Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada masalah gizi dapat menimbulkan suatu tidak seimbangnya tubuh
manusia dan dapat menimbulkan penyakit lainnya. Masalah gizi adalah masalah
kesehatan masyarakat. Namun penanggulannya tidak dapat dilakukan dengan
pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah
gizi adalah multi faktor, karena itu pendekatan penanggulangan harus melibatkan
berbagai sektor yang terkait.
Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk yang setiap
tahunnya terus bertambah. Selain itu, pertumbuhan ekonomi dan aspek lainnya
juga terus meningkat. Namun kenyataannya masalah gizi buruk di Indonesia
akibat kurangnya asupan makanan bergizi masih menjadi momok yang
menghantui jutaan anak terutama pada masyarakat miskin yang berada di pelosok
wilayah di seluruh Indonesia. Makanan bergizi adalah makanan yang berfungsi
sebagai pemenuh kebutuhan tubuh akan zat-zat seperti karbohidrat dan protein
terutama, lemak, mineral, vitamin, dan zat-zat lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh
sebagai sumber energy.
Masyarakat awam yang belum mengerti tentang Vitamin sering kali
tidak memperhatikan pola makannya setiap hari bagi mereka yang penting makan.
Mereka tak menyadari akan bahaya kekurangan serta kelebihan vitamin itu. Maka
vitamin sangat berpengaruh pada kesehatan seseorang karena bila kekurangan
bahkan kelebihan vitamin dampaknya sangat merugikan manusia itu sendiri.
Menurut Sugihantono (2014) masalah gizi pada anak-anak dapat
dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu KKP, stunting, dan obesitas atau
kelebihan gizi. Kebanyakan KKP atau Kurangnya Kalori Protein pada anak-anak
cenderung diderita oleh masyarakat miskin. Hal ini dikarenakan kurang adanya
perhatian dari pemerintah setempat dan juga kurangnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya pemenuhan gizi terutama pada anak-anak yang berada pada masa
pertumbuhan. Di Indonesia sendiri, hampir sepertiga anak sekolah menderita KKP
yang disebabkan oleh kebiasaan makanan yang tidak cukup mengandung kalori
2

dan protein sehingga mengakibatkan terjadinya defisiensi protein dan kalori atau
kombinasi antara keduanya.
Dan pada masalah gizi pada anemia gizi disini merupakan kondisi sakit
seseorang yang disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu: perdarahan,
kekurangan makanan yang mengandung besi, dan lain-lain.Anemia gizi defisiensi
besi dapat dilihat dari kadar Hb, dan penderita yang sering mengalaminya yaitu
pada wanita, disebabkan karena menstruasi, kehamilan dan pada bayi: karena
membutuhkan gizi zat besi yang tinggi karena proses pertumbuhan yang cepat.
Penyakit kecacingan erat hubungannya dengan kebiasaan hidup sehari-
hari. Penyakit kecacingan biasanya tidak menyebabkan penyakit yang berat dan
angka kematian tidak terlalu tinggi namun dalam keadaan kronis pada anak dapat
menyebabkan kekurangan gizi yang berakibat menurunnya daya tahan tubuh dan
pada akhirnya akan menimbulkan gangguan pada tumbuh kembang anak. Khusus
pada anak usia sekolah, keadaan ini akan mengakibatkan kemampuan mereka
dalam mengikuti pelajaran akan menjadi berkurang (Safar, 2010).
Dengan materi yang sepintas dibahas diatas penulis tertarik untuk membahas
materi tentang pencegahan dan penanganan pada kasus yang kekurangan vitamin,
pada anemia, pada KKP atau kekurangan kalori protein, serta pada anak yang
terinfeksi cacingan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana definisi vitamin, apa saja jenis-jenis vitamin, dan bagaimana
gejala yang timbul apabila kekurangan vitamin ?
2. Bagaimana pencegahan dan penaganan pada kekurangan vitamin ?
3. Bagaimana definisi anemia, apa saja penyebab anemia, dan bagaimana gejala
yang timbul apabila terjadi anemia ?
4. Bagaimana pencegahan dan penangan pada anemia ?
5. Bagaimana definisi KKP, apa saja penyebab KKP, klasifikasi KKP,
bagaimana gejala yang timbul apabila terjadi KKP ?
6. Bagaimana pencegahan dan penangan pada KKP ?
3

7. Bagaimana definisi cacingan , apa saja jenis-jenis caccing, bagaimana cara


penularannya, dan bagaimana gejala yang timbul apabila terjadi Cacingan ?
8. Bagaimana pencegahan dan penangan pada cacingan ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Untuk mengetahui konsep pada kekurangan vitamin, pada anemia, KKP,
dan cacingan pada anak.. Serta pencegahan dan penangan pada kasus tersebut.

1.4 MANFAAT PENULISAN


Sebagai salah satu sumber yang bisa digunakan oleh Mahsiswa STIKES
Kota Sukabumi dan sebagai penambah wawasan tentang materi ini.
4

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 VITAMIN
2.1.1 PENGERTIAN VITAMIN
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok
senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam
metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya
"hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang
memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian.
Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N.
Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor
dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin
ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat
bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A,
C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6,
vitamin B12, dan folat). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh
hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin
yang tidak aktif. Sumber berbagai vitamin ini dapat berasal dari makanan, seperti
buah-buahan, sayuran, dan suplemen makanan.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula
memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh
dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah
sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita
akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah
bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping
itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan
gangguan metabolisme pada tubuh.
5

2.1.2 JENIS-JENIS VITAMIN

Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok


besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak.
Hanya terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin
lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak. Vitamin yang
larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam
hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat
dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di
dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya
di dalam tubuh.
Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam
air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang
bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin
yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian
tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama
urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara
terus-menerus.

A. Vitamin A

Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang
berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam
hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu,
vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas
tubuh.[17] Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari,
dan udara. Vitamin A banyak ditemukan pada susu, ikan, sayur-sayuran (terutama
yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna
merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya).

Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan rabun senja, katarak, infeksi saluran


pernapasan, dan penurunan daya tahan tubuh. Kelebihan vitamin A di dalam tubuh
dapat menyebabkan keracunan. Penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain
6

pusing-pusing, kerontokan rambut, kulit kering bersisik, dan pingsan. Selain itu,
bila sudah dalam kondisi akut, hal ini dapat menyebabkan kerabunan,
terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati, dan iritasi kulit. Sayur-
sayuran hijau dan kacang-kacangan sebagai sumber vitamin A dan vitamin B yang
tinggi.

