Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

PENDIDIKAN PELATIHAN DASAR (DIKLATSAR)


SETALA STIK MAKASSAR
ANGKATAN XX
SAFETY MOUNTAIN

OLEH:
Nama : Kristina Kandaure
Nama Lapangan : Headlamp
Jurusan : S1 Kesehatan Masyarakat
Angkatan : XX

MAHASISWA PENCINTA ALAM DAN LINGKUNGAN


STIK MAKASSAR
2022-2023
BIOGRAFI
 Nama : Kristina Kandaure
 Nama Lapangan : Headlamp
 Angkatan : XX
 Agama : Kahtolik
 Tempat Tanggal Lahir : Palesan, 15 Februari 2003
 Asal Sekolah : SMA Negeri 4 Toraja Utara
: SMP Negeri 3 Awan Rantekarua
: SD Negeri 2 Awan Rantekarua
 Jumblah Saudara : 5 Orang
 Anak Ke : 3
 Nama Ayah : Kanisius Jehamat
Ibu : Yohana Kandaure
 Asal Daerah : Tanah Toraja
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
saya berkat, rahmat, kesehatan, kesempatan, dan kemauan hingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam tidak lupa kami kirimkan ke
junjungan Nabi besar Muhammad SAW Nabi yang telah membawa kita kembali ke
jalan Allah SWT hingga kita dapat menikmati indahnya dunia sekarang ini. Makalah
ini dibuat sehubungan dengan tugas yang diberikan yaitu “menyusun makalah untuk
pengambilan selayer orange“
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dewan senior yang telah
memberikan bantuan demi terselesainya makalah ini. Juga kepada teman-teman yang
telah membantu secara langsung maupun tidak langsung. Terlepas dari itu semua
,saya menyadari bahwa saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sempurna
dalam makalah ini. Saya melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan
yang saya miliki. Dimana saya juga memiliki keterbatasan kemampuan. Maka dari
itu, saya bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian. Sehingga semoga
makalah berikutnya dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini, semoga makalah ini
bermanfaat bagi teman-teman dan pembaca khususnya bagi mahasiswa pecinta alam.

