7 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 10 10 11 11 11 11 12 13 14 EMBAR INI
SENGAJA DIKOSONGKANPanduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di tepi laut atau
pantai, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang
kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat
yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan dari kapalkapal yang berlabuh, fasilitas crane dan gudang berpendingin, serta beberapa
fasilitas penunjang lainnya. Sebagai negara kepulauan yang memiliki garis
pantai terpanjang sedunia, rata-rata hanya memiliki 1 pelabuhan tiap 4.500 km.
Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembangunan pelabuhan memiliki potensi
yang besar di waktu yang akan datang. Secara umum, pelabuhan di Indonesia
dibagi menjadi 2, yaitu pelabuhan untuk kepentingan transportasi dimana
instansi pembina adalah Departemen Perhubungan, beserta jajarannya, serta
pelabuhan untuk kepentingan sektor perikanan, dimana instansi pembinanya
adalah Departemen Kelautan dan Perikanan. Sesuai dengan jenis pelayanannya,
kegiatan pelabuhan terbagi menjadi pelabuhan umum, pelabuhan khusus, dan
pelabuhan penyeberangan, dimana pada setiap jenis tersebut terbagi menjadi
beberapa fungsi antara lain sebagai pelabuhan internasional, nasional, regional,
dan lokal. Pelabuhan perikanan adalah Pelabuhan perikanan adalah pusat
kegiatan sistem bisnis perikanan. Pelabuhan tersebut digunakan sebagai tempat
bersandar bagi kapal-kapal perikanan, dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan lainnya. Pelabuhan perikanan
dikelompokan menjadi 4 (empat), yaitu Pangkalan Pendaratan Ikan, Pelabuhan
Perikanan Pantai, Pelabuhan Perikanan Nusantara, Pelabuhan Perikanan
Samudera. Pada dasarnya, dampak lingkungan yang ditimbulkan dari setiap
kegiatan pembangunan dan operasional pelabuhan baik pelabuhan transportasi
maupun pelabuhan perikanan memiliki kesamaan, karena fasilitas dasar yang
dimiliki oleh setiap pelabuhan tersebut sama, yang membedakan hanya
fungsinya, sehingga terdapat beberapa fasilitas spesifik pada masing-masing
jenis pelabuhan. Fasilitas dasar yang dimiliki oleh setiap pelabuhan adalah
demaga, break water, kolam pelabuhan, alur pelayaran, reception facilities,
terminal dan fasilitas penunjangnya, serta fasilitas khusus lainnya. Mengingat
berbagai potensi dampak lingkungan yang timbul dari kegiatan ini, maka sebagai
upaya dalam melakukan pengendalian dampak lingkungan, baik pada saat pra
konstruksi (tahap perencanaan kegiatan), konstruksi, dan operasi kegiatan
pembangunan pelabuhan tersebut, diperlukan perencanaan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam suatu
dokumen pengelolaan lingkungan (dokumen AMDAL maupun UKL/UPL).
Keterkaitan antar pelabuhan dengan kegiatan disekitarnya merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dalam perencanaan tata ruang wilayah, sehingga dalam
pelaksanaanya harus selalu mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah baik
Nasional, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota. Sebagai salah satu acuan dalam
melakukan penyusunan dokumen pengelolaan lingkungan maupun dalam
melakukan penilaian, Kementerian Negara Lingkungan Hidup menerbitkan
Pedoman Penilaian AMDAL atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan
Pelabuhan. Diharapkan, pedoman ini akan dapat bermanfaat bagi penilai AMDAL
merupakan pelindung utama bagi pelabuhan buatan. Fungsi dasar dari pemecah
gelombang gelombang berlabuh bongkar adalah laut memperkecil kapal dan
tinggi dapat dan sehingga tenang barang. pemecah ketelitian pemecah
pelayaran kapal-kapal yang akan bersandar di dermaga tersebut. Selain itu,
kondisi alur pelayaran pelayaran (eksisting), harus dijelaskan, telah secara
apakah dari alami, alur dulu atau tersebut ada dengan muat melakukan
gelombang Apabila perlu terbentuk Penentuan khusus. gelombang, harus
membangun alur pelayaran baru. perancangan memerlukan 7. DESKRIPSI
TERMINAL BESERTA FASILITASNYA Terminal sistem fasilitas Suatu memiliki adalah
titik pertemuan laut Terminal yang dapat jenis dan antara sistem pelabuhan
tersebut menyatakan bahwa akan membangun disampaikan beberapa hal
sebagai berikut: transportasi darat. antarmuka pelabuhan, beberapa Denah
pemecah gelombang tersebut Data-data tentang arah dan kecepatan arus
Simulasi arah dan kecepatan arus sebelum dan sesudah pembangunan break
water, hal ini akan dapat menunjukkan water Contoh dampak di simulasi
pembangunan lingkungan break sekitar. tersebut transportasi merupakan
menghubungkan dimungkinkan terminal. Jenis dermaga dengan sistem
transportasi darat. terminal pelabuhan antara lain (namun tidak terbatas pada
daftar ini) terminal barang serba guna, terminal petikemas, terminal barang
curah kering, terminal barang curah cair, terminal kendaraan bermotor, dan
breakwater sebagaimana gambar berikut: 4 Panduan Penilaian AMDAL Atau
UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan Pelabuhan 9. DESKRIPSI KOLAM
PELABUHAN Kolam pelabuhan merupakan perairan tenang di dalam pelabuhan.
Lokasi ini berfungsi untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal. Sedangkan
alur pelayaran adalah jalur bagi keluar masuknya kapal ke pelabuhan tersebut.
Baik kolam pelabuhan dan alur pelayaran memiliki persyaratan kedalaman
tertentu, sehingga pada awal pembangunan, biasanya pelayaran, dilakukan
kolam dan pengerukan pelabuhan, dasar untuk alur pemecah membangun 10.
DESKRIPSI KEGIATAN PENGERUKAN Pengerukan dilakukan perairan yang agar
cukup dalam untuk kapal dalam Pengerukan kegiatan menambah tidak
pelabuhan kedalaman Pada kandas. umumnya, perairan yang memiliki
kedalaman tidak dapat diperlukan dilakukan pengerukan. untuk membangun
kolam pelabuhan dan atau alur pelayaran. Apabila pelabuhan yang akan
dibangun pengerukan, tersebut perlu terdapat diperhatikan kegiatan jenis
perataan pengerukannya, apakah capital dredging atau maintenance dredging,
volume pengerukan, apakah memotong material karang atau batu. gelombang
yang disebut capital dredging. Hal hal yang harus diperhatikan pada deskripsi
kolam pelabuhan dan alur pelayaran adalah, kedalaman, luas kolam pelabuhan,
lebar alur pelayaran, volume pengerukan, dan teknik pengerukan. mengenai
Selain itu perlu penjelasan perairan klasifikasi peruntukan 11. DESKRIPSI
FASILITAS PENGOLAHAN LIMBAH (RECEPTION FACILITITES) Penyediaan fasilitas
penampung limbah di pelabuhan pelaksanaan kapal-kapal, merupakan Konvensi
aturan ini bagian dari tahun Internasional telah pelabuhan seperti perairan
tempat, alih muat kapal, perairan untuk kapal yang mengangkut bahan/barang
intra berbahaya, perairan untuk kegiatan karantina, perairan alur penghubung
pelabuhan, perairan pandu, perairan untuk kapal pemerintah. Material keruk
yang tidak dapat digunakan untuk pengurugan akan dibuang pada lokasi yang
tanah konstruksi, tanah, akan mengubah fungsi lahan tersebut. Air hujan tidak
dapat meresap ke dalam tanah, sehingga akan meningkatkan volume air
limpasan (run off) dan meningkatkan terjadinya potensi genangan dan
mengubah pola genangan. Dampak-dampak turunan dari perubahan 3.
PENURUNAN KUALITAS AIR LAUT DAN KUALITAS AIR PERMUKAAN Penurunan
kualitas air laut ditandai dengan adanya kualitas peningkatan air Kegiatan
pelabuhan kekeruhan konstruksi akan dan pada peningkatan pencemaran air
laut. Penurunan pembangunan berpotensi menimbulkan dampak penurunan
kualitas air laut terutama pada tahap Pengerukan (capital dredging) dan
pembuangan material keruk. Kegiatan operasional akan mempengaruhi fungsi
dan tata guna lahan adalah terjadinya perubahan mata pencaharian dan
pendapatan penduduk, dan persepsi terhadap kepadatan peningkatan negatif
aktivitas kesempatan keresahan kerja dan berusaha, timbulnya kualitas air laut
dan kualitas air permukaan (jika pembangunan pelabuhan terletak di sekitar
sungai) dengan adanya peningkatan pencemaran terutama yang dihasilkan dari
discharge kimia air limbah digunakan domestik untuk dan non domestik (air
balast, tank cleaning dan bahan yang perawatan masyarakat, nelayan,
gangguan peningkatan serta lalulintas pelayaran, bangkitan lalulintas darat. 9
kapal), kapal. kegiatan operasional loading- offloading di pelabuhan serta korosi
pada 5. GANGGUAN TERHADAP BIOTA PERAIRAN Kegiatan pembangunan
Pelabuhan akan 4. PERUBAHAN POLA ARUS LAUT, GELOMBANG, SEDIMENTASI,
DAN GARIS PANTAI Kegiatan pembangunan pelabuhan beserta fasilitasnya akan
mempengaruhi terjadinya perubahan gelombang perubahan batimetri, dan pola
pola arus laut dan secara simultan yang dapat memberikan dampak yang sangat
penting terhadap biota perairan yang berada disekitar wilayah lahan, pelabuhan.
pemancangan Kegiatan tiang fisik pembukaan dan fasilitas pondasi,
pembangunan struktur pelabuhan dapat mengganggu biota yang ada di
wetland/lahan basah seperti mangrove, bangsa krustase, larva-larva ikan, dan
biota perairan lainnya seperti terumbu karang dan padang lamun. Gangguan
terjadi terhadap biota perairan maupun dapat tidak mengakibatkan dampak
turunan yaitu adanya sedimentasi mengakibatkan abrasi dan akresi (perubahan
garis pantai). Jika bagian struktur pelabuhan menonjol ke arah laut, maka
mungkin terjadi erosi pada garis pantai di sekitarnya akibat transpor sediment
sejajar pantai yang terganggu. Dampak ini merupakan isu yang paling penting
dalam setiap pembangunan di wilayah pesisir, sehingga dalam rencana
pengelolaan dan rencana pemantauan harus dilakukan secara
berkesinambungan. secara langsung langsung. Secara langsung disebabkan oleh
kegiatan pengerukan dan dan pembangunan, sedangkan secara tidak langsung
merupakan dampak lanjutan dari penurunan kualitas air laut akibat
operasionalnya pelabuhan. 10 Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk
Kegiatan Pembangunan Pelabuhan 1. PERUBAHAN FUNGSI DAN TATA GUNA
LAHAN Rencana Pengelolaan Membuat desain kegiatan yang sesuai dengan
tata guna lahan eksisting. Rencana Pemantauan Pemantauan tata guna lahan
secara berkala untuk memastikan tidak ada perubahan tata guna lahan.
pembangunan perumahan; kegiatan perumahan serta dapat mengurangi kadar
polutan di kawasan Melakukan penyiraman tanah atau jalan secara teratur.
Memasang alat peredam suara pada mesinmesin dan kendaraan; Operasional
pemasalah abrasi baru di tempat lain. Upaya pelindungan pantai tersebut antara
lain: Pembangunan tembok laut (sea wall) dan revetment Tembok laut da
revetment adalah stuktur yang dibangun pada garis pantai sebagai pembatas
antara daratan di satu sisi dan perairan di sisi lain. Fungsi struktur ini adalah
struktur dan yang ditempatkan pada jarak tertertentu dari pantai dibangun ini
sejajar Bangunan energi pantai. dimaksudkan gelombang Daerah sehingga akan
menahan menghempas daerah sedimen dibelakang angkutan terhenti di
bangunan ini akan lebih tenang daripada sekitarnya, sejajar pantai belakangnya.
Karena menimbulkan pantai, maka pembangunan dampak perlu akresi adanya
breakwater dan abrasi pengelolaan lingkungan dengan membuat pengaman baik
berupa hard structure maupun soft bstructure di tempat terjadinya abrasi pantai.
Disamping 12 Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan
Pembangunan Pelabuhan itu dalam membuat pengaman pantai juga harus
mempertimbangkan sedimen sel (coastal cell). Rencana Pemantauan
Pemantauan terhadap kemudian dilakukan secara pantai periodik dengan atau
dengan penurunan kualitas air laut, sehingga apabila pengelolaan kualitas air
laut telah dilakukan dengan baik, maka akan dapat memimalkan gangguan
terhadap biota perairan. Selain itu, dapat juga dilakukan upaya penanaman
kembali jenis-jenis biota yang terkena dampak atau hilang, dengan cara
penanaman lokal/asli terumbu konservasi kembali atau karang. terhadap jenisjenis melakukan Memberikan pekerjamangrove transplatasi pelatihan perubahan
digunakan garis membuat patok awal sebagai titik ikat yang sebagai dasar
acuan dari perubahan garis pantai. 5. GANGGUAN TERHADAP BIOTA PERAIRAN
Rencana Pengelolaan Gangguan memerlukan yang terkena terhadap rencana
dampak. biota perairan yang pekerja konstruksi dan pelaksanana operator
pelabuhan akan dapat lebih meningkatkan kesadaran terhadap pengelolaan
lingkungan. Rencana Pemantauan pengelolaan Pada Metode pemantauan yaitu
dengan cara spesifik, tergantung dari jenis biota perairan umumnya,
pelaksanaan kegiatan konstruksi dan operasi secara terarah dapat
meminimalkan dampak terhadap biota perairan. Gangguan terhadap biota
perairan ini sangat erat hubungannya pengambilan sampel dan analisa
laboratorium yang dilakukan secara berkala. 13 Buku panduan ini adalah alat
bantu penilaian dokumen AMDAL atau UKL-UPL yang bersifat umum dan cukup
fleksibel terhadap terhadap hal-hal kemungkinan perubahan kondisi setempat,
sehingga diharapkan penilai dapat memperhatikan pula kondisi lokal dalam
melakukan penilaian. Semoga buku panduan ini dapat memberikan manfaat
untuk terwujudnya pembangunan khususnya yang pada berwawasan
lingkungan, yang perlu diperhatikan akibat perbedaan kondisi di lapangan.
pembangunan pelabuhan. Kegiatan pembangunan pelabuhan memiliki beberapa
aspek yang sangat tergantung pada 14 Lampiran Daftar Proses Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup (AMDAL, UKL/UPL) DAFTAR PROSES PENYUSUNAN
DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL, UKL/UPL) Jenis Proyek: PELABUHAN
KONSTRUKSI DAN OPERASIONAL DAFTAR PROSES Jenis Proyek: PELABUHAN LAUT
REHABILITASI DAN PENGEMBANGAN 0.1 Permohonan: [ ] AMDAL [ ] UKL/UPL [ ]
Pemantauan/Inspeksi 0.2 Nama Proyek:
____________________________________________
__________________________________________________________ 0.3 Lokasi: