Anda di halaman 1dari 6

PAPER EPIDEMIOLOGI RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

“SURVEILANS KESEHATAN KERJA DAN POTENSI BAHAYA PROSEDUR KERJA”

DISUSUN OLEH :

NURFAIDA SAID (22003010)

TRISNA DEWI (22003028)

ROSALINA MURAFER (22003026)

HANNA OKTO ADEL RIANA (22003032)

FILA DELMA OLIVIA (22203079)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

KESEHATAN MASYARAKAT

2020
A. Surveilans Kesehatan Kerja

Surveilans kesehatan kerja menurut NIOSH (National Institut Occupational Safety And
Health) adalah usaha pengumpulan data secara sistematis dan berkelanjutan, melakukan analisis
atas data tersebut serta melakukan interpretasi dengan tujuan untuk perbaikan dari segi kesehatan
dan keselamatan kerja sedangkan menurut Schulte (2008), didefinisikan sebagai kegiatan yang
dilakukan secara sistematik dan terus menerus dalam pengumpulan, analisis dan penyebaran
informasi paparan dan data kesehatan pada kelompok pekerja.

a. Tujuan dari surveilans :

1. Identifikasi faktor risiko ditempat kerja


2. Identifikasi pekerja berisiko dengan menentukan similar exposure group
3. Menentukan dampak kesehatan akibat pajanan suatu hazard ditempat kerja
4. Identifikasi pola penyakit dan identifikasi masalah kesehatan pada pekerja
5. Menilai tren perkembangan penyakit dari waktu ke waktu, letak geografis dan determinan
relevan lainnya
6. Mendeteksi dini penyakit akibat kerja berdasarkan fakta
7. Menentukan beberapa penyakit yang paling sering diderita pekerja
8. Mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan
9. Memastikan proteksi kesehatan pada pekerja beresiko, termasuk pekerja yang rentan
10. Menyediakan data yang dapat dijadikan dasar untuk membuat peraturan
11. Mematuhi peraturan perundangan, standar kerja yang digunakan sebagai acuan
(Kurniawidjaja & Ramdhan, 2019).

b. Manfaat dari surveilans :


1. Sebagai sistem peringatan dini
2. Pengumpulan data
3. Investigasi dan konfirmasi kasus atau wabah
4. Analisis rutin dan Pembuatan Laporan
5. Memberikan informasi kembali (feedback) kepada penyedia informasi
6. Menindaklanjuti dan melaporkan data ke tingkat administrasi selanjutnya (WHO, 2014)
c. Ruang lingkup surveilans kesehatan kerja

Kegiatan ini merupakan serangkaian kegiatan identifikasi/inventarisasi, pengukuran


pajanan, analisis dan diseminasi/komunikasi hazard kesehatan yang spesifik bagi populasi
pekerja berisiko dengan cara sistematis dan kontinyu untuk perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi (Kurniawidjadja, 2015) dan merupakan surveilans terhadap pajanan dan efek
kesehatannya (D, Koh & T,-C A, 2003).

Surveilans hazard kesehatan dibagi lagi menjadi 3 yaitu:

1. Surveilans pajanan

Surveilans pajanan dibagi menjadi 2 yaitu: Walk Through Survey (WTS) dan Surveilans
Pajanan Komprehensif. Walk through survey disebut juga survei observasi merupakan
identifikasi/rekognisi pajanan hazard terhadap pekerja untuk untuk pengendalian kontrol.
Surveilans Pajanan Komprehensif merupakan pengukuran besarnya pajanan hazard di pekerja
terhadap NAB-nya untuk melihat tingkat risiko.

WTS merupakan salah satu tipe dari surveilans pajanan yaitu proses menilai distribusi dan tren
pada penggunaan dan level pajanan suatu hazard, yang pelaksanaannya bisa melalui
pendekatan kualitatif atau semikuantitatif & penggunaannya terutama bila ada keterbatasan
sumber daya. Contohnya yaitu inspeksi ke area kerja yang melibatkan P2K3 (Panitia Pembina
K3) atau komite K3 perusahaan yang diikuti oleh manajemen dan perwakilan pekerja dari
lintas departemen. Kegiatan WTS ini memiliki keuntungan yaitu: kita bisa mengidentifikasi
bahaya utama di lokasi tempat kerja, mendapatkan gambaran lengkap tentang kegiatan kerja,
meninjau efektivitas pengendalian risiko yang telah dilakukan dan mengenal keluhan gangguan
kesehatan pekerja. Adapun kegiatan pokok WTS ada 5 yatu: Melihat adanya hazard,
Menetapkan kelompok pekerja yang berisiko dan cara pajanan, Mengevaluasi risiko dan
menilai tindakan pencegahan telah memadai dan efektif, Mencatat semua temuan, dan
Mengkaji ulang hasil penilaian risiko dan melakukan perbaikan.
Tahapan pajanan secara komprehensif yaitu:

