Anda di halaman 1dari 9

AMDAL dan UKL/UPL Kriteria Standar Evaluasi 1 2 2 2 2 2 3 4 4 4 5 5 5 6 7 7 7 7

7 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 10 10 11 11 11 11 12 13 14 EMBAR INI
SENGAJA DIKOSONGKANPanduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di tepi laut atau
pantai, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang
kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat
yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan dari kapalkapal yang berlabuh, fasilitas crane dan gudang berpendingin, serta beberapa
fasilitas penunjang lainnya. Sebagai negara kepulauan yang memiliki garis
pantai terpanjang sedunia, rata-rata hanya memiliki 1 pelabuhan tiap 4.500 km.
Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembangunan pelabuhan memiliki potensi
yang besar di waktu yang akan datang. Secara umum, pelabuhan di Indonesia
dibagi menjadi 2, yaitu pelabuhan untuk kepentingan transportasi dimana
instansi pembina adalah Departemen Perhubungan, beserta jajarannya, serta
pelabuhan untuk kepentingan sektor perikanan, dimana instansi pembinanya
adalah Departemen Kelautan dan Perikanan. Sesuai dengan jenis pelayanannya,
kegiatan pelabuhan terbagi menjadi pelabuhan umum, pelabuhan khusus, dan
pelabuhan penyeberangan, dimana pada setiap jenis tersebut terbagi menjadi
beberapa fungsi antara lain sebagai pelabuhan internasional, nasional, regional,
dan lokal. Pelabuhan perikanan adalah Pelabuhan perikanan adalah pusat
kegiatan sistem bisnis perikanan. Pelabuhan tersebut digunakan sebagai tempat
bersandar bagi kapal-kapal perikanan, dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan lainnya. Pelabuhan perikanan
dikelompokan menjadi 4 (empat), yaitu Pangkalan Pendaratan Ikan, Pelabuhan
Perikanan Pantai, Pelabuhan Perikanan Nusantara, Pelabuhan Perikanan
Samudera. Pada dasarnya, dampak lingkungan yang ditimbulkan dari setiap
kegiatan pembangunan dan operasional pelabuhan baik pelabuhan transportasi
maupun pelabuhan perikanan memiliki kesamaan, karena fasilitas dasar yang
dimiliki oleh setiap pelabuhan tersebut sama, yang membedakan hanya
fungsinya, sehingga terdapat beberapa fasilitas spesifik pada masing-masing
jenis pelabuhan. Fasilitas dasar yang dimiliki oleh setiap pelabuhan adalah
demaga, break water, kolam pelabuhan, alur pelayaran, reception facilities,
terminal dan fasilitas penunjangnya, serta fasilitas khusus lainnya. Mengingat
berbagai potensi dampak lingkungan yang timbul dari kegiatan ini, maka sebagai
upaya dalam melakukan pengendalian dampak lingkungan, baik pada saat pra
konstruksi (tahap perencanaan kegiatan), konstruksi, dan operasi kegiatan
pembangunan pelabuhan tersebut, diperlukan perencanaan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam suatu
dokumen pengelolaan lingkungan (dokumen AMDAL maupun UKL/UPL).
Keterkaitan antar pelabuhan dengan kegiatan disekitarnya merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dalam perencanaan tata ruang wilayah, sehingga dalam
pelaksanaanya harus selalu mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah baik
Nasional, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota. Sebagai salah satu acuan dalam
melakukan penyusunan dokumen pengelolaan lingkungan maupun dalam
melakukan penilaian, Kementerian Negara Lingkungan Hidup menerbitkan
Pedoman Penilaian AMDAL atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan
Pelabuhan. Diharapkan, pedoman ini akan dapat bermanfaat bagi penilai AMDAL

sebagai gambaran awal proses pembangunan pelabuhan. 1 Dalam setiap


pembangunan pelabuhan, Nama desa, kecamatan, kabupaten, deskripsi
kegiatan yang akan dilakukan harus jelas dan harus mencakup antara lain:
provinsi, luas lahan yang akan digunakan harus jelas dan sebaiknya dilengkapi
dengan letak geografis (koordinat); 1. IDENTITAS PEMRAKARSA Terdapat alamat
penjelasan pemrakarsa, tentang struktur nama dan Luas area yang dibutuhkan
mencakup deskripsi layout proyek; Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, (sesuai dan dengan RTRW Nasional, harus Kabupaten/Kota),
organisasi, pengelolaan penanggungjawab proyek dan bagian yang
bertanggungjawab lingkungan. terhadap disertakan Peraturan Daerah yang
mengatur tata ruang tersebut; 2. PELAKSANAAN PROYEK Terdapat penjelasan
tentang jadwal waktu pelaksanaan setiap tahapan proyek (prakonstruksi,
konstruksi, operasi dan pasca operasi). Berbeda dengan kegiatan ekploitasi
seperti kegiatan pertambangan, pelabuhan jangka begitu, sebagai biasanya tak
pasca prasarana fisik yang melayani kepentingan masyarakat direncanakan
terbatas. umum, untuk waktu kajian Kondisi ekosistem setempat (rawa, pesisir,
DAS, Estuaria, dll). Penjelasan umum tentang lokasi tersebut apakah
membutuhkan kegiatan pemadatan atau pengurugan, datar atau berbukit
(apakah akan dilakukan kegiatan cut and fill?), kemungkinan dilakukan
reklamasi, dan kemungkinan relokasi penduduk. Penjelasan umum tentang
kondisi rencana tapak proyek, apakah apakah teluk lokasi atau tersebut
semenanjung, Meskipun operasi untuk suatu pelabuhan umum justru
merupakan tindakan darurat apabila terdapat hal-hal pelabuhan khusus tidak
yang bisa mengakibatkan kembali. beroperasi merupakan pelabuhan alam sejak
dahulu. Lokasi pembuangan material keruk Namun, untuk pelabuhan khusus
memiliki waktu operasional yang mengikuti kegiatan utamanya, misalnya pelsus
batubara untuk kegiatan pertambangan batubara, sehingga perlu disebutkan
kegiatan yang akan dilaksanakan pada pasca operasi. (dumping area) 4.
DESKRIPSI PERENCANAAN PELABUHAN 3. LOKASI KEGIATAN Terdapat informasi
spesifik mengenai lokasi kegiatan termasuk didalamnya: Sesuai dengan
fungsinya, suatu pelabuhan yang sempurna merupakan suatu daerah
perlindungan dari daya rusak lingkungan laut yang bersumber utama pada
ombak dan 2 Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan
Pembangunan Pelabuhan arus, sehingga proses muat dan bongkar penumpang
melakukan dan barang dapat berjalan dan dengan baik. Kapal dapat berlabuh,
berputar muat-bongkar barang pemindahan penumpang tanpa gangguan. Untuk
mendukung seluruh fungsi tersebut, pelabuhan yang lengkap memiliki dermaga,
pemecah pelabuhan, gelombang alur (breakwater), pelayaran, kolam terminal
darat, atau adalah dan perpindahan penumpang dari yang secara darat ke kapal
dan sebaliknya. Dermaga fasilitas pelabuhan harafiah merupakan antarmuka
antara darat laut. Ukuran ukuran ke dermaga kapal ditetapkan yang akan Karena
berdasarkan bersandar dermaga tersebut. dermaga merupakan fasilitas yang
eksklusif ada di pelabuhan dan merupakan bangunan yang paling berpengaruh
terhadap maka keselamatan pengguna pelabuhan, penumpang dan barang,
terminal pendaratan ikan, fasilitas pengolahan dan pembuangan limbah sistem
(reception tanggap facilities/garbage darurat, serta and sewage treatment and
disposal facilities), fasilitas penunjang operasi pelabuhan seperti gudang,