Makassar 08 Desember 2022

Penulis

Kristina Kandaure
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
A. Materi Indoor.............................................................................................................
1. Sejarah Setala Stik Makassar...................................................................
2. Manajemen perjalanan............................................................................
3. Mouthenerring (Hutan dan Gunung).......................................................
4. Rock Limbing (Panjat Tebing)................................................................
5. Caving (Susur Gua).................................................................................
B. Materi OutDoor.........................................................................................................
1. Botania dan Zoologi................................................................................
2. Survival...................................................................................................
3. Bivak.......................................................................................................
4. Sosialisasi Penduduk...............................................................................
5. Kesehatan Gunung..................................................................................
C. BAB III PENUTUP...................................................................................................
A. KESIMPULAN.............................................................................................
B. SARAN.........................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH MAPALA STIK MAKASSAR materi indoor
Mapala (Mahasiswa pecinta alam) stikma berdiri pada tahun 2002. Kemudian pada
tahun yang sama mengalami masa suram karena adanya penolakan.
Alasan penolakan terebut karena adanya kasus-kasus yang terjadi di kampus-kampus
lain. Secara institusi = menolak Kemudian keluarlah hasil diskusi dengan jaminan dari
Badan Ekssekusi Mahasiswa yang berisi “bahwa akan memberikan jaminan kepada
anggota mapala.
Ada 9 anggota yang pertama kali di diksar yaitu :
1. Syarif
2. Sahabuddin
3. A. Ayumar
Angkatan 1 angkatan piton
Ketua pertama : Umar
Ketua kedua : Hasmi
Dengan kemudian hari pada ketua ketiga JOKER yang kemudian mengubah Mapala
Stik Makassar menjadi Mapala Yapma.
Ketua keempat : Nur Ariansa
Ketua kelima : Edo
Ketua keenam : Phiton
Ketua ketujuh : Sandro
Ketua kedelapan : Yano pada kepemimpinan yano tahun 2010 terjadi konflik antara
suku sehingga terjadi kevakuman (dibekukan) selama 4 bulan, dan dibuka kembali
pada Tahun 2011
Ketua ke X1 : Surya
Ketua ke XII : Banteng
Kemudian pada tahun 2017 nama Mapala Yapma kembali di ubah menjadi SETALA
STIK (Sejalan, Seiring, Seirama) di cetuskan di antang dirumah dan dirintis oleh bang
Nanang (Nanank Ramadhani SKM.M,Kes)
Pemateri : Andi ayumar SKM.M,Kes
MANAJEMEN PERJALANAN
Defenisi manajemen
Menurut horold koontz dan cyril o’donnel manajemen adalah usaha untuk mencapai
suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
Perjalanan
Bergerak dari suatu titik ke titik lain.
Tahap-tahap manajemen perjalanan
 Perencanaan
 Persiapan
 Pelaksanaan
 Evaluasi
Perencanaan 5W+1H
 Where: (dimana), untuk melakukan suatu kegiatan kita harus mengetahui
dimana yang akan kita gunakan, contoh pendakian gunung burangrang, susur
gua pawon
 Who : apakah anda akan melakukan kegiatan alam tersebut sendiri atau
berkelompok contoh : satu kelompok (114 personil) terdiri dari 100 panitia dan
14 peserta
 Why : mengapa ini adalah pertanyaan yang cukup panjang dan bermaacam-
macam jawaban, contoh: untuk melakukan DIKLATSAR dan petualangan.
 When : kapan waktu pelaksanan kegiatan tersebut, berapa lama?contoh, 24
januari-februari 2011
 How : bagaimana merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif dari
jawaban pertanyaan di atas ulasanya adalah sebagai berikut :
o Bagaimana kondisi tempat
o Bagaimana cuaca di sana
o Bagaimana perizinannya
o Bagaimana mendapatkan air
o Bagaiman pengaturan tugas panitia
o Bagaiman DIKLATSAR berlangsung
o Bagaimana materi yang di sampaikan
Jawaban 5W+1H
 Pemilihan medan, dengan memperhitungkan lokasi basecamp panitia,
pembagian waktu dan sebagainya,
 Pengurusan perizinan (kepolisian, kepala sekolah, orang tua, kepala desa
setempat)
 Pembagian tugas panitia
 Penyusunan rencana kegiatan
 Perencanan kebutuhan peralatan
 Perlengkapan dan transportasi dan laim sebaginya
Persiapan perjalanan
 Mental dan fisik
 Pengetahuan dan keterampilan
 Administrasi
 Peralatan
 Makanan
Makanan
Dua unsur gizi merupakan sumber tenaga paling utama adalah hidrat arang dan zat
lemak. Hidrat arang memang peranan penting, sebab jumblah tenaga yang dihasilkan
pada waktu pembakaran tubuh perliter oksigen jauh lebih besar dari pada jumblah
tenaga yang dihasilkan dari pembakaran zat lemak. Pembakaran lemak menjadi kalori
yang berjalan lambat, sehingga ada baiknya memakan makanan yang mengandung
banyak lemak pagi hari agar menghasilkan kalori ketika dibutuhkan di siang hari.
Makanan itu misalnya lemak daging, mentega, keju, kuning telur, kacang dan laim-
lain
Adapun protein untuk pendaki gunung sebaiknya tidak disuguhkan dalam kadar yang
tinggi. Protein yang berlebihan menyebabkan amonia dan asam amino banyak
tertimbun didalam darah sehingga cepat menimbulkan rasa lelah. Amonia dan asam
amino yang berlebihan tadi menyebabkan banyak dehidrasi (kehilangan cairan pada
sel-sel tubuh) dan lejar panas (heat exhaustion). Proses pembakaran protein oleh tubuh
pun hanya memberikan energi kurang dari 10% dari yang kita butuhkan. Protein antara
lain dihasilkan oleh daging, ikan, ayam, putih telur, dan sebgainya.
Peralatan Dan Perlengkapan
 Jenis-Jenis
Peralatan dasar, yaitu peralatan yang di perlukan setiap saat seperti: pakaian,
peralatan masak/minum, peralatan MCK dan perlengkapan pribadi lainnya.
Peralatan khusus, yaitu peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan bentuk
kegiatanya, seperti; penelitian, dokumentasi, pemanjatan tebing atau
sebagainya.
Peralatan tambahan, boleh di bawah atau tidak, dan lebih kepada hal-hal
kenyamanan.
Peralatan dasar
1. sepatu
2. kaus kaki
3. celana lapangan
4. baju lapangan
5. topi lapangan
6. sarung tangan
7. ikat pinggang
8. carrier
peralatan dasar lainya
1. peralatan navigasi
2. peralatan masak
3. lampu senter
4. pisau
5. peralatan tidur
6. peluit
peralatan tambahan
1. peralatan ini tidak harus dibawah namun untuk kenyamanan ada
baiknya disertakan
2. putis, pembalut betis agar otot-otot tetap fit
3. gaiter, melindungi kaki dari pacet, duri, dan mencegah sepatu
kemasukan pasir
4. kelambu, melindungi dari nyamuk dan lebah
5. semir sepatu
survival kit
1. alat menjahit
2. alat sol
3. tali sepatu cadangan
4. korek api
5. gunting kecil
6. perlengkapan p3k
7. alat pancing
8. alat jerat dan sebagainya
perbekalan
harus mempunyai kandungan gizi, vitamin, dan kalori sesuai kebutuhan
tubuh.,Tidak asing bagi tubuh atau mulut ,Mudah memasaknya, Tahan
lama,jenis dan rasa yang vereatif, susunan menu yang baik.
Iklim dan cuaca
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata suatu wilayah dalam jangka waktu
tertentu. Cuaca adalah keadaan suhu atau udara di suatu tempat pada saat
tertentu dalam waktu yang siperngkat. Jadi cuaca dapat berubah-ubah dan iklim
relatif tetap untuk jangka waktu enam bulan sekali (untuk wilayah tropis)
Pelaksanaan (skenario operasi)
1. peta lintasan
peta ini memberikan informasi tentang jalur lintasan yang digunakan,
shelter peristirahatan dan tempat camp, dicantumkan juga tempat
dimana terdapat sumber air, daerah-daerah yang berbahaya dan
kendala-kendala yang mungkin terjadi selama perjalanan.
2. Jalur evaluasi
Jalur evaluasi adalah jalur yang digunakan untuk membawa korban.
Apabila terjadi kecelakaan dalam kegiatan alam bebas. Dimana jalur
tersebut dapat ditempuh dalam waktu singkat mungkin mencapai
tempat penanganan selanjutnya terhadap korban.
3. Perhitungan waktu
Berdasarkan peta lintasan dibuat rincian waktu yang digunakan selama
perjalanan mulai dari berangkat , kembali dan lama perjalanan
diperhitungkan juga waktu istirahat dan camp.
4. Jalur evaluasi
Jalur evaluasi adalah jalur yang diginakan untuk membawa korban.
Apabila terjadi kecelakaan dalam kegiatan alam bebas. Dimana jalur
tersebut dapat ditempuh dalam waktu sesingkat mungkin mencapai
tempat penerangan selanjutnya terhadap korban.
5. Perhitungan waktu
Berdasarkan peta lintasan dibuat rincian waktu yang digunakan selama
perjalanan mulai dari berangkat, kembali dan lama perjalanan.di
perhitungkan juga waktu istirahat dan camp.
6. Pengumpulan Data
Dibutuhkan untuk dokumentasi, laporan perjalanan, dan mengevaluasi
target perjalanan.
Tips-tips manajemen perjalanan
Terencana, mengecek daftar, cek kesehatan exspedisi kelompok, penelitian,
plening/perencanaan dan plan B.
Packing
Kenyamanan dalam membawa beban selain ditentukan oleh stuktur ransel yang baik
juga dipengaruhi penyusunan barang saat mengemasnya. Yang perlu diperhatikan
anatar lain ; kelompokkan barang-barang sesuai dengan kebutuhan dan bungkus
dengan kantong plastic yang baik terutama pakaian ganti, peralatan navigasi dan
sebagainya. Tempatkan barang-barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin
dengan punggung. Barang yang siap diperlukan ditempatkan di atas.

