Darmadi MM
PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN ALINYEMEN HORISONTAL
2
Kelas Lanjutan dan Karyawan
Tugas Besar Jalan Raya Ir. Darmadi MM
3
Kelas Lanjutan dan Karyawan
b. EMP (Ekivalensi Mobil Penumpang)
Sebelum menentukan LHR, maka terlebih dahulu menetapkan
ekivalen mobil penumpang (EMP). Dari jenis medan, maka ekivalensi
mobil penumpang (EMP) didapatkan berdasarkan tabel berikut :
Kondisi Medan
No
Jenis Kendaraan Datar/Perbukita
. Pegunungan
n
1 Sedan, Jeep, Station Wagon 1 1
Pick Up, Bus Kacil, Truk
2 1,2 - 2,4 1,9 - 3,5
Kecil
3 Bus dan Truk Besar 1,2 - 5,0 2,2 - 6,0
4 Sepeda Motor 0.5 0.75
Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997
1. Alternatif I
Dipilih lintasan lurus, yang menghubungkan titik B ke titik I. Pada
lintasan ini elevasi tertinggi yang dilalui adalah elevasi 90,50 dan
elevasi yang terendah adalah elevasi 83,56. Lintasan ini tidak memenuhi
point 2 dan 3, tanpa memandang kondisi topografi dan tanpa
memeperhitungkan volume galian dan timbunan serta tidak sesuai
dengan kriteria desain.
Selain itu alternatif 1 ini juga tidak memenuhi syarat penyelesaian
tugas desain jalan raya, yang diharapkan mahasiswa mampu
menyelesaikan permasalahan dalam merencanakan suatu lengkungan
pada perencanaan alinemen horizontal.
2. Alternatif II
Dipilih lintasan dengan elevasi muka tanahnya mendekati pada
kontur. Bentuk lintasan ini efisien karena hanya membentuk dua
tikungan, memperhitungkan banyaknya galian dan timbunan yang sama.
3.2.2 Penentuan Titik Koordinat dan Grid
Dari peta kontur skala 1 : 500, dimana 1 cm jarak dipeta sama dengan
5 m di lapangan. Koordinat titik di peroleh :
1. Titik B = (10035,1768 ; 9934,6747)
2. Titik P1 = (9850,2102 ; 9977,1111)
3. Titik P2 = (9588,5577 ; 9888,1911)
4. Titik I = (9310,0916 ; 9925,2169)
P2
P2
1. Perhitungan Jarak
Dari koordinat yang diketahui maka dapat dicari masing – masing
jaraknya yaitu :
√ 2
a. d 1= ( x 1−x B ) + ( y 1 − y B )
2
¿ √ ( 9850,2102−10035,1768 ) + ( 9977,1111−9934,6747 )
2 2
¿ 189,7722≈ 190 m
b. √ 2
d 2= ( x 2−x 1 ) + ( y 2− y 1 )
2
¿ √ ( 9588,5577−9850,2102) + ( 9888,1911−9977,111 )
2 2
¿ 276,3490 ≈276 m
c. √ 2
d 3= ( x I −x 2) + ( y I − y 2)
2
¿ √ ( 9310,0916−9588,5577 ) + ( 9925,2169−9888,1911 )
2 2
¿ 280,9169≈ 281 m
2. Perhitungan Sudut
a. Perhitungan Sudut tangent pada tikungan P1 :
α 1=¿ x B−x 1 10035,1768−9850,2102
tan ¿ ¿ ¿−4,359
y B− y 1 9934,6747−9977,1111
α 1=arch tan−4,359=−77,078 °
β 2=¿ x I −x 2 9310,0916−9588,5577
¿ ¿−7,521
tan ¿ y I− y2 9925,2169−9888,1911
β 2=arch tan−7,521=−82,426°
Catatan :
Untuk lengkung atau tikungan C-C, pengambilan R rencana, harus di
daerah yang dasarnya hitam.
Untuk lengkung atau tikungan S-C-S maupun S-S, pengambilan R
rencana harus di daerah bawahnya.
LN merupakan lereng jalan normal, diasumsikan sebesar 2 %.
LP merupakan lereng luar diputar, sehingga perkerasan mendapat
superelevasi sebesar lereng jalan normal 2 %.
Ls diperhitungkan dengan rumus Shortt, landai relatif maksimum, jarak
tempuh 3 detik dan lebar perkerasan 2 x 3,75 meter.
2. Lengkungan Tikungan P1
a. β = 180° - 148° = 32°
b. V rencana = 80 km/jam
c. R rencana = 250 meter
d. emaks = 10% (Metode Bina Marga)
e. e = 0,093 = 9,3%
f. Perhitungan panjang lengkung spiral (Ls)
Berdasarkan waktu tempuh meksimum (3 detik), untuk melintasi
kemiringan :
V R3 V R ×e
Ls=0,022× −2,727 ×
R C ×C C
¿ 9,75 m
¿ ( 0,093 – 0,02
3,6 ×0,035 )
×80
¿ 46,35 m
¿ (−0,00065 )( 80 )+ 0,192
¿ 0,14
( 90 )( 9,75 )
90. Ls
θs=¿ ¿ 22 ¿ 1,12°
i. π .R ( )7
( 250 )
30
¿
360
( 2) ( 227 ) ( 250 )
¿ 129,93 meter
L=2 LS + LC
l.
¿ ( 2 )( 9,75 )+ ( 69,68 )
¿ 149,43 meter
9,752
¿
( 6 )( 250 )
¿ 0,06 meter
9,752
¿ 9,75−¿
( 40 ) ( 250 )2
¿ 9,75−0,0004
¿ 9,7481 meter
9,752
¿ 9,75−¿ – ( 250 ) ( sin 1,12° )
( 40 ) ( 250 )2
¿ 9,75−0,00004−4,87
¿ 4,88 meter
149,43≤ ( 2 ) ( 76,57 )
3. Lengkungan Tikungan P2
a. β = 180° - 148° = 26°
b. V rencana = 80 km/jam
c. R rencana = 250 meter
d. emaks = 10% (Metode Bina Marga)
e. e = 0,093 = 9,3%
f. Perhitungan panjang lengkung spiral (Ls)
Berdasarkan waktu tempuh meksimum (3 detik), untuk melintasi
kemiringan :
V R3 V R ×e
Ls=0,022× −2,727 ×
R C ×C C
¿ 9,75 m
¿ 46,35 m
¿ (−0,00065 )( 80 )+ 0,192
¿ 0,14
802
¿
127.( 0,1+ 0,14)
¿ 209,97 ≈ 210 meter
( 90 )( 9,75 )
90. Ls
θs=¿ ¿ 22 ¿ 1,12°
i. π .R ( )7
( 250 )
24,11
¿
360
( 2) ( 227 ) ( 250 )
¿ 105,2meter
L=2 LS + LC
l.
¿ ( 2 )( 9,75 )+ ( 105,2 )
¿ 124,74 meter
( 9,75 )2
¿ – ( 250 ) ( 1−cos 1,12 ° )
( 6 )( 250 )
¿ 0,0634−0,0475
¿ 0,0159 ≈ 0,02meter
124,74 ≤ (2 )( 63,39 )
Td=√ R2+ A ( 2 P+ A ) −R
Z =¿
( 0,105 ) . Vr
Dimana : √R
B = Lebar perkerasan pada tikungan (m)
b’ = Lebar lintasan pada tikungan
n = Jumlah jalur lau lintas
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
Z= Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
C = Kebebasan samping (0,8 m)
P = Jarak ban muka dan ban belakang (jarak antara Gandar) = 6,1 m
A= Jarak ujung mobil dan ban depan = 1,2 m
Vr = Kecepatan rencana
R = Jari-jari tikungan
Rumus :
W =B−L
Dimana :
B = Lebar Total
L = Lebar badan jalan (2x3,5 = 7 m)
a. Tikungan P1
V rencana = 80 km/jam
R rencana = 250 meter
b =2,4 + ( R−√ R −P )
' 2 2
¿ 2,474 meter
Td=√ R2+ A ( 2 P+ A ) −R
¿ 0,032 meter
( 0,105 ) . V R
Z =¿
√R
( 0,105 )( 80 )
¿
√250
¿ 0,531 meter
W =B−L
¿ 7,112−7
¿ 0,112meter
¿ 2,474 meter
Td=√ R2+ A ( 2 P+ A ) −R
¿ 0,032 meter
( 0,105 ) . V R
Z =¿
√R
( 0,105 )( 80 )
¿
√250
¿ 0,531 meter
W =B−L
¿ 7,112−7
¿ 0,112 meter
( 90 ) (130 )
¿ 22
( )
7
( 250 )
¿ 14,89°
m=R ( 1−cos θ )
¿ ( 250 ) (1−cos 14,89 ° )
¿ 8,40 meter
b. Tikungan P2
V rencana = 80 km/jam
R rencana = 250 meter
Jarak Pandang Henti (S) = 130 meter
( 90 )( S )
θ=¿ π.R
( 90 ) (130 )
¿ 22
( )7
( 250 )
¿ 14,89°
m=R ( 1−cos θ )
3.2.6
TS SC CS ST
Diagram Superelevasi
1. Diagram Superelevasi Tikungan P1 Type SCS
TS SC CS ST
Elevas
Titi Titik STA Kemiringan
STA KemiringanElevasi i
Tabel Penentuan VertikalKemiringan
Jalan Sebenarnya
k B 0+ 0 90.50
Tabel Penentuan Kemiringan Vertikal Jalan Rencana
B 0+ 0 90.50 0.17%
1. Alinyemen 1 0.14%
P1 0+ 300.01 89.99
P1 0+ 189.77 90.23 2.22%
0.87% P2 0+ 480 86.00
P2 0+ 466.12 87.84 0.91%
1.52% I 0+ 747.04 83.56
I 0+ 747.04 83.56
km
a=2,052+ 0,0036 ×V R=2,052+ ( 0,0036 × 80 )=2,34
jam
d 1=0,278 ×t 1 × {V R−m+ ( ½× a ×t 1 ) }
¿ 84,55 m
d 3=diambil75 m
2 2
d 4 = ×d 2= × 231,30=154,20 m
3 3
d=d1 + d2 +d 3 +d 4=¿ 81,63+231,30+75+ 154,20=545,04 m
∑¿
Kontrol : dhitung = 545,04 m > dmin PPGJR = 400 m......OK
Diambil panjang pandang menyiap rencana = 550 m
802
¿ 0,287 ×80 × 2,5+ 0,039×
3,4
¿ 129,01m
Hasilnya adalah :
Lv = 70 meter
S>L
Ev = 0,179 meter
Perhitungan lengkung parabola vertical cembung.
Perhitungan dilakukan untuk setiap 5 meter, dihitung sampai
1
2 Lv.
2
x
Rumus :
y=¿
( )
1
2
Lv
Ev
2
5
x 1=5 m
→
y 1=¿
( )
1
2
( 70 )
( 0,179 ) =0,004 m
2
10
x 2=10 m
→
y 2=¿
( ) 1
2
( 70 )
( 0,179 ) =0,015 m
2
15
x 3=15 m
→
y 3=¿
( ) 1
2
( 70 )
( 0,179 ) =0,033 m
2
20
x 4=20 m
→
y 4 =¿
( ) 1
2
( 70 )
( 0,179 ) =0,058 m
2
25
x 5=25 m
→
y 5=¿
( ) 1
2
( 70 )
( 0,179 ) =0,091 m
2
30
x 6=30 m
→
y 6=¿
( ) 1
2
( 70 )
( 0,179 ) =0,132 m
2
35
x 7=35 m
→
y 7=¿
( ) 1
2
( 70 )
( 0,179 ) =0,179 m
2. Alinyemen 2
km
m=12,5
jam
d 1=0,278 ×t 1 × {V R−m+ ( ½× a ×t 1 ) }
¿ 84,55 m
d 3=diambil75 m
2 2
d 4 = ×d 2= × 231,30=154,20 m
3 3
d=d1 + d2 +d 3 +d 4=¿ 81,63+231,30+75+ 154,20=545,04 m
∑¿
Kontrol : dhitung = 545,04 m > dmin PPGJR = 400 m......OK
Diambil panjang pandang menyiap rencana = 550 m
V R2
dhhitungan =0,287 ×V R ×tr+ 0,039×
α
2
80
¿ 0,287 ×80 × 2,5+ 0,039×
3,4
¿ 129,01m
P2
A=g 2−g3=|(−2,22 )− (−0,91 )|=|−1,30|=1,30 ( turun )
Kelandaian:
VR = 80 km/jam → LMin = 70 meter
h1 = 120 cm = 1,2 m
h2 = 10 cm = 0,1 m
Apabila S > L :
2
200. ( √h1 + √ h2 )
L=2. S−¿
A
2
200. ( √ 1,2+ √ 0,1 )
70=2. S−¿
1,30
S=188,15 meter > L = 70 meter
Apabila S < L :
A × S2
L=¿ 2
200 × ( √ h1 + √ h2 )
2
1,30× 130
70=¿ 2
200 × ( √1,2+ √0,1 )
S=146,43 meter > L = 70 meter
A× L ( 1,30 ) × (70 )
Ev=¿ =¿ ¿ 0,114 meter
800 800
Hasilnya adalah :
Lv = 70 meter
S>L
Ev = 0,114 meter
Perhitungan lengkung parabola vertical cekung.
Perhitungan dilakukan untuk setiap 5 meter, dihitung sampai
1
2 Lv.
2
x
Rumus :
y=¿
( )
1
2
Lv
Ev
2
5
x 1=5 m
→
y 1=¿
( ) 1
2
( 70 )
( 0,114 )=0,002m
2
10
x 2=10 m
→
y 2=¿
( ) 1
2
( 70 )
( 0,114 )=0,009 m
2
15
x 3=15 m
→
y 3=¿
( ) 1
2
( 70 )
( 0,114 )=0,021m
2
20
x 4=20 m
→
y 4 =¿
( 1
2
( 70 ) ) ( 0,114 )=0,037 m
2
25
x 5=25 m
→
y 5=¿
( 1
2
( 70 ) ) ( 0,114 )=0,058 m
2
30
x 6=30 m
→
y 6=¿
( 1
2
( 70 ) ) ( 0,114 )=0,084 m
2
35
x 7=35 m
→
y 7=¿
( 1
2
( 70 ) ) ( 0,114 )=0,114 m