fasilitas pemrosesan peti kemas (container), lapangan penumpukan, tempat


pelelangan ikan, cold storage untuk hasil perikanan, jaringan drainase, jalan,
jaringan listrik, jaringan muattelekomunikasi, jaringan air bersih, jaringan
berbagai perlengkapan bongkar (crane tetap, crane bergerak, forklift, sistem
conveyor, berbagai jenis loader dan unloader), dan bengkel. Jenis fasilitas yang
diperlukan tergantung dari klasifikasi dan peruntukan pelabuhan yang akan
dibangun. Dokumen harus menjelaskan rencana jenis pelabuhan merujuk secara
rinci kepada ketentuan yang berlaku (Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri
Perhubungan, atau Keputusan Menteri Perikanan dan Kelautan). Kepatuhan
terhadap ketentuan deskripsi mengenai dermaga dituntut lebih rinci dibanding
fasilitas lainnya. Penjelasan mengenai dermaga pelabuhan harus mencakup halhal berikut ini: A. Gambar perlu disertai dengan narasi persepsi mengenai
komponen dermaga yang untuk memberikan visual yang benar, antara lain:
Denah dermaga: sejajar atau membentuk sudut terhadap terhadap garis pantai;
melekat pada atau terpisah dari garis pantai, tunggal atau majemuk Gambar
Tampak (dari) Samping dermaga, yang menunjukkan dengan jelas elevasi
dermaga (tinggi), permukaan air, dan dasar perairan; Potongan dermaga;
Potongan dermaga; Kelengkapan cair). Catatan untuk penyajian gambar di atas:
Gambar disusun yang dalam satu Jarak meter sistem dalam atau dermaga:
fender, bollard, memanjang tipikal struktur melintang tipikal struktur yang
berlaku harus ditunjukkan secara rinci sampai kepada jenis dan kapasitas setiap
fasilitas untuk menjamin penyelenggaraan kegiatan pelabuhan yang baik. boks
kontrol utilitas (BBM, air bersih, limbah 5. DESKRIPSI DERMAGA Dermaga
merupakan fasilitas utama pada setiap pelabuhan, karena fungsi dermaga
adalah tempat sandar kapal. Di dermaga terjadi kegiatan muat barang dari darat
ke kapal dan bongkar barang dari kapal ke koordinat Elevasi konsisten. dalam
koordinat horisontal dinyatakan dalam meter. dinyatakan milimeter secara
konsisten. 3 Keseluruhan gambar di atas dilengkapi terminal penumpang.
Fasilitas yang ada pada setiap terminal dan berbeda-beda, status tergantung
yang dapat dari jenis barang atau penumpang yang akan difasilitasi dibangun.
yang pelabuhan harus Dokumen AMDAL dengan ukuran yang jelas dan konsisten
satuannya di setiap obyek yang digambar. Gambar denah dilengkapi dengan
skala garis sehingga dapat memberikan persepsi ruang yang benar. Gambar
tampak dan potongan dilengkapi dengan elevasi bagian-bagian penting struktur
dan elevasi acuan pasang surut (air tinggi, air rendah, rata-rata). B. Dokumen
dermaga menggunakan pengguna. perhitungan telah kaidah kekuatan dirancang
teknik yang lagi menjelaskan deskripsi tentang jenis terminal akan dibangun
beserta fasilitasfasilitasnya. dermaga untuk membuktikan bahwa 8. DESKRIPSI
PEMECAH/PENAHAN GELOMBANG (BREAK WATER) Pemecah gelombang (break
water) bukan merupakan komponen utama dalam kegiatan pelabuhan, sehingga
bangunan ini tidak dimiliki oleh setiap pelabuhan. Bangunan ini lajim sehingga
menjamin keamanan Lebih meyakinkan jika perhitungan mengacu kepada
standar perencanaan yang berlaku. 6. DESKRIPSI ALUR PELAYARAN Komponen
utama pelabuhan selain dermaga adalah tersebut alur pelayaran. dapat
Dokumen AMDAL alur harus menunjukkan hanya dibangun apabila diperlukan.
Untuk pelabuhan-pelabuhan suatu teluk, yang tidak berada pada biasanya
memerlukan pemecah gelombang. Secara fungsi, pemecah gelombang

merupakan pelindung utama bagi pelabuhan buatan. Fungsi dasar dari pemecah
gelombang gelombang berlabuh bongkar adalah laut memperkecil kapal dan
tinggi dapat dan sehingga tenang barang. pemecah ketelitian pemecah
pelayaran kapal-kapal yang akan bersandar di dermaga tersebut. Selain itu,
kondisi alur pelayaran pelayaran (eksisting), harus dijelaskan, telah secara
apakah dari alami, alur dulu atau tersebut ada dengan muat melakukan
gelombang Apabila perlu terbentuk Penentuan khusus. gelombang, harus
membangun alur pelayaran baru. perancangan memerlukan 7. DESKRIPSI
TERMINAL BESERTA FASILITASNYA Terminal sistem fasilitas Suatu memiliki adalah
titik pertemuan laut Terminal yang dapat jenis dan antara sistem pelabuhan
tersebut menyatakan bahwa akan membangun disampaikan beberapa hal
sebagai berikut: transportasi darat. antarmuka pelabuhan, beberapa Denah
pemecah gelombang tersebut Data-data tentang arah dan kecepatan arus
Simulasi arah dan kecepatan arus sebelum dan sesudah pembangunan break
water, hal ini akan dapat menunjukkan water Contoh dampak di simulasi
pembangunan lingkungan break sekitar. tersebut transportasi merupakan
menghubungkan dimungkinkan terminal. Jenis dermaga dengan sistem
transportasi darat. terminal pelabuhan antara lain (namun tidak terbatas pada
daftar ini) terminal barang serba guna, terminal petikemas, terminal barang
curah kering, terminal barang curah cair, terminal kendaraan bermotor, dan
breakwater sebagaimana gambar berikut: 4 Panduan Penilaian AMDAL Atau
UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan Pelabuhan 9. DESKRIPSI KOLAM
PELABUHAN Kolam pelabuhan merupakan perairan tenang di dalam pelabuhan.
Lokasi ini berfungsi untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal. Sedangkan
alur pelayaran adalah jalur bagi keluar masuknya kapal ke pelabuhan tersebut.
Baik kolam pelabuhan dan alur pelayaran memiliki persyaratan kedalaman
tertentu, sehingga pada awal pembangunan, biasanya pelayaran, dilakukan
kolam dan pengerukan pelabuhan, dasar untuk alur pemecah membangun 10.
DESKRIPSI KEGIATAN PENGERUKAN Pengerukan dilakukan perairan yang agar
cukup dalam untuk kapal dalam Pengerukan kegiatan menambah tidak
pelabuhan kedalaman Pada kandas. umumnya, perairan yang memiliki
kedalaman tidak dapat diperlukan dilakukan pengerukan. untuk membangun
kolam pelabuhan dan atau alur pelayaran. Apabila pelabuhan yang akan
dibangun pengerukan, tersebut perlu terdapat diperhatikan kegiatan jenis
perataan pengerukannya, apakah capital dredging atau maintenance dredging,
volume pengerukan, apakah memotong material karang atau batu. gelombang
yang disebut capital dredging. Hal hal yang harus diperhatikan pada deskripsi
kolam pelabuhan dan alur pelayaran adalah, kedalaman, luas kolam pelabuhan,
lebar alur pelayaran, volume pengerukan, dan teknik pengerukan. mengenai
Selain itu perlu penjelasan perairan klasifikasi peruntukan 11. DESKRIPSI
FASILITAS PENGOLAHAN LIMBAH (RECEPTION FACILITITES) Penyediaan fasilitas
penampung limbah di pelabuhan pelaksanaan kapal-kapal, merupakan Konvensi
aturan ini bagian dari tahun Internasional telah pelabuhan seperti perairan
tempat, alih muat kapal, perairan untuk kapal yang mengangkut bahan/barang
intra berbahaya, perairan untuk kegiatan karantina, perairan alur penghubung
pelabuhan, perairan pandu, perairan untuk kapal pemerintah. Material keruk
yang tidak dapat digunakan untuk pengurugan akan dibuang pada lokasi yang

telah ditetapkan (Adpel) oleh Administrator Lokasi Pelabuhan setempat. 1973


tentang pencegahan pencemaran dari dimodifikasi menjadi Protokol 1978 yang
terkait dengan MARPOL 1973 jo 1978 (yang selanjutnya disebut MARPOL 73/78).
Protokol ini telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia melalui Keputusan
Presiden No. 46 Tahun 1986. MARPOL mensyaratkan kepada setiap negara yang
termasuk dalam konvensi ini untuk menyediakan pelabuhan jenis dan fasilitas
yang ukuran yang penampung memadai fasilitas sandar di di tanpa pembuangan
(lokasi dumping) tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
mempunyai kedalaman lebih dari 20 m bukan laut; bukan merupakan areal
penangkapan ikan; pola arus yang ada tidak memungkinkan material tersebuit
kembali ke areal keruk atau ke daerah kegiatan masyarakat atau daerah
konservasi. wilayah perlindungan/konservasi menyebabkan penundaan
pelayaran. Adapun penampung pelabuhan. tersebut tergantung pada kebutuhan
dari kapal-kapal Sesuai dengan Permen LH No. 03 tahun 2007 mempertegas
bahwa bukan hanya pelabuhan umum facilities, menjadi yang tetapi target wajib
dalam memiliki aturan reception juga tersebut. pelabuhan khusus dengan jarak
kurang atau sama dengan 2 mil Apabila dimungkinkan, setiap pelabuhan tidak 5
hanya dapat menampung limbah B3 saja, tetapi dapat pula memiliki fasilitas
pengelolaan limbah B3. sebaiknya penanggulangan diperhatikan. penyediaan
tumpahan Peralatan peralatan minyak perlu untuk minimum tumpahan minyak
adalah oil boom, skimmer, 12. DESKRISI SISTEM TANGGAP DARURAT Pelabuhan
memiliki potensi kecelakaan yang diakibatkan oleh semakin padat lalulintas
kapal. bakar Secara minyak umum, ke bahaya Untuk yang itu, ditimbulkan
adalah adanya tumpahan bahan perairan. dispersant pump dan sprayer, sorbent,
dan floating storage tank. Penentuan kebutuhan minimum oil boom dan jenisnya
disesuaikan dengan kondisi perairan dan lokasi pelabuhan. 6 Panduan Penilaian
AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan Pelabuhan 1. KOMPONEN
TATA RUANG A. Kebijakan Tata Ruang kegiatan harus harus tata sesuai ruang
dengan wilayah Tata tidak badan air serta daerah-daerah relevan lain yang akan
terkena dampak, inventarisasi daerah terlindungi, dan garis pantai. Perlu
diperhatikan pula potensi terjadinya perubahan fungsi lahan, dan sedimentasi
Lokasi peruntukan setempat, Ruang rencana dilampirkan atau Kota Perda (jika
terutama daya dukung tanah dan kestabilan tanah terhadap bangunan.
Perhatikan lebih lanjut komponen lingkungan spesifik yang berkaitan, apabila
tapak kegiatan pelabuhan yang direncanakan memerlukan lahan hasil reklamasi.
Terkait dengan perubahan garis pantai, untuk dapat membedakan perubahan
garis pantai akibat terganggunya transpor sejajar garis pantai atau akibat
hantaman gelombang langsung (abrasi), perlu diperhatikan dan dimasukkan
dalam rona awal tentang karakter historis garis pantai: apakah pantai secara
historis telah adanya mengalami abrasi SEBELUM Kabupaten tersedia gunakan
Perda Tata Ruang Provinsi) serta peta. Akan lebih baik apabila disertakan overlay
antara lokasi kegiatan dengan peta tata ruang setempat. Perhatikan pula,
apakah lokasi tersebut termasuk daerah Marine Protected Area (kawasan lindung
laut). B. Penggunaan Lahan Meliputi luas penggunaan lahan, status lahan,
produktivitas lahan dan peruntukan perairan. C. Transportasi sistem prasarana
transportasi regional lokal dan dan Meliputi lokal, bangunan pelabuhan. Rekaman
data seperti ini dapat membantu dari masalah menghindarkan sosial dengan

Pemrakarsa transportasi regional dan pola pergerakan penduduk. D. Kegiatan


lain di Sekitar diperhatikan keberadaan masyarakat sekitar. B. Iklim Perlu
permukiman/perkampungan penduduk lokal, daerah wisata, situs bersejarah,
kawasan budidaya perairan, fishing ground, kawasan lindung (terumbu karang,
mangrove dan padang lamun) Diperlukan pula data iklim setempat yang
mencakup curah hujan rata-rata, maksimum dan minimum; jumlah bulan hujan,
bulan kering; minimum; suhu rata-rata, udara maksimum, rata-rata, tekanan
maksimum dan minimum; kelembaban ratarata, maksimum dan minimum;
penyinaran matahari, arah dan kecepatan angin. C. Kualitas Udara dan
Kebisingan 2. KOMPONEN FISIK A. Fisiografi Yaitu kondisi topografi setempat,
kemiringan lahan, perhatikan lokasi kegiatan, badan- Kualitas udara dan
kebisingan. 7 D. Hidrooceanografi H. Geohidrologi Mencakup batimetri,
karakteristik air laut (sedimen, salinitas dan suhu), pola arus, kecepatan arus,
pola gelombang, pola pasang surut, dan morfologi pantai. Berikut ini contoh
gambar hasil pengukuran arus laut. Tampak pada gambar tersebut, arus
dominan ke arah barat laut tenggara. Pengukuran tersebut hendaknya
dilakukan minimal 3 x 24 jam untuk mendapatkan hasil yang akurat. E. Kualitas
Air Laut dan Sedimen Laut Meliputi aliran air tanah, air larian dan potensi erosi.
3. KOMPONEN BIOLOGI A. Biota terestrial Biota darat (apakah terdapat vegetasi
dan satwa endemik daratan termasuk keragaman dan kerapatannya) B. Biota
Akuatik Biota laut (apakah terdapat vegetasi dan satwa endemik daratan
termasuk keragaman dan kerapatannya, khususnya plankton, nekton, terumbu
karang, mangrove, padang lamun, dan lainnya). Mencakup seluruh parameter
kualitas air laut sesuai dengan KepMENLH no. 51 Tahun 2004. Parameter yang
diamati meliputi aspek fisik, kimia dan aspek biologi yang terdapat di perairan
tapak proyek. Untuk kualitas sedimen, dapat mengacu pada sesuai dengan
London Convention Tahun 1972 F. Kualitas air permukaan dan air tanah air (air
permukaan, air tanah) 4. KOMPONEN SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA Meliputi
tingkat pendapatan masyarakat Kualitas lokal, jenis mata pencaharian dan
demografi penduduk (jumlah dan komposisi penduduk), kesehatan masyarakat,
nilai dan norma budaya masyarakat lokal. berikut pemanfaatan dan
ketersediaannya. G. Geologi Meliputi struktur tanah, bearing capacity, kondisi
geologi, kegempaan, potensi tsunami, patahan, sesar. 8 Panduan Penilaian
AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan Pelabuhan 1. PERUBAHAN
FUNGSI DAN TATA GUNA LAHAN Kawasan pesisir dapat berupa kawasan lahan
basah berhutan mangrove, pantai berpasir, atau pantai berbatu. Adanya
pembangunan pelabuhan di kawasan tersebut, akan terjadi perubahan tersebut
bentang fungsi yang alam. dan tata guna lahan mengakibatkan Pada awalnya,
perubahan kawasan 2. PENURUNAN KUALITAS UDARA DAN PENINGKATAN
KEBISINGAN Penurunan kualitas udara dapat disebabkan oleh peningkatan di
debu akibat kegiatan konstruksi dan kegiatan operasional loadingoffloading
kebisingan pelabuhan. kegiatan Peningkatan pelabuhan pada terutama berasal
dari kegiatan konstruksi (seperti mobilisasi alat berat, pengangkutan material,
pemancangan dan pembangunan terminal) dan loading-offloading di pelabuhan
tersebut berfungsi sebagai cathment area baik untuk air hujan maupun air
pasang, namun setelah ada proses pembangunan pelabuhan, pada tahap seperti
kegiatan serta pembukaan pemadatan lahan, pemotongan dan pengurugan