Pemateri Eko Adhianto,Amd,kep


MOUTHENERRING (HUTAN DAN GUNUNG)
Kata mouthenerring secara bahasa artinya adalah teknik mendaki gunung, persiapan
mendaki gunung yaitu:
 Peta dan Kompas
 Kompas (orientering bidik)
 Pengenalan medan
Dalam pengenalan medan seseorang harus mempertimbangkan dan menguasai
pengetahuan medan yaitu membaca peta, menggunakan kompas atau GPS serta
mengetahui perubahan iklim atau cuaca. Cara lain untuk mengetahui medan
yang akan dijalani adalah dengan bertanya pada orang-orang yang pernah
mendaki gunung tersebut dan melalui media massa.
 Persiapan fisik
Merupakan kemampuan dasar sebelum melakukan pemanjatan yang sangat
perlu diperhatikan.
 Persiapan tim
Memastikan anggota tim yang akan berangkat, membagi tugas tim, dan
merencanakan semua yang berkaitan dengan pendakian.
 Perlengkapan peralatan dan perbekalan
Merupakan tahap awal yang harus dilakukan jika serius/ingin mengikuti dunia
petualangan yang satu meskipun peralatan mendaki gunung umum mahal,
namun ini sebanding dengan fungsinya yang merupakan pelindung
keselamatan seperti :
1. CARRER 2 SEPATU 3. PONCO
4. TENDA 5. PERLENGKAPAN TENDA

5. PERLENGKAPAN MASAK 6. OBAT-OBATAN

Istilah-Istilah panggilan untuk pendaki


 Leader : Pemimpin
 Budding : Anggota
 Sweeper : Pembersih

Pemateri : Waode Hadrianti


ROCK CLIMBING (PANJAT TEBING)
1960 di Indonesia panjang tebing dikenal sejak tahun 60`an dimana berdiri
beberapa perkumpulan/kelompok Pecinta Alam Universitas Indonesia dan Wandari
yang mempunyai akar kegiatan mendaki gunung. 1975 kegiatan panjat tebing secara
utuh dan tersendiri, waktu itu beberapa orang yang sekarang dikenal sebagai toggak
kebangkitan panjat tebing Indonesia antara lain Harry Suliztarto, Agus Resmomohadi,
Heri Hermanu dan Deddy Hikmat mulai latihan ditebing Citatah, Jawa Barat. 1988
kantor Kementrian Negara Pemuda dan Olaraga bekerjasama dengan pusat
kebudayaan prancis yaitu: Patrik Bernhault, Jean Harau yang kemudian memunculkan
inspirasi untuk mendirikan FGTI. 1989 FEDERASI PANJAT TEBING GUNUNG
INDONESIA (FPTGI) dan melalui ikrar yang dikeluarkan oleh sekitar 40`an orang
dari padang, medan, semarang, yogyakarta, surabaya, dan ujung pandang di tugu
monas tanggal 21 april 1988. 1992 FPTGI kemudian berubah nama hanya menjadi
Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) dan FPTI diakui menjadi anggota Union
Internationale des Assosiations d`Alpinisme (UIAA) yang mewadahi organisasi panjat
tebing dan gunung internasional. UIIA merupakan organisasi olaraga dunia yang
bertanggung jawab pada semua kegiatan olaraga dunia. 1994 secara resmi FPTI diakui
sebagai induk olaraga panjat tebing oleh KONI (Komite Olaraga Nasional Indonesia).
1996 sejak itu olaraga panjat tebing diikutkan dalam PON.
Panjat tebing adalah seni olaraga atau hobby yang dilakukan dengan
mengandalkan kelunturan dan kekuatan otot serta teknik tersendiri untuk memanjat
mencapai puncak tertinggi.
 Etika Pemanjatan
Secara umum etika pemanjatan sama dengan etika-etika dalam penjajahan
alam lain: dilarang mengambil sesuatu kecuali gambar, dilarang meninggalkan
sesuatu sesuatu kecuali jejak, dilarang membunuh kecuali waktu,
Secara khusus ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam etika panjat tebing
adalah sebagai berikut: menghormati adat istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat,
menjaga kelestarian alam, merintis jalur baru, memanjat jalur bernama, pemberian
nama jalur, memberikan keamanan bagi pemanjat lain.
 Alat-Alat Pemanjatan
Tali carmantel, carabiner, helmet, webbing, prusik, sepatu panjat chock bag/calk bag,
descenter, ascenter, grigri, hammer, pully, handdrill, head lamp, harnest, figur of eigth
Tali carmantel Carabiner Helmet

webbing Prusit Sepatu panjat

Chock bag Ascender 10. Grigri

Hammer pulller head lamp

Harnest Figur of eight


 Pengertian Tali, Simpul, dan Ikatan
Simpul
Simpul adalah hubungan tali dengan tali, bisa satu tali dengan tali yang lain
maupun dengan tali itu sendiri.
Tali
Tali adalah bendanya atau tali itu sendiri atau nama benda. Sedangkan tali temali
adalah bermain tali
Ikatan
Ikatan adalah hubungan tali dengan benda. Benda di sini biasa kayu, batu, ranting,
besi ataupun hewan. Sehingga bisa dikatakan bahwa simpul adalah hubungan tali
dengan tali yang belum diikatkan pada suatu benda lain.
 Jenis-jenis simpul untuk memanjat
Simpul 8 ganda/ figure eight loop, simpul pangkal/clove hitch knot, simpul
jangkar, simpul kambing/ bowline knot, simpul kupu-kupu/ butterfly knot, simpul
nelayan/ fisherman knot, simpul frusik, simpul pita, simpul italy, simpul mati, simpul
two in one, simpul hidup, simpul ujung tali, simpul lasso.
 Bagian-Bagian Tebing
Poin : bagian pada tebing yang biasa digunakan tempat pegangan dan pijakan.
Rekahan : bagian tebing yang retak membentuk rekahan.
Rock : bagian/ poin tebing yang terjatuh kedasar tebing
Roof : bagian tebing yang berbentuk kursi terbalik.
 Kode-Kode yang digunakan dalam pemanjatan
Climb : pemanjat mengintrusi kepada pembilay bahwa pemanjat siap memanjat.
Climbing : pembilay memberitahukan kepada pemanjat bahwa dia siap mengamankan.
On Belay : pemanjat mengintrusi kepada pembilay bahwa pemanjat memulai
memanjat
Belay On : pembilay memberitahukan kepada pemanjat bahwa dia telah mengamankan
pemanjat
Full : pemanjat mengintrusi kepada pembilay agar tali dikencangkan.
Slack : pemanjat mengintrusi kepada pembilay agar tali dikendorkan.
Rock : pemanjat memberitahukan kepada orang yang berada dibawah ada batuan
tebing yang jatuh
Top : pemanjat memberitahukan bahwa dia telah samapi pada puncak
Belay of :pemanjat mengintrusi kepada pembilay bahwa dia tidak membutuhkan lagi
pengaman.
Of belay : pembilay mengintrusi kepada pemanjat bahwa dia tidak mengamankan lagi.
 Jenis Pegangan
Open Grip : pegangan pada pemanjatan yang dilakukan dengan posisi tangan terbuka,
biasanya digunakan pada tebing-tebing datar, Cling Grip : pegangan pada pemanjatan
yang dilakukan dengan menggunakan seluruh jari tangan dan agak mirip mencubit
biasanya digunakan pada tebing yang permukaannya banyak tonjolan, Pinch Grip :
pegangan pada pemanjatan yang mirip dengan mencubit dan mengandalkan kekuatan
jempol dan telunjuk yang bisa digunakan, Poket Grip : pegangan pada pemanjatan
dilakukan dengan cara memasukkan jari-jari kedalam celaan/lobang tebing, biasanya
digunakan pada tebing limnenstone (kapur) yang banyak memiliki poin lobang,
Vertikal Grip : pegangan pada pemanjatan yang bertumbuh pada poin tebing dengan
menggunakan kekuatan lengan untuk bertumpu dan menaikan badan.
 Jenis Pijakan
Frinction steep, eadging, mearing, hel hooking
 Teknik Pemanjatan
Artificial climbing, soloing, boldering, free climbing, runer to runer
 Sistem Pemanjatan
Alphine tactic (alpine push), himalayan tactic (siege tactic/himalayan style)
 Macam-Macam Tebing
Batuan Limenstone batuan yang banyak memiliki lobang dan berwarnah putih, Batuan
Beku Andersi, berwarnah hitam keabu-abuan massif dan kompak, lava andersit, breksi
lava, Batuan Sedimen, batu gamping.

Pemateri : Syarif Amran SKM,M.Kes


CAVING (SUSUR GUA)
Caving (keep) artinya (gua) / ruang ilmiah yang ada dibawah bumi terdiri dari
lorong-lorong atau ruang. Sedangkan orang yang menelusurinya adalah caver. Jadi
caving bisa diartikan sebagai kegiatan penelusuran gua yang mana merupakan salah
satu bentuk kegiatan dari speleologi. Sedangkan speologi secara morfologi berasal dari
bahasa yunani, yaitu : spalion = gua logos = ilmu. Jadi, secara harfiah speologi adalah
ilmuh yang mempelajari gua, tetapi karena perkembangan speologi itu sendiri,
speologi juga mempelajari tentang linkungan sekitar gua.
 Sejarah Penelusuran Gua
Penelusuran gua dimulai oleh Jhon Beaumont, ahli bedah dari Somerset, England
(1674) ia seorang ahli tambang dan geologi amatir.
Orang yang paling berjasa mendeskripsikan gua-gua antara tahun 1670-1680
adalah Baron Johan Vallsavor dari Slovenia. Ia mengunjungi 70 gua, membuat peta,
sketsa dan melahirkan buku setebal 2800 halaman.
Joseph Nagel, pada tahun 1747 memetahkan sistem perguaan di kerajaan Astro-
Hongaria. Stephen Bishop pemandu wisata gua yang paling berjasa dan membawa gua
Mammoth diterima di UNICEF sebagai warisan dunia.
 Ornamen Dalam Gua
Stalaktik : gua yang berbentuk ujung tembok memanjang dan meruncing kebawah
menempel pada atap gua
Stalakmit : yaitu berbentuk kerujut memanjang dan meruncing keatas, menempel pada
latai gua.
Pilar : yaitu stalaktik dan stalakmit yang ujungnya menyatu, menyerupai pilar atau
tiang.
Gorden : yaitu berbeentuk langit gua liuk yang menyerupai gorden jendela.
Serau pipet : yaitu batuan yang berbentuk lonjong diatas gua berbentuk pipet
Flowstone : yaitu berbentuk suatu gundukan berbentuk separuh bola yang
permukaannya atau lapisan luarnya seperti air mengalir.
Aula : Ruang dalam gua yang lebih besar atau aula.
 Gambar Bentuk Dalam Gua

STALAKTIK STALAKMIT

GORDEN PILAR

SERAU PIPET FLOWSTONE

Pemateri : Nurhikmah.Skm
BOTANIA DAN ZOOLOGI materi OutDoor
Botania dan zoologi adalah 2 bahasa dari Yunani, botania, (Tumbuhan) dan zoologi
(Hewan) yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan daratan dan oat-obatan serta
mengenal jenis tumbuhan dan hewan yang harus dijauhi karena berbisa atau beracun
dan dapat mengancam jiwa.
Botania tumbuhan yang dapat dimakan yaitu bagian yang dapat dimakan dan
memberikan cukup energi seperti umbi batang, umbi akar, buah, biji, dan daun.
 Ciri-Ciri Tumbuhan Yang Dapat Dimakan
Bagian tumbuhan yang masih muda pucuk atau tunas, tumbuhan yang tidak
mengandung getah, tumbuhan yang tidak berbau, tumbuhan yang dimakan oleh
hewan mamalia.
Langkah-Langkah Yang Akan Di Lakukan Pada Saat Akan Memakan Tumbuhan:
makan tumbuhan yang sudah dikenal, makan tumbuhan jangan hanya satu jenis saja,
perhatikan hewan sekitarnya dapat memakan tumbuhan tersebut atau tidak, hindari dan
berhati-hatilah memakan tumbuhan yang berwarnah mencolok, hindari tumbuhan
yang mengeluarkan getah yang berwarnah putih/getah seperti sabun, hindari tumbuhan
yang rasanya pahitatau asam (tidak enak), tumbuhan yang akan dimakan dicoba dulu
dengan mengoleskan pada tangan kemudian tunggu beberapa menit apabila terasa
gatal atau menyengat sebaiknya tumbuhan tersebut jangan dimakan, apabila
pemeriksaan dan pengenalan cukup aman maka cicipi dulu bahan makanan yang dapat
sediki-sedikit, berhati-hatilah terhadap biji-bijian terhadap warnah merah atau merah
tua.

Pemateri : Desiana Jamrewav, Skm


SURVIVAL materi OutDoor
Survival berasal dari kata survive yang berarti mampu mempertahankan diri dari
keadaan tertentu. Dalam hal ini mampu mempertahankan diri dari keadaan yang buruk
dan kritis.
Dalam keadaan tersebut ada beberapa faktor yang menentukan seseorang survival
mampu bertahan atau tidak, antara lain : Mental, kurang lebih 80% kesiapan kita dalam
survival terletak pada kesiapan mental kita, perlengkapan, dan teknik survival.
 Defenisi Survival
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas disini
hanyalah menurut versi pecinta alam.
S : Sadar dalam keadaan gawat darurat
U : Usahakan untuk tetap tenang dan gunakan akal sehat
R : Rasa takut dan putus asa hilangkan
V : Vitalitas tingkatkan
I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
V : Variasi alam bisa dimanfaatkan
A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
L : Lancar, slaman, slamun, slamet
Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival
tersebut, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu
ditekankan jika anda tersesat yaitu “STOP” yang artinya :
S : Stop & seating atau berhenti dan duduklah
T : Thingking atau berfikirlah
O : Observasi atau amati keadaan sekitar
P : Planning atau buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan.
 Kebutuhan Survival
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor :
1. Sikap mrntal
2. Pengetahuan
3. Pengalaman dan latihan
4. Peralatan
 Bahaya-Bahaya dalam survival
Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi antara lain:
1. Ketegangan Dan Panik
Pencegahan: sering berlatih, berfikir positive dan optimis, persiapan fisik
dan mental,
2. Matahari Atau Panas
Kelelahan panas, kejang panas, sengatan panas.
 Tumbuhan Yang Dapat Dimakan
1. Dari Batangnya : batang pohon pisang (putihnya) bambu yang masih muda
(rebung) pakis dalamnya berwarnah putih sagu dalamnya berwarnah putih
tebuh.
2. Dari Daunya : selada air rasamala (yang masih mudah) daun mlinjo
singkong akar dan ubinya : ubi jalar, talas, singkong
3. Buahnya: arbey, asam jawa, juwet tumbuhan yang dapat dimakan
seluruhnya : jamur merang, jamur kayu
 Binatang Ynag Bisa Dimakan
Belalang, jangkrik, tempayak putih (gendon), cacing, jenis burung, laron,
lebah, larva, madu, siput, kadal (bagian belakang dan ekor), katak hijau, ular
(1/3 bagian tubuh tenganya) binatang besar lainnya.
 Binatang Yang Tidak Bisa Dimakan
Mengandung bisa : lipan, kala jengkeng mengandung racun : penyu laut
mengandung bau yang khas : sigung.
 Air
Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20-30 hari
tampa makanan, tetapi orang tersebut hanya dapat bertahan hidup 3-5 hari saja
tampa air. Air tidak perlu dimurnikan :
Hujan
Tampung dengan ponco atau daun yang lebar dan alirkan ke tempat
penampungan.
Dari tanaman rambat atau rotan
Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes
dapat langsung ditampung dan diteteskan ke dalam mulut dari tanaman.
1. Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut
2. Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
 Air sungai besar,
 Air sungai tergenang,
 Air yang didapatkan dengan menggali pasir dipantai (+5 meter dari
batas pasang surut),
3. Air didaerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang dibawah
batuan,
4. Air dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang
tersisa tinggal bawhnya lalu buat lubang maka air akan keluar, biasanya
dapat keluar sampai 3 kali pengambilan.

Pemateri : Waode Hadrianti


BIVAK materi OutDoor
Bivak adalah tenda buatan yang terbuat dari ponco atau dahan-dahan pohon,
bivak digunakan untuk bertahan ketika tenda tidak bisa digunakan atau tidak ada.
Bivak dibedakan atas 2 jenis
1. Bivak alami yaitu tenda atau tempat berteduh yang bahan pembuatanya terbuat
dari dahan pohon, semak-semak pohon tumbang, lubang pada pohon besar, gua
2. Bivak buatan yaitu tenda yang terbutat dari alat-alat pendaki contohya : tenda,
ponco, tali dll
Syarat-syarat Bifak Yaitu :
1. Hindari daerah aliran air
2. Tidak ada dahan pohon mati atau rapuh
3. Bukan sarang nyamuk atau serangga
4. Bahanya kuat
5. Jangan terlalu merusak alam
6. Terlindung langsung dari angin
7. Mengatasi gangguan dari binatang

BIVAK ALAMI BIVAK BUATAN

Pemateri : Wiannan Desriani S,Kep


SOSIAL PENDUDDUK (SOSPEK) materi OutDoor
Sosial penduduk adalah kegiatan bersosialisasi atau melakukan kontak langsung
kepada masyarakat, sosep bisa dilakukan apabila seseorang melakukan penelitian.
Fungsi sosepek adalah :
1. Mengetahui adat istiadat masyarakat suatu daerah
2. Menyanyakan informasi-informasi mengenai suatu lokasi (medan,jalur,sumber
air}
3. Mengetahui kuantitas dan kualitas masyarakat suatu daerah
4. Melakukan pendekatan/ mendapatkan keuntungan dari masyarakat.
Hubungan Sospek Dengan Pecinta Alam
1. Orintasi medan
Biasanya panggiat alam bebas melakukan pendekatan kepada masyarakat
untuk mendapatkan informasi nama tempat, jalur, sumber air, dan lain-lain
yang dapat bertujuan agar lebih mudah melakukan kegiatan.
2. Mengetahui adat istiadat
Seseorang penggiat alam bebas harus mengetahui adat istiadat suatu daerah
yang ingin mereka jelajahi agar tidak menyinggung adat istiadat suatu daerah.
3. Menambah ransum
Dalam keadaan penting penggiat alam bebas harus mampu melakukan
pendekatan pada masyarakat agar pembekalan yang dimiliki tidak kurang atau
habis.
Langkah-Langkah sospek ialah
1. Melakukan kontak awal seperti salam, sapa dan sebagainya,
2. Membina keakraban setelah melakukan kontak awal dengan masyarakat,
3. Mencari informasi yang dibutuhkan ketika kita sudah akrab dengan masyarakat
sehingga memudahkan mencari informasi yang dibutuhkan.

Pemateri : Muhajri, SKM,M.Kes


KESEHATAN GUNUNG materi OutDoor
Survival Kits
Menurut Erone (2010:33) survival kits merupakan perlengkapan untuk yang
harus dibawa dalam perjalan sebagai alat berjaga-jaga bila terjadi keadaan
darurat atau juga dapat digunakan selama perjalan survival. Ada beberapa
contoh survival kits yaitu:
Mata pancing/ kait + Pisau/ sangkur/ vitrorinoe +Tali kecil.+Senter.+ Cermin
suryakanta, cermin kecil.+Peluit.+ Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air.+
Tablet garam, norit.+Obat-obatan pribadi.+Jarum + benang + peniti+ Ponco/ jas hujan/
rain coat, dan lain-lain.
Definisi Pertolongan Pertama
Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak terduga dan berdampak negatif
terhadap korban yang mengalaminya. Musibah kecelakaan yang dialami
seseorang dapat terjadi dimanapun. Setiap kecelakaan memerlukan suatu
pertolongan dengan jangka waktu yang cepat. Pertolongan pertama merupakan
suatu tindakan awal yang diberikan seseorang dalam mengatasi kecelakaan.
Menurut Yudiawan (2010:66) pertolongan pertama adalah suatu perawatan yang
diberikan sementara sebelum dibawa kerumah sakit..
kemudian ikat dengan kain atau apapun yang dapat menekan luka
tersebut.
1. Perhatikan Tanda- tanda Shock
Korban yang mengalami shock segera dilakukan pertolongan dengan cara
korban ditelentangkan dengan meletakan kepala lebih rendah dari tubuh.
2. Jangan Memindahkan Korban Terburu-buru
Korban tidak boleh dipindahkan dari tempatnya sebelum dipastikan jenis
dan parahnya cidera yang dialami.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Mohamad (2008:3) jika seseorang yang
melakukan pertolongan pertama harus memperhatikan pokok pokok tindakan
seperti: 1). Tidak panik, 2). Selalu memperhatikan pernapasan korban, 3). Jika
terjadi pendarahan hentikan terlebih dahulu, 4). Perhatikan tanda- tanda shock
korban, 5). Jangan pindahkan korban terburu- buru.
Pada intinya lakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakan dengan
penuh keyakinan dan tiada ragu secara cepat dan tepat. Karena korban akan
lebih tenang ketika tidak ada kepanikan pada saat pertolongan dilakukan.
Seperti halnya dalam tidakan pertolongan pada kecelakaan digunung perlu
adanya keyakinan pada saat pertolongan. Jarak gunung yang terhitung jauh dari
dataran rendah menjadi penghambat untuk mendapatkan pertolongan medis
secara cepat dari bawah. Sehingga dalam proses pertolongan sangat
dihindarkan perasaan panik. Di larang gegabah dalam melakukan pertolongan
sebelum mengenali penyebab dan gejala yang terjadi pada korban. Serte jangan
memindahkan korban secara terburu – buru sebelum mengetahui secara pasti
tingkat keparahan korban. Penanganan yang tidak tepat sangat membahayakan
keselamatan korban.
3. Tujuan Pertolongan Pertama
Menurut Mohamad (2008:5) tujuan pertolongan pertama pada kecelakaan
adalah:
a. Mencegah bahaya dari maut atau mempertahankan hidup.
b. Meringankan penderitaan korban dengan memberikan rasa tenang dan
mengurangi rasa takut.
c. Mencegah menurunya kondisi tubuh.
Dari paparan tersebut disimpulkan bahwa tujuan dari adanya pertolongan
pertama pada kecelakaan yaitu untuk mempertahankan daya tahan korban
sampai pertolongan lebih baik di berikan. Pertolongan pertama pada kecelakaan
di gunung bertujuan untuk meringankan penderitaan korban serta mencegah
bahaya lanjut sebelum mendapat pertolongan dari tim medis yang menjemput
untuk dibawa turun dari gunung.
4. Pertolongan dan Penanganan Gawat Darurat
Pertolongan dan penanganan gawat darurat (PPGD) dan Pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K) memiliki prinsip yang sama. Menurut Susilo
(2012:35) Pertolongan dan penanganan gawat darurat (PPGD) merupakan
upaya dalam memberikan pertolongan pertama pada saat terjadi kecelakaan
dengan cepat dan tepat sebelum memberikan pertolongan lebih lanjut.
1. Tujuan PPGD
Menurut Susilo (2012:35) ada beberapa tujuan dari PPGD yaitu:
a) Mencegah terjadinya infeksi.
b) Mencegah pendarahan yang lebih berbahaya.
c) Mencegah cacat jasmani dan rohani.
d) Meringankan sakit.
e) Memudahkan perawatan selanjutnya.
2. Aspek yang Harus Diperhatikan dalam PPGD
Menurut Susilo (2012:35) ada beberapa aspek yang ahrus diperhatikan
dalam melakukan penanangan gawat darurat adalah sebagai berikut:
a) Tidak panik.
b) Percaya pada kemampuan.
c) Perhatikan keadaan lingkungan.
d) Orientasi medan tempat terjadinya kecelakaan.
5. Sebab akibat.
3. Tingkatan Gawat Darurat
Menurut Susilo (2012:36) ada beberapa tingkatan dalam gawat darurat:
a) Keadaan darurat tidak gawat
Kondisi dimana korban memerlukan penanganan segera walaupun
keadannya tidak terlalu membahayakan.
b) Keadaan gawat tidak darurat
Kondisi dimana korban memerlukan penanganan yang tepat dan baik,
tetapi tidak perlu dilakukan pada saat itu juga.
6. Keadaan gawat darurat
Kondisi dimana korban memerlukan pengobatan dan penanganan
tepat, cepat dan sesegera mungkin.
Pemeriksaan ABCDE
Menurut Susilo (2012:37) langkah langkah yang diberikan dalam
pemeriksaan ABCD adalah:
1. Airway (Aliran udara)
Penanganan yang harus dilakukan ketika pernapasan seseorang mengalami
gangguan yaitu:
1) Baringkan korban tanpa bantal.
2) Angkat leher keatas sehingga posisi kepala menengadah.
3) Buka mulut dengan kedua tangan, pegang dahinya dengan tangan kiri
lalu ditarik kebelakang. Sementara itu tangan kanan menarik dagu
kearah bawah. Lalu rasakan apakah korban bernapas atau tidak, hal ini
dilakukan selama 5 sampai 20 detik.
4) Keluarkan objek yang menghambat jalanya nafas menggunakan jari
telunjuk atau jari tengah.
Perlu diperhatikan dalam penangan airway harus diperhatikan apakah korban
memiliki cidera leher atau patah tulang punggung, karena bila digerakan akan
membahayakan.
2. Breathing support (Bernapas)
Langkah-langkah Pernapasan buatan sebagai berikut:
1) Baringkan korban dalam keadaan terlentang diatas permukaan datar.
2) Lakukan pembebasan jalan nafas (Airway).
3) Tutup hidung korban dengan jari jempol atau telunjuk.
4) Ambil nafas dalam, berikan napas buatan dengan menutup hidung
kemudian tiupkan udara dari mulut ke mulut dua kali dalam waktu dua
detik. Perhatikan dada korban apakah bergerak atau tidak.
5) Lakukan sebanyak 3-5 kali, atau sesuaikan kondisi korban.
3. Circulation (Tekanan
Berikan bantuan jika korban mengalami heart disable atau henti jantung.
Tanda-tanda henti jantung yaitu tidak sasar, nafas terhenti, dan denyut nadi
tidak terasa. Hal ini perlu dilakukan bantuan RJP. Cara melakukan RJP
adalah:
1) Sebelum menolong pastikan korban berada pada tempat yang aman
dan jauh dari bahaya.
2) Berikan nafas buatan.
3) Letakan kedua telapak tangan ditengah-tengah dada lalu tekan dengan
posisi tangan lurus. Untuk anak-anak dilakukan cukup dengan satu
tangan dilakukan sebanyak 30 kali.
4) Periksa kembali korban apakah korban sudah bernpas atau belum.
Apabila sudah bernapas berikan recovery yaitu dalam keadaan
terlentang tangan kiri diletakan keatas sedangkan tangan kanan
menyilang kearah telinga. Kaki kanan di tekuk kemudian korban
dimiringkan kea rah kiri dengan mendorong pundak dan kaki
bersamaan.
4. Disability (Ketidakmampuan)
Merupakan serangkaian kondisi korban yang tidak mengalami perubahan
kesadaran dari kondisi semula yang memerlukan prosedur yang dikenal
dengan nama AVPU (Alert+Verbal+Pain+Unresponsive).
1) Alert ( Kesadaran/ kewaspadaan)
Pengecekan kesadaran dapat dilakukan dengan menggoyang-
goyangkan korban.
2) Verbal (Bicara)
Pengecekan bicara dapat dilakukan dengan mengajaknya bicara.
3) Pain (Rasa sakit)
Pengecekan ini berkaitan dengan sensor rasa dengan menekan atau
mencubit untuk memberikan sedikit kejutan pada bagian tubuh.
4) Unresponsive (Tidak ada respon)
Jika seluruh tahap sudah dilalui tapi tidak menunjukan respon, maka
dapat dikatakan korban dalam keadaan gawat darurat. Lakukan dengan
pengkombinasian antara Mouth to Mouth dengan tahapan RJP.
5. Exposure dan Environmental Control (Penanganan lanjutan)
Merupakan penanganan lanjutan pada korban. Hal ini dilakukan ketika
korban sudah dalam keadaan sadar. Ada beberapa langkah untuk
mengembalikan kesadaran korban yang efektif dan efisien menurut Susilo
(2012:37):
1) Mouth To Mouth/ Kiss Of Life/ Pernapasan Buatan.
2) RJP ( Resusitasi Jantung Paru) / CPR (Cardiopulmonary resuscitation.
Langkah – langkah yang Harus Diperhatikan Terjadi Kecelakaan
Menurut Susilo (2012:38) ada tujuh langkah yang harus diperhatikan saat
terjadi kecelakaan sebagai berikut:
1.Amankan lokasi dan lingkungan
Tujuanya yaitu membuat keadaan terkendali yang akan mempermudah
penanganan korban.
2.Tenangkan korban
Tujuanya untuk menghindari korban dari keadaan yang lebih buruk dan
menjaga agar tetap aman.
3.Lakukan pertolongan pertama untuk kesadaran
Kesadaran yang hilang harus dilakukan dengan penanganan ABCDE.
4.Lindungi korban
Tujuanya melindungi korban dari bahaya eksternal.
5.Lakukan pertolongan selanjutnya
Penangan lebih lanjut yang dilakukan setelah korban sadar dan dalam
keadaan aman
6. Evakuasi korban ketempat yang lebih aman
Tujuanya memberikan rasa aman, karena prinsip P3K atau PPGD hanya
pertolongan pertama dan harus perlu adanya evakuasi agar korban
merasa lebih aman.
7. Hubungi pihak terkait perihal keadaan korban
Tujuanya untuk menginformasikan keadaan korban kepada keluarga,
relasi, dan masyarakat sekitar agar dapat menenangkan keadaan dan
suasana
Macam – macam Pertolongan Pertama di Alam Terbuka
Mendaki gunung merupakan kegiatan yang memiliki resiko cidera tinggi. Ada
beberapa macam pertolongan pertama yang dilakukan ketika seorang pendaki
mengalami masalah pada kondisi tubuh, antara lain:
Pertolongan Pertama Pada Lingkungan Yang Ekstrim
Hypothermia
Menurut Susilo (2012:45) Hypothermia merupakan gangguan tubuh yang
disebabkan oleh turunnya panas dari tubuh. Penyebab terjadinya
hypothermia yaitu tekanan udara, ketinggian suatu daerah, kehujanan.
Seseorang yang mengalami hipotermia memperlihatkan gejala gejalanya.
Menurut Tim Himalaya (2015:52) gejala hipotermia ringan adalah
penderita berbicara melantur, kulit menjadi sedikit berwarna abu-abu, detak
jantung melemah, tekanan darah menurun, dan terjadi kontraksi otot. Pada
penderita hipotermia moderat, detak jantung dan respirasi melemah hingga
mencapai hanya 3-4 kali bernapas dalam satu menit. Pada penderita
hipotermia berat, pasien tidak sadarkan diri, badan menjadi sangat kaku,
pupil mengalami dilatasi, terjadi hipotensi akut, dan pernapasan sangat
lambat hingga tidak kelihatan.
Menurut Tim Himalaya (2015:53) hipotermia diklasifikasikan berdasarkan
sumber paparan yaitu:
1) Hipotermia primer: terjadi akibat paparan langsung individu yang sehat
terhadap dingin,
2) Hipotermia sekunder: mortalitas banyak terjadi pada fase dimana terjadi
kelainan secara sistemik.
Menurut Agustin (2008:205) hipotermia diklasifikasikan berdasarkan
temperatur tubuh yaitu:
1) Hipotermia ringan, suhu tubuh dibawah 36°C-35°C. Gejalanya: kaki mulai
gemetar bisa gemetar ringan hingga parah. Tidak melakukan sesuatu
dengan tangan dikarenakan tangan terasa beku.
2) Hipotermia sedang, suhu tubuh dibawah 35°C-34°C. Gejalanya:
gemetaran menjadi tidak terkendali, mental mulai berubah, sedikit
bingung, kesadaranya mulai melemah, otot otot semakin tidak
terkoordinasi.
3) Hipotermia berat, suhu tubuh dibawah 29°C-27°C. Gejalanya dengan
pingsan, detak jantung dan pernapasan melemah, denyut nadi tidak
terasa.
Menurut Susilo (2012:45) pencegahan hypothermia dapat dilakukan
dengan cara:
1) Menggunakan jaket.
2) Membuat perapian.
3) Makan-makanan yang berkalori tinggi.
4) Tidak melakukan kontak langsung dengan media penghantar dingin
seperi logam, air, atau udara dingin
Menurut Susilo (2012:45) penanganan dan penanggulangan
hypothermia yaitu dengan cara:
1) Amankan korban ketempat yang lebih kering dan hangat.
2) Apabila dalam pengecekan AVPU terdapat kelainan maka lakukan
ABCDE.
3) Ganti pakaian korban jika basah.
4) Berikan kehangatan pada korban melalui panas tubuh manusia atau
didekatkan dengan pada perapian.
5) Jaga kesadaran korban.
6) Berikan minuman manis dan hangat.
Hypoxia
Menurut susilo (2012:46) Hypoxia merupakan gangguan pada tubuh
yang disebabkan oleh kurangnya oksigen dalam otak.
1) Penyebab dari hypoxia yaitu:
a. Tekanan udara/ kelembaban udara.
b. Ketinggian suatu daerah.
c. Kondisi tubuh yang tidak bugar.
2) Gejala dan tanda-tanda dari hypoxia yaitu:
a. Gejala
Pusing, koordinasi tubuh menurun, sesak nafas, hilang kesadaran.
b. Tanda-tanda
Nafsu makan berkurang, mual dan muntah, pandangan mengabur,
meninggal.
3) Pencegahan hypoxia yaitu dengan cara:
a. Aklitimasi atau penyesuaian kondisi tubuh dengan ketinggian.
b. Persiapan fisik yang prima.
4) Penanganan dan Penanggulangan
a. Penyesuaian kondisi tubuh dengan ketinggian.
b. Lakukan pengecekan ABCDE jika tedapat kelainan.
c. Turunkan korban dari ketinggian tempat tersebut sejauh 100 meter dan
istirahatkan selama 10 menit.
d. Berikan makanan dan minuman berkabohidrat tinggi.
e. Berikan bantuan pernapasan melalui tabung oksigen portable.
3. Dehidrasi
Menurut Susilo (2012:47) dehidrasi merupakan gangguan pada tubuh
dimana tubuh kekurangan cairan.
1) Penyebab
Kurangnya cairan yang ada ditubuh, penyebab ekstremnya cuaca
2) Gejala dan Tanda-tanda
a. Gejala
Haus, bibir pecah, kulit mongering, pandangan mengabur.
b. Tanda-tanda
Halusinasi, koordinasi tubuh menurun, pingsan.
3) Pencegahan
Menggunakan pelindung panas dan pergerakan yang efektif dan efisien.
4) Penanganan dan penanggulangan
a. Lakukan pengecekan jika terjadi kelainan menggunakan ABCDE.
b. Istirahatkan ditempat yang teduh.
c. Berikan air sebanyak mungkin baik untuk diminum maupun dibasuh
pada bagian muka.
d. Berikan minuman yang mengandung kadar gula.
e. Berikan norit + larutan air garam
Keracunan
Menurut Susilo (2012:48) Keracunan merupakan suatu kondisi dimana
adanya racun dalam tubuh yang mengganggu fungsi tubuh
1) Penyebab dari keracunan adalah
Racun pada makanan dan minuman kemudian sengatan yang berbisa.
2) Gejala dan Tanda-tanda yang ditimbulkan oleh keracunan yaitu
a. Gejala
Pusing, mual, pingsan, keluar buih dari mulut.
b. Tanda-tanda
Wajah pucat, kondisi tubuh menurun, pandangan kabur, lemas hingga
kejang.
3) Pencegahan yang dilakukan pada korban keracunan adalah
Ikuti prosedur pendakian yang ada, pengetahuan mengenai iklim dan
medan yang dilalui, pengetahuan mengenai botani dan zoology yang
mengandung racun.
4) Penanganan dan penanggulangan
a. Istirahatkan dan kurangi pergerakan.
b. Muntahkan makanan dan minuman yang mengandung racun.
c. Berikan nori + larutan garam.
d. Pindahkan korban ketempat yang lebih aman.
e. Kompres korban jika tubuh korban mulai panas dingin

Pemateri : Nurhikmah, Skm


Mengetahui Kepanitiaan Diklatsar
SETALA STIK KE XX
Ketua Panitia

Waode Hadrianti
Pendamping I Pendamping II

Delviani Peruge Elisyah Samaliu

Pendamping III

Nurhikmah,Skm

KETUA UMUM
STETALA STIK PERIODE 2022-2023

Muhammad Tauhid Tasrie

Anda mungkin juga menyukai