Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap orang pasti pernah mengalami luka, baik luka ringan maupun luka berat.
Kita akan menemui banyak kasus luka, Sebelum kita melakukan perawatan luka
pada pasien, sebaiknya kita mengetahui lebih dalam tentang peradangan dan
penyembuhan luka. Peradangan dan penyembuhan luka merupakan dua hal yang
saling berhubungan satu sama lain namun berbeda dalam prinsip, mekanisme
kerja, dan fungsinya. Proses yang terlebih dahulu terjadi adalah peradangan,
karena peradangan merupakan salah satu fase yang harus dilewati sebelum
terjadinya penyembuhan luka.

Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah rangkaian reaksi yang terjadi


pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau
terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan
terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia (histamin,
bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel
yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan untuk
melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi. Radang mempunyai tiga
peran penting dalam perlawanan terhadap infeksi:

1. Memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi


untuk meningkatkan performa makrofaga
2. Menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi
3. Mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.

Respon peradangan dapat dikenali dari rasa sakit, kulit lebam, demam dll,
yang disebabkan karena terjadi perubahan pada pembuluh darah di area infeksi,
pembesaran diameter pembuluh darah, disertai peningkatan aliran darah di daerah
infeksi. Hal ini dapat menyebabkan kulit tampak lebam kemerahan dan penurunan
tekanan darah terutama pada pembuluh kecil. Aktivasi molekul adhesi untuk
merekatkan endotelia dengan pembuluh darah. Kombinasi dari turunnya tekanan

1
darah dan aktivasi molekul adhesi, akan memungkinkan sel darah putih
bermigrasi ke endotelium dan masuk ke dalam jaringan. Proses ini dikenal sebagai
ekstravasasi.

Reaksi peradangan merupakan reaksi defensif (pertahanan diri) sebagai respon


terhadap cedera berupa reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman
cairan, zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan
interstitial pada daerah cedera atau nekrosis. Peradangan dapat juga dimasukkan
dalam suatu reaksi non spesifik, dari hospes terhadap infeksi. Hasil reaksi
peradangan adalah netralisasi dan pembuangan agen penyerang, penghancuran
jaringan nekrosis, dan pembentukan keadaan yang dibutuhkan untuk perbaikan
dan pemulihan.

Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda


sebagai berikut:

a. tumor atau membengkak


b. calor atau menghangat
c. dolor atau nyeri
d. rubor atau memerah
e. functio laesa atau daya pergerakan menurun
f. dan kemungkinan disfungsi organ atau jaringan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu Radang Appendiks?
2. Apakah tanda atau gejala Radang Apendiks?
3. Apa saja obat yang dapat menyembuhkan Radang Tenggorokan?
4. Bagaimana ciri-ciri penderita yang mengalami Radang Lambung
(gastritis) ?
5. Bagaimana pengobatan pada Radang Lambung (gastritis)?
6. Apakah penyebab radang prostat?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Agar mahasiswa lebih mengetahui tentang berbagi macam radang yang
dapat terjadi, pada tubuh manusia.
2. Untuk lebih memahami dan mengetahui bagaimana peradangan itu.

2
3. Untuk mengetahui cara pengobatan-pengobatan apa saja jika terjadi
peradangan.
4. Menambah wawasan tentang peradangan dan ilmu dalam dunia
kesehatan .

1.4 MANFAAT PENULISAN

Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah

Patofisiologi sekaligus sebagai literatur tambahan bagi mahasiswa atau pembaca

yang ingin menambah wawasan yang mencakup peradangan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PERADANGAN

3
Peradangan adalah reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman
cairan,zat-zat yang terlarutdan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan
interstitial pada daerah cedera atau nekrosis.

Peradangan adalah gejala yang menguntungkan dan pertahanan, hasilnya


adalah netralisasi dan pembuangan agen penyerang, penghancuran jaringan
nekrosis, dan pembentukan keadaan yang dibutuhkan untuk perbaikan dan
pemulihan. Penyembuhan luka merupakan suatu proses penggantian jaringan
yang mati atau rusak dengan jaringan baru dan sehat oleh tubuh dengan jalan
regenerasi. Luka dikatakan sembuh apabila permukaannya dapat bersatu kembali
dan didapatkan kekuatan jaringan yang mencapai normal. Penyembuhan luka
merupakan suatu proses yang kompleks karena berbagai kegiatan bio-seluler, bio-
kimia terjadi berkesinambungan. Penggabungan respon vaskuler, aktivitas seluler
dan terbentuknya bahan kimia sebagai substansi mediator di daerah luka
merupakan komponen yang saling terkait pada proses penyembuhan luka. Besar
perbedaan mengenai penelitian dasar mekanisme penyembuhan luka dan
aplikasiklinik dan saat ini telah dapat di perkecil dengan pemahaman dan
penelitian yang berhubungan dengan proses penyembuhan luka dan pemakaian
bahan pengobatan yang telah berhasil memberikan kesembuhan.

2.2 FUNGSI PERADANGAN


1. Netralisasi dan pembuangan agen penyerang
2. Penghancuran jaringan nekrosis
3. Membantu mempersiapkan proses perbaikan dan pemulihan

2.3 SEBAB PERADANGAN


1. Infeksi dari mikroorganisme dalam jaringan
2. Trauma fisik
3. Cedera kimiawi, radiasi, mekanik atau termal
4. Reaksi imun (menimbulkan respon hipersensitiff dalam jaringan)

2.4 TANDA-TANDA PERADANGAN


1. Rubor (kemerahan)
Rubor merupakan hal pertama yang terlihant pada daerah peradangan.
Waktu. reaksi peradangan mulai timbul maka anteriol yang mensuplai
daerah tersebut melebar, dengan lebih banyak darah mengalir kedalam

4
mikrosirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau
sebagian saja yang meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah.
Keadaan ini dinamakan hyperemia atau kongesti, menyebabkan warna
merah lokal karena peradangan akut.
2. Kalor (panas)
Pada daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari
sekelilingnya sebab daerah yang disalurkan tubuh kepermukaan daerah
yang terkena lebih banyak dari pada yang disalurkan kedaerah normal.
3. Dolor (rasa sakit)
Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat
merangsang ujung-ujung saraf. Selain itu, pembengkakan jaringan yang
meradang mengakibatkan peningkatan tekanan lokal yang tanpa diragukan
lagi dapat menimbulkan rasa sakit.

4. Tumor (pembengkakan)
Pembemkakan ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari
sirkulasi darah kejaringan-jaringan iterstitial. Campuran dari cairan dan sel
yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat. Pada keadaan dini
reaksi peradangan sebagian besar eksudat adalah cair,seperti yang terjadi
pada lepuhan yang disebabkan oleh luka bakar ringan.

2.5 JENIS-JENIS PERADANGAN


1. Radang kataral
Terbentuk diatas permukaan membran mukosa yang terdapat sel-sel
yang dapat mensekresi musin. Eksudat musin yang paling banyak di
kenal adalah puck yang menyertai banyak infeksi pernafasan bagian atas.
2. Radang pseudomembran
Terbentuk di atas permukaan selaput lendir yang ditandai dengan
pembentukan eksudat berupa lapisan selaput superficial, mengandung
agen penyebab, endapan fibrin, sel-sel nekrotik aktif dan sel-sel darah
putih radang. Radang membranosa sering dijumpai dalam orofaring,
trakea, bronkus, dan traktus gastro intestinal.
3. Ulkus
Terjadi apalagi sebagian permukaan jaringan hilang sedangkan
jaringan sekitarnya meradang.
4. Abses

5
Lubang yang terisi nanah dalam jaringan. Abses adalah lesi yang sulit
untuk diatasi oleh tubuh karene kecenderungannya untuk meluas dengan
pencairan, kecenderungan untuk membentuk lubang dan resistensinya
terhadap penyembuhan. Jika terbentuk abses, maka obbat-obatan seperti
antibiotik dalam darah sulit masuk ke dalam abses.
5. Radang purulent
Terjadi akibat infeksi bakteri. Terdapat pada cedera aseptik dan dapat
terjadi dimana-mana pada tubuh yang jaringannya telah menjadi
nekrotik.
6. Flegmon
Radang purulen yang meluas secara defuse pada jaringan.
7. Radang supuratif
Infeksi supuratif lokal disebabkan oleh banyak macam bakteri yang
secara kollektif diberi nama piogen (pembentukan nanah). Yang
termmasuk piogen adalah stafilokokkus, banyak basil gram negative.

2.6 MEKANISME PERADANGAN


Pada setiap luka pada jaringan akan timbul reaksi inflamasi atau reaksi
vaskuler. Mula-mula terjadi dilatasi lokal dari arteriole dan kapiler sehingga
plasma akan merembes keluar. elanjutnya cairan edema akan terkumpul di
daerah sekitar luka, kemudian fibrin akan membentuk semacam jala, struktur
ini akan menutupi saluran limfe sehingga penyebaran mikroorganisme dapat
dibatasi. Pada proses inflamasi juga terjadi inflamasi juga terjadi phagositosis,
mula-mula phagosit membungkus mikroorganisme, kemudian dimulailah
digesti dalam sel. Hal ini akan mengakibatkan perubahan pH menjadi asam.
Selanjutnya akann keluar protease seluler yang akan menyebabkan lysis
leukosit. Setelah itu makrofak mononuklear besar akan tiba dilokasi infeksi
untuk membungkus sisa-sisa leukosit. Dan akhirnya terjadi pencairan
(resolusi) hasil proses inflamasi lokal.

3 Macam-macam Penyakit Radang


1. Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)
Sebelum dibahas lebih jauh mengenai radang usus buntu yang dalam
bahasa medisnya disebut Appendicitis, maka lebih dulu harus difahami apa
yang dimaksud dengan usus buntu. Usus buntu, sesuai dengan namanya

6
bahwa ini merupakan benar-benar saluran usus yang ujungnya buntu. Usus ini
besarnya kira-kira sejari kelingking, terhubung pada usus besar yang letaknya
berada di perut bagian kanan bawah.
Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis,
Organ ini ditemukan pada manusia, mamalia, burung, dan beberapa jenis
reptil. Pada awalnya Organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak
mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah
sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi
immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar
limfoid.Seperti organ-organ tubuh yang lain, appendiks atau usus buntu ini
dapat mengalami kerusakan ataupun ganguan serangan penyakit. Hal ini yang
sering kali kita kenal dengan nama Penyakit Radang Usus Buntu
(Appendicitis).
Radang usus buntu terjadi jika ada sisa-sia makanan yang masuk kedalam
usus buntu, tepatnya kedalam umbai cacing. Sisa makanan tersebut terjabak
dan tidak dapat keluar dari umbai cacing sehingga lama-kelamaan akan
membusuk. Akibatnya,timbul peradangan pada umbai cacing. Orang-orang
yang terkena appendicitis biasanya harus dioperasi untuk membuang numbai
cacing yang membusuk tersebut.Penyebab Penyakit Radang Usus Buntu
(Appendicitis) Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh
infeksi bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang
sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor
penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh
timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan
limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan
striktur.
Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan
kuat dugaannya sebagai penyabab adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces
dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang
menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak.
Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali
telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali

7
mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu makan
cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak
tercerna dalam tinja dan menyelinap kesaluran appendiks sebagai benda asin,
Begitu pula terjadinya pengerasan tinja/feces (konstipasi) dalam waktu lama,
sangat mungkin ada bagiannya yang terselip masuk kesaluran appendiks yang
pada akhirnya menjadi media kuman/bakteri bersarang dan berkembang biak
sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan usus buntu tersebut.
Seseorang yang mengalami penyakit cacing (cacingan), apabila cacing
yang beternak didalam usus besar lalu tersasar memasuki usus buntu maka
dapat menimbulkan penyakit radang usus buntu.
Peradangan atau pembengkakaan yang terjadi pada usus buntu
menyebabkan aliran cairan limfe dan darah tidak sempurna pada usus buntu
(appendiks) akibat adanya tekanan, akhirnya usus buntu mengalami
kerusakan dan terjadi pembusukan (gangrene) karena sudah tak mendapatkan
makanan lagi.

Tanda dan Gejala Penyakit Radang Usus Buntu


1. Penyakit Radang Usus Buntu akut (mendadak).
2. Penyakit Radang Usus Buntu kronik.

Tanda atau Gejala Radang Apendiks.


Gejala :
1. Gejala utama ialah sakit di perut (abdomen). Sakit bermula di bahagian pusat
tengah dan kemudian ke bahagian bawah kanan perut (abdomen). Sakit akan
bertambah apabila bergerak, batuk atau bersin.
2. Gejala Lain yang berkaitan
- Demam (selalunya demam rendah tetapi boleh menjadi tinggi)
- Loya dan kadang-kala muntah
- Sembelit atau cirit-birit
- Kurang selera makan
- Abdomen membengkak

Tanda -Tanda :
Sakit apabila menekan secara perlahan di bahagian bawah kanan perut.
bertambah sakit apabila tekanan tersebut dilepaskan

8
2. Radang Tenggorokan
Seperti kita kita ketahui minum obat merupakan jalan terakhir setelah,
sakit menyerang dan tetap saja yang paling penting mencegahnya. Tapi siapa
yang tak tergiur dengan gorengan minum yang seger-seger dan makanan yang
pedas. Padahal ke-3 jenis makanan dan minuman itulah penyebab utama
radang tenggorokan. Radang tenggorokan yang diderita biasanya memiliki
gejala-gejala badan panas,demam jika digunakan untuk menelan rasanya sakit
suara serak bahkan sampai membuat suara hilang bahkan dan kadang disertai
dengan flu. Jika itu terjadi dan belum sedemikian parah. Sebaiknya kita
menghentikan kegiatan makna dan minum tersebut. Radang tenggorokan
merupakan penyakit yang sering menjangkiti kita semua, terutama saat
pergantian musim ( musim kemarau ke musim hujan). Obat Batuk Hitam
merupakan salah satu alternatif pengobatan untuk radang tenggorokan.
Kadangkala hal tersebut tidak bisa menyembuhkan 100 %.
Tentang tumbuhan atau ramuan jamu untuk radang tenggorokan dan
ditambah riset kandungan obat batuk hitam herbal, maka ditemukankanlah
tumbuhan sbb :
1. Kayu manis, untuk obat radang tenggorokan
2. Mahkota Dewa, untuk obat radang tenggorokan
3. Jeruk Nipis, untuk mengencerkan dahak
4. Jahe, untuk menghangatkan tenggorokan

Dan adapun pengobatan untuk mempercepat penyembuhan:

1. Antibiotik, Antibiotik yang umumnya bias digunakan Amoxicilin dan


Cefadroxil.
2. Analgesik dan Antipiretik, Obat ini seperti panadol dan aspirin. Yang berguna
sebagai pain killer untuk mengurangi nyeri dan menurunkan panas.

9
3. Multivitamin, Minum vitamin C atau B kompleks. Vitamin berguna untuk
segera memulihkan daya tahan tubuh. Namun sebaiknya kita memakn buah-
buahan apa saja untuk mendapatkan Vitamin yang dibutuhkan.

3. Radang Lambung (Gastritis)


Gastritis atau radang lambung lebih dikenal dengan Sakit maag
merupakan sakit yang disebabkan oleh adanya sekresi asam lambung yang
tidak normal pada lambung sehingga mengakibatkan rasa perih pada dinding
lambung. Sakit Maag dapat dipicu oleh kebiasaan makan yang tidak teratur,
jenis makanan tertentu, obat-obatan, atau oleh adanya setres psikologis.
Gejala maag yang sudah krinis dapat menyebabbkan luka pada dinding
lambung. Adnya sekresi asam lambung yang mengenai luka pada lambung
menyebabkan rasa perih atau sakit. Saki maag yang sudah parah dapat
menyebabkan Perdarahan pada lambung karena luka yang terjadi sudah
sampai pada lapisan sub Mukosa yang banyak memiliki pembuluh darah.
Sakit maag pada penderita radang lambung atau maag, dijumpai adanya suatu
iritasi atau infeksi atau peradangan pada dinding mukosa lambung sehingga
dinding lambung menjadi merah, bengkak, berdarah dan berparut atau luka.
Selain luka pada dinding lambung, juga luka pada usus 12 jari.Serangan pada
lambung sendiri dapat bersifat akut atau kronis. Radang kronis sering terjadi
di kalangan orang tua dan penderita anemia fatal. Hal ini sering dapat
menimbulkan peradangan di seluruh lapisan dinding lambung.
Radang lambung dapat menyerang setiap orang dengan segala usia.
Radang lambung dapat menimbulkan pendarahan (hemorrhagic gastritis)
sehingga banyak darah yang keluar dan berkumpul di lambung, penderita
akan muntah yang mengandung darah yang berwarna cokelat seperti
kopi.Pada penderita radang lambung akut, sering mengeluhkan adanya suatu
gejala dengan perasaan lambung tak enak, kram perut, indigesti, nafsu makan
berkurang, mual dan muntah. Gejala-gejala tersebut akan berlangsung dalam
beberapa jam hingga beberapa hari. Sedangkan pada penderita radang
lambung kronis mempunyai gejala yang sama atau rasa tak nyaman yang
ringan. Sering kali gejala tersebut menjadi samar-samar, seperti tidak toleran

10
terhadap makanan berlemak atau pedas. Bahkan bisa saja bila terjadi serangan
ringan akan dapat diatasi dengan makan.

Namun demikian secara umum penyakit radang lambung mempunyai


beberapa gejala yaitu :

1. Mual dan sering muntah


2. Perut terasa nyeri, pedih (kembung dan sesak) pada bagian atas perut (ulu
hati).
3. Nafsu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan naik, keluar
keringat dingin.
4. Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar
5. Sulit untuk tidur karena gangguan rasa sakit pada daerah perut)
6. Kepala terasa pusing. Dan pada radang lambung dapat terjadi pendarahan.

Radang lambung dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya:

1. Adanya stres dan tekanan emosional yang berlebihan pada seseorang


2. Adanya asam lambung dan pepsin yang berlebihan
3. Mukosa (selaput lendir) lambung tak tahan terhadap asam lambung dan
pepsin yang berlebihan karena menurunnya kemampuan fungsi mukosa
lambung tersebut.
4. Waktu makan yang tak teratur, sering terlambat makan, atau sering makan
berlebihan
5. Terlalu banyak makanan yang pedas, asam, minuman beralkohol, obat-obatan
tertentu dengan dosis tinggi Ramuan yang Bisa Digunakan untuk
penyembuhan : Temu lawak, Daun lidah buaya, Kunyit segar, Sereh

4. Pneumonia atau radang paru-paru


Pneumonia atau pneumonitis adalah suatu peradangan pada paru- paru
terutama pada bagian parenkhim paru. Kondisi ini mengakibatkan adanya
gangguan fungsi sistem pernafasan (Gabor 2003)
Faktor-faktor pengelolaan peternakan dan lingkungan hewan sangat
berpengaruh terhadap terjadinya radang paru-paru pada suatu peternakan.
Cara-cara pemeliharaan seperti penempatan hewan yang selamanya hanya
dikandang saja, tempat yang lembab atau berdebu, ventilasi udara yang jelek,
penempatan hewan dari berbagai umur dalam satu tempat, jumlah hewan

11
yang berlebihan dalam satu kandang, hewan yang berdesak-desakan (over
crowding), pemasukan hewan-hewan yang tidak beraturan, merupakan faktor-
faktor yang mendukung terjadinya pneumonia (Cordes et.al 1994). Selain itu,
adanya radang seperti radang pada bronkhus (bronkhitis) juga dapat bertindak
sebagai penyebab pneumonia. Terlebih sebagian besar kejadian pneumonia
pada hewan asalnya bersifat bronchogenik (adanya benda-benda asing yang
masuk kedalam atau melalui bronkhus), tetapi beberapa dapat berasal dari
rute hematogenik (via darah).
Etiologi kejadian pneumonia sangat beragam. Menurut Welsh et.al (2004),
penyakit pneumonia pada sapi dapat diakibatkan oleh virus, bakteri atau
kombinasi keduanya, parasit metazoa (metazoan parasites) dan agen-agen
fisik/kimia lainnya.

Adapun spesifitas agen penyebab tersebut adalah :

1. Pneumonic pasteurellosis (shipping fever), oleh : Pasteurella haemolityca,


Pasteurella multocida dengan atau tanpa virus Parainfluenza 3
2. Viral Pneumonia, oleh : adeno virus atau Parainfluenza 3
3. Contagious bovine pleuropneumonia, oleh : Mycoplasma mycoides
4. Lungworm pneumonia, oleh : Dictyocaulus viviparus
5. Tuberculosis secara sporadik yang disebabkan oleh Mycobacterium bovis

Menurut Welsh et.al (2004), hampir semua kejadian pneumonia


berawal dari mekanisme pertahanan paru-paru. Dibawah kondisi yang
normal, aliran udara utama dan parenkhim paru-paru mencegah masuknya
agen yang berbahaya, menetralisir serta menyingkirkannya, sehingga paru-
paru mengandung sedikit, jika ada, organisme yang sampai ke bagian ujung
paru-paru. Beberapa infeksi alat respirasi berasal dari partikel debu yang
membawa agen infeksi dimana keluar/masuk paru-paru. Untuk terjadinya
suatu infeksi melalui rute aerosol, agen penyebab infeksi harus bersifat
mudah dibawa oleh udara (aerosolized), tahan di udara, dapat ditempelkan
pada dinding alat respirasi dari induk semang yang peka, dan kemudian

12
memperbanyak diri. Jadi patogenesa dari infeksi penyakit respirasi terkait
dengan deposisi partikel dan agen infeksi dalam alat respirasi.
Di bawah kondisi normal suatu mekanisme pertahanan biokimiawi,
fisiologis dan immunologis secara kompleks melindungi alat pernafasan dari
partikel masuk, yang mungkin bersifat melukai atau infeksius. Mekanisme
pertahanan utama alat respirasi meliputi filtrasi aerodynamika oleh rongga
hidung, bersin, refleks laryngealis, refleks batuk, mekanisme transport
mucociliary makrofag alveolar dan sistem antibodi sistemik maupun lokal.

5. Penyakit Radang/Pembesaran Prostat


Penyakit atau gangguan pembesaran prostat adalah penyakit akibat
perubahan hormonal dihidrotestosteron / DHT dalam jaringan kelenjar prostat
yang meningkat pada usia dewasa. Peningkatan hormon tersebut umumnya
karena pertambahan usia serta fungsi penguraian yang berkurang sehingga
ukuran kelenjar prostat akan terus bertambah. Prostate yang semakin besar
dapat mempersempit jalur saluran kencing sehingga buang air kecil akan
semakin sulit untuk dilakukan. Air kencing apabila tidak segera dikeluarkan
akan menumpuk di kandung kemih sehingga akan menjadi sarang
perkembangbiakan bakteri yang berakhir pada radang prostat.

Yang Menyebabkan / Penyebab Gangguan Perbesaran / Radang


Prostat:

1. Terlalu banyak duduk baik di rumah, kantor, mobil, motor, dsb.


2. Penurunan kekebalan tubuh akibat fisik lelah, stress, dsb.
3. Makan makanan pedas atau yang merangsang secara berlebih.
4. Kegiatan seks berlebihan.
5. Terlalu banyak masturbasi atau onani yang berlebih.

Tanda / Ciri-Ciri Orang Yang Terkena Penyakit Pembesaran Prostat;

1. Tidak tahan kebelet kencing sehingga selalu terburu-buru.


2. Tembakan air seni lemah dan dapat mengotori kaki kita.
3. Fobia pada kencing karena selalu merasa nyeri.
4. Di malam hari sering terbangun untuk beser / kencing.
5. Kencing selalu tidak tuntas dan merasa anyang-anyangan.
6. Setelah kencing ada sisa air seni yang keluar.

13
Cara Mencegah Gangguan Penyakit Radang dan Pembesaran Prostat;

1. Menjalankan pola hidup sehat seperti pola makan sehat empat sehat lima
sempurna, rajin olahraga, tidak merokok, tidak begadang, dsb.
2. Banyak-banyak minum air minimal delapan 8 gelas setiap hari.
3. Tidak membiasakan menahan kencing ketika
4. Sering makan kubis-kubisan, alpukat, kacang-kacangan, tomat, mineral zinc,
asam lemak omega 3, dll untuk mengurasi resiko prostat radang.
5. Memeriksakan prostat kita secara berkala ke dokter atau pusat kesehatan.

BAB III
Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Peradangan adalah reaksi vaskular yang hasilnya merupakan
pengiriman cairan,zat-zat yang terlarutdan sel-sel dari sirkulasi darah ke
jaringan-jaringan interstitial pada daerah cedera atau nekrosis.
Pneumonia atau pneumonitis adalah suatu peradangan pada paru-
paru terutama pada bagian parenkhim paru. Kondisi ini mengakibatkan
adanya gangguan fungsi sistem pernafasan (Gabor 2003)

B. Saran
1. Sebaiknya jika terjadi peradangan pada kita, kita segera merawatnya
dengan memberikan Antibiotic , Analgesik dan Antipiretik.
2. Dengan mengetahui gejala-gejala awal peradangan kita dapat
mengantisipasi dari awal jka terjadi peradangan pada pasien ataupun
orang terdekat kita.

14
3. Dengan mengetahui penyebab-penyebab pada peradangan maka kita
dapat mencegah lebih awal sebelum terjadinya penyakit yang lebih
parah.

15

Anda mungkin juga menyukai