tanah konstruksi, tanah, akan mengubah fungsi lahan tersebut. Air hujan tidak
dapat meresap ke dalam tanah, sehingga akan meningkatkan volume air
limpasan (run off) dan meningkatkan terjadinya potensi genangan dan
mengubah pola genangan. Dampak-dampak turunan dari perubahan 3.
PENURUNAN KUALITAS AIR LAUT DAN KUALITAS AIR PERMUKAAN Penurunan
kualitas air laut ditandai dengan adanya kualitas peningkatan air Kegiatan
pelabuhan kekeruhan konstruksi akan dan pada peningkatan pencemaran air
laut. Penurunan pembangunan berpotensi menimbulkan dampak penurunan
kualitas air laut terutama pada tahap Pengerukan (capital dredging) dan
pembuangan material keruk. Kegiatan operasional akan mempengaruhi fungsi
dan tata guna lahan adalah terjadinya perubahan mata pencaharian dan
pendapatan penduduk, dan persepsi terhadap kepadatan peningkatan negatif
aktivitas kesempatan keresahan kerja dan berusaha, timbulnya kualitas air laut
dan kualitas air permukaan (jika pembangunan pelabuhan terletak di sekitar
sungai) dengan adanya peningkatan pencemaran terutama yang dihasilkan dari
discharge kimia air limbah digunakan domestik untuk dan non domestik (air
balast, tank cleaning dan bahan yang perawatan masyarakat, nelayan,
gangguan peningkatan serta lalulintas pelayaran, bangkitan lalulintas darat. 9
kapal), kapal. kegiatan operasional loading- offloading di pelabuhan serta korosi
pada 5. GANGGUAN TERHADAP BIOTA PERAIRAN Kegiatan pembangunan
Pelabuhan akan 4. PERUBAHAN POLA ARUS LAUT, GELOMBANG, SEDIMENTASI,
DAN GARIS PANTAI Kegiatan pembangunan pelabuhan beserta fasilitasnya akan
mempengaruhi terjadinya perubahan gelombang perubahan batimetri, dan pola
pola arus laut dan secara simultan yang dapat memberikan dampak yang sangat
penting terhadap biota perairan yang berada disekitar wilayah lahan, pelabuhan.
pemancangan Kegiatan tiang fisik pembukaan dan fasilitas pondasi,
pembangunan struktur pelabuhan dapat mengganggu biota yang ada di
wetland/lahan basah seperti mangrove, bangsa krustase, larva-larva ikan, dan
biota perairan lainnya seperti terumbu karang dan padang lamun. Gangguan
terjadi terhadap biota perairan maupun dapat tidak mengakibatkan dampak
turunan yaitu adanya sedimentasi mengakibatkan abrasi dan akresi (perubahan
garis pantai). Jika bagian struktur pelabuhan menonjol ke arah laut, maka
mungkin terjadi erosi pada garis pantai di sekitarnya akibat transpor sediment
sejajar pantai yang terganggu. Dampak ini merupakan isu yang paling penting
dalam setiap pembangunan di wilayah pesisir, sehingga dalam rencana
pengelolaan dan rencana pemantauan harus dilakukan secara
berkesinambungan. secara langsung langsung. Secara langsung disebabkan oleh
kegiatan pengerukan dan dan pembangunan, sedangkan secara tidak langsung
merupakan dampak lanjutan dari penurunan kualitas air laut akibat
operasionalnya pelabuhan. 10 Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk
Kegiatan Pembangunan Pelabuhan 1. PERUBAHAN FUNGSI DAN TATA GUNA
LAHAN Rencana Pengelolaan Membuat desain kegiatan yang sesuai dengan
tata guna lahan eksisting. Rencana Pemantauan Pemantauan tata guna lahan
secara berkala untuk memastikan tidak ada perubahan tata guna lahan.
pembangunan perumahan; kegiatan perumahan serta dapat mengurangi kadar
polutan di kawasan Melakukan penyiraman tanah atau jalan secara teratur.
Memasang alat peredam suara pada mesinmesin dan kendaraan; Operasional

