengkungan Tikungan P2
a. β = 180° - 148° = 26°
b. V rencana = 80 km/jam
c. R rencana = 250 meter
d. emaks = 10% (Metode Bina Marga)
e. e = 0,093 = 9,3%
f. Perhitungan panjang lengkung spiral (Ls)

13
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM
 Berdasarkan waktu tempuh meksimum (3 detik), untuk melintasi

lengkung peralihan, maka panjang lengkung :


V R ×t 80 ×3
Ls=¿ ¿ ¿ 66,67 ≈ 67 m
3,6 3,6

 Berdasarkan perubahan gaya sentrifugal dan pengaruh

kemiringan :

V R3 V ×e
Ls=0,022× −2,727 × R
RC× C C

803 80 ×0,093
¿ 0,022 × −2,727 ×
250× 1,5 1,5

¿ 9,75 m

 Berdasarkan kelandaian relative maksimum :

Ls=¿ ( 3,6e −ex ℜ ) ×Vr


m n

¿ ( 0,093 – 0,02
3,6 × 0,035 )
× 80

¿ 46,35 m

g. Koefisien gesekan maksimum (fm) :


f m=−0,00065.V +0,192

¿ (−0,00065 ) ( 80 ) +0,192

¿ 0,14

h. Jari – jari lengkung minimum (RMin) :

V2
Rmin =¿
127.(e maks+ f m )

80 2
¿
127.(0,1+0,14)
¿ 209,97 ≈ 210 meter

( 90 ) ( 9,75 )
90. Ls
i. θs=¿ π . R ¿ 22 ( 250 ) ¿ 1,12°
7 ( )
j. Sudut dari busur lingkaran (θC) :

14
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM
θc=β−2. θs=26−( 2 ) ( 1,12 )=24,11 °

k. Panjang bagian tikungan (LC) :


θC
Lc=¿ .2 π . R
360
24,11 22
¿
360
(2)
7 ( )
( 250 )

¿ 105,2 meter
l. L=2 LS + LC
¿ ( 2 ) ( 9,75 ) + ( 105,2 )

¿ 124,74 meter

m. Koordinat setiap titik pada spiral terhadap tangent (y C) :


2
y C =¿ Ls
6. R
9,752
¿
( 6 ) ( 250 )
¿ 0,06 meter

n. Absis setiap titik pada spiral terhadap tangent (x C) :

Ls2
x C =¿ Ls−¿
40. R 2
9,752
¿ 9,75−¿
( 40 ) ( 250 )2
¿ 9,75−0,0004

¿ 9,7481 meter

o. Pergeseran busur lingkaran terhadap tangent (p) :


p= yC – R ( 1−cos θ S )

( 9,75 )2
¿ – ( 250 )( 1−cos 1,12° )
( 6 ) ( 250 )
¿ 0,0634−0,0475
¿ 0,0159 ≈ 0,02 meter

p. Jarak antara Ts dan p dari busur lingkaran yang bergeser (k) :

15
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM
k =¿ x C – R .sin θ S

9,752
¿ 9,75−¿ – (250 )( sin 1,12 ° )
( 40 ) ( 250 )2

¿ 9,75−0,00004−4,87

¿ 4,88 meter

q. Jarak eksternal total :


β
Es=( R + p ) sec –R
2

32
¿ ( 250+0,02 ) sec – 250
2

¿ 6,77 meter

r. Titik perubahan dari tangent ke spiral (Ts) :


β
Ts=( R+ p ) tan +k
2

32
¿ ( 250+0,02 ) tan + 4,88
2

¿ 63,39 meter

s. Kontrol type tikungan :


L ≤2. Ts

124,74 ≤ ( 2 )( 63,39 )

124,74 ≤ 126,77 ..... OK

Jadi, type lengkungan tikungan P2 ini adalah SCS (Spiral Circle


Spiral).

3.2.5 Pemeriksaan Pelebaran Perkerasan


1. Perhitungan Pelebaran Pada Tikungan
Rumus :
B=n ( b' + c ) + ( n−1 ) Td +Z

b ' =2,4+ ( R−√ R2−P2 )

Td=√ R2 + A ( 2 P+ A )−R

( 0,105 ) .Vr
Z=¿
√R 16
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

Dimana :
 B = Lebar perkerasan pada tikungan (m)
 b’ = Lebar lintasan pada tikungan
 n = Jumlah jalur lau lintas
 Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
 Z= Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
 C = Kebebasan samping (0,8 m)
 P = Jarak ban muka dan ban belakang (jarak antara Gandar) = 6,1 m
 A= Jarak ujung mobil dan ban depan = 1,2 m
 Vr = Kecepatan rencana
 R = Jari-jari tikungan

Rumus :

W =B−L

Dimana :
 B = Lebar Total
 L = Lebar badan jalan (2x3,5 = 7 m)

a. Tikungan P1

 V rencana = 80 km/jam
 R rencana = 250 meter
 b ' =2,4+ ( R−√ R2−P2 )

¿ 2,4+ ( 250− √ 2502 −6,12 )


¿ 2,474 meter
 Td=√ R2 + A ( 2 P+ A )−R

¿ √ 2502 + ( 1,2 ) ( ( 2 ) ( 6,1 ) +1,2 )−250


¿ 0,032 meter
( 0,105 ) .V R
 Z=¿
√R
( 0,105 ) ( 80 )
¿
√250
¿ 0,531 meter
 B=n ( b' + c ) + ( n−1 ) Td +Z
¿ 2 ( 2,474+0,8 )+ ( 2−1 )( 0,032 ) +0,531
¿ 7,112 meter
17
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM
 W =B−L
¿ 7,112−7
¿ 0,112 meter
Jadi, penambahan lebar tikungan pada titik P1 = 0,112 meter.

b. Tikungan P2

 V rencana = 80 km/jam
 R rencana = 250 meter
 b ' =2,4+ ( R−√ R2−P2 )

¿ 2,4+ ( 250− √ 2502 −6,12 )


¿ 2,474 meter
 Td=√ R2 + A ( 2 P+ A )−R

¿ √ 2502 + ( 1,2 ) ( ( 2 ) ( 6,1 ) +1,2 )−250


¿ 0,032 meter
( 0,105 ) .V R
 Z=¿
√R
( 0,105 ) ( 80 )
¿
√250
¿ 0,531 meter
 B=n ( b' + c ) + ( n−1 ) Td +Z
¿ 2 ( 2,474+0,8 )+ ( 2−1 )( 0,032 ) +0,531
¿ 7,112 meter
 W =B−L
¿ 7,112−7
¿ 0,112 meter
Jadi, penambahan lebar tikungan pada titik P2 = 0,112 meter.

2. Perhitungan Kebebasan Samping Pada Tikungan

a. Tikungan P1

 V rencana = 80 km/jam
 R rencana = 250 meter
 Jarak Pandang Henti (S) = 130 meter
( 90 ) ( S )
 θ=¿
π .R

18
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM
( 90 ) ( 130 )
¿ 22
( )
7
( 250 )

¿ 14,89 °
 m=R ( 1−cos θ )
¿ ( 250 ) ( 1−cos 14,89 ° )
¿ 8,40 meter
Jadi, kebebasan samping pada tikungan P1 adalah 8,40 meter

b. Tikungan P2

 V rencana = 80 km/jam
 R rencana = 250 meter
 Jarak Pandang Henti (S) = 130 meter
( 90 ) ( S )
 θ=¿
π .R
( 90 ) ( 130 )
¿ 22
( )
7
( 250 )

¿ 14,89 °
 m=R ( 1−cos θ )
¿ ( 250 ) ( 1−cos 14,89 ° )
¿ 8,40 meter
Jadi, kebebasan samping pada tikungan P2 adalah 8,40 meter

3.2.6 Diagram Superelevasi

1. Diagram Superelevasi Tikungan P1 Type SCS

TS SC CS ST

19
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

a. Perhitungan Diagram Superelevasi :

 Diketahui :

 Ls = 9,75 m
 en = 2%
 emaks = 9,3%
 d1 = 189,77 meter
 e total=e n +e maks=2 %+ 9,3 %=11,3 %=0,113
en 2%
 a=¿ Ls=¿ 9,75=1,73 meter
etotal 11,3 %

 Perhitungan titik stationing pada tikungan P1 :

 Sta. P1 = 0 + d1 = 0 + 189,77 meter


 Sta. Ts1 = Sta. P1 – Ts
= 0 + 189,77 – 75,84
= 0 + 113,93 meter
 Sta. Sc1 = Sta. Ts1 + Ls
= 0 + 113,93 + 9,75
= 0 + 123,68 meter
 Sta. Cs1 = Sta. Sc1 + Lc
= 0 + 123,68 + 128,59
= 0 + 252,27 meter
 Sta. St1 = Sta. Cs1 + Ls
= 0 + 252,27 + 9,75
= 0 + 262,02 meter