B. Vitamin B

Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di


dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas. Hal ini terkait
dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat
meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber
energi. Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga
berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit). Sumber utama vitamin B
berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran hijau.

Vitamin B1
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu
jenis vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan
membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk
rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses
metabolisme protein dan lemak. Bila terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan
mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering dan bersisik. Tubuh juga dapat
mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan, jantung, dan sistem saraf.
Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu banyak mengonsumsi banyak gandum,
nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan inilah
yang telah terbukti banyak mengandung vitamin B1.
Beri-beri, penyakit yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B1.

Vitamin B2
Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh
manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen
7

koenzim flavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan flavin adenine


dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting
dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga
berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen,
serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan
kuku. Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar, kacang
kedelai, kuning telur, dan susu. Defisiensinya dapat menyebabkan menurunnya
daya tahan tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, dan
sariawan.
Vitamin B3
Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting
dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak,
dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga
kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo.
Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini.
Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada
makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi,
terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini
dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis. Kekurangan vitamin
ini dapat menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram otot, gangguan
sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual.

Vitamin B5
Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam
tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis
metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak.
Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf
pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter,
dan hormon tubuh. Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi
makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati,
seperti sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2,
8

defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain


itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk
tidur.

Vitamin B6
Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin
yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu
senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui
jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini
juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai
mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang
berbahaya bagi tubuh. Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang
mudah didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di dalam beras, jagung,
kacang-kacangan, daging, dan ikan. Kekurangan vitamin dalam jumlah banyak
dapat menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot, dan insomnia.

Vitamin B12
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus
diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu,
vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan
vitamin ini. Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam
tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan
dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA,
pembentukkan platelet darah. Telur, hati, dan daging merupakan sumber makanan
yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12. Kekurangan vitamin ini akan
menyebabkan anemia (kekurangan darah), mudah lelah lesu, dan iritasi kulit.

C. Vitamin C

Buah jeruk, terkenal atas kandungan vitamin C-nya yang tinggi.


9

Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan


tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk
kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang,
dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan
alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar
lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas,
vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko
timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan.[25]
Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai
jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan
luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi
mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam
menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit.
Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada
persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh dapat
menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel darah
merah.

D. Vitamin D

Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan
pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya,
seperti keju. Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah
tulang. Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi
tulang. Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya
matahari (sinar ultraviolet). Bila kadar vitamin D rendah maka tubuh akan
mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana betis kaki akan
membentuk huruf O dan X. Di samping itu, gigi akan mudah mengalami
kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya adalah
osteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam
tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja, sedangkan pada manula,
penyakit yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang
10

akibatnya berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D dapat


menyebabkan tubuh mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah,
dan dehidrasi berlebihan.

E. Vitamin E

Struktur molekul vitamin E

Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam


tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu,
vitamin ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai
kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa
antioksidan alami. Vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur,
ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan. Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah
sedikit, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal
bagi tubuh, antara lain kemandulan baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf
dan otot akan mengalami gangguan yang berkepanjangan.

F. Vitamin K

Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang


baik dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan
di dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan.
Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim untuk mengkatalis
reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat. Oleh karena itu, kita perlu banyak
mengonsumsi susu, kuning telur, dan sayuran segar yang merupakan sumber
vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di dalam tubuh.

2.1.3 AKIBAT KEKURANGAN VITAMIN

Tubuh kita memerlukan asupan nutrisi yang cukup agar tubuh


kesehatannya tetap terjaga. Vitamin, karbohidrat, protein merupakan beberapa
diantaranya zat-zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Terutama kandungan
11

vitamin, karena vitamin merupakan zat yang sangat penting dalam menunjang
kesehatan tubuh kita dalam jumlah yang cukup. Vitamin terdiri dari berbagai jenis
dan berbeda manfaatnya untuk tubuh kita, beberapa diantaranya yaitu vitamin A,
B, C, D, E dan masih banyak lagi jenis-jenis vitamin yang di perlukan tubuh
lainnya. Jadi, sudahkan anda memenuhi kebutuhan vitamin untuk tubuh anda ?

Tidak dapat kita pungkiri bahwa vitamin merupakan zat yang sangat kita
butuhkan oleh tubuh kita setiap harinya. Sumber vitamin dapat kita temukan
dalam dalam aneka buah-buahan dan sayuran, seperti halnya vitamin A dapat kita
temukan dalam kandungan buah wortel atau vitamin C yang dapat kita temukan
dalam kandungan buah jeruk. Oleh karena itu, begitu pentingnya untuk kita rajin
mengkonsumsi buah dan sayur setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
bagi tubuh kita. Hal ini dikarenakan, jika tubuh kita kekurangan asupan nutrisi
seperti vitamin maka tubuh akan mengalami penurunan kesehatan.

2.1.4 CARA MENCEGAH DAN MENANGGULANGI KEKURANGAN


VITAMIN

Melihat dampak yang dapat diakibatkan oleh kekurangan vitamin seperti yang
dijelaskan di atas, maka masalah defisiensi vitamin ini tidak boleh diremehkan
karena dapat menyebabkan kematian. Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa
langkah yang harus terus dilakukan, antara lain :

Memperbaiki pola makan masyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan


sehingga masyarakat kita semakin gemar mengkonsumsi sayuran dan
buah-buahan.

Melakukan fortifikasi vitamin terhadap beberapa bahan makanan yang


banyak dikonsumsi masyarakat dengan memperhatikan syarat-syarat
fortifikasi, missal tidak menyebabkan perubahan rasa pada bahan makanan
tersebut atau tidak menyebabkan kenaikan harga yang terlalu tinggi.
12

Contoh bahan makanan yang dapat dilakukan fortifikasi adalah pada MSG
atau pada mie insta

Apabila kita mengalami masalah kesehatan seperti rabun senja, katarak,


infeksi pada saluran pernafasan, menurunnya system kekebalan tubuh serta
mengalami masalah pada kulit itu tandanya tubuh kita kekurangan asupan
vitamin A. Cara untuk mencegah dan mengatasinya yaitu dengan rajin
mengkonsumsi makanan yang kaya akan kandungan vitamin A nya seperti
wortel, susu, ikan dan sayuran hijau dan kuning.

