Anda di halaman 1dari 7

1

11. PERHITUNGAN WAKTU DAN SUDUT JAM

10.1 Ringkasan Materi


Penentuan posisi dengan bantuan benda angkasa dapat dilakukan dengan menghitung
perbedaan waktu, sudut jam dan ketinggian benda angkasa. Perbedaan waktu dan sudut jam
dapat digunakan untuk menentukan posisi bujur pengamat, sedangkan ketinggian benda langit
digunakan untuk membantu menentukan posisi lintang pengamat.

Perhitungan waktu di muka bumi ini dibuat berdasarkan pergerakan semu matahari (Apparent
Sun/AS) mengelilingi bumi. Disebut pergerakan semu karena sesungguhnya yang bergerak
adalah bumi dalam lintasan ekliptik mengelilingi matahari (revolusi) dalam waktu satu tahun.
Dalam pergerakan semu tersebut, diproyeksikan bahwa AS membutuhkan waktu 365 ¼ hari
o
untuk mengelilingi bumi dan membentuk sudut 23 ½ (deklinasi) dengan kecepatan yang tidak
tetap (ingat hukum Kepler. Kecepatan berbeda saat bumi dekat atau jauh dari matahari).
Namun kecepatan yang tidak konstan sepanjang tahun akan menyulitkan manusia di bumi
membuat patokan/standar jam/waktu. Oleh sebab itu dibuat satu lagi proyeksi pergerakan semu
matahari. Kali ini yang digunakan adalah kecepatan bumi berputar pada porosnya (rotasi) 360 0.
Ditetapkan bahwa bumi berputar 3600 pada porosnya dalam kecepatan konstan dalam waktu
24 jam. Dibuat seolah-olah (lagi-lagi) matahari lah yang berputar mengelilingi bumi 360 0 dalam
waktu 24 jam. Pada pergerakan semu yang kedua ini, mataharinya diberi nama Mean Sun
(MS). Artinya sebenarnya adalah matahari merotasi bumi dengan kecepatan rata-rata dalam
satu hari.
Perbedaan antara waktu yang dibuat oleh posisi Matahari yang “nyata” (AS) dengan waktu
yang dibuat berdasar perhitungan waktu posisi Matahari MS, disebut dengan Persamaan Waktu
atau Equation of Time (EoT). Oleh karena perbedaan kecepatan tersebut, maka posisi MS dan
AS bisa bervariasi. Kadang MS lebih dahulu daripada AS, kadang AS lebih dahulu dari MS, dan
ada saat-saat dimana posisi AS sama dengan MS. Pemberian simbol negatif (-) atau positif (+)
pada nilai EoT menunjukkan posisi matahari mana yang lebih “di depan” dari yang lainnya.

Observatorium Greenwich di Inggris yang berlokasi di 510 28’ 38” LU, sejak tahun 1884
disepakati dan ditetapkan sebagai meridian utama 00 (prime meridian), dan menjadi tolok ukur
perhitungan posisi bujur/meridian posisi di bumi. Standar waktu berdasarkan posisi meridian

Praktikum Navigasi Kapal Perikanan


Bagian Kapal dan Transportasi Perikanan
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
2

Greenwich kemudian disebut dengan waktu Greenwich Mean Time (GMT). Dari meridian
Greenwich ke arah Timur (kanan) sejauh 1800 disebut sebagai Bujur Timur. Sedangkan ke arah
Barat (kiri) disebut sebagai Bujur Barat. Keduanya akan bertemu di meridian maya yang
disebut Garis Batas Tanggal Internasional.
Perhitungan waktu GMT ini menggunakan dasar pergerakan semu matahari MS karena
menggunakan asumsi kecepatan konstan matahari mengeliling bumi 360 0 dalam 24 jam. Oleh
karena itu maka pergerakan matahari sebesar 15 0 sepanjang equator adalah 1 jam (360/24 =
15). Indonesia menetapkan wilayah waktunya dalam tiga wilayah yaitu WIB (GMT +7), WITA
(GMT +8) dan WIT (GMT +9).
GAT atau Greenwich Apparent Time menggunakan perhitungan pergerakan matahari AS.
Diukur/dihitung sejak dari meridian GM ke posisi matahari AS.
Adapun posisi pengamat (observer) terhadap matahari MS atau matahari AS memiliki sebutan
sendiri-sendiri. Perhitungan atau pengukuran besaran posisi pengamat terhadap matahari MS
ataupun AS dimulai dari meridian “Midnight” pengamat. Bila posisi nyata pengamat diberi
tanda/simbol O (Observer), maka posisi maya tempat dimulainya pengukuran berada 180o dari
garis tersebut dan dinamai sebagai meridian Pengamat Tengah Malam (Observer Midnight)
meredian (OM). Besaran waktu yang dihitung dari OM ke MS disebut LMT (Local Mean Time),
sedangkan waktu dari OM ke AS disebut LAT (Local Apparent Time).

Gambar 1 Ilustrasi untuk perhitungan waktu

Praktikum Navigasi Kapal Perikanan


Bagian Kapal dan Transportasi Perikanan
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
3

Adapun rumus perhitungan untuk menghitung posisi posisi tersebut adalah:


GMT = GAT ± EoT ( +/- tergantung posisi MS terhadap AS)
LMT = LAT ± EoT (+/- tergantung posisi MS terhadap AS)
LMT = GMT ± Bujur (ditambah atau dikurang tergantung posisi ada di Timur atau di Barat)
LAT = GAT ± Bujur (ditambah atau dikurang tergantung posisi ada di Timur atau di Barat)

Untuk posisi di gambar sebelah kiri (pengamat di BB dan MS di depan AS)


GMT = LAT + Eq. of Time + BB
LMT = GAT + Eq. of Time + BB

Untuk posisi di gambar sebelah kanan (pengamat di BT dan MS di belakang AS)


GMT = LAT – Eq. of Time – BT
LMT = GAT – Eq. of Time + BT

Contoh soal :
1) Bila di ketahui GAT 03:10, Eq of time -5 menit. Tentukan GMT nya!
GMT = GAT – Eq. of time
= 03:10 – 00:05
= 03:05
Contoh soal:
2) Kapal berlayar dari pelabuhan A pada jam 19.00 tanggal 22 Juni 2011 ke pelabuhan B
selama 150 jam. Jika waktu lokal di pelabuhan A adalah GMT -5 dan di pelabuhan B
adalah GMT -10, prediksikan kedatangan kapal tersebut di pelabuhan B!
Lama perjalanan = 150 jam/24 jam = 6 hari, 6 jam.
Kedatangan = Pukul 19.00; tanggal 22 Juni 2011 + 6 hari; 6 jam
Jam datang = Pukul 01.00; tanggal 29 Juni 2011 (waktu pelabuhan A)
Waktu di pelabuhan B = 5 jam lebih lambat
Sehingga, waktu kedatangan di B = 01.00 – 05.00 = 20.00, tanggal 28 Juni 2011.

Beralih ke pengukuran sudut jam. Sudut jam adalah busur katulistiwa angkasa diukur dari
meridian tertentu ke arah Barat sampai ke meridian yang melalui benda langit. Informasi

Praktikum Navigasi Kapal Perikanan


Bagian Kapal dan Transportasi Perikanan
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
4

tentang sudut jam, akan membantu menentukan posisi benda langit yang diamati, yang pada
akhirnya akan membantu mengetahui posisi lintang pengamat. Dalam sudut jam dikenal juga
beberapa istilah seperti Greenwich Hour Angle (GHA), Local Hour Angle (LHA), Siderial Hour
Angle (SHA*), Greenwich Hour Angle Aries (GHA δ), Right Ascension of Star (AR), dan
Greenwich Hour Angle of Star (GHA*). Definisi yang lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.

Praktikum Navigasi Kapal Perikanan


Bagian Kapal dan Transportasi Perikanan
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
5

Rumus:
GHA = GMT ± 12 jam
LHA = GHA ± Bujur
GHA * = GHA δ + SHA *

Gambar 2 Ilustrasi untuk perhitungan sudut jam

Perbedaan dan persamaan antara GHA dengan GAT:


1. Keduanya mengacu pada posisi matahari AS
2. Tapi GAT diukur dari meridian GM, sedangkan GHA diukur dari meridian G.

Dengan demikian hubungan antara GHA dan GAT dengan GMT ditentukan oleh Equation of
Time (EoT). Karena GHA dan GAT mengacu pada matahari AS, sedangkan GMT mengacu
pada matahari MS. Posisi MS dan AS dilihat dari nilai EoT nya.

Contoh Soal:
Hitung LHA jika diketahui GHA = 110o dan pengamat berada pada posisi 60o BB!
LHA = GHA – BB
= 110o – 60o
= 50o

10.2 Pelaksanaan Praktikum


9.2.1 Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan perhitungan waktu dan yang diperlukan dalam pelayaran

9.2.2 Alat
1) Globe;
2) Peta Laut;
3) Kalkulator;
4) Spidol warna; dan

*peralatan No. 3 – 4 dipersiapkan oleh masing-masing kelompok.

9.2.3 Petunjuk
1) Lakukan pengamatan pada globe untuk mendefinisikan waktu dan sudut jam;
2) Pelajari contoh soal yang ada; dan
3) Kerjakan lembar kerja yang tersedia!

Praktikum Navigasi Kapal Perikanan


Bagian Kapal dan Transportasi Perikanan
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
6

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM NAVIGASI

Perhitungan Waktu dan Sudut Jam

Hari/Tanggal : …………………………………….
Nama : ……………………………………. Nilai
NRP : …………………………………….
Kelompok : …………………………………….
Asisten : …………………………………….
Dosen : …………………………………….

1) Jawablah soal di bawah ini


a. GAT adalah 03:26 Eq. of time -6’25”. Tentukan GMT !
b. LAT adalah 12:58 Eq. of time +5’45”. Tentukan LMT !
c. GAT 10 jam 39 menit 12 detik. Pengamat berada pada titik 58o 23’ BB. Hitung LAT!
d. Pengamat berada pada posisi 124o 54’ BT dan waktu GMT 09:54. Bila Eq. of time -6’
45”. Tentukan LAT!
e. Pengamat berada pada posisi 94o50’ BB dan waktu GAT 12:24. Bila Eq. of time
+5’3”. Tentukan LMT!

2) Jawablah soal di bawah ini


a. GHA = 240o, pengamat berada pada 135o 0’ 0’’ BT, tentukan LHA!
b. GAT = 08:25, Eq. of time = +5’00”, tentukan GHA!
c. GMT = 15:30, bila pengamat berada di 30o 40’ 00” BT, tentukan LHA!
d. GHA Aries = 217o 8’ dan SHA Vega = 87o 42’, Bujur Pengamat = 42o 18’ BB tentukan
LHA Vega!
e. LHA Rigel = 182o 15’, Bujur Pengamat = 169o 18’ BT, GHA Aries = 342o 17’, tentukan
SHA Rigel!

Praktikum Navigasi Kapal Perikanan


Bagian Kapal dan Transportasi Perikanan
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
7

3) Sebuah kapal tuna long line sedang melakukan hauling di sebuah wilayah perairan.
Menurut jam chronometer kapal yang diatur untuk menunjukkan waktu Greenwich, saat
itu adalah pukul 04.15 GMT. Prediksikan waktu setempat (saat hauling dilakukan),
apabila dengan bantuan GPS diperoleh posisi kapal adalah 55 O 39’ 17” LU – 169 o 45’
30” BT!

4) Sebuah kapal pengangkut ikan tuna berangkat dari PPN Nizam Zahman pada jam 21.00
WIB tanggal 18 April 2019 menuju Pelabuhan Kaimana di wilayah Papua. Berdasarkan
rencana pelayaran yang dibuat, kapal tersebut akan berlayar selama 130 jam dengan
kecepatan rata-rata 15 knot. Prediksikan kedatangan kapal tersebut (tanggal dan waktu
setempat) di Pelabuhan Kaimana!

5) Pada hari Rabu, 9 Juni 2019, sebuah kapal berlayar dari Pago Pago, American Samoa
(14O 16’ 32” LS – 170o 42’ 7” BB) menuju Port of Suva, Kepulauan Fiji (17O 42’ 48” LS –
178o 3’ 54” BT; GMT +12) dengan kecepatan rata-rata 25 knot. Pada saat kapal
berangkat, jam menunjukkan pukul 16.15 waktu setempat (GMT - 12). Jarak antara
kedua tempat tersebut adalah 767 nmil. Hitung kapan waktu kedatangan kapal tersebut
di Port of Suva (tanggal setempat dan waktu di atas kapal).

Kerjakan di lembar terpisah dengan disertai ilustrasi yang tepat!

Praktikum Navigasi Kapal Perikanan


Bagian Kapal dan Transportasi Perikanan
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Anda mungkin juga menyukai