siang hari. Rencana Pemantauan penggunaan alat-alat berat yang


menimbulkan kebisingan dilakukan pada 2. PENURUNAN KUALITAS UDARA DAN
PENINGKATAN KEBISINGAN Rencana Pengelolaan Metode kualitas adalah:
Pemeliharaan mesin peralatan mobilisasi alat dan bahan sehingga tidak
mengeluarkan emisi yang melebihi persyaratan; Menghindari terjadinya ceceran
tanah pengelolaan udara dampak penurunan kadar debu) Metode pemantauan
yaitu dengan cara pengambilan sampel dan analisa laboratorium yang dilakukan
secara berkala. (peningkatan 3. PENURUNAN KUALITAS AIR LAUT DAN KUALITAS
AIR PERMUKAAN Rencana Pengelolaan Untuk mencegah peningkatan
kekeruhan, perlu diperhatikan agar menyusun rancang bangun konstruksi untuk
sedapat mungkin meminimalkan kegiatan pengerukan. Cara yang dapat
digunakan antara lain: Menggunakan berkapasitas gangguan pengangkutan
pada alat lokasi materia pengeruk dari lalu yang lintas dan galian dan bahan
bangunan dengan menutup truk pengangkut dengan kanvas atau bahan sejenis;
Membangun ruang terbuka hijau, serta melakukan pemeliharaan terhadap ruang
terbuka hijau tersebut karena dapat berfungsi sebagai buffer zone dengan
daerah disekitar besar sehingga memperkecil keruk pembuangan yang berulang;
11 Menggunakan penyebaran penutup sementara, peralatan seperti bucket),
pump pencegah bucket tanggul untuk melindungi dan pembertahankan garis
pantai dari serangan gelombang dan menahan tanah dibelakang tembok laut
tersebut. laut Dalam harus sel merencanakan memperhatikan (coastal cell).
tembok pendekatan kekeruhan pneymatic (environmental pengerukan pada
endapan halus, dll. Rencana Pemantauan Metode pemantauan yaitu dengan
cara sedmen Pembangunan groin Groin merupakan bangunan tegak lurus
pantaui sejajar Bangunan angkutan untuk pantai ini sedimen mengamankan
(longshore berfungsi sejajar pantai dari gangguan kesetimbangan angkutan
sedimen pengambilan sampel dan analisa laboratorium yang dilakukan secara
berkala. 4. PERUBAHAN POLA ARUS LAUT, GELOMBANG, SEDIMENTASI, DAN
GARIS PANTAI Rencana Pengelolaan Permasalahan abrasi pantai dikarenakan
oleh berkurangnya pasokan sedimen, baik dari sungai maupun dari laut karena
adanya struktur bangunan di pantai seperti dermaga, jetty, dan reklamas, dan
pembuatan alur pelayaran. Untuk menanggulangi abrasi pantai tersebut maka
perlu dilakukan upayaupaya perlindungan pantai dengan membuat struktur
pelindung pantai (hard structure), antara lain dengan tembok laut (sea wall),
revetment, dan/atau terumbu detached membuat karang breakwater,
perlindungan buatan, groin pantai transport). laju dan pantai menahan biasanya
berua serangkaian struktur krib. Groin dapat dibuat pendek (lebih pendek dari
lokasi gelombang zona pecah) atau panjang pecah). (melampaui rencah batu,
gelombang pada Puncaknya dapat dibuat lebih tinggi maupun tergantung
bronjong, keperluannya. pile beton Sebagai bahan groin dapat dipakai tumpukan
kayu, sheet maupun baja. Dalam merencanakan groin harus memperhatikan
pendekatan kesatuan sedimen sel (coastal cell). Pembangunan pemecah
gelombang sejajar pantai Pemecah memiliki garis pantai. gelombang yang
sejajar berupa pantai bangunan garis untuk yang dengan pendekatan soft
structure (mangrove, peremajaan pantai/beach nourisment, sand by passing dll).
Perlu diperhatikan, bahwa pembangunan tersebut harus melihat kondisi garis
pantai dalam satu sel, karena apabila tidak, maka akan dapat menimbulkan

pemasalah abrasi baru di tempat lain. Upaya pelindungan pantai tersebut antara
lain: Pembangunan tembok laut (sea wall) dan revetment Tembok laut da
revetment adalah stuktur yang dibangun pada garis pantai sebagai pembatas
antara daratan di satu sisi dan perairan di sisi lain. Fungsi struktur ini adalah
struktur dan yang ditempatkan pada jarak tertertentu dari pantai dibangun ini
sejajar Bangunan energi pantai. dimaksudkan gelombang Daerah sehingga akan
menahan menghempas daerah sedimen dibelakang angkutan terhenti di
bangunan ini akan lebih tenang daripada sekitarnya, sejajar pantai belakangnya.
Karena menimbulkan pantai, maka pembangunan dampak perlu akresi adanya
breakwater dan abrasi pengelolaan lingkungan dengan membuat pengaman baik
berupa hard structure maupun soft bstructure di tempat terjadinya abrasi pantai.
Disamping 12 Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan
Pembangunan Pelabuhan itu dalam membuat pengaman pantai juga harus
mempertimbangkan sedimen sel (coastal cell). Rencana Pemantauan
Pemantauan terhadap kemudian dilakukan secara pantai periodik dengan atau
dengan penurunan kualitas air laut, sehingga apabila pengelolaan kualitas air
laut telah dilakukan dengan baik, maka akan dapat memimalkan gangguan
terhadap biota perairan. Selain itu, dapat juga dilakukan upaya penanaman
kembali jenis-jenis biota yang terkena dampak atau hilang, dengan cara
penanaman lokal/asli terumbu konservasi kembali atau karang. terhadap jenisjenis melakukan Memberikan pekerjamangrove transplatasi pelatihan perubahan
digunakan garis membuat patok awal sebagai titik ikat yang sebagai dasar
acuan dari perubahan garis pantai. 5. GANGGUAN TERHADAP BIOTA PERAIRAN
Rencana Pengelolaan Gangguan memerlukan yang terkena terhadap rencana
dampak. biota perairan yang pekerja konstruksi dan pelaksanana operator
pelabuhan akan dapat lebih meningkatkan kesadaran terhadap pengelolaan
lingkungan. Rencana Pemantauan pengelolaan Pada Metode pemantauan yaitu
dengan cara spesifik, tergantung dari jenis biota perairan umumnya,
pelaksanaan kegiatan konstruksi dan operasi secara terarah dapat
meminimalkan dampak terhadap biota perairan. Gangguan terhadap biota
perairan ini sangat erat hubungannya pengambilan sampel dan analisa
laboratorium yang dilakukan secara berkala. 13 Buku panduan ini adalah alat
bantu penilaian dokumen AMDAL atau UKL-UPL yang bersifat umum dan cukup
fleksibel terhadap terhadap hal-hal kemungkinan perubahan kondisi setempat,
sehingga diharapkan penilai dapat memperhatikan pula kondisi lokal dalam
melakukan penilaian. Semoga buku panduan ini dapat memberikan manfaat
untuk terwujudnya pembangunan khususnya yang pada berwawasan
lingkungan, yang perlu diperhatikan akibat perbedaan kondisi di lapangan.
pembangunan pelabuhan. Kegiatan pembangunan pelabuhan memiliki beberapa
aspek yang sangat tergantung pada 14 Lampiran Daftar Proses Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup (AMDAL, UKL/UPL) DAFTAR PROSES PENYUSUNAN
DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL, UKL/UPL) Jenis Proyek: PELABUHAN
KONSTRUKSI DAN OPERASIONAL DAFTAR PROSES Jenis Proyek: PELABUHAN LAUT
REHABILITASI DAN PENGEMBANGAN 0.1 Permohonan: [ ] AMDAL [ ] UKL/UPL [ ]
Pemantauan/Inspeksi 0.2 Nama Proyek:
____________________________________________
__________________________________________________________ 0.3 Lokasi:

Anda mungkin juga menyukai