Jika tubuh anda mengalami gejala seperti infeksi pada luka, gusi berdarah,
nyeri sendi, mudah lelah merupakan tanda-tanda bahwa tubuh kita
kekurangan vitamin C. untuk mencegah dan mengatasinya, anda dapat
mengkonsumsi makanan yang kaya akan kandungan vitamin C seperti
buah jeruk, buah tomat, buah nanas, buah sirsak dan sayuran segar.
Jika anda menemukan tanda-tanda seperti menurunnya daya tahan tubuh,
kulit kering, kulit bersisik, bibir pecah-pecah dan sariawan merupakan
tanda bahwa tubuh kita mengalami kekurangan vitamin B2. Anda dapat
mengatasi dan mencegahnya dengan banyak mengkonsumsi aneka
makanan yang kaya akan kandungan vitamin B2 seperti kacang-kacangan,
kuning telur, susu dan sayuran segar.
Jika timbul gejala seperti gangguan pada system syaraf dan otot dapat
menyebabkan kemandulan pada pria maupun wanita. Gejala-tersebut
menandakan bahwa anda mengalami kekurangan vitamin E, untuk
mengatasi dan mencegahnya anda mesti rajin mengkonsumsi makanan
yang memiliki kandungan vitamin E seperti daging ayam, daging ikan,
kuning telur, kecambah, ragi dan minyak nabati.
Sedangkan gejala yang dapat anda rasakan seperti gigi yang mudah rusak,
otot kejang, pertumbuhan tulang yang tidak normal merupakan tanda-
tanda bahwa anda mengalami kekurangan vitamin D. Untuk mencegah dan
mangatasinya, anda dapat mengkonsumsi makanan seperti telur, keju, susu
dan minyak ikan.
13

Gejala seperti anemia, mudah lelah, letih dan lesu itu disebabkan oleh
karena tubuh kekurangan asupan vitamin B12. Anda dapat mengkonsumsi
makanan seperti sayuran hijau, daging kambing, hati dan telur untuk
mengatasinya.

Gejala pada otot seperti mudah kram, susah tidur, kulit pecah-pecah dan
bersisik merupakan gejala kekurangan vitamin B5. Untuk mengatasinya
anda dapat mengkonsumsi makanan seperti daging, susu, syur-sayuran,
hati dan kacang hijau

2.2 ANEMIA

2.2.1 DEFINISI ANEMIA


Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal.
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml
darah (Price, 2006 : 256).Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu
diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu
penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar
yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi
laboratorium.
Anemia , dalam bahasa yunani tanpa darah adalah penyakit kurang darah yang
ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih
rendah dibandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan
eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia.
Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari
12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu dikatakan anemia.
Berikut ini katagori tingkat keparahan pada anemia.
Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.
Kadar Hb 8 gram-5 gram disebut anemia saedang.
Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.
14

Karena hemoglobin terdapat dalam sel darah merah, setiap ganguan


pembentukan sel darah merah, baik ukuran maupun jumlahnya, dapat
menyebabkan terjadinya anemia. ganguan tersebut dapat terjadi pabrik
pembentukan sel (sumsum tulang)maupun ganguan karena kekurangan komponen
pentingseperti zat besi, asam folat maupun vitamin B 12.

2.2.2 PENYEBAB ANEMIA


Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Gizi yang buruk atau
gangguan penyerapan nutrisi oleh usus. Juga adapat menyebabkan seseorang
mengalami kekurangan darah. Demikian juga pada wanita hamil atau menyusui,
jika asupan zat besi berkurang, besar kemungkinan akan terjadi anemia.
Pendarahan saluran pencernaan, kebocoran pada saringan darah di ginjal,
menstruasi yang berlerbihan, serta para pendonor darah yang tidak diimbangi
dengan gizi yang baik dapat mjemiliki resiko anemia.
Perdarahan akut juga dapat menyebabkan kekurangan darah. Pada saat terjadi
pendarahan yang hebat, mungkin gejala anemia belum tampak transfusi darah
merupakan tindakan penanganan terutama jika terjadi pendarahan akut.
Pendarahan teresebut biasanya tidak kita sadari. Pengeluaran darah biasanya
berlangsung sedikit demi sedikit dan dalam waktu yang lama.Berikut ini tiga
kemungkinan dasar penyebab anemia :
1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan
Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih
cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari).Sumsum tulang
penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah
merah.
2. Kehilangan darah
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan
berlebihan,pembedahan atau permasalahandengan pembekuan darah. Kehilangan
darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat
menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan
zat besi, karena zat besi dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru.
15

3. Produksi sel darah merah yang tidak optimal


Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darh merah dalam
jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap kimia beracun atau
obat-obatan(antibiotic, antikejang atau obat kanker).

2.2.3 GEJALA ANEMIA


Gejala yang sering kali muncul pada penderita anemia di antaranya:
Lemah, letih, lesu, mudah lelah dan lunglai.
Wajah tampak pucat.
Mata berkunang-kunang.
Sulit berkosentrasi dan mudah lupa.
Sering sakit.
Pada bayi dan batita biasanya terdapat gejala seperti kulit pucat atau
berkurangnya warna merah muda pada bibir dan bawah kuku. Perubahan
ini dapat terjadi perlahan-lahan sehingga sulit disadari.
Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel darah merah,
makaterdapat gejala lain seperyi jaundice,warna kuning pada bagian putih
mata ,pembesaran limpa dan warna urin seperti teh.

2.2.4 JENIS-JENIS ANEMIA


1. Anemia Defisiensi zat besi
Anemia yang paling banyak terjadi adalah anemia akibat kurangnya zat besi.
Zat besi merupakan bagian dari molekul hemoglobin. Oleh sebab itu, ketika tubuh
kekurangan zat besi, produksi hemoglobin akan menurun. Meskipun demikian,
penurunan hemoglobin sebetulnya baru akan terjadi jika cadangan zat besi (Fe)
dsala tubuh sudah benar-benar habis .Kurangnya zat besi dalam tubuh bisa
disebabkan banyak hal. Kekurangan zat besi pada bayi mungkin disebabkan
prematuritas, atau bayi tersebut lahir dari seorang ibu yang menderita kekurangan
zat besi.Pada anak-anak mungkin disebabkan oleh asupan makanan yang kurang
mengandung zat besi. Sedabgkan pada orang dewasa, kurangnya zat besi pada
16

prinsipnya hampir selalu disebabkan oleh pendaraah menahun atau berulang-


ulang yang bisa berasal dari semua bagian tubuh.
Faktor resiko terjadinya anemia memang lebih besar pada perempuan di
bandingkan kaum pria. cadangan besi dalam tubuh perempuan lebih sedikit
daripada pria, sedangkan kebutuhan perharinya justru lebih tinggin. setiap harinya
seorang wanita akan kehilangan sekitar 1-2 mg zat besi melalui ekskresi secara
normal. pada saat mentruasi, kehilangan zat besi bisa bartambah hingga 1 mg lagi.
Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat pada saat hamil dan
melahirkan. ketika hamil seorang ibu di tuntut untuk memenuhi kebutuhan zat
besi untuk dirinya, tetapi juga harus memenuhi kebutuhan zat besi untuk
pertumbuhan janinya. selain itu, pendarahan saat melahirkan juga dapat
menyebabkan seorang ibu kehilangan banyak zat besi.
2. Anemia Defisiensi Vitamin C
Anemia karena kekurangan vitamin c adalah sejenis anemia yang jarang
terjadi, yang disebabkan oleh kekurangan vitamin c yang berat dalam jangka
waktu lama. Penyebab kekurangan vitamin c biasanya adalah kurangnya asupan
vitamin c dalam makanan sehari hari.
Salah satu fungsi vitamin c adalah membantu menyeret zat besi, sehingga jika
terjadi kekurangan vitamin c ,maka jumlah zat besi yang diserap akan berkurang
dan bisa terjadi anemia. Untuk mendiagnosa penyakit ini dilakukan pengukuran
kadar vitamin c dalam darah. Pada anemia jenis ini sum-sum tulang menghasilkan
sel darah merah berukuran kecil.
3. Anemia Makrositik
Jenis anemia ini disebabkan karena tubuh kekurangan vitamin B12 atau asam
folat. Anemia ini memiliki ciri sel-sel darah abnormal dan berukuran besar
(Makrositer) dengan kadar hemoglobin per eritrosit yang normal atau lebih tinggi
(hiperkrom) dan MCV tinggi. MCV atau Mean Corpuscular Volume merupakan
salah satu karakteristik sel darah merah.Sekitar 90% anemia makrositik yang
terjadi adalah anemia pernisiosa.
Selain menggangu proses pembentukan sel darah merah kekurangan vitamin
b12 juga mempengaruhi sistem saraf, sehingga penderita anemia ini akan
17

merasakan kesemutan ditangan dan kaki, tungkai dan kaki,dan tangan seolah mati
rasa, serta kaki dalam bergerak. gejala lain yang dapat terlihat diantaranya adalah
buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru, luka terbuka dilidah atau
lidah seperti terbakar, penurunan berat badan, warnakulit menjadi lebih gelap,
linglung, depresi, penurunan fungsi intelektual.
Biasanya kekurangan vitamiin b12 terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin
untuk anemia. pada contoh darah yang diperiksadibawah mikroskop, tampak selah
merah berukuran besar. juga dapat dilihat perubahan sel darah putih dan
trombosit, terutama jika penderita anemia dalam jangka waktu yang lama.jiika
diduga terjadi kekurangan, maka dilakukan pengukuran kadar vitamin b12 dalam
darah.
4. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan jauh lebih
cepatdari normal.umur sel darah merah normalnya 120 hari. pada anemia
hemolitik,umur sel darah merah lebih pendek sehingga sumsum tulang penghasil
sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.
5. Anemia Sel Sabit
Anemia sel sabit (sickle cell anemia) adalah suatu penyakit keturunan yang
ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk sabit, kaku, dan anemia
hemolitik kronik. pada penyakit sel sabit, sel darah merah memiliki hemoglobin
(prootein pengangkut oksigen) yang bentuknya abnormal, sehingga mengurangi
jumlah oksigen dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit. sel
yang berbentuk sabit akan menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil
dalam limpa, ginjal, otak, tulang, dan organ lainnya, dan menyebabkan kurangnya
pasokan oksigen ke organ tersebut.sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat
melewati pembuluh darah,kerusakan organ ,bahkan sampai pada kematian.
6. Anemia Aplastik
Merupakan jenis anemia yang berbahaya, karena dapat mengancam jiwa.
Anemia aplastik terjadi bila pabrik (sumsum tulang) pembuatan darah merah
terganggu. Pada anemia aplastik, terjadi penurunan produksi sel darah (eritrosit,
18

leukosit dan trombosit). Anemia aplastik disebabkan oleh bahan kimia, obat-
obatan, virus dan terkait dengan penyakit-penyakit yang lain.

2.2.5 PENCEGAHAN PRIMER PADA ANEMIA


1. Pendidikan
Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi
melalui makanan Konsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek samping yang
mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Agar
mengerti, harus diberikan pendidikan yang tepat misalnya tentang bahaya yang
mungkin terjadi akibat anemia, dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu
penyebab anemia adalah defisiensi zat besi. Asupan zat besi dari makanan dapat
ditingkatkan melalui tiga cara :

A. Pemastian konsumsi makanan yang cukup mengandung kalori sebesar yang


semestinya dikonsumsi.

B. Meningkatkan ketersediaan hayati zat besi yang dimakan, yaitu dengan jalan
mempromosikan makanan yang dapat memacu dan menghindarkan pangan
yang bisa mereduksi penyerapan zat besi.

C. Peningkatan gizi berupa makan makanan yang mengandung vitamin zat


bezi, seperti sayur-sayuran (bayam,kangkung,jagung),telur,kismis.
2. Pola istirahat
Mengacu pada kegiatan/aktifitas yang mengakibatkan tubuh mengalami atau
beresiko terkena anemia.menghindari kondisi dimana tubuh mengalami gangguan
pembentukan sel darah merah.dan istirahat yang dianjurkan adalah minimal 8 jam
per hari.
3. Pola Hidup
Menjaga agar sedikitnya jumlah hemoglobin dalam eritrosit. Kekurangan
hemoglobin ini menyebabkan kemampuan darah mengikat oksigen berkurang.
4. Pola Aktifitas
Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
19

merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,


penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya. Menghindari situasi kekurangan
oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen.
Melakukan tes darah secara rutin untuk melihat profil darah dan mencegah
terjadinya anemia.
5. Melakukan tes laboratorium
Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan antara
anemia biasa dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal,
maka dapat dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.

2.2.6 PENCEGAHAN SEKUNDER PADA ANEMIA


1. Pemberian suntikan untuk menghentikan pendarahan pemberian suntikan
untuk menghentikan pendarahan seperti vitmin B12 atau B kompleks.
2. Mengonsumsi bahan makanan sumber utama zat besi, asam folat, vitamin
B6, dan vitamin B12 seperti daging dan sayuran sesuai kecukupan gizi
yang dianjurkan.
3. Melakukan tes laboratorium untuk mengetahui kandungan B12 dalam
darah sehingga bisa membedakan antara anemia biasa dengan anemia
pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal, maka dapat dilakukan
pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.
4. Mengkonsumsi Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel
darah merah.
5. Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan
genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.Menghindari
situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen.

2.2.7 PENANGANAN PADA ANEMIA


1. Pengawasan penyakit infeksi
20

Pengobatan yang efektif dan tepat waktu dapat mengurangi dampak gizi yang
tidak diingini. Meskipun, jumlah episode penyakit tidak berhasil dikurangi,
pelayanan pengobatan yang tepat telah terbukti dapat menyusutkan lama serta
beratnya infeksi. Tindakan yang penting sekali dilakukan selama penyakit
berlangsung adalah mendidik keluarga penderita tentang cara makan yang sehat
selama dan sesudah sakit. Pengawasan penyakit infeksi memerlukan upaya
kesehatan seperti penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi lingkungan dan
kebersihan perorangan. Jika terjadi infeksi parasit, tidak bisa disangkal lagi,
bahwa cacing tambang (Ancylostoma dan Necator) serta Schistosoma yang
menjadi penyebabnya. Sementara peran parasit usus yang lain terbukti sangat
kecil. Ada banyak bukti tertulis, bahwa parasit parasit dalam jumlah besar dapat
menggaggu penyerapan berbagai zat gizi. Karena itu, parasit harus dimusnahkan
secara rutin.Bagaimanapun juga, jika pemusnahan parasit usus tidak dibarengi
dengan langkah pelenyapan sumber infeksi, reinfeksi dapat terjadi sehingga
memerlukan obat lebih banyak.Pemusnahan cacing itu sendiri dapat efektif dalam
hal menurunkan parasit, tetapi manfaatnya di tingkat hemoglobin sangat sedikit.
Jika asupan zat besi bertambah, baik melalui pemberian suplementasi maupun
fortifikasi makanan, kadar hemoglobin akan bertambah meskipun parasitnya
sendiri belum tereliminasi.
2. Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi
Fortifikasi makanan yang banyak dikonsumsi dan yang diproses secara
terpusat merupakan inti pengawasan anemia di berbagai negara. Fortifikasi
makanan merupakan salah satu cara terampuh dalam pencegahan defisiensi zat
besi. Di negara industri, produk makana fortifikasi yang lazim adalah tepung
gandum serta roti makanan yang terbuat dari jagung dan bubur jagung. Di
negardipertimbangkan untuk memfortifikasi garam, gula, beras dan saus ikan.

3. Tranfusi Darah
21

Suatu tindakan medis yang bertujuan mengganti kehilangan darah pasien.


Darah yang tersimpan di dalam kantong darah dimasukan ke dalam tubuh melalui
selang infus.
4. Pemberian tablet atau suntikan zat besi
Pemberian tablet tambah darah pada pekerja atau lama suplementasi selama
3- 4 bulan untuk meningkatkan kadar hemoglobin, karena kehidupan sel darah
merah hanya sekitar 3 bulan atau kehidupan eritrosit hanya berlangsung selama
120 hari, maka 1/20 sel eritrosit harus diganti setiap hari atau tubuh memerlukan
20 mg zat besi perhari.Tubuh tidak dapat menyerap zat besi (Fe) dari makanan
sebanyak itu setiap hari, maka suplementasi zat besi tablet tambah darah sangat
penting dilakukan.Suplementasi dijalankan dengan memberikan zat gizi yang
dapat menolong untuk mengoreksi keadaan anemia gizi. Karena menurut hasil
penelitian anemiagizi di Indonesia sebagian besar disebabkan karena kekurangan
zat besi.
5. Melakukan tes laboratorium
Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan antara
anemia biasa dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal,
maka dapat dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.
2.3 KEKURANGAN KALORI PROTEIN (KKP)
2.3.1 DEFINISI KKP (KEKURANGAN KALORI PROTEIN)
Secara umum, kekurangan gizi adalah salah satu istilah dari penyakit KKP
(Kurangnya Kalori Protein), yaitu penyakit yang diakibatkan kekurangan energy
dan protein. KKP dapat diartikan sebagai keadaan kurang gizi yang disebabkan
oleh rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan yang dikonsumsi
sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi atau AKG. Pada
umumnya KKP sering dijumpai pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun, dimana
pada usia tersebut, kebutuhan tubuh akan zat gizi sangat tinggi.
Bergantung pada derajat kekurangan energy protein yang terjadi, maka
manifestasi penyakitnyapun berbeda-beda. Penyakit KKP ringan sering
diistilahkan dengan kurang gizi. Penyakit ini paling banyak menyerang anak
balita terutama di negara-negara berkembang yang mayoritas rakyatnya
22

berpenghasilan rendah. Gejala kurang gizi rendah relative tidak jelas karena hanya
terlihat berat badan penderitanya lebih rendah dibandingkan dengan anak
seusianya yaitu sekitar 60%-80% dari berat badan ideal anak pada umumnya.
2.3.2 FAKTOR PENYEBAB
Faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya kalori protein pada anak-anak
secara umum yang paling dominan adalah tanggung jawab negara terhadap
rakyatnya karena KKP tidak akan mungkin terjadi apabila kesejahteraan rakyat
terpenuhi. Penyabab langsung dari KKP adalah defisiensi kalori maupun protein
dengan berbagai tekanan sehingga terjadi spectrum gejala-gejala dengan berbagai
nuansa dan melahirkan klasifikasi klinik. Sedangkan penyebab tak langsung
sangat banyak sehingga penyakit ini disebut sebagai penyakit dengan causa multi
factorial.
Adapaun faktor lainnya yang menyebabkan terjadinya KKP antara lain
Ekonomi Negara rendah, pendidikan umum kurang sehingga pengetahuan akan
gizi kurang, produksi bahan pangan kurang sehingga persediaan pangan terbatas
yang akibatnya konsumsi pangan rendah, tingkat hygiene rendah sehingga
menyebabkan penyakit infeksi dan infestasi cacing yang berakibat absorpsi gizi
pada makanan terganggu, pekerjaan rendah, keadaan pasca panen yang kurang
baik, system perdagangan dan distribusi tidak lancar dan daya belinya rendah,
apabila utilitas terganggu, maka KKP juga akan ikut terganggu, dan juga dalam
sebuah keluarga memiliki jumlah anak yang terlalu banyak
2.3.3 KLASIFIKASI KKP
KKP dibagi menjadi tiga jenis yaitu Kwashiorkor, Marasmus, dan
Marasmik- Kwashiorkor. Berikut adalah penjelasannya.
1. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah suatu sindrom klinik yang timbul sebagai suatu akibat
dari adanya kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang
dari yang dibutuhkan. Kwashiorkor pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Cecily
William pada tahun 1933 ketika ia menemukan keadaan tersebut di Ghana, Afrika.
Dalam bahasa Ghana, Kwashiorkor artinya penyakit yang diperoleh anak pertama
apabila kelahiram anak kedua sedang ditunggu. Penyakit ini merupakan gangguan
23

metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan terjadinya perlemahan hati yang
disebabkan karena kekurangan asupan kalori dan protein dalam waktu yang lama.
Penyebab terjadinya Kwashiorkor yang utama adalah kebiasaan makan
makanan yang sangat sedikit mengandung protein (terutama hewani), kebiasaan
mengkonsumsi makanan berpati terus menerus, dan kebiasaan makan sayuran
yang tinggi karohidrat. Sedangkan penyebab lain misalkan adanya pemberian
makanan yang buruk yang mungkin diberikan dengan alasan miskin, kurang
pengetahuan, dan adanya pendapat yang salah tentang makanan. Adanya infeksi
misalnya Diare akan mengganggu penyarapan makanan, infeksi pernafasan (TBC
dan batuk rejan) yang menambah kebutuhan tubuh akan protein dan dapat
mempengaruhi nafsu makan, dan kekurangan ASI.
2. Marasmus
Yang kedua adalah Marasmus, Marasmus berasal dari bahasa Yunani yang
berarti wasting atau merusak. Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein
akibat kekurangan energy (kalori) yang berat dan kronis terutama terjadi selama
tahun pertama kehidupan dan mengurusnya jaringan lemak dibawah kulit dan otot
namun kebutuhan proteinnya relative cukup terpenuhi. Marasmus ini merupakan
gambaran KKP dengan defisiensi energy yang ekstrem.
Penyebab Marasmus yang paling utama adalah karena kelaparan.
Kelaparan biasanya terjadi pada kegagalan menyusui, pengobatan, maupun
kegagalan memeberikan makanan tambahan.
3. Marasmik-Kwashioorkor
Sedangkan untuk Marasmik-Kwashioorkor adalah suatu kelainan gizi
yang menunjukkan gejala klinis campuran antara Marasmus dengan Kwashiorkor.
Marasmik-Kwashiorkor merupakan malnutrisi pada pasien yang telah mengalami
kehilangan berat badan lebih dari 10%, penurunan cadangan lemak dan protein
serta kemunduran fungsi fisiologinya. Marasmik-Kwashiorkor juga dapat
diartikan sebagai salah satu kondisi yang terjadi karena defisiensi, baik kalori
maupun protein. Ciri-cirinya adalah dengan penyusutan jaringan yang hebat,
hilangnya lemak subkutan dan dehidrasi. Penyebabnya sama dengan Kwashiorkor
dan juga Marasmus.
24

2.3.4 MANIFESTASI KLINIK


Tanda-tanda KKP dibagi menjadi 2 macam yaitu
1. KKP Ringan
KKP ringan meliputi pertumbuhan linier yang terganggu, peningkatan berat
badan yang terus berkurang, terhenti, maupun turun, ukuran lingkar lengan atas
menurun, maturasi tulang terlambat, ratio berat terhadapt tinggi tidak normal atau
cenderung menurun, terjadi anemia ringan atau pucat, aktivitas berkurang, rambut
kemerahan, dan terjadi kelainan kulit seperti kering dan kusam.

2. KKP Berat
Sedangkan untuk KKP berat antara lain terjadi gangguan pertumbuhan, badan
menjadi mudah sakit, pada anak-anak menjadi kurang cerdas, dan jika
berkelanjutan dapat menimbulkan kematian.

2.3.4 GEJALA KKP


Selain gejala-gejala KKP secara umum, ada juga gejala-gejala dari
penyakit KKP yaitu:
1. Kwashiorkor
Beberapa gejala penyakit Kwashiorkor berbeda pada masing-masing anak
di berbagai Negara dan dibedakan menjadi 3 antara lain
A. Selalu Ada
Gejala ini selalu ada dan seluruhnya membutuhkan diagnose pada anak usia 1-
3 tahun karena kemungkinan telah mendapatkan makanan yang mengandung
banyak karbohidrat. Ciri-cirinya adalah terjadinya kegagalan pertumbuhan,
Oedema pada tungkai bawah, kaki, tangan, punggung bawah, dan wajah.
Kemudian Otot-otot akan menyusut tetapi lemak di bawah kulit akan disimpan,
dan juga anak yang menderita penyakit ini akan sering menangis, rewel, dan susah
diatur.
B. Biasanya Ada
Untuk gejala yang biasanya ada, satu atau lebih dari tanda ini biasanya muncul
namun tidak satupun yang benar-benar memerlukan diagnose seperti terjadinya
25

perubahan rambut menjadi lebih muda (coklat, kemerah-merahan, mendekati


putih,), lurus, jarang halus, mudah rontok, warna kulit lebih mudah, terjadinya
diare akibat gangguan penyerapan makanan terutama gula, dan juga terjadi
anemia yang tidak berat karena adanya kemungkinan infeksi cacing atau malaria.
C. Kadang-kadang Ada
Satu atau lebih dari gejala berikut kadang-kadang muncul namun tidak
satupun yang benar-benar membentuk diagnose seperti terjadinya ruam atau
bercak-bercak berserpih, ulkus atau retakan, tanda-tanda kekurangan vitamin
misalnya terjadinya sariawan karena kekurangan vitamin C, dan lidah berwarna
terang karena kekurangan riboflavin, dan juga terjadinya pembentukan hati akibat
perlemahan hati.

Adapun gejala-gejala lainnya yang terjadi antara lain:


Secara umum anak akan terlihat sembab, letargik, cengeng, dan mudah
terserang penyakit. Pada tahap lanjut, anak akan menjadi apatik dan spoor
atau koma.
Pertumbuhan yang terhambat akan menyebabkan berat badan lebih rendah
dibandingkan dengan berat badan idealnya. Jika terjadi edema, maka
penurunan berat badan tidak begitu mencolok
Terjadinya Edema
Jaringan otot mengecil dengan tonusnya yang menurun sedangkan jaringna
subkutan menjadi tipis dan lembek
Terjadi kelainan gastrointestinal yang mencolok yaitu anoreksia dan diare.
Rambut menjadi berwarna pirang, berstruktur kasar dan kaku serta mudah
rontok.
Kelainan kulit yaitu menjadi kering, bersisik dengan garis-garis kulit yang
dalam dan lebar yang disertai dengan denitamin B kompleks, serta defisiensi
eritropoetin dan terjadi kerusakan hati.
Anak mudah terjangkit infeksi akibat defisiensi imunologik (diare,
bronkopneumonia, faringotonsilitis, tuberkulosis).
26

Defisiensi vitamin dan mineral terutama vitamin A, riboflavin (stomatitis


angularis), anemia defisiensi besi dan anemia megalobastik.

2. Tanda-tanda Marasmus dibagi menjadi 2 yaitu


A. Selau ada
Tanda-tanda ini selalu ada dan seluruhnya membutuhkan diagnose yaitu
terjadinya gangguan perkembangan, dan juga hilangnya lemak di otot dan
jaringan dibawah kulit
B. Kadang-kadang ada
Untuk gejala yang kadang-kadang ada antara lain terjadinya diare atau
konstipasi, terjadinya perubahan pada rambut seperti yang dialami oleh penderita
kwashiorkor, terdapat tanda-tanda dari defisiensi vitamin dan juga terjadinya
dehidrasi.

Adapun gejala-gejala lainnya yang terjadi antara lain:


Anak menjadi cengeng dan sering terbangun ditengah malam
Turgor kulit rendah dan kulitnya Nampak keriput seperti orang tua.
Pipi lebih terlihat kempot.
Vena superfisialis tampak lebih jelas.
Ubun-ubun menjadi besar dan cekung.
Tulang dagu dan pipi kelihatan menonjol.
Mata tampak besar dan dalam.
Sianosis.
Ekstremitas terhadap dingin.
Perut buncit/ cekung dengan gambaran usus yang jelas.
Atrofi otot.
Apatis.
Badan menjadi kurus kering umumnya pada bayi

2.3.6 CARA MENANGGULANGI KKP


27

KKP merupakan salah satu masalah serius yang sedang dihadapi


Indonesia. kita dapat berusaha mengurangi KKP dengan cara-cara pencegahan
berikut:
1. Untuk tingkat keluarga
Ibu membawa balita ke posyandu untuk ditimbang.
Ibu memberikan ASI pada bayinya sampai usia enam bulan.
Ibu memberikan makanan pendukung ASI (MP-ASI) yang mengandung
berbagai macam gizi seperti kalori, vitamin, dan mineral
Segera memberitahukan kepada petugas kesehatan apabila balita
mengalami sakit
Menghindari pemberian makanan buatan kepada bayi dibawah enam bulan
untuk menggantikan ASI sepanjang ibu masih mampu mengahsilkan ASI
Melindungi anak dari kemungkinan terkena diare dan dehidrasi dengan
cara memelihara kebersihan, menggunakan air matang untuk minum,
mencuci peralatan pembuat susu dan makanan bayi serta menyediakan
oralit
Mengatur jarak kehamilan ibu agar cukup waktu untuk merawat dan
mengatur makanan yang bergizi untuk buah hati mereka.

2. Untuk tingkat posyandu


Kader melakukan penimbangan pada balita setiap bulannya di posyandu
untuk mengetahui pertumbuhan pada balita
Kader memebrikan penyuluhan tentang makanan pendukung ASI (MP-
ASI)
Kader memberikan pemulihan bayi balita yang berada di bawah garis
merah (PMT) contoh KMS (Kartu Menuju Sehat)
Pemberian imunisasi untuk melindungi anak dari penyakit infeksi seperti
TBC, polio, dan ada pula beberapa imunisasi dasar antara lain BCG, DPT,
Polio, Hepatitis B3, Campak, dan untuk imunisasi tambahan antara lain
Hib (meningitis), PCV atau IPD (pnemokokus), MMR, dan Influenza.
28

2.4 CACINGAN
2.4.1 DEFINISI CACINGAN
Cacingan dalam istilah sehari-hari adalah kumpulan gejala gangguan kesehatan
akibat adanya cacing parasit di dalam tubuh. Penyebab cacingan yang populer
adalah cacing pita, cacing kremi, dan cacing tambang. Biasanya cacing bisa
dengan mudah menular.
Pantat gatal, merupakan salah satu gejala untuk jenis cacing Enterobius
vermicularis. Pada spesies cacing ini, indung cacing keluar dari lubang anus,
biasanya di malam hari ketika kita tidur, dan meletakkan telurnya di daerah peri-
anal (sekeliling anus). Dengan menggunakan selotip, contoh telur-telur dapat
diambil dan dapat dilihat dengan bantuan mikroskop untuk diagnosa.
Penyakit cacingan sering dianggap sebagai penyakit yang sepele oleh sebagian
besar kalangan masyarakat. Padahal penyakit ini bisa menurunkan tingkat
kesehatan anak. Di antaranya, menyebabkan anemia, IQ menurun, lemas tak
bergairah, ngantuk, malas beraktivitas serta berat badan rendah. Gejala penyakit
cacingan pun akan sulit dideteksi, jika jumlah cacing yang bersarang dalam tubuh
masih sedikit.
Cara masuknya cacing ke dalam tubuh beraneka ragam. Cacing gelang yang
bersarang dalam tubuh dengan jumlah telur infektif 100.000-200.000 perhari
biasanya masuk melalui makanan. Untuk cacing cambuk, telur infektif yang ada
di dalam tubuh sebanyak 3000-5000 dalam waktu 3-6 minggu biasanya juga
masuk lewat makanan.
Sedangkan telur cacing tambang biasanya bisa berkembang dalam tubuh lewat
makanan dan kulit. Telur cacing cambuk yang infektif bisanya berjumlah 9000-
10.000 dalam waktu 3 hari.
Berkembangnya penyakit ini juga dipengaruhi banyak faktor mulai dari faktor
iklim tropis, kebersihan tubuh, sanitasi lingkungan, sosial ekonomi dan kepadatan
penduduk.

2.4.2 CARA PENULARAN


29

Makanan atau minuman yang tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing


perut memilih tinggal di usus halus yang banyak berisi makanan. Meski ada juga
yang tinggal di usus besar. Penularan penyakit cacing dapat lewat berbagai cara,
telur cacing bisa masuk dan tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat
makanan atau minuman yang dimasak menggunakan air yang tercemar. Jika air
yang telah tercemar itu dipakai untuk menyirami tanaman, telur-telur itu naik ke
darat. Begitu air mengering, mereka menempel pada butiran debu. Telur yang
menumpang pada debu itu bisa menempel pada makanan dan minuman yang
dijajakan di pinggir jalan atau terbang ke tempat-tempat yang sering dipegang
manusia. Mereka juga bisa berpindah dari satu tangan ke tangan lain. Setelah
masuk ke dalam usus manusia, cacing akan berkembang biak, membentuk koloni
dan menyerap habis sari-sari makanan. Cacing mencuri zat gizi, termasuk protein
untuk membangun otak.
Setiap satu cacing gelang memakan 0,14 gram karbohidrat dan 0,035 protein
per hari. Cacing cambuk menghabiskan 0,005 milimeter darah per hari dan cacing
tambang minum 0,2 milimeter darah per hari. Kalau jumlahnya ratusan, berapa
besar kehilangan zat gizi dan darah yang digeogotinya. Seekor cacing gelang
betina dewasa bisa menghasilkan 200.000 telur setiap hari. Bila di dalam perut
ada tiga ekor saja, dalam sehari mereka sanggup memproduksi 600.000 telur.

2.4.3 GEJALA DAN TANDA


Pada kasus infeksi cacing ringan, tanpa gejala atau kadang tidak menimbulkan
gejala nyata. Gejala lan yang harus dikenali adalah lesu, tak bergairah, suka
mengantuk, badan kurus meski porsi makan melimpah, serta suka menggaruk-
garuk anusnya saat tidur karena bisa jadi itu pertanda cacing kremi sedang
beraksi. Gangguan ini menyebabkan, kurang zat gizi, kurang darah atau anemia.
Berkurangnya zat gizi maupun darah, keduanya berdampak pada tingkat
kecerdasan, selain berujung anemia. Anemia akan menurunkan prestasi belajar
dan produktivitas. Menurut penelitian, anak yang kehilangan protein akibat cacing
tingkat kecerdasannya bisa menurun. Anemia kronis bisa mengganggu daya tahan
tubuh anak usia di bawah lima tahun (balita).
30

Tetapi pada kasus-kasus infeksi berat bisa berakibat fatal. Ascaris pada
cacing dapat bermigrasi ke organ lain yang menyebabkan peritonitis,
akibat perforasi usus dan ileus obstruksi akibat bolus yang dapat berakhir
dengan kematian.

Infeksi usus akibat cacingan, juga berakibat menurunnya status gizi


penderita yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun, sehingga
memudahkan terjadinya infeksi penyakit lain, termasuk HIV/AIDS,
Tuberkulosis dan Malaria. Jenis penyakit parasit ini kecil sekali
perhatiannya dari pemerintah bila dibandingkan dengan HIV/AIDS yang
menyedot anggaran cukup besar, padahal semua bentuk penyakit sama
pentingnya dan sikap masyarakat sendiri juga tak peduli terhadap penyakit
jenis ini.

2.4.4. BEBERAPA JENIS CACING

Beberapa jenis cacing sangat potensial untuk menimbulkan infeksi pada anak-
anak. Dan untuk selanjutnya mereka akan menjadi sumber penularan bagi infeksi
berikutnya yang sangat potensial. Keadaan yang demikian inilah yang
menyebabkan infeksi akibat parasit cacing sukar diatasi secara tuntas. Penderita
yang tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, merupakan sumber penularan
bagi orang-orang dekat di sekitarnya

Cacing gelang. Cacing betinanya yang panjangnya kira-kira 20-30 cm


ini mampu bertelur 200.000 telur per harinya. Dalam waktu lebih kurang 3
minggu telur ini akan berisi larva yang bersifat infektif, yang dapat
menjadi sumber penularan jika secara tidak sengaja mencemari
makanan/minuman yang kita konsumsi. Cacing ini hidup sebagai parasit
dalam usus halus, sehingga akan mengambil nutrisi yang bermanfaat bagi
tubuh kita dan menimbulkan kerusakan pada` lapisan usus tersebut.
31

Akhirnya timbullah diare dan gangguan penyerapan sari-sari makanan


tersebut. Bahkan pada keadaan yang berat, larva dapat masuk ke paru
sehingga membutuhkan tindakan operatif.

Cacing cambuk (Trichuris trichiura). Cacing ini juga menghisap sari


makanan yang kita makan. Dia menghisap darah dan hidup di dalam usus
besar. Cacing betinanya bisa bertelur 5 ribu-10 ribu butir per hari.
Biasanya infeksi cacing ini menyerang pada usus besar. Infeksinya sering
menimbulkan perlakaan usus, karena kepala cacing dimasukkan ke dalam
permukaan usus penderita. Pada infeksi yang ringan biasanya hanya
timbul diare saja. Tetapi pada infeksi yang berat, hampir pada sebagian
besar permukaan usus besar dapat ditemukan cacing jenis ini. Akibatnya
diare yang terjadi juga relatif berat dan dapat berlangsung terus menerus.
Karena juga dapat menyebabkan perlukaan usus, maka anemia sebagai
komplikasi perdarahan merupakan akibat yang tidak begitu saja dapat
dianggap ringan. Inilah sebetulnya akibat-akibat infeksi cacing yang tidak
pernah kita perkirakan selama ini dan proses yang merugikan itu
berlangsung terus tanpa kita sadari. Infeksi cacing biasanya menimbulkan
anemia.

Cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale). Inilah


cacing yang paling ganas, karena ia menghisap darah. Cacing betinanya
bisa bertelur 15 ribu-20 ribu butir per hari. Penularannya cepat, karena
larva cacing tambang sanggup menembus kulit kaki dan selajutnya
terbawa oleh pembuluh darah ke dalam usus. Cacing dewasa bertahan
hidup 2-10 tahun. Cacing tambang ini menimbulkan perlukaan pada
permu-kaan usus, sehingga perdarahan dapat terjadi secara lebih berat
dibanding dengan infeksi cacing jenis lainnya. Perdarahan yang lebih berat
ini disebabkan karena mulut (stoma) cacing mengerat permukaan usus.
Bahkan satu ekor cacing saja dapat menyebabkan kehilangan darah
sebanyak 0,0050,34 cc sehari. Mengingat itu semua, maka infeksi cacing
32

tambang merupakan penyebab anemia yang paling sering ditemukan pada


anak-anak, sehingga dapat mempengaruhi daya tahan tubuhnya dan
menurunkan prestasi belajarnya. Telur cacing gelang yang masuk ke
pencernaan akan menetas menjadi larva. Larva ini menembus dinding usus
halