Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
I.

Latar Belakang
Istilah Goiter berarti terjadinya pembesaran pada kelenjar tiroid, yang dikenal dengan
goiter non toxik atau simpel goiter atau struma endemik, dengan dampak yang
ditimbulkannya hanya bersifat local yaitu sejauh mana pembesaran tersebut
mempengaruhi organ disekitarnya seperti pengaruhnya pada trachea dan esophagus.
Goiter adalah salah satu cara mekanisme kompensasi tubuh terhadap kurangnya
unsure yodium dalam makanan dan minuman. Asupan yodium dapat diperiksa secara
langsung yaitu dengan cara menganalisis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat
tertentu yang mengidap goiter, sedangkan pemeriksaan secara tidak langsung dipakai
berbagai cara antara lain : pemeriksaan kadar yodium dalam urine dan dengan studi
kinetik yodium.
Berdasarkan kejadiannya atau penyebarannya ada yang disebut struma endemis dan
sporadik. Secara sporadik dimana kasus-kasus struma ini dijumpai menyebar
diberbagai tempat atau daerah. Bila dihubungkan dengan penyebab maka struma
sporadik banyak disebabkan oleh faktor goitrogenik, anomali, penggunaan obat-obat
anti tiroid, peradangan dan neoplasma, secara endemis, dimana kasus-kasus struma ini
dijumpai pada sekelompok orang didaerah tertentu, sdihubungkan dengan penyakit
defisiensi yodium.Pada umumnya goiter sering dijumpai pada daerah pegunungan,
namun ada juga yang ditemukan di dataran rendah dan ditepi pantai.

II.

Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini kami
dapat memperoleh hasil yang di inginkan,maka kami mengemukakan beberapa
rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut yakni :
1. Definisi gondok tersebut ?
2. Klasifikasi dari gondok ?
3. Etiologi dari gondok tersebut ?
4. Bagaimana manifestasi, patofisiologi serta penatalaksanaan gondok tersebut ?
5. Bagaimana Nursing pathway penyakit gondok tersebut ?
6. Bagaimana pemeriksaan, penatalaksanaan dan pencegahan gondok ?

LP dan ASKEP Gondok

Page 1

7. Komplikasi dari penyakit gondok ?


8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada penyakit gondok ?
III.

TUJUAN
a. Tujuan umum
Supaya mahasiswa atau para pembaca mampu mengerti dan memahami tentang
gondok serta menerapkan dari penatalaksanaan pada saat di Rumah Sakit.
b. Tujuan khusus
-

Mahasisa mampu menjelaskan etiologi dan patofisiologi gondok

Mahasiswa

mampu

membuat

PNP

(Pathway

Nursing)

serta

menjelaskannya.
-

Mahasiswa mampu menguasai asuhan keperawatan pada penderita yg


terkena gondok.

LP dan ASKEP Gondok

Page 2

BAB II
PEMBAHASAN

I.

LAPORAN PENDAHULUAN
Definisi
Goiter adalah pembesaran pada kelenjar tiroid. Pembesaran ini dapat terjadi
pada kelenjar yang normal (eutirodisme), pasien yang kekurangan hormon tiroid
(hipotiroidisme) atau

kelebihan

produksi

hormon

(hipetiroidisme).

Terlihat

pembengkakan atau benjolan besar pada leher sebelah depan (pada tenggorokan) dan
terjadi akibat pertumbuhan kelenjar tiroid yang tidak normal. Kelenjar tiroid yang
membesar disebut goiter. Goiter dapat menyertai hipo maupun hiperfungsitiroid. Bila
secara klinik tidak ada tanda-tanda khas, disebut giter non-toksik.
Gondok adalah suatu pembengkakan pada kelenjar tiroid yang abnormal dan
penyebabnya bisa bermacam-macam, dimana kelenjar tiroid diperlukan untuk
memproduksi hormon tiroid yang berfungsi mengontrol metabolisme tubuh,
keseimbangan tubuh dan pertumbuhan perkembangan yang normal.
II.

Etiologi
Berbagai faktor diidentifikasikan sebagai penyebab terjadinya hipertropi
kelenjar tiroid termasuk didalamnya defisiensi yodium, goitrogenik glikosida agent
(zat atau bahan ini dapat mensekresi hormon tiroid) seperti ubi kayu, jagung, lobak,
kangkung, kubis bila dikonsumsi secara berlebihan, obat-obatan anti tiroid, anomali,
peradangan dan tumor/neoplasma.
a. Auto-imun (dimana tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang komponen
spesifik pada jaringan tersebut).
Tiroiditis Hasimotos adalah kondisi autoimun di mana terdapat kerusakan
kelenjar tiroid oleh sistem kekebalan tubuh sendiri. Sebagai kelenjar menjadi
lebih rusak, kurang mampu membuat persediaan yang memadai hormontiroid.
Penyakit Graves. Sistem kekebalan menghasilkan satu protein, yang disebut tiroid

LP dan ASKEP Gondok

Page 3

stimulating imunoglobulin (TSI). Seperti dengan TSH, TSImerangsang kelenjar


tiroid untuk memperbesar memproduksi sebuah gondok.
b. Defisiensi Yodium
Yodium sendiri dibutuhkan untuk membentuk hormon tyroid yang nantinya akan
diserap di usus dan disirkulasikan menuju bermacam-macam kelenjar. Kelenjar
tersebut diantaranya Choroid, Ciliary body, Kelenjar susu, Plasenta, Kelenjar air
ludah, Mukosa lambung, Intenstinum tenue, Kelenjar gondok. Sebagaian besar
unsur yodium ini dimanfaatkan di kelenjar gondok. Jika kadar yodium di dalam
kelenjar gondok kurang, dipastikan seseorang akan mengidap penyakit gondok.
c. Obat-obatan tertentu yang dapat menekan produksi hormon tiroid.
d. Peningkatan Thyroid Stimulating Hormone (TSH), sebagai akibat dari kecacatan
dalam sintesis hormon normal dalam kelenjar tiroid.
e. Kerusakan genetik, yang lain terkait dengan luka atau infeksi di tiroid. Tiroiditis
adalah peradangan dari kelenjar tiroid sendiri dapat mengakibatkan pembesaran
kelenjar tiroid.
f. Beberapa disebabkan oleh tumor (Baik dan jinak tumor kanker). Multinodular
Gondok. Individu dengan gangguan ini memiliki satu atau lebih nodul di dalam
kelenjar tiroid yang menyebabkan pembesaran. Hal ini sering terdeteksi sebagai
nodular pada kelenjar perasaan pemeriksaan fisik. Pasien dapat hadir dengan
nodul tunggal yang besar dengan nodul kecil di kelenjar, atau mungkin tampil
sebagai nodul beberapa ketika pertama kali terdeteksi.
g. Kanker Tiroid
Thyroid dapat ditemukan dalam nodul tiroid meskipun kurangdari 5% dari nodul
adalah kanker. Sebuah gondok tanpa nodul bukan merupakan resiko terhadap
kanker.
h. Kehamilan.
Sebuah hormon yang disekresi selama kehamilan yaitu gonadotropin dapat
menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid.
III.

Patofisiologi
Aktifitas utama kelenjar tiroid adalah untuk berkonsentrasi yodium dari darah
untuk membuat hormon tiroid. Kelenjar tersebut tidak dapat membuat hormon tiroid
cukup jika tidak memiliki cukup yodium. Oleh karena itu, dengan defisiensi yodium
individu akan menjadi hipotiroid. Akibatnya, tingkat hormontiroid terlalu rendah dan
mengirim sinyal ke tiroid. Sinyal ini disebut thyroidstimulating hormone (TSH).
Seperti namanya, hormon ini merangsang tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid
dan tumbuh dalam ukuran yang besar Pertumbuhan abnormal dalam ukuran
menghasilkan apa yang disebut sebuah gondok.

LP dan ASKEP Gondok

Page 4

Kelenjar tiroid dikendalikan oleh thyroid stimulating hormone (TSH) yang


juga dikenal sebagai thyrotropin. TSH disekresi dari kelenjar hipofisis, yang pada
gilirannya dipengaruhi oleh hormon thyrotropin releasing hormon (TRH) dari
hipotalamus. Thyrotropin bekerja pada reseptor TSH terletak pada kelenjar tiroid.
Serum hormon tiroid levothyroxine dan triiodothyronine umpan balik ke hipofisis,
mengatur produksi TSH. Interferensi dengan sumbu ini TRH hormon tiroid TSH
menyebabkan perubahan fungsi dan struktur kelenjar tiroid. Stimulasi dari reseptor
TSH dari tiroid oleh TSH, TSH reseptor antibodi, atau agonis reseptor TSH,
sepertichorionic gonadotropin, dapat mengakibatkan gondok difus. Ketika sebuah
kelompok kecil sel tiroid, sel inflamasi, atau sel ganas metastasis untuk tiroid terlibat,
suatu nodul tiroid dapat berkembang.
Kekurangan dalam sintesis hormon tiroid atau asupan menyebabkan produksi
TSH meningkat. Peningkatan TSH menyebabkan peningkatan cellularity dan
hiperplasia kelenjar tiroid dalam upaya untuk menormalkan kadar hormontiroid. Jika
proses ini berkelanjutan, maka akan mengakibatkan gondok. Penyebab kekurangan
hormon tiroid termasuk kesalahan bawaan sintesis hormon tiroid, defisiensi yodium,
dan goitrogens.
Gondok dapat juga terjadi hasil dari sejumlah agonis reseptor TSH. Pendorong
reseptor TSH termasuk antibodi reseptor TSH, resistensi terhadap hormon tiroid
hipofisis, adenoma kelenjar hipofisis hipotalamus atau, dan tumor memproduksi
human chorionic gonadotropin.
Pemasukan iodium yang kurang, gangguan berbagai enzim dalam tubuh,
hiposekresi TSH, glukosil goitrogenik (bahan yang dapat menekan sekresi
hormonetiroid), gangguan pada kelenjar tiroid sendiri serta factor pengikat dalam
plasma sangat menentukan adekuat tidaknya sekresi hormone tiroid. Bila kadar-kadar
hormone tiroid kurang maka akan terjadi mekanisme umpan balik terhadap kelenjar
tiroid sehingga aktifitas kelenjar meningkat dan terjadi pembesaran (hipertrofi).
Dampak goiter terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang
dapat mempengaruhi kedudukan organ-organ lain di sekitarnya. Di bagian posterior
medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan esophagus. Goiter dapat mengarah ke dalam
sehingga mendorong trakea, esophagus dan pita suara sehingga terjadi kesulitan
bernapas dan disfagia yang akan berdampak terhadap gangguan pemenuhan oksigen,
nutrisi serta cairan dan elektrolit. Penekanan pada pita suara akan menyebabkan suara
menjadi serak atau parau. Bila pembesaran keluar, maka akan memberi bentuk leher
yang besar dapat simetris atau tidak, jarang disertai kesulitan bernapas dan disfagia.
LP dan ASKEP Gondok

Page 5

IV.

Pathway
Kelainan metabolik
konginental

Lingkung
an

Daerah
Penghambat sintesa hormon oleh zat kimia. penghambat
pegunungan
sintesa hormon
ex: kol, lobak, kedelai.
oleh obat
Ex:
Tanah dan air kurang
thiocarbomide,
sulfonilurea,
Mengandung iodium
Fungsi kelenjar
Tiroid menurun

LP dan ASKEP Gondok

geitrogenik

Penurunan
kemampuan
Kelenjar tiroid
Page 6

T4 menurun

hipof
sis
Pelepasan THS
meningkat

STRUMA
/GONDOK
Struma Non
Toksik

Struma
Toksik
fungsi hormon tiroid

K tiroid berdifusi

K tiroid
berlebihan

lela
h

ekstra
tiroidial
infltrsi kulit lokal
oftalmipati

tiroidial

goiter
oftalmipa
Penekanan trakea ti
sekresi H T

Penekanan trakea penekanan esofagus


Hiperplasia
Pita suara parau

Gangguan respirasi

V.
1.
2.
3.
4.

sulit menelan

gangguan menelan

Klasifikasi
Menurut American society for Study of Goiter membagi :
Struma Non Toxic Diffusa
Struma Non Toxic Nodusa
Stuma Toxic Diffusa
Struma Toxic Nodusa
Istilah Toksik dan Non Toksik dipakai karena adanya perubahan dari segi fungsi
fisiologis kelenjar tiroid seperti hipertiroid dan hipotyroid, sedangkan istilah nodusa
dan diffusa lebih kepada perubahan bentuk anatomi.
Klasifikasi tersebut secara rinci sebagai berikut:
1. Struma non toxic nodusa
Adalah pembesaran dari kelenjar tiroid yang berbatas jelas tanpa gejala-gejala
hipertiroid.
Etiologi : Penyebab paling banyak dari struma non toxic adalah kekurangan
iodium. Akan tetapi pasien dengan pembentukan struma yang sporadis,
penyebabnya belum diketahui. Struma non toxic disebabkan oleh beberapa hal,
yaitu :

LP dan ASKEP Gondok

Page 7

Kekurangan iodium: Pembentukan struma terjadi pada difesiensi


sedang yodium yang kurang dari 50 mcg/d. Sedangkan defisiensi berat
iodium

adalah

kurang

dari

25

mcg/d

dihubungkan

dengan

hypothyroidism dan cretinism.


Kelebihan yodium: jarang dan pada umumnya terjadi pada preexisting
penyakit tiroid autoimun
Goitrogen :
Obat
:
Propylthiouracil,

litium,

phenylbutazone,

aminoglutethimide, expectorants yang mengandung yodium


Agen lingkungan : Phenolic dan phthalate ester derivative dan

resorcinol berasal dari tambang batu dan batubara.


Makanan, Sayur-Mayur jenis Brassica ( misalnya, kubis, lobak
cina, brussels kecambah), padi-padian millet, singkong, dan

goitrin dalam rumput liar.


Dishormonogenesis: Kerusakan dalam jalur biosynthetic

hormon kelejar tiroid


Riwayat radiasi kepala dan leher : Riwayat radiasi selama masa
kanak-kanak mengakibatkan nodul benigna dan maligna (Lee,

2004)
2. Struma Non Toxic Diffusa
Penyebab Struma Non Toxic Diffusa menurut Mulinda, 2005 :
Defisiensi Iodium
Autoimmun thyroiditis: Hashimoto oatau postpartum thyroiditis
Kelebihan iodium (efek Wolff-Chaikoff) atau ingesti lithium, dengan

penurunan pelepasan hormon tiroid.


Stimulasi reseptor TSH oleh TSH dari tumor hipofisis, resistensi hipofisis
terhadap

hormo

tiroid,

gonadotropin,

dan/atau

tiroid-stimulating

immunoglobulin
Inborn errors metabolisme yang menyebabkan kerusakan dalam biosynthesis

hormon tiroid.
Terpapar radiasi
Penyakit deposisi
Resistensi hormon tiroid
Tiroiditis Subakut (de Quervain thyroiditis)
Silent thyroiditis
Agen-agen infeksi
Suppuratif Akut : bacterial
Kronik: mycobacteria, fungal, dan penyakit granulomatosa parasit
Keganasan Tiroid
3. Struma Toxic Nodusa
LP dan ASKEP Gondok

Page 8

Penyebab Struma Toxic Nodusa menurut Davis, 2005 :


Defisiensi iodium yang mengakibatkan penurunan level T4
Aktivasi reseptor TSH
Mutasi somatik reseptor TSH dan Protein Ga
Mediator-mediator pertumbuhan termasuk : Endothelin-1 (ET-1), insulin
like growth factor-1, epidermal growth factor, dan fibroblast growth factor.
4. Struma Toxic Diffusa
Yang termasuk dalam struma toxic difusa adalah grave desease, yang merupakan
VI.

penyakit autoimun yang masih belum diketahui penyebab pastinya (Adediji,2004)


Manifestasi Klinis
Penderita mungkin mengalami aritmia dan gagal jantung yang resisten
terhadap terapi digitalis. Penderita dapat pula memperlihatkan bukti-bukti penurunan
berat badan, lemah, dan pengecilan otot. Biasanya ditemukan goitermulti nodular
pada pasien-pasien tersebut yang berbeda dengan pembesaran tiroiddifus pada pasien
penyakit Graves
Penderita goiter nodular toksik mungkin memperlihatkan tanda-tanda mata
(melotot, pelebaran fisura palpebra, kedipan mata berkurang) akibat aktivitas simpatis
yang berlebihan. Meskipun demikian, tidak ada manifestasi dramatisoftalmopati
infiltrat seperti yang terlihat pada penyakit Graves. Gejala disfagia dan sesak napas
mungkin dapat timbul. Beberapa goiter terletak di retrosternal .
Pada umumnya pasien struma nodosa datang berobat karena keluhan
ketakutan akan keganasan. Sebagian kecil pasien, khususnya yang dengan
strumanodosa besar, mengeluh adanya gejala mekanis, yaitu penekanan pada
esophagus (disfagia) atau trakea (sesak napas). Gejala penekanan ini data juga oleh
tiroiditiskronis karena konsistensinya yang keras. Biasanya tidak disertai rasa nyeri
kecuali bila timbul perdarahan di dalam nodul
Keganasan tiroid yang infiltrasi nervus rekurens menyebabkan terjadinya
suara parau. Kadang-kadang penderita datang dengan karena adanya benjolan pada
leher sebelah lateral atas yang ternyata adalah metastase karsinoma tiroid pada
kelenjar getah bening, sedangkan tumor primernya sendiri ukurannya masih kecil.
Atau penderita datang karena benjolan di kepala yang ternyata suatu metastase
karsinoma tiroid pada kranium. Gejala utama :
a. Peningkatan frekuensi denyut jantung
b. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
katekolamin
c. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas,
intoleran terhadap panas, keringat berlebihan.
d. Penurunan berat badan, peningkatan rasa lapar
e. Mata melotot

LP dan ASKEP Gondok

Page 9

f. Dapat terjadi eksoftalmus (penonjolan bola mata) Peningkatan frekuensi


buang air besar
g. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid.
h. Pembengkakan, mulai dari ukuran sebuah nodul kecil untuk sebuah
benjolan besar, di bagian depan leher tepat di bawah Adams apple.
i. Perasaan sesak di daerah tenggorokan.
j. Kesulitan bernapas (sesak napas), batuk, mengi (karena kompresi batang
k.
l.
m.
n.
o.
VII.

VIII.

tenggorokan).
Kesulitan menelan (karena kompresi dari esofagus).
Suara serak.
Distensi vena leher.
Pusing ketika lengan dibangkitkan di atas kepala
Kelainan fisik (asimetris leher)

Komplikasi
a. Jantung
b. Hiperkalsemia
c. Nefrokalsinosis
d. Penurunan libido
e. Impotensi
f. Berkurangnya jumlah sperma
g. Ginekomastia
h. Oftalmopati graves
i. Dermopati graves
j. Infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan sidik tiroid.
Hasil pemeriksaan dengan radioisotop adalah teraan ukuran, bentuk lokasi, dan
yang utama adalah fungsi bagian bagian tiroid.
2. Pemeriksaan Ultrasonografi ( USG ).
Dengan pemeriksaan USG dapat dibedakan antara yang padat, cair dan beberapa
bentuk kalainan, tetapi belum dapat membedakan dengan pasti apakan suatu nodul
ganas atau jinak
3. Biopsis aspirasi jarum halus.
Biopsi ini dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu keganasan.
4. Termografi.
Adalah metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu kulit pada suatu
tempat dengan memakai Dynamic Telethermographi.
5. Petanda Tumor.
Pada pemeriksaan ini yang diukur adalah peninggian tiroglobin ( TG ) serum.

IX.

Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan
tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).

LP dan ASKEP Gondok

Page 10

a. Konservatif
1) Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis
berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.
Contoh obat adalah sebagai berikut :
a. Thioamide
b. Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
c. Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 - 600 mg/hari, dosis maksimal
2.000 mg/hari
d. Potassium Iodide
e. Sodium Ipodate
f. Anion Inhibitor
2) Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi
gejala-gejala hipotiroidisme.
Contoh: Propanolol . Indikasi :
a. Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada
pasien muda dengan struma ringan sedang dan tiroktosikosis.
b. Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan
atau sesudah pengobatan yodium radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi.
d. Pasien hamil, usia lanjut .
e. Krisis tiroid
Penyekat adinergik pada awal terapi diberikan, sementara menunggu
pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid.
Propanololdosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien
kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan
sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta Lab. FT4/T4/T3 dan TSHs.
Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan
dipertahankan dosis terkecil yang masih memberikan keadaan eutiroid
selama12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan, dan dinilai apakah
tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di
hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemudian hari dapat
tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
Obat antitiroid yang sering digunakan :
Karbimazol 30-60 5-20
Metimazol 30-60 5-20
Propiltourasil 300-600 5-200b.
b. Surgical

LP dan ASKEP Gondok

Page 11

1) Radioaktif iodine. Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid


yang hiperaktif.
2) Tiroidektomi. Tindakan pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid
yang membesar.
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroidisme.
Indikasi :
a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap
obat antitiroid.
b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid
dosis besar
c. Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium
radioaktif
d. Adenoma toksik atau struma multinodular toksik
e. Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
f. Multinodular
Banyak gondok, seperti gondok multinodular, terkait dengan tingkat
normal hormon tiroid dalam darah. Gondok ini biasanya tidak
memerlukan perawatan khusus setelah dibuat diagnosa yang tepat.
c. Radioaktif
Pengobatan dengan yodium radioaktif dengan Indikasi :
1) Pasien umur 35 tahun atau lebih
2) Hipertiroidisme yang kambuh
3) Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
4) Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
d. Pengobatan Non Medis
Obat Penyakit Gondok Ace Maxs adalah pilihan solusi terbaiknya. AceMaxs
adalah Obat Penyakit Gondok herbal yang berbahan dasar dari kulit buah manggis
dan daun buah sirsak, yang kemudian dipadukan dengan apel dan madu murni
sebagai pemanis dan pengawet alaminya. Tidak terdapat sedikitpun zat kimiawi
yang terkandung dalam Obat Penyakit Gondok herbal Ace Maxs ini, sehingga
sangat aman dikonsumsi penderita penyakit gondok usia berapa saja tanpa akan
menimbulkan efek samping.
Obat Penyakit Gondok Ace maxs juga mengandung nutrisi Vitamin B1,B2, C,
memperbaiki sistem kerusakan tubuh, memperkuat daya tahan tubuh, serta efektif
dalam mengontrol kadar berlebih seperti darah tinggi, kolesterol tinggi serta gula
darah tinggi dalam tubuh. Nah itulah mengapa pengobatan penyakit gondok
dengan Obat Penyakit Gondok herbal Ace Maxs lebih tepat, efektif, mujarab tanpa
menimbulkan efek samping. Dan sebagai pengawetnya, obat penyakit gondok Ace
Maxs menggunakan madu murni sebagai pengawet obat alami.
LP dan ASKEP Gondok

Page 12

Obat Penyakit Gondok Ace maxs mengandung beberapa manfaat penting


untuk pengobatan gondok, kandungan didalamnya mampu mengembalikan kadar
normal hormon tiroid secara bertahap dan efektif tanpa menimbulkan reaksi
negatif terhadap tubuh yang mengkonsumsinya. Selain itu obat penyakit gondok
yang terbuat dari kulit buah manggis dan daun buah sirsak mempunyai senyawa
aktif yang bekerja sebagai pembersih tubuh, yaitu zat antioksidan xanthone
penangkal radikal bebas mampu melancarkan peredaran darah dan memperlebar
pembuluh darah sehingga tubuh menjadi lebih segar dan sehat. Dari komposisi
alami lainnya seperti anggur, apel, madu murni serta rosella hitam. Rosella hitam
yang terkandung dalam obat penyakit gondok acemaxs berfungsi sebagai
penghilang keasaman dilambung sehingga obat penyakit gondok ace maxs aman
dikonsumsi oleh penderita gondok yang memiliki keluhan sakit Maag.
X.

Pencegahan
Penggunaan yodium yang cukup, makan makanan yang banyak mengandung
yodium, seperti ikan laut, ganggang-ganggangan dan sayuran hijau. Untuk
penggunaan garam beryodium dalam masakan perlu diperhatikan. Garam yodium bisa
ditambahkan setelah masakan matang, bukan saat sedang memasak sehingga yodium
tidak rusak karena panas.
a. Pada ibu hamil dianjurkan agar tidak menggunakan obat-obatan yang beresiko
untuk ketergantungan goiter kongenital.
b. Hindari mengkonsumsi secara berlebihan makanan-makanan yang mengandung
goitrogenik glikosida agent yang dapat menekan sekresi hormone tiroid seperti
ubi kayu, jagung, lobak, kankung, dan kubis.
Penyakit goiter dapat dicegah dengan pemberian senyawa yodium pada anakanak dikawasan yang kandungan yodiumnya buruk. Hipertropi terjadi karena
asupan rerata yodium kurang dari 40 mg/hari, WHO menganjurkan yodiosasi
garam hingga mencapai konsentrasi satu bagian dalam 100.000 yang sudah cukup
untuk pencegahan goiter. Pengenalan garam beryodium merupakan satu-satunya
cara yang paling efektif untuk mencegah Penyakit goiter dalam masyarakat yang
rentan.

LP dan ASKEP Gondok

Page 13

I.

ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas pasien /keluarga:
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur,
agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin,
status perkawinan, dan penanggung biaya.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pada pasien dengan penyakit gondok gejala yang sering muncul ialah
Perasaan ketat atau sempit pada tenggorokan, Batuk, Suara serak,
Kesulitan menelan, Kesulitan bernapas.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien masuk RS dengan keluhan sejak sebelum masuk RS pasien
mengeluh batu, sulit menelan, sulit bernapas, perasaan ketat atau sempit
pada tenggorokan sehingga mengalami penurunan berat badan.
c. Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengetahui apakah pasien mempunyai riwayat masuk RS atau
pernah mengalami penyakit ini sebelumnya.
d. Riwayat penyakit keluarga
Orang tua atau keluarga pasien pernah menderita gondok.
Disini dicantumkan Genogram
e. Riwayat Alergi
Pasien pernah mempunyai riwayat atau tidak ada alergi terhadap makanan
dan obat-obatan.
f. Riwayat psikososial
Pasien sangat sulit membina hubungan sasial dengan lingkungannya,
mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat malas

LP dan ASKEP Gondok

Page 14

beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah bagaimana konsep diri
klien mencakup kelima komponen konsep diri

3. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
Pada umumnya

keadaan

penderita

lemah

dan

kesadarannya

composmentis dengan tanda-tanda vital yang meliputi tensi, nadi,


pernafasan dan suhu yang berubah.
b) Sistem pernafasan
Biasanya pernafasan lebih sesak akibat dari pembengkakan dileher,
Palpasi kelenjar tiroid ,nodul tunggal atau ganda, konsistensi dan
simetris tidaknya, apakah terasa nyeri pada saat dipalpasi .
Inspeksi bentuk leher simetris tidaknya, Auskultasi bunyi pada arteri
tyroidea, nilai kualitas suara, Palpasi apakah terjadi deviasi trachea
c) Sistem Neurologikaka
Pada pemeriksaan reflek hasilnya positif tetapi dari nyeri akan
didapatkan ekspresi wajah yang tegang dan gelisah karena menahan
sakit.
d) Aktivitas/istirahat
Insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat, atrofi
otot.
e) Eliminasi
Pasien jarang bak karena tidak ada nafsu makan
f) Integritas ego
Mengalami stres baik emosional maupun fisik, emosi labil, depresi.
g) Makanan/cairan
Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan
menurun,pembesaran tyroid.
h) Rasa nyeri/kenyamanan
Nyeri orbital, fotofobia.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum; pemeriksaan TSH (pada klien dengan
hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan TSH serum, sedangkan pada
yang sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal).

5. Lakukan pengkajian lengkap

LP dan ASKEP Gondok

Page 15

Dampak perubahan patologis diatas terhadap kemungkinan adanya gangguan


pemenuhan oksigen, nutrisi, cairan dan elektrolit serta gangguan rasa aman
dan perubahan konsep diri seperti :
- Status pernafasan : frekwensi, pola dan teratur tidaknya, dan apakah klien
menggunakan otot pernapasan tambahan seperti retraksi sternal dan cuping

II.

hidung.
Warna kulit apakah nampak pucat atau cianosis.
Suhu kulit khususnya daerah akral.
KU / kesadaran, apakah klien tampak gelisah atau tidak berdaya
Berat badan dan tinggi badan.
Kadar Hb
Kelembaban kulit dan teksturnya
Porsi makan yang dihabiskan
Turgor
Jumlah dan jenis cairan proral yang dikonsumsi
Kondisi mukosa mulut
Kualitas suara
Bagaimana ekspresi wajah, cara berkomunikasi dan gaya berinteraksi klien

dengan orang disekitarnya.


Bagaimana klien memandang dirinya sebagai seorang pribadi.

ANALISA DATA
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokan dan dilakuakan analisa
serta sintesa data. Dalam mengelompokan data dibedakan atas data subyektif dan
data obyektif. Data yang telah dikelompokan tadi dianalisa sehingga dapat
mengambil kesimpulan tentang masalah keperawatan kemungkinan penyebab atau

LP dan ASKEP Gondok

Page 16

etiologi. Yang dapat dirumuskan dalam bentuk diagnosa keperawatan meliputi


aktual, potensial, dan kemungkinan.

III.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan
bersihan

jalan

napas

b.d

obstruksi

trakea,

pembengkakan,perdarahan dan spasme laryngeal


2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi
kurang, disafagia
3. Nyeri akut b.d tindakan bedah terhadap jaringan /otot dan edema pasca operasi
LP dan ASKEP Gondok

Page 17

4. Gangguan rasa nyaman b.d proses penyakit


5. Hambatan komunikasi verbal b.d cedera pita suara/kerusakan laring, edema
jaringan, nyeri, ketidaknyamanan
6. Resiko infeksi b.d port de entry kuman

IV.

No
1

INTERVENSI

Diagnosa
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas b.d
produksi mucus yang

LP dan ASKEP Gondok

NOC

NIC
NIC
Airway management:
Buka jalan napas, gunakan

NOC
Respiratory status :
Page 18

teknik chin lift atau jaw

berlebihan
Defenisi:
Ketidakmampuan untuk

Ventilation
Respiratory status : Airway

patency
membersihkan sekresi
Kriteria Hasil:
Menunjukan jalan napas
atau obstuksi dari saluran
yang paten (klien tidak
pernapasan untuk
mempertahankan

merasa tercekik, irama

kebersihan jalan napas


Batasan karakteristik:
Tidak ada batuk
Suara napas

napas, frekuensi pernapasan

tambahan
Perubahan frekwensi
napas
Perubahan irama
Napas
Sianosis
Kesulitan berbicara

dalam rentang normal, tidak

yang berlebihan
Batuk yang tidak

efektif
Orthopneu
Gelisah
Mata terbuka lebar

dan mencegah faktor yang


dapat menghambat jalan
napas

memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perluna
pemasangan alatjalan napas

buatan
Lakukan fisioterapi dada jika

perlu
Auskultasi suara napas, catat

adanya suara tambahan


Monitor respirasi dan status
O2
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan

Faktor yang
berhubungan:
Obstruksi jalan napas
- Spasma jalan napas
- Materi asing dalam jalan
napas

LP dan ASKEP Gondok

ada suara napas abnormal)


Mampu mengidentifikasikan

atau mengeluarkan
suara
Dipsneu
Sputum dalam jumlah

thrust bila perlu


Posisikan pasien untuk

Page 19

Ketidakseimbangan
2

nutrisi kurang dari

NIC
Nutrition management:
- Kolaborasi dengan ahli gizi

NOC

kebutuhan tubuh
Defenisi : Asupan nutrisi

Nitrition Status : food and

untuk menentukan jumlah

tidak cukup untuk

fluid intake
Weight control

kalori dan nutrisi yang

memenuhi kebutuhan
metabolic
Batasan karakteristik:
Nyeri abdomen
Kurang makan
Ketidakmampuan

memakan makanan
Berat badan 20 %
atau lebih dibawah

berat badan ideal


Kurang minat pada
makanan

Kriteria hasil :
Adanya peningkatan berat
badan sesuai dengan tujuan
Berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan
Mampu mengidentifikasi

menelan makanan
Ketidakmampuan

(sudah dikonsultasi dengan


ahli gizi)
- Monitor jumlah nutrisi dan

Nutrition Monitoring:

badan yang berarti


-

berhubungan:
Factor biologis
Ketidakmampuan

meningkatkan intake Fe
- Berikan makanan yang terpilih

kandungan kalori
kebutuhan nutrisi
- Kaji kemampuan pasien untuk
Menunjukan peningkatan fungi
mendapatkan nutrisi yang
pengecapan dari menelan
dibutuhkan
Tidak terjadi penurunan berat

Factor yang

dibutuhkan pasien
- Anjurkan pasien untuk

BB paien dalam batas normal


Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam

makan
Monitor mual muntah

untuk mengabsorbsi
nutrien

Gangguan rasa nyaman


Definisi :
Merasa kurang
senang,lega dan
sempurna dalam dimensi
fisik, psikospritual,
lingkungan dan sosial
Batasan Karakteristik :
Ansietas
Menangis
Gangguan pola tidur
Takut
LP dan ASKEP Gondok

NIC
NOC

Anxiety Reductrion

Ansiety
Sleep deprivation
Comfort, readines for
enchanced
Kriteria hasil :
Mampu mengontrol kecemasan
Status lingkungan yang
nyaman
Mengontrol nyeri
Page 20

(penurunan kecemasan)
- Gunakan pendekatan yang
menenangkan
- Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap pelaku pasien
- Jelaskan semua prosedur dan
apa yang dirasakan selama
prosedur
- Pahami perspektif pasien

Ketidakmampuan

untuk rileks
Iritabilitas
Merintih
Melaporkan merasa

panas
Melaporkan perasaan

tidak nyaman
Melaporkan gejala

yang menimbulkan

distress
Melaporkan kurang

untuk mengungkapkan

puas dengan keadaan


Melaporkan kurang

Kualitas tidur dan istirahat

adekuat
Agresi pengendalian diri
Respon terhadap pengobatan
Control gejala
Status kenyamanan meningkat
Dapat mengontrol ketakutan
Support social

menggunakan teknik relaksasi


- Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan

Faktor yang
berhubungan :
Gejala terkait

penyakit
Sumber yang tidak

adekuat
Kurang pengendalian

lingkungan
Kurarng privasi

LP dan ASKEP Gondok

perhatian
- Identifikasi tingkat kecemasan
- Bantu pasien mengenal situasi

perasaan, ketakutan , persepsi


- Insteuksikan pasien

tersebut
Gelisah
Berkeluh kesah

anak
- Lakukan back/ nek rub
- Dengarkan dengan penuh

kecemasan dorong pasien

senang dengan situasi

terhadap situasi stres


- Temani pasien untuk menemani

Page 21

Pathway Askep
Masa pertumbuhan, pubertas, menstruasi,
Kehamilan, laktasi, menopause, infeksi, stress

Kebutuhan tiroksin
Hiperplasi dan involusi
kelenjar tyroid

Nodularitas kelenjar
tyroid
Sirkulasi darah
Iskemia

Degenerasi kelenjar tyroid (fbrosis, nekrosis,


kalsifkasi, pembentukan kista, perdarahan)
LP dan ASKEP Gondok

Page 22

Bersihan jalan
Obstruksi pada trakea
Terputusnya
kontinuitas
Resti
Resiko
napas tidak
Strumektomi/tiroidektomi
Hipokalsemia
Nyeri
infeksi jaringan
cidera/tetani

Saraf
laringeal/nervus
Resti
gangguan
recurrent
teramputasi
komunikasi

BAB III
PENUTUP
I.

Kesimpulan
Goiter adalah pembesaran kelenjar tiroid sebagai akibat pertambahan ukuran sel atau
jaringan.
Berbagai faktor sebagai penyebab terjadinya hipertropi kelenjar tiroid diantaranya
seperti defisiensi yodium, goitrogenik glikosida agent yang merupakan zat atau bahan
yang dapat mensekresi hormon tiroid) seperti ubi kayu, jagung, lobak, kangkung,
kubis bila dikonsumsi secara berlebihan, obat-obatan anti tiroid, anomali,peradangan
dan tumor/neoplasma.
Pencegahan Goiter dapat diberikan senyawa yodida di kawasan yang kandungan
yodiumnya buruk.
Penatalaksanaan : menekan kelenjar hipofisis untuk menstimulasi tiroid diberi
preparat yodium, seperti larutan jenuh kalium yodida dan dilakukan tindakan operatif.

II.

Saran
1. Untuk Perawat

LP dan ASKEP Gondok

Page 23

Perawat harus bisa memahami bagaimana cara menangani klien dengan penyakit
goiter, dan melakukan pengkajian.
2. Untuk Mahasiswa
Mahasiswa harus bisa mengetahui konsep dasar penyakit goiter dan asuhan
keperawatan untuk menangani dan mencegah.
3. Masyarakat
Agar masyarakat bisa memahami gejala dan pencegahan pada penyakit goiter.
4. Rumah sakit
Rumah sakit harus bisa melengkapi peralatan dan memenuhi kebutuhan klien
khusus dengan penyakit goiter

DAFTAR PUSATAKA
http://www.academia.edu/8945695/Asuhan_keperawatan_pada_pasien_Goiter
http://dr-medical.blogspot.co.id/2008/12/struma-gondok.html
http://pantrisater.blogspot.co.id/2013/01/asuhan-keperawatan-goitergondok.html
http://yancenk.blogspot.co.id/2012/03/askep-goiter.html

LP dan ASKEP Gondok

Page 24

LP dan ASKEP Gondok

Page 25

Anda mungkin juga menyukai