Anda di halaman 1dari 31

Anjar Hastomo G (130513605989)

Bambang Setiawan (130513605963)


Garis lengkung pada gambar tersebut menunjukkan
jejak atau lintasan sebuah partikel bermassa m yang
bergerak di dalam bidang xy dan di sebabkan oleh gaya
resultan F yang besar dan arahnya dapat berubah-ubah dari
titik di atas lintasan itu. Sekarang mari kta uraikan gaya itu
menjadi komponen Fs di sepanjang lintasan itu dan
komponen FN normal lintasan
Gambar Lintasan sebuah partikel pada bidang – xy
Komponen FN tegak lurus terhadap kecepatan v,
merupakan gaya sentripetal, dan efeknya hanay
mengubah arah kecepatannya. Efek komponen c
mengubah besar kecepatannya.
Andaikan s adalah jarak partikel yang di ukur dari
titik tertentu O, di sepanjang lintasan. Pada umumnya,
besar Fs adalah fungsi dari s. Berdasarkan hukum
kedua newton.

karena adalah fungsi s, kita gunakan dalail rantai, dan


menulis
Maka akan diperoleh

Kalau v1 merupakan kecepatan apabila s = s1 dan v2


apabila s = s2 maka,

Integral pada ruas kiri disebut usaha W yang dilakukan


oleh gaya F, antara titik s1 dan titik s2
Integraal ini, dinamakan garis Fs, tentu saja dapat
dihitung hanya apabila komponen Fs diketahui sebagai
fungsi dari s, atau apabila Fs maupun s diketahui sebagai
fungsi dari sebuah variabel lainnya. Akan tetapi integral
pada ruas kanan dari persamaan di atas senantiasa dapat
dihitung :

Setengah hasil kali massa partikel kuasdrat besar


kecepatannya disebut energi kinetik partikel itu, Ek :
Karena itu persamaan tersebut dapat di tulis

W= Ek2 – Ek1

Artinya, usaha gaya resultan yang dilakukan terhadap


sebuah partikel sama dengan perubahan energi kinetik
partikel tersebut. Ungkapan ini disebut asas energi-
usaha.
Dalam pengertian sehari-hari, kata usaha
dipakai untuk semua bentuk kegiatan yang
memerlukan otot atau pikiran. Dalam fisika, usaha
berkaitan dengan suatu perubahan. Seperti kita
ketahui, gaya dapat menghasilkan perubahan.
Apabila gaya bekerja pada benda yang diam , benda
tersebut bisa berubah posisinya. Sedangkan bila
gaya bekerja pada benda yang bergerak, benda
tersebut bisa berubah kecepatannya.
Usaha yang dilakukan oleh suatu gaya adalah hasil
kali antara komponen gaya yang segaris dengan
perpindahan dengan besarnya perpindahan. Usaha juga
bisa didefinisikan sebagai suatu besaran scalar yang di
akibatkan oleh gaya yang bekerja sepanjang lintasan.
Misalkan suatu gaya konstan F yang bekerja pada
suatu benda menyebabkan benda berpindah sejauh s dan
tidak searah dengan arah gaya F, seperti ditunjukkan pada
gambar di bawah ini. Komponen gaya yang segaris
dengan perpindahan adalah F = F cos q.
W = F . s = (F cos q ) . s = Fs cos q
Dalam satuan mks satuan usaha adalah satu newton
meter (1 N m), yang disebut satu Joule (1 J). Satuan
dalam sistem cgs adalah satu dyne centimeter (1dyn cm),
disebut satu erg. Karena 1m = 100 cm dan 1 N = 105
dyne maka

1N m = 107 dyn cm, atau 1 J = 1 erg


Dalam sistem british, satuannya adalah foot puond (1 ft
lb)
1 J = 0.7376 ft lb atau 1ft lb = 1,356 J
Rumus untuk usaha suatu gaya dapat dituliskan dalam
beberapa cara. Kalau q adalah sudut antara vektor gaya
F dan vektor perpindahan ds yang sangat kecil,
komponen Fs sama dengan F cos q ,dengan demikian

Dalam perhitungan mengenai usaha dan gaya, besar


vektor ds dikalikan dengan besar komponen vektor F
lainnya dalam arah ds. Hasilnya disebut hasil kali
skalar.
Karena itu hasilkali skalar sembarang dua vektor A dan
B didefinisikan sebagai skalar, yang sama dengan
hasilkali besar masing-masing vektor dengan cisinus
sudut q antara arah-arah positifnya :
A . B = AB cos q.
Jelaslah bahwa, (A . B = B . A). Dalam notasi baru ini
usaha suatu gaya dapat situlis
Dalam hal khusus di mana F besarnya kostan dan
membentuk sudut konstan dengan arah gerak titik
tangkapnya, maka F cos q konstan, dan dapat di
keluarkan dari tanda integral. Bila selain itu pepindahan
kita ukur dari awal gerak, dan mengandaikan s1 = 0 dan
s2 = s maka usaha itu adalah

Kalau haya itu konstan dan sama arahnya atau


berlawanan dengan arah gerak, sudut q sama dengan nol
atau 180° cos q = ± 1, dan
W = ± Fs.
Artinya, hanya untuk kejadian khusus ini kita dapat
mengatakan, “usaha sama dengan gaya yang dikalikan
dengan jarak”. Tetapi harus diingat, bahwa definisi
umum usaha suatu gaya adalah
Komponen P dalam arah gerak adalah P cos q.
Karena itu usaha gaya P adalah
WP = ( P cos q ) . s.
Gaya w dan N kedua-duanya tegak lurus terhadap
perpindahan, jadi
Ww = 0, WN = 0.
Gaya gesekan f berlawanan dengan arah perpin-
dahannya, sehingga usaha gaya gesekan adalah
Wf = -fs
Karena usaha adalah besaran skalar, udaha total W
semua pada benda itu adalah jumlah aljabar (bukan
vektor) usaha masing-masing
W = WP + Ww + WN + Wf
= ( P cos q ) . s. + 0 + 0 – f . s
= ( P cos q - f) s.
Energi kinetik adalah besaran skalar, seperti halnya
Usaha. Energi kinetik benda yang bergerak hanya
bergantung pada besar kecepatannya atau lajunya dan bukan
pada arah kemana benda itu bergerak atau pada proses yang
mengatur geraknya.
Berdasarkan asas energi-usaha perubahan energi kinetik
suatu benda hanya bergantung pada usaha W = ∫F. ds dan
bukan pada harga F dan s masing-masing. Artinya , gaya itu
mungkin besar dan perpindahan kecil, atau mungkin
sebaliknya yang betul. Kalau massa m dan laju v1 dan v2
diketahui, usaha gaya resultan dapat diketahui tanpa
mengetahui sama sekali tentang gaya dan perpindahan.
Kalau usaha W positif, energi kinetik akhir lebih besar
daripada energi kinetik awal, dan energi kinetiknya
bertambah. Kalau usaha W negatif, energi kinetik berkurang.
Dalam hal khusus, uaha sama dengan nol, energi kinetik
tetap konstan.
Satuan energi kinetik adalah 1 kg m2 sek-2 (dalam mks),
1 g cm2 sek-2 (dalam cgs), dan 1 slug ft2 sek-2 (dalam British).
Akan tetapi, satuan energi kinetik dalam setiap sisitem sama
dengan satuan usaha dalam sistem yang bersangkutan, dan
energi kinetik biasanya dinyatakan dalam Joule, erg, atau
foot-pound. Yaitu
1 kg m2 s-2 = 1 N m-1 s2 . m2 s-2 = 1 N m = 1 J
1 g cm2 sek-2 = 1 erg 1 slug ft2 sek-2 = 1 lb ft
Ek trans = ½ m v2
Ek rot = ½ I w2
Ek = Energi Kinetik
m = massa
v = kecepatan
I = momen inersia
w = kecepatan sudut
Umpamanya sebuah benda bermassa m dan
beratnya (w=mg), bergerak vertikal dari sebuah titik di
mana pusat beratnya ada pada ketinggian y1 di atas
suatu bidang yang dipilih sembarang ketinggalan
pangkal hitungan menuju sebuah titik yang tingginya
y2. Arah gaya gravitasi berlawanan dengan perpindahan
gaya usaha ini adalah
Wgrav = -w(y2-y1) = -(mgy2 - mgy1)
Usaha gaya gravitasi adalah -mg(y2 - y1) tidak peduli
apakah benda itu naik atau turun.
 gambar
Wgrav = -w(y2-y1) = -(mgy2 - mgy1)
Wtotal= ΔEk
W’+ Wgrav = Ek2 – Ek1
W’-(mgy2 - mgy1) = (½ mV22 - ½ mV12)
W’ =(½ mV22 +mgy2 ) - (½ mV12 + mgy1)
= (½ mV22 - ½ mV12) + (mgy2 - mgy1)
Ep + Ek = Em
W’ = Em2 - Em1
Gambar di atas menunjukkan sebuah benda bermassa m di
atas permukaan datar. Salah stu ujung pegas dilekatakan
kepada benda tersebut dan ujung lainnya diikatkan tetap.
Ambialah pangkal koordinat posisi benda pada saat pegas
tidak regang (gambar a). Tariklah benda tersebut dengan gaya
P hanya besarnya cukup untuk mergangkan pegas tersebut.
Begitu pegas mulai memanjang, suatu gaya F di dalam pegas
tersebut berlawana dengan arah gaya P. Gaya F dinamakan
gaya elastik.
Kalau gaya P diperkecil atau dibuat nol, gaya elastik
itu akan memulihkan pegas tersebut dalam keadaan
normal (tidak regang), oleh sebab itu kita namakan saja
gaya pemulih. Robert Hooke pada tahun 1678 yang mula-
mula mendalami gaya pemulih ini. Dia mengamati bahwa
perpanjangan x sebuah pegas tidak begiru besar sehingga
terjadi distorsi yang permanen pada pegas tersebut, maka
gaya itu akan berbanding langsung dengan perpanjangan
,atau
F = kx,
yang merupakan persamaan hukum Hooke. Konstanta
perbandingan k disebut konstanta gaya atau koefisien
(angka) kekuatan.
Usaha gaya elastik Wel dalam tiap proses di mana pegas
diregangkan dari harga x1 ke x2 adalah :

Karena arah F berlawanan dengan arah dx, cos q = -1


maka dari itu

atau

Untuk lebih jelas mengenai persamaan energi potesial


elastisitas laihatlah persamaan di berikut,
Wtotal= ΔEk
W’+ Wel = Ek2 – Ek1
W’= (½ kx22 – ½kx12) = (½ mV22 - ½ mV12)
W’= (mV22 - mV12) + (½ kx22 – ½kx12)
Epel = ½ kx2
W’ = (½ mV22 + ½ kx22) - (½ mV12 + ½ kx12)
= (Ek2 + Ep2 ) - (Ek1 + Ep1 )
W’ = Em2 - Em1
Bunyi hukum kekekalan energi, “Energi tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat
diubah dari satu bentuk ke bentuk energi lain”.

Ebensin <> Ekimia <> Egerak


Emekanik = Ek + Ep
Emekanik = konstan (kekal), selama tidak ada gaya dari
luar.
Cepatnya usaha yang dilakukan per satuan waktu
oleh pelakunya di sebut daya power. Faktor waktu tidak
tekandung dalam definisi usaha. Jumlah usaha yang
dilakukan untuk meningkatkan suatu beban
yangberatnya tertentu sampai tinggi tertertu akan sama
saja, apakah dilakukan dalam waktu 1 sekon, 1 jam,
maupu 1 tahun. Tetapi biasany diketahui cepatnya
(rate) usaha itu dilakukan, selain jumlah totalnya.
Jika usaha sejumlah ΔW dilakukan dalam selang
waktu Δt, daya rata-rata ddidefinisikan sebagai berikut.
Satuan Daya

Dalam satuan mks Daya (P) adalah (J.s-1) watt


Dalam satuan cgs Daya (P) adalah (erg.s-1)
Dalam satuan British Daya (P) adalah (lb.ft.s-1)
Persamaan Daya rata-rata
Umpamakan suatu gaya F dilakukan pada sebuah
partikel saat partikel itu bergerak sejauh s sepanjang
lintasannya. Jika Fs adalah komponen F yang
menyinggung lintasan, maka usaha F bibeikan oleh
W = Fs . s

daya sesaat adalah


atau

Anda mungkin juga menyukai