2. Diagram Superelevasi Tikungan P2 Type SCS

TS SC CS ST

20
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

a. Perhitungan Diagram Superelevasi :

 Diketahui :

 Ls = 9,75 m
 en = 2%
 emaks = 9,3%
 d2 = 276,35 meter
 e total=e n +e maks=2 %+ 9,3 %=11,3 %=0,113
en 2%
 a=¿ Ls=¿ 9,75=1,73 meter
etotal 11,3 %

 Perhitungan titik stationing pada tikungan P1 :

 Sta. P2 = Sta. P1 + d2 = 0 + 189,77 + 276,35 = 466,12 meter


 Sta. Ts2 = Sta. P2 – Ts
= 0 + 466,12 – 63,39
= 0 + 402,73 meter
 Sta. Sc2 = Sta. Ts2 + Ls
= 0 + 402,73 + 9,75
= 0 + 412,48 meter
 Sta. Cs2 = Sta. Sc2 + Lc
= 0 + 412,48 + 105,24
= 0 + 517,73 meter
 Sta. St2 = Sta. Cs2 + Ls
= 0 + 252,27 + 9,75
= 0 + 527,47 meter

3.3 Perencanaan Alinemen Vertikal

Perencanaan alinemen vertical merupakan salah satu cara agar pembangunan


jalan yang kita lakukan menjadi lebih ekonomis serta memeperhitungkan faktor
keamanan para pengguna jalan.
Alinemen vertikal adalah potongan bidang vertikal dengan bidang permukaan
perkerasan jalan yang melalui sumbu jalan atau center line. dimana pada
perencanaan ini kita akan melihat potongan memanjang atau permukaan tanah
jalan yang akan kita bangun. Dan dari sini kita akan melakukan “cut and fill”
sebagai pertimbangan ekonomis dan merencanakan lengkung vertikal sebagai
pertimbangan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.
Ada dua jenis lengkung vertikal yang digunakan pada perencanaan ini :
21
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

1. Lengkung Vertikal Cekung :


Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara ke dua tangen berada
dibawah permukaan jalan. Selisih antara kedua gradient garis yang
menghubungkan bernilai negatif (-).
2. Lengkung Vertikal Cembung :
Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara ke dua tangen berada
diatas permukaan jalan. Selisih antara kedua gradient garis yang
menghubungkan bernilai positif (+).

3.3.1 Perencanaan Lengkungan

22
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM
Pergantian dari satu landai ke landai yang lain, dilakukan dengan
menggunakan lengkung vertikal. Lengkung tersebut direncanakan
sedemikian rupa sehingga memenuhi keamanan, kenyamananan drainase.
Pengaruh dari kelandaian dapat dilihat dari berkurangnya kecepatan
kendaraan (atau kendaraan mulai menggunakan gigi rendah). Kelandaian
tertentu masih dapat ditolerir, apabila kelandaian tersebut akan
mengakibatkan kecepatan jalan kendaraan lebih besar dari setengah
kecepatan rencananya.
Untuk membatasi pengaruh perlambatan kendaran truk terhadap arus
lalu lintas, maka ditetapkan landai maksimum untuk suatu kecepatan
rencana seperti pada tabel berikut ini :
Landai Maksimum
V renc. (km/jam)
(%)
100 3
80 4
60 5
50 6
40 7
30 8
20 9
Tabel Landai Maksimum Untuk Alinyemen Vertikal
Landai maksimum saja tidak cukup sebagai faktor penentu dalam
perencanaan alinyemen vertikal. Karena landai yang pendek memberikan
faktor pengaruh yang berbeda apabila dibandingkan landai yang panjang
(pada kelandaian yang sama). Tabel berikut menyajikan besaran panjang
kritis suatu landai.
Kec. Rencana Kelandaian Panj. Kritis Kelandaian
(km/jam) (%) (m)
4 700
100 5 500
6 400
5 600
80 6 500
7 400
6 500
60 7 400
8 300
7 500
50 8 400
9 300
8 400
40 9 300
10 200

Tabel Panjang Kritis Kelandaian

23
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

Titik STA Elevasi Kemiringan


Titi
STA Elevasi Kemiringan B 0+ 0 90.50  
k
        0.17%
B 0+ 0 90.50  
P1 0+ 300.01 89.99  
        0.14%
        2.22%
P1 0+ 189.77 90.23  
P2 0+ 480 86.00  
        0.87%
        0.91%
P2 0+ 466.12 87.84  
I 0+ 747.04 83.56  
        1.52%
I 0+ 747.04 83.56  

Tabel Penentuan Kemiringan Vertikal Jalan Sebenarnya Tabel Penentuan Kemiringan Vertikal Jalan Rencana

1. Alinyemen 1

P1

a. Jarak Pandang Menyiap :


km
 V R=80
jam
km
 m=12,5
jam
 t 1=2,12+0,026 ×V R=2,12+ ( 0,026 × 80 )=4,2 detik
 t 2=6,56+0,048 ×V R =6,56+ ( 0,048 ×80 )=10,4 detik
km
 a=2,052+0,0036 ×V R=2,052+ ( 0,0036 × 80 )=2,34
jam
 d 1=0,278× t 1 × {V R −m+ ( ½ ×a ×t 1 ) }

¿ 0,278 × 4,2× { 80−12,5+ ( ½ ×2,34 × 4,2 ) }


¿ 84,55 m

 d 2=0,278× V R ×t 2=0,278 × 80× 10,4=231,30 m


 d 3=diambil 75 m
2 2
 d 4 = × d2 = ×231,30=154,20m
3 3
 ∑ d=d 1 +d 2 +d 3 +d 4 =¿ 81,63+231,30+75+154,20=545,04 m¿
 Kontrol : dhitung = 545,04 m > dmin PPGJR = 400 m......OK

 Diambil panjang pandang menyiap rencana = 550 m

b. Jarak Pandang Henti :

24
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM
 Kelandaian : A=g 1−g2=|(−0,14 ) — 0,87 )=|−0,72|=|0,72|( turun )

V R2
 dh hitungan=0,287 ×V R ×tr +0,039 ×
α
802
¿ 0,287 × 80× 2,5+0,039 ×
3,4
¿ 129,01 m

 Kontrol : dhhitung = 129,01 m < dmin PPGJR = 130 m

 Diambil jarak pandang henti rencana = 130 m

c. Perhitungan Lengkung Vertikal Cembung :

 Kelandaian: A=g 1−g2=|(−0,17 )− (−2,22 )|=|−2,05|=|2,05|( turun )

 VR = 80 km/jam → LMin = 70 meter

 Untuk jarak pandang henti (JPH) :

 h1 = 120 cm = 1,2 m

 h2 = 10 cm = 0,1 m

 Untuk jarak pandang menyiap (JPM) :

 h1 = 120 cm = 1,2 m

 h2 = 120 cm = 1,2 m

 Berdasarkan jarak pandang berada di luar dan di dalam daerah

lengkung (S > L).


2
200. ( √h 1+ √h 2)
L=2. S−¿
A
2
200. ( √1,2+ √ 1,2 )
70=2. S−¿
2,05
S=269,64 meter > L = 70 meter
Maka S> L →269,64 m>70 m memenuhi syarat.

25
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM
 Berdasarkan jarak pandang berada seluruh dalam daerah

lengkung (S < L).

A × S2
L=¿ 2
200× ( √ h1 + √ h2 )

2,05 × S 2
70=¿ 2
200× ( √ 1,2+ √0,1 )
S=116,78 meter > L = 70 meter

Maka S< L →116,78 m≮70 m tidak memenuhi syarat.


A× L ( 2,05 ) × ( 70 )
 Ev=¿ =¿ ¿ 0,179 meter
800 800

 Hasilnya adalah :

 Lv = 70 meter

 S>L

 Ev = 0,179 meter

 Perhitungan lengkung parabola vertical cembung.


1
Perhitungan dilakukan untuk setiap 5 meter, dihitung sampai
2

Lv.
2
x
Rumus : y=¿ 1 Lv
2 ( ) Ev

2
5

(
 x 1=5 m → y 1=¿ 1 ( 70 )
2 ) ( 0,179 )=0,004 m

2
10

(
 x 2=10 m → y 2=¿ 1 ( 70 )
2 )
2
( 0,179 )=0,015 m

15

(
 x 3=15 m → y 3=¿ 1 ( 70 )
2 )
2
( 0,179 )=0,033 m

20

(
 x 4 =20 m → y 4 =¿ 1 ( 70 )
2 ) ( 0,179 )=0,058 m

26
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM
2
25

( )
 x 5=25 m → y 5=¿ 1 ( 70 )
2
2
( 0,179 )=0,091 m

30

( )
 x 6=30 m → y 6=¿ 1 ( 70 )
2
2
( 0,179 )=0,132 m

35

( )
 x 7=35 m → y 7=¿ 1 ( 70 )
2
( 0,179 )=0,179 m

2. Alinyemen 2

P2

a. Jarak Pandang Menyiap :


km
 V R=80
jam
km
 m=12,5
jam
 t 1=2,12+0,026 ×V R=2,12+ ( 0,026 × 80 )=4,2
 t 2=6,56+0,048 ×V R =6,56+ ( 0,048 ×80 )=10,4
km
 a=2,052+0,0036 ×V R=2,052+ ( 0,0036 × 80 )=2,34
jam
 d 1=0,278× t 1 × {V R −m+ ( ½ ×a ×t 1 ) }

¿ 0,278 × 4,2× { 80−12,5+ ( ½ ×2,34 × 4,2 ) }


¿ 84,55 m

 d 2=0,278× V R ×t 2=0,278 × 80× 10,4=231,30 m


 d 3=diambil 75 m
2 2
 d 4 = × d2 = ×231,30=154,20m
3 3
 ∑ d=d 1 +d 2 +d 3 +d 4 =¿ 81,63+231,30+75+154,20=545,04 m¿
 Kontrol : dhitung = 545,04 m > dmin PPGJR = 400 m......OK

 Diambil panjang pandang menyiap rencana = 550 m

b. Jarak Pandang Henti :

27
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM
 Kelandaian: A=g 2−g3=|(−0,87 ) — 1,52 ) =|−0,65|=0,65 ( turun )

V R2
 dh hitungan=0,287 ×V R ×tr +0,039 ×
α
802
¿ 0,287 × 80× 2,5+0,039 ×
3,4
¿ 129,01 m

 Kontrol : dhhitung = 129,01 m < dmin PPGJR = 130 m

 Diambil jarak pandang henti rencana = 130 m

c. Perhitungan Lengkung Vertikal Cekung :

P2
 Kelandaian: A=g 2−g3=|(−2,22 )−(−0,91 )|=|−1,30|=1,30 ( turun )

 VR = 80 km/jam → LMin = 70 meter

 h1 = 120 cm = 1,2 m

 h2 = 10 cm = 0,1 m

 Apabila S > L :
2
200. ( √h 1+ √h 2)
L=2. S−¿
A
2
200. ( √ 1,2+ √ 0,1 )
70=2. S−¿
1,30
S=188,15meter > L = 70 meter

 Apabila S < L :

A × S2
L=¿ 2
200× ( √ h1 + √ h2 )

1,30 ×1302
70=¿ 2
200× ( √ 1,2+ √0,1 )
S=146,43meter > L = 70 meter

A× L ( 1,30 ) × ( 70 )
 Ev=¿ =¿ ¿ 0,114 meter
800 800

28
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM
 Hasilnya adalah :

 Lv = 70 meter

 S>L

 Ev = 0,114 meter

 Perhitungan lengkung parabola vertical cekung.


1
Perhitungan dilakukan untuk setiap 5 meter, dihitung sampai
2

Lv.
2
x

( )
Rumus : y=¿ 1 Lv
2
Ev

2
5

(
 x 1=5 m → y 1=¿ 1 ( 70 )
2 ) ( 0,114 ) =0,002 m

2
10

(
 x 2=10 m → y 2=¿ 1 ( 70 )
2 )
2
( 0,114 ) =0,009 m

15

(
 x 3=15 m → y 3=¿ 1 ( 70 )
2 )
2
( 0,114 ) =0,021 m

20

(
 x 4 =20 m → y 4 =¿ 1 ( 70 )
2 )
2
( 0,114 ) =0,037 m

25

(
 x 5=25 m → y 5=¿ 1 ( 70 )
2 )
2
( 0,114 ) =0,058 m

30

(
 x 6=30 m → y 6=¿ 1 ( 70 )
2 )
2
( 0,114 ) =0,084 m

35

(
 x 7=35 m → y 7=¿ 1 ( 70 )
2 ) ( 0,114 ) =0,114 m

29
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

30
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

31
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

32
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

33
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM

34
Kelas Lanjutan dan Karyawan

Anda mungkin juga menyukai