merepon secara wajar terhadap suasana hati, temperamen,motivasi, dan keinginan atau
dorongan dari orang lain (interpersonal).Walaupun beberapa pekerjaaan
mempercayakan seluruhnya kepada kecerdasan atau intelegensi tunggal, seorang
individu dengan sangat mengembangkan kecerdasannya dalam suatu lingkungan boleh
menjadi seorang komposer (berbakat musik), penari (olah tubuh), atau seorang terapi
(hubungan antara pribadi). Pekerjaan yang lain mungkin membutuhkan perpaduan
intelegensi (perhatikan contoh, Chan 2003). Gardner an Hatch memberi contoh seorang
ahli bedah membutuhkan dua ketajaman ruang intelegensi untuk membimbing pisau
bedah dan keterampilan olah tubuh untuk mengontrolnya.
Musik : kemampuan dalam menciptakan lagu, ritme, ekspresi musik, dan instrumen
:komposer, musisi.
Bodily kinaesthetic: kemampuan atau kecakapan aktivita secara fisik :penari, atlet
Naturalis :kecakapan dalam memahami dan erhubungan dengan dunia tumbuhan dan
hewan :ahli botani, petani
Paling sedikit, pandangan Gardner menantang ide kita dari papa yang disebut
perilaku intelegensi. Khususnya dia menekankan perilaku intelegensi ditempatkan di
sekolah dalam pengembangan verbal dan kemampuan matematika anak-anak untuk
pengeluaran dari sebuah bidang lebih luas daripada perilaku cerdas. Selanjutnya
oendekatan ini untuk mengamati perilaku inelegensidan dalam pengembangannya
menganjurkan sebuah bidang pendidikan dan latihan menilai untuk mendorong
pembelajaran efektif ( lihat contoh Campbell, Campbell dan Dickinson, 1999; Vialle
1994)
Pada hakikatnya teori Gardner terlihat jelas bahwa multi ntelegensi mencerminkan
potensi yang harusdibantu perkembangannya dalam lingkungan. Mereka tidak akan
mengembangkan secara utuh tanpa stimulasi, dorongan, dan latihan secara luas.
KECERDASAN EMOSIONAL
PENDIDIKAN EMOSIONAL
Tidak semua pendidik setuju dengan mendesain kurikulum emosi dan sosial di
sekolah. Keberatan mereka adalah kadang-kadang berdasarkan kepada gagasan di
sekolah itu yang sebagian besar ada untuk kegiatan akademik dan tidak ada waktu
cukup atau tempat untuk mengenalkan dengan yang berhubungan dengan keadaan
sekeliling. Di waktu lain keberatan berdasarkan pada keraguan yang muncul dari
programpembelajaran emosi dan ketiadaan dukungan penelitian dan teoritis, yang
berhubungan antara program ini dan perbaikan perilaku di sekolah. Zeidner at.al
(2000) menganggap bidang kecakapan emosi menjadi sangat tidak jelas , jadi anda
mungkin menyukai untuk membaca laporan mereka di artikel “ dapatkah intelensi
emosi diterima di sekolah? “; daftar diakhiri bab di bacaan yang direkomendasikan.
1. Komponen intelegensi : Inti atau pokok dari teori Sternberg adalah meta
komponen seperti proses eksekutif ururtan yang lebih tinggi (melibatkan
perencanaan, monitoring, dabn membuat keputusan) dalam pelaksanaan tugas,
pelaksanaan komponen-komponen (digunakan dalam pelaksanaan tugas), dan
komponene-komponen pengetahuan tambahan (digunakan dalam memperoleh
pengetahuan baru). Elemen-elemen ini meliputi komponen-komponen
intelegensi, yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk memperoleh
pengetahuan, berpikir, dan berencana, memonitor proses kognitif mereka
sendiri dan bertindak bertindak sesuai dengan kemampuan intelegensi
2. Pengalaman intelegensi : pengalaman intelegensi mengacu kepada bagaimana
seseorang individu sering memanfaatkan pengalaman, wawasan, kreatifitas
dalam memecahkan masalah baru , dan bagaiman cepatnya solusi baru ini bisa
berubah menjadi proses rutinitas untuk memecahkan masalah yang
berhubungan dengan hal tersebut. Belakangan ini karakter berubah secara
otomatis.
3. Konteks intelegensi : konteks intelegensi mengacu kepada bagaimana individu
beradaptasi dengan lingkungan untuk mempergunakan sebagian besar sikap
positif mereka. Adaptasi terdiri dari seleksi lingkungan yang mana bisa berfungsi
secara optimal, membentuk atau merubah lingkungan untuk disesuaikan dengan
tujuan yang lebih baik, atau pindah dari satu lingkungan ke lingkungan yang lain
yang lebih kompatibel.
AKTIVITAS
1. Wilma Vialle mendiskusikan intelegensi spiritual, yang mana Gardner mengacu
kepada ‘eksistensi intelegensi’. Seberapa relevan dan bergunannya konsep
seperti intelegensi spiritual?. Bagian apa yang harus dikembangkan intelegensi
spiritual di sekolah?. Bagaimana mengevaluasi dan menilai tingkat intelegensi
spiritual idividu?
2. Bagaimana menurut anda seorang guru yang membutuhkan bakat dan talenta
untuk mengajar siswa yang berbakat dan bertalenta?
3. Bagaiman menurut anda konsep dari intelegensi emosional?. Kami berpendapat
bahwa ada perlakuan yang benar-benar menyebabkan adanya kontroversi lebihi
apa penilaian berguna dan berbagi kesulitan dalam mendefinisikan dan
mengukurnya. Lakukan pencarian iternet dari topik tersebut dan tulislah sebuah
laporan singkat dalam pandangan pribadimu mengenai intelegensi emosional
yang didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh melalui pencarianmu.
4. Tulislah sebuah kritik dari salah satu kunci referensi dalam konteks dari apa
yang telah kamu bacadari multi intelegensi pada bab ini.
TINDAKAN KELAS
Guru sering membuat penilaian intelegensi mereka sendiri untuk suatu maksud.
Aktivitas ini didesain untuk menyelidiki berbagai macam perilaku siswa. Seorang guru
biasa menggunakannya untuk menaksir intelegensi siswa.
Satu contoh pertanyaan guru “ Apa macam-macam daftar perilaku yang mereka
gunakan untuk memperoleh penilaian intelegensi siswa?”. Beberapa pertanyaan guru
lainya untuk merangking mereka dalam skala 5 poin ( 5: sangat penting, 1: tidak
penting). Dalam kaitannya dengan beberapa faktor mempengaruhi keputusan mereka
terhadap intelegensi anak-anak.
Kemudian pertanyaan salah satu guru untuk menfokuskan kepada salah satu
murid, mereka mempertimbangkan sebagai orang yang sangat pintar dan yang satu
lamban. Masing-masing guru sudah menganalisa melalui daftar mereka , yang
menunjukkan perilaku-perilaku itu dimana memilih iswa yang menyimpang dengan
jelas, secara positif atau negatif dari norma atau aturan. Sebelumya jangan
membiarkan guru melihat pentingnya rangking mereka.
Jika guru konsisten, skala perilaku 4 atau 5 harus ditandai dengan + dan -, jika
benar begitu, kemudian guru konsisten dalam observasi mereka. Jika tidak, tanyakan
guru aoa jenis lain dari perilaku siswa yang mereka gunakan dalam penilaian mereka.
Pertanyaan Pokok
Bagaimanakah anda mendefinisikan dan mengukur intelegensi ?
Kesuksesan Intelegensi
Menurut Sternberg (1998, 2003) kesuksesan intelegensi merupakan definisi dari
seperangkat kemampuan mental atau jiwa yang digunakan untuk mencapai salah satu
tujuan dalam hidup., diberikan sebuah konteks sosiokultural melalui adaptasi, seleksi
dan pembentukan, lingkungan. Seperti yang telah kami jelaskan di atas, kesuksesan
intelegensi melibatkan 3 hubungan yang satu dengan yang lain, tetapi aspek-aspek
tersebut berbeda yaitu analisis, kreatif, dan latihan menelaah. Sternberg percaya jika
contoh berpikir ditanamkan tiap waktu belajar mengajar, prestasi siswa akan
meningkat, dia juga percaya bahwa aspek tersebut kana menghasilkan suatu basis
untuk kesuksesan kehidupan tiap hari. Dia mengembangkan penelitian untuk
mendukung pernyataan ini (Sternberg dan Grigorenko 1997, Sternberg, Torff, dan
Grigorenko 1998)
Sternberg memperkenalkan 12 prinsip-prinsip untuk mengarahkan guru dalam
latihan menerapkan dan menfasilitasi perkembangan kesuksesan intelegensi siswa.
Banyak dari prinsip-prinsip ini memiliki suatu hubungan dengan bagian materi yang
kami liputdi baba yang lain sebagai proses informasimengajar efektif, dan mengukur
serta mengevaluasi. Prinsip-prinsip ini akan diperkenalkan di bawah ini dan kami
mendorong anda ntuk membaca diskusi secara terperinci Sternberg dalam
implementasinya dalam “prinsip-prinsip mengaja untuk kesuksesan
intelegensi”(pendidikan psikologi, 1998, 33, 65-72, lihat juga Sternberg 2003).
Sternberg percaya bahwa jika pengajaran meliputi penekanan dalam latihan kreatif
dan berfikir, sebaiknya dalam analitis dan kecerdasan memori guru akan
mendapatkan kemungkinana besar berkembang menjadi ahli pembelajaran
(Sternberg 2003). Setelah membaca 2 artikel yang direkomendasikan pada akhir bab,
bagaiman pendapat anda?
12 Prinsip Implementasi:
1. Tujuan pembelajaran adalah menciptakan keahlian melalui organisasi yang
fleksibel dan baik, dengan mudah dapat mencari pengetahuan dasar. Prinsip
inin berhubungan dengan apa yang kita katakan dengan kepentingan utama
pengetahuan di bab 4 dan bab lainnya.
2. Pembelajaran harus melibatkan pengajaran untuk melatih berpikir dan kreatif
menganalisa.Ingatan pelajaran dengan baik, berpikir analitik meliputi analisis,
penilaian, evaluasi, membandingkan dan membandingkan, imajinasi, dan
dukungan. Latihan berpikir meliputi implementasi, penggunaan, penerapan,
dan mencari. Kesesuaian daya ingat meliputi menghafal, mengulang,
mengingat, dan mengenali. Kami tutup aspek-aspek ini dengan berpikir melalui
pengerjaan tes kami. Sternberg percaya bahwa terlalu banyak mengajar dan
belajar mengorientasikan daya ingat untuk mengekslusi bentuk berpikir
lainnya. Dia mendukung keyakinan ini dengan melalui banyak teori yang lain
(seperti Brunner) setuju dengan tes kami. Dia percaya bahwa pelajaran yang
baik harus meliputi tugas untuk semua bidang yang mengharuskan masig-
masing contoh berpikir.
3. Penilaian juga harus melibatkan komponen analisis, kreatifitas dan latihan,
daya ingat yang baik,di baba 4 kami sepakat dengan bidang asli dan penilaian
alternatif yang memenuhi syarat.
4. Pelajaran dan penilaian harus memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi
dan berperan besar dalam kemampuan mereka. Efeknya dlam prinsip ini dan
prinsip 5, Sternberg, empati diperlukan untuk mengadaptasi pendidikan yang
diberikan dalam laporan pengajaran yang spesifik perlu dan gaya siswa. Kami
sepakat dengan persoalan ini dipaparkan pada bab 9 dan 10.
5. Pembelajaran dan penilaian harus memungkinkan siswa untuk
mengidentifikasi , mengoreksi, sebagaimana perlu mengimbangi kelemahan
atau kekurangan.
6. Pembelajaran dan penilaian harus melibatkan penghematan dalam segi waktu,
dari semua 7 metakomponen dari masalah-daur pemecahan-yakni, identifikasi,
definisi, strategi formulasi, formulasi mental dan gambaran eksternal, alokasi
waktu dan sumber daya, monitoring, dan evaluasi. Masing-masing elemen ini
digambarkan dalam artikel dengan panjang lebar. Tetapi dalam intisari mereka
menghadirkan strategi untuk memecahkan masalah secara efektif yang bisa
diajarkan kepada siswa.
7. Pembelajaran harus melibatkan penghematan, di berbagai waktu, sedikitnya 5
komponen penyelenggaraan, meliputi menyandi informasi, kesimpulan,
memetakan, aplikasi, membandingkan alternatif dan respon. Kami sepakat
dengan menhubungkan persoalan pada bab 4kami menggambarkan strategi
belajar dan efektifitasnya.
8. Pembelajaran harus melibatkan penghematan, di berbagai waktu, sedikitnya 3
komponen pengetahuan tambahan, meliputi selektif menyandi, selektif
membandingkan, dan selektif mengkombinasikan. Efeknya komponene-
komponen ini sangat serupa dengan proses informasi elemen yang kami
paparkan pada bab 4.
9. Pembelajaran dan penilaian harus mempertimbangkan perbedaan individu
dalam gambaran mental yang disukai, meliputi verbal, quantitatif dan angka,
modalitas untuk pemasukan (visual, audio) dan pengeluaran (menulis, lisan)
dengan baik. Sekali lagi, penekanan di sini adalah memyediakan pendidikan
yang adaptifuntuk menyesuaikan kebutuhan pembelajaran yang spesifik sesuai
dengan gaya siswa.
10. P embelajaran yang paling optimal adalah di daerah yang relatif barudan secara
otomatis untuk individu. Prinsip ini sangat serupa dengan prinsip yang
dikeluarkan oleh Piaget, Vigotsky, Brunner,dan lain-lain.Mulai dari adanya
kebutuhan untuk tingkat moderat dari hal-hal baru dalam pengalaman
pembelajaran untuk menghadapi tantangan dan motivasi siswa. Kami sepakat
pokok persoalan ini akan dipaparkan pada bab 4.
11. Pembelajaran harus membantu siswa untuk beradaptasi, membentuk, dan
menyeleksi lingkungan. Pada bab 1 dan 7 kami mendiskusikan pentingnya
siswa memiliki beberapa kontrol sikap dan suara dalam pembelajaran mereka.
Prinsip Sternberg berkenaan dengan ini, itu, dan penting untuk siswa
menunjukkan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan pendidikan
(contohnya mengetahui seluk beluk tentang mengerjakan pr, dan ujian tepat
waktu dan masih banyak lagi). Penting juga bagi siswa untuk diberikan
kesempatan untuk berpendapat dalam urutan mereka untuk membentuk dan
memilih lingkungan yang cocok dengan kebutuhan mereka, kemungkinan ini
sangat sederhanamenginginkan siswa untuk masuk ke dalam lingkungan tugas
kerja mereka atau dalam memilih mata pelajaran untuk belajar. Proses ini
penting untuk perkembangan latihan wawasan intelektual siswa.
12. Pembelajaran yang bagus dan penilaian yang terintegrasi lebih baik daripada
terpisah semua elemen intelegensi
Point Pertanyaan
Station Aksi
Seperti sudah kita lihat di atas, teoritikus seperti Gardner membantah bahwa ada
beberapa secara otonomi kompetensi itelektual manusia relatif, yang kita sebut
intelegensi manusia, atau kerangka berpikir. Ada multi intelegensi yang relatif bebas
dari yang lainnya, dan yang mendadani, dan dikombinasi dengan cara yang adaptasi
keberseragaman melalui individu dan kultur untuk menghasilkan perilaku cerdas.
Teorinya bersumber dari keyakinannya bahwa omong kosong untuk menurunkan
gagasan intelegensi untuk sebuah konstruk mental yang homogen. Selanjutnya Gardner
berkeyakinan secara historis dan pada jaman ini konseptualisasi intelegensi diukur
melalui tes sederhana gagal untuk membayar cukup perhatian pada intelegensi dan
pemecahan masalah seperti pertunjukkan dunia nyata yang dikarakteristikkan melalui
keanekaragaman kultural dan sosial. Pengaruhnya Gardner mengkritik pendekatan
psikometrik untuk mengukur dan mendefinisikan intelegensi. Kami sekarang langsung
memberi perhatian terhadap pandangan intelegensi kami.
Itu dapat memperlihatkan bahwa, jika anak memiliki IQ 100, hasinya adalah rata-rata
untuk anak seumur mereka. IQ yang di atas 100, anak dipertimbangkan terus
meningkat menjadi superior daripada anak yang lain yang seumur, IQ yang mengalami
kemerosotan di bawah 100,anak relatif kurang baik mengerjakan daripada kawan
sebayanya. Penyesuain diri kemudian dibuat untuk merubah kesatuan untuk mengukur
skor sehingga IQ keseberang di berbagai kelompok umur,dalam arti dapat
diperbandingkan
Skor IQ sering kurang baik dimengerti oleh orang tua, anak-anak, dan gurupun
sama. Sebuah kelakar sering dilontarkan oleh orang tua bila mendengar skor IQ
anaknya, dengan mutlat merasa gembira. Itu kali pertama anaknya mendapatkan skor
IQ lebih dari 100.
Asumsi Yang Mendasari Tes Intelegensi Binnet
Tiga asumsi umum yang mendasari pendekatan untuk menilai intelegensi:
1. Intelegensi umumnya adalah sebuah ciri yang berkembang sesuai dengan umur
2. Performance dalam bentuk skill adalah menilai yang didasari kapasitasuntuk
belajar
3. Apa yang telah dipelajari adalah ukuran dari apa yang bisa dipelajari pada masa
yang akan datang.
Tujuan dalam tes Binnet-Simon adalah untuk mengukur intelegensi umum pada
pekerjaan melalui berbagai tipe sampel dari aktivitas mental seperti pemahaman,
pengetahuan kosa kata, alasan logis melalui analogi, pengetahuan yang antonim
sinonim dan perbedaan, kemampuan untuk melengkapi verbal dan karangan
bergambar, mengidentifikasi absurditas, mendesain gambar, dan ingatan makna
keseluruhan materi dan angka. Tes secara individual diatur dan terdiri dari seri
pertanyaan dan pilihan aktivitas karena bersifat mewakili tingkat pengetahuan dan
kemampuan pada umur tertentu. Tes Binnet-Simon menjadi dikenal sebagai Stanford-
Binnet setelah direvisi beberapa lama di Universitas Stanford. Revisi terakhir dilengkapi
pada tahun 1986 (Thorndike, Hagen, dan Sattler1986). Tes Binnet-Simon adalah
pelopor dari sejumlah tes bidang dari individu dan kelompok yang didesain untuk
mengukur intelegensi (perhatikan contoh, Petrill dan Wilkerson 2000). Sungguh sial,
karena maksud intelegensi ini dan kecerdasan perilaku dijadikan identifikasi dengan
atribut individual yang nampak sebagian besar sungguh-sungguh berhubungan dengan
prestasi akademik, yang dengan kesediaan dapat diukur, dan dapat membedakan antara
kemampuan anak-anak untuk belajar secara efektif di sekolah yang diatur. Pada
literatur terbaru banyak, sejumlah tes ini mengacu kepada tes kemampuan (lihat contoh
Stenberg 1998b). Pernakah anda melakukan tes intelegensi atau kemampuan? Untuk
apa anda melakukannya? Seperti apakah, dan dapatkah anda melalui tes itu?
Tes Yang Serupa Dengan Tes Ini Dalam Berbagai Skala Intelegensi Wechsler.
Pertanyaan ini merupakan contoh enam subtes verbal.
1.Informasi umum : pertanyaan ini berhubungan dengan bidang informasi-
contoh,’Berapa banyak tangan yang anda miliki? dan ‘berapa sen dalam satu dollar?
2.Pemahaman : Pertanyaan ini dalam bentuk tes praktek informasi dan kemampuan
untuk mengevaluasi pengalaman masa lalu-contoh,’Apa yang anda lakukan ketika kamu
memotong kaki anda?’ dan Mengapa anda menyimpan uang di bank?’
3.Matematika: Pertanyaan ini memberikan alasan aritmetika-contoh,’ tempatkan
delapan balok dalam satu barisan sebelum pokok dan suruhlah mereka untuk
menghitung balok-balok tersebut dengan jari anda’ dan ‘jika 14 apel bearatnya 4kg,
berapa banyak apel jika beratnya 21kg?’
4.Persamaan atau sinonim: Pertanyaan ini menanyakan pada apa cara objek dan
tertentu adalah sama, mengukur pemikiran yang abstrak-contoh, ’Apa hubungan antara
piano dan biola?’
5. Kosakata: Pertanyaan ini merupakan tes pengetahuan kata-contoh, ‘Apa arti dari
pisau, meja.......terlambat?’
6. jangka digit: Pertanyaan ini tes perhatian dan ingatan hafalan melalui persembahan
seri digit secara audit yang harus individu ulangi masing-masing di depan atau
belakang’
Ada juga skala performance yang berisi variasi latihan manipulasi yang
memerlukan individu untuk melengkapi pola, menyusun gambar, memasang benda dan
menghubungkan angka untuk nilai
Point Pertanyaan
Bagaimana menurut anda yakni banyak digunakan mempertimbangan
intelegensi kuantitatif dan kualitatif? Berikan lasan untuk jawaban anda.
Usahakan anda menjawab dulu pertanyaan yang dianggap mudah, dan bila anda
masih memiliki waktu baru anda kembali mencoba menjawab pertanyaan yang
dianggap sulit. Jangan habiskan banyak banyak waktu untuk mengerjakan satu soal.
Usahakan banyak mencoba menjawab benar
Intelektual yang cacat, dari partisipasi dalam tendensi sosial (Davidson 1984,
Goodnow 1988, Smith 1999). Ini disebabkan esensi untuk konsep tes intelegensi
yang bertujuan untuk merangking gan mengkategorikan orang. Rangking
menyiratkan bahwa orang akses lebih atau kurang keuntungan menurut rangking
mereka. Ini merupakan point yang penting. Bagaimana menurut anda?
Point Pertanyaan
Penelitian menunjukkan bahwa tes memprediksi performance sekolah
cukup baik, dan memprediksi skor dalam tes prestasi sekolah yakni didesain
untuk mengukur pengetahuan kurikulum. Bagaimanapun, performance akademik
tidak dijelaskan melalui intelegensi sendiri. Kesuksesan pembelajaran sekolah
tergantung pada banyak karakteristik personal lainnya daripada intelegensi.
Daftas sejumlah karakteristik pribadi yang mungkin mempengaruhi pembelajaran
sekolah. Apa faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi pembelajaran dan
prestasi sekolah?
STUDI TAMBAHAN
Hereditas, Lingkungan, dan Perilaku Genetis
Topik hereditas, lingkungan, dan perilaku genetis berdampak pada
perkembangan psikologi dan fisik, yakni sangat banyak, kompleks, dan melebihi
lingkup tes ini (lihat Papalia dan Olds1989, Turner dan Helms 1991).
Bagaimanapun, kami berharap mendapatkam sejumlah point tertinggi untuk anda
untuk pertimbangan dalam konteks bab ini dan dalam bab selanjutnya dalam
perkemangan individu.
Perilaku Genetik
Pendidik pada umumnya menginginkan pandangan bahwa kedua
lingkungan dan potensial hereditas penting dan saling berinteraksi selama
perkembangan individu (lihat contoh: Petrill dan Wilkerson 2000, Sternberg dan
Grigorenko 1997). Hubungan timbal balik ini jelas menandakan variasi dalam
perbedaan pola perkembangan anak. Jika manusia berkembang seharusnya
menjadi matang sendiri, seperti pada beberapa spesies binatang, tidak akan ada
persamaan dengan manusia. Bidang khusus psikologi, perilaku genetik,
menyelidiki interaksi lingkungan dan hereditas (lihat contoh, persoalan khusus di
jurnal psikologi Australia, 2004, 56). Untuk Ahli perilaku genetika, pertanyaan
bukan yang mana gen atau lingkungan yang beroperasi, tetapi berapa banyak
pengaruh gen dan lingkungan dalam intelegensi dan perilaku. Penyelidik ini sudah
mendesain penelitian yang kompleks yang digunakan orang kembar identik dan
sifat persaudaraan dan tidak bertalian untuk menguji hal tersebut. Ada juga
penelitian untuk menguji rangkaian DNA untuk identifikasi gen yakni yang
diasosiasikan dengan kemampuan kognitif dan prestasi. Tidak ada keraguan
bahwa gen mempengruhi intelegensi dan karakter kepribadian lainnya seperti
stabilitas emosi, dengan perkiraan pengaruh gen rata-rata sekitar 50 persen saat
gabungan melalui studi kembar dan adopsi yang tersedia (Petrill dan Wilkerson
2000, Wortman dan Loftus 1992). Meskipun demikian ada pertimbangan fakta-
fakta bahwa pengaruh lingkungan bermain signifikan yang berperanan dengan
baik. Pola hubungan antara hereditas dan lingkungan yang mengkarakterisi
intelegensi juga berlaku bagi prestasi akademik, tetapi seperti yang telah kita lihat
sebelumnya,ada kekuatan korelasi antara tindakan intelegensi denga prestasi
akademik, jadi penemuan ini tidak mengejutkan.
Beberapa teori sudah mengembangkan model untuk menjelaskan
bagaimana interaksi antara gen dan lingkungan mungkin terjadi pengaruh
intelegensi dan lingkungan. Scarr dan McCartney (mengutip dari Petrill dan
Wilkerson 2000; lihat juga ates et.al 2004) tiga tipe sketsa interaksi antara gen
dan lingkungan. Yang pertama adalah interaksi pasif, dimana gen dan lingkungan
keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu orang tua. Dalam kasus ini, jika
orang tua trampil secara kognitif-yaitu bahasa umum, cemerlang atau intelegensi-
mereka mungkin menyediakan anak mereka dengan banyak buku meleihi
daripada yang mereka terima secara normal. Karenanya, orang tua menyediakan
gen dan buku keduanya menyebabkan lingkungan anak-anak secara tidak
langsung dikorelasikan dengan gen mereka. Pada model yang kedua, gen secara
langsung mempengaruhi jenis lingkungan yang menjadi tempat pengalaman anak.
Ini disebut sebagai interaksi reaktif. Contohnya, jika seorang anak menunjukkan
bacaan yang menarik sebagai hasil genotip mereka (ciri-ciri melalui gen),
kemudian orang tua mungkin merubah lingkungan sebagai hasil dan membacakan
anak, dengan begitu meningkatkan kompetensi anak dan membaca menjadi
menyenangkan. Ini ujian terbaik dengan mengadopsikan anak-anak, dimana
perilaku non biologi orang tua dibentuk melalui genetika yang mempengaruhi
perilaku anak kita. Akhirnya model ketiga interaksi aktif yang nyata, saat gen anak
dibuat kemungkinan leih mereka mencari-cari lingkungan yang dapat dipercaya.
Dalam kasus ini, kemungkinan bahwa secara akademik mengorientasikan anak
mencari-cari secara akademik lebih memperkaya lingkungan dan sebab itu
sebagai hasilnya meningkatkan performance mereka. Point yang paling belakang
ini dianalisis untuk menunjukkan bahwa gen mungkin berpengaruh dalam media
luas yang mana anak secara akademis mencari-cari lingkungan yang berhuungan,
atau kurang lebih memperkaya lingkungan yang tersedia untuk mereka.
Bagaimanapun, dengan banyak bidang inquiry, ini masih merupakan masa kanak-
kanak.
Arus Dan PenggolonganKecakapan
Perspektif lingkungan dan perspektif hereditas keduanya, pada berbagai
waktu, mempengaruhi pendidikan praktis. Ketika pendidik percaya bahwa
perkembangan anak menggambarkan potensial genetis, ada tekanan dalam tes
sesuai dengan potensial dan arus anak-anak, sehingga perkembangan individu
dapat dimaksimalkan (dalam menghambat aturan melalui potensial genetis).
Konsekwensinya adalah perkembangan pendidikan yang dasarnya pada
epercayaan anak sampai kemampuan dan talenta di kelas yang berbeda, dan
membatasi aktivitas untuk melalui sebagian tanggung jawab untuk anak dalam
penggolongan kecakapan tertentu. Sekolah khusus didirikan untuk melayani anak
yang sangat bertalenta, dan secara fisik, mental, dan sosial cacat. Tekanan pada
pengaturan yakni dalam perkembangan individu anak dalam konteks menaksir
potensi bermanfaat dari program pendidikan tertentu.
Ketika pendidik percaya bahwa kekuatan lingkungan tertentu dalam
membentuk perkembangan manusia, ada tekanan pada pengalaman anak dalam
sebuah bidang lingkungan untuk memaksimalkan perkembangan individu.
Lngkungan pendidikan ini berdasarkan pada keyakinan memiliki kelas paralel,
dan anak dengan menaksir perkembangan atau pembelajaran yang sukar
merupakan tendensi sehingga mereka dapat bermanfaat dari memperkaya
lingkungan kelas reguler (lihat bab 9). Progresi dan ekspose untuk memperkaya
varietas atau program spesial yang merupakan syarat untuk mengira kecakapan
individu untuk memanfaatkan program tersebut.
Point Pertanyaan
Hipotesis dalam penjelasan yang menarik ini perkembangan pengukuran
intelegensi. Bagaiman menurut anda dari masing-masing perkembangan
pengukuran intelegensi tersebut?
Stasiun Aksi
Pertimbangkan sebuah bidang tes intelegensi (seperti Starnfor- Binnet,
ter ACER, WPPSI, Goodenough-Harris Drawn-a-Person, Deretan penilaian Anak
Kaufman dan Matris Progresif Raven). Pertimbangkan secara kritis tes dalam
konteks teori tes psikometrik intelegensi. Indikasi dengan jelas :
1. Natural masing-masing tes.
2. Yang mendasari konstruksi masing-masing tes adalah mencoba untuk
mengukur.
3. Kekuatan dari masing-masing tes.
4. Kelemahan dari masing-masing tes.
Diskusikan kesimpulan anda dalam kelompok
BAB 4
Ikhtisar
Dalam bab ini, kita fokuskan pada proses informasi sebagai suatu model unuk
menjelaskan pembelajaran manusia.Kami meneliti secara detail komputer
sebagaisuatu analogi untuk proses pembelajaran melalui cara dimana informasi
dihadirkan, menyandi, diproses, menyimpan dan mendapatkan kembali.