MATEMATIKA BISNIS
KESEIMBANGAN PASAR
Disusun oleh:
Novella sari
150422244
2018
FUNGSI PERMINTAAN, FUNGSI PENAWARAN
DAN KESEIMBANGAN PASAR
atau
0 Q
a 1
P=— + — Q
b b
Dalam bentuk persamaan di atas terlihat bahwa variable P (price, harga) dan
variable Q (quantity, jumlah) mempunyai tanda yang berlawanan, yang mencerminkan
hukum permintaan.
Bentuk Umum Fungsi Penawaran:
Di dalam bentuk persamaan di bawah ini terlihat bahwa variable P (harga) dan
variable Q (jumlah) mempunyai tanda yang sama, yaitu sama-sama positif. Hal ini
mencerminkan hukum penawaran.
P
Q=a– bP
a 1 a/b
P=— - — Q
b b -a 0 Q
Keseimbangan Pasar:
Pasar suatu macam dikatakan berada dalam keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah
barang yang diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Secara matematis dan secara grafis ditunjukkan oleh persamaan Qd = Qs , yakni pada
perpotongan kurva permintaan dengan kurva penawaran. Pada keadaan seimbang akan
tercipta harga keseimbangan (equilibrium price) dan jumlah keseimbangan(equilibrium
quantity).
Rumus Keseimbangan Pasar:
P
Qd = Qs
Qs
Keterangan:
E
Qd : jumlah permintaan Pe
Qs : jumlah penawaran
E : titik keseimbangan Qd
Pe : harga keseimbangan 0 Q
Qe : jumlah keseimbangan Qe
Contoh:
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 3 + 0,5 Q.
Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar?
Permintaan : P = 15 – Q Q = 15 – P Keseimbangan pasar:
Penawaran : P = 3 + 0,5 Q Q = -6 + 2 P Qd = Q s
P 15 – P = -6 + 2P
21 = 3 P
15 P = 7
Qs
Q = 15 - P
= 15 - 7
7 = 8
3 Jadi Pe = 7 dan Qe = 8
Qd
0 8 15 Q
Pengaruh Pajak Spesifik terhadap Keseimbangan Pasar
Pengenaan pajak atau pemberian subsidi atas suatu barang yang diproduksi/dijual
akan mempengaruhi keseimbangan pasar barang tersebut, mempengaruhi harga
keseimbangan dan jumlah keseimbangan.
Pengaruh Pajak
Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual
barang tersebut naik. Setelah dikenakan pajak, maka produsen akan mengalihkan
sebagian beban pajak tersebut kepada konsumen, yaitu dengan menawarkan harga jual
yang lebih tinggi. Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta di pasar menjadi lebih
tinggi daripada harga keseimbangan sebelum pajak, sedangkan jumlah keseimbangan
menjadi lebih sedikit.
Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan kurva
penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih besar (lebih tinggi) pada sumbu
harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ,maka sesudah pajak ia
akan menjadi P = a + bQ + t. Dengan kurva penawaran yang lebih tinggi (cateris
paribus), titik keseimbangan akan bergeser menjadi lebih tinggi.
Contoh:
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q,
sedangkan penawaranannya P = 3 + 0.5 Q. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak
sebesar 3 perunit. Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum pajak
dan berapa pula jumlah keseimbangan sesudah pajak ?
Jawab:
Sebelum pajak Pe = 7 dan Qe = 8 (contoh di atas). Sesudah pajak, harga jual yang
ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi. Persamaan penawaran berubah dan kurva
bergeser ke atas.
Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0.5 Q
Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0.5 Q + 3
P = 6 + 0.5 Q Q = -12 + 2 P
Sedangkan persamaan permintaan tetap :
Q = 15 – P
Keseimbangan pasar : Qd = Qs
15 – P = -12 + 2P
27 = 3P
P = 9
Q = 15 – P
= 15 – 9
= 6 Jadi, sesudah pajak : Pe’ = 9 dan Qe’ = 6
P
Qs’ (sesudah pajak)
E’ Qs (sebelum pajak)
9
7 E
6
3 Qd Q
0 6 8 15
8.4 E’
7 E
Qd
0 6,6 8 Q
Besarnya beban pajak yang ditanggung oleh konsumen untuk setiap unit barang
yang dibeli adalah tk = Pe’ – Pe = 8.4 – 7 =1.4 (67 %).
Sedangkan yang ditanggung oleh produsen adalah tp = t – tk = 2.1 – 1.4 = 0.7 ( 33%).
Adapun jumlah pajak yang diterima pemerintah adalah : T = Qe’ x t
Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, dan sering disebut pajak
negatif. Pengaruh terhadap pajakjuga berkebalikan dengan keseimbangan akibat pajak.
Subsidi juga dapat bersifat spesifik dan juga proposional.
Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan barang
menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah. Dampaknya harga
keseimbangan yang tercipta di pasar lebih rendah daripada harga keseimbangan sebelum
atau tanpa subsidi,dan jumlah keseimbangannya menjadi lebih banyak.
Dengan subsidi spesifik sebesar s kurva penawaran bergeser sejajar ke bawah,
dengan penggal yang lebih rendah( lebih kecil ) pada sumbu harga. Jika sebelum subsidi
persamaan penawaran P = a + bQ, maka sesudah subsidi akan menjadi P’ = a + b Q – s =
( a – s ) + b Q. Karena kurva penawaran lebih rendah, cateris paribus, maka titik
keseimbangan akan menjadi lebih rendah.
Contoh:
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q,
sedangkan penawaraannya P = 3 + 0.5 Q. Pemerintah memberikan subsidi sebesar 1.5
terhadap barang yang diproduksi. Berapa harga keseimbangan dan jumlahnya tanpa dan
dengan subsidi.
Jawab:
Tanpa subsidi, Pe = 7 dan Qe = 8 (pada contoh kasus di atas)
Dengan subsidi , harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih rendah,
persamaan penawaran berubah dan kurvanya turun.
Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0.5 Q
Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0.5 Q – 1.5
P = 1.5 + 0.5 Q Q = -3 + 2 P
Keseimbangan pasar setelah ada subsidi:
Qd = Qs
15 – P = -3 + 2P
18 = 3 P
P =6
Q = 15 – P
= 15 – 6 = 9
Jadi, dengan adanya subsidi : Pe’ = 6 dan Qe’ = 9
P
15
Qs (tanpa subsidi)
E Qs’ (dengan subsidi)
7
6 E’
3 Qd Q
1.5
0 8 9 15
Qdy = Qsy
6 + Px – Py = - 4 – Px + 3 Py
Px +Px = -4 –6 +3 Py +Py
2 Px = - 10 + 4 Py ……………………(2)
Qx = 5 – 2 Px + Py Qy = 6 + Px - Py
= 5 – 2 (3) + 4 =6+3-4
= 3 = 5
Daftar Pustaka:
1. Dumairy. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. 1999. BPFE.
Yogyakarta.