a. Evaluasi Awal (Initial Evaluation): evaluasi ini bertujuan untuk memperoleh semua
informasi yang relevan mengenai hazard di tempat kerja, pola kerja dll; mengamati proses
operasi,mencari sumber pajanan, dan penilaian secara kualitatif
b. Survei Dasar (Basic Survey): pengambilan sampel personal untuk kelompok risiko tinggi
secara komprehensif dan kelompok pajanan serupa dan pengambilan sampel yang
difokuskan pada level pajanan tertinggi.
c. Survei lebih detail (Detailed Survey): sebagai tindak lanjut dari hasil basic survey, jika
ternyata hasil melebihi NAB dan pengukuran dilakukan lebih ekstensif meliputi
keseluruhan proses kerja (shift).

Tujuan dari surveilans pajanan yaitu:

a. Identifikasi hazard di area kerja


b. Penentuan level pajanan agen berbahaya terhadap pekerja
c. Pemenuhan regulasi Permenaker No.5 / 2018
d. Pengukuran pajanan hazard untuk pengendalian kontrol
e. Pengukuran efisiensi pengendalian

2. Surveilans dampak / efek kesehatan

Ada 4 jenis surveilans dampak / efek kesehatan ini yaitu 1.Sebelum pekerja ditempatkan (Fit
to Work), 2.Periodik (minimal sekali setahun), 3.Setelah pekerja kembali dari absen, dan
4.Sebelum dan sesudah penempatan pekerja pada tugas yang melibatkan hazard kesehatan.

Tujuan survailans dampak / efek kesehatan ini yaitu:

a. Identifikasi dampak buruk pekerjaan atau pajanan suatu zat terhadap kesehatan sedini
mungkin (pencegahan sekunder)
b. Identifikasi hazard yang mungkin berisiko bagi beberapa orang dengan faktor somatik
tertentu (pencegahan primer).
3. Pemantauan biologis

Pemantaua biologis ini biasanya disebut juga dengan IPB (Index Pajanan Biologis) / BEI
(Biological Exposure Index) yang merupakan standar maksimal suatu bahan yang terkandung
atatu tersimpan dalam tubuh manusia. Tujuan dari pemantauan biologis yaitu:

Identifikasi apakah hazard tersimpan di dalam tubuh (bukan semata fokus pada gangguan
kesehatan yang ditimbulkan suatu hazard), evaluasi bagi pajanan hazard kimia.

B. Potensi Bahaya Prosedur Kerja


Di Indonesia, penduduk yang bekerja sebanyak 127,07 juta orang, sebanyak 53,09 juta
orang (41,78%) bekerja pada sektor formal dan 73,98 juta orang (58,22%) bekerja pada sektor
informal (BPS, 2018). Besarnya angka pekerja yang ada tidak diikuti dengan membaiknya
standar keamanan yang diterapkan di lingkungan perusahaan tersebut.
Potensi bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat
pada kerugian. Penyimpangan terhadap peraturan dari prosedur kerja, misalnya:
 Tidak mengikuti langkah demi langkah Operation Guide atau JSA.
 Berjalan di bawah pipa-pipa instalasi.
 Melompati langkah-langkah prosedur yang ditetapkan.
 Menangani peralatan listrik tanpa menyegelnya lebih dulu.
 Tidak mengenakan PPE.
 Memulai pekerjaan tanpa Surat Ijin Kerja.

Prosedur identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya

1) Mengakomodasi kegiatan rutin.

2) Mengakomodasi kegiatan non rutin.

3) Kegiatan semua orang yang memiliki akses di tempat kerja.

4) Perilaku manusia, kemampuan dan faktor manusia lainnya.

5) Mengidentifikasi bahaya yang berasal dari luar tempat kerja yang dapat mempengaruhi
kesehatan dan keselamatan personil di tempat kerja.

Anda mungkin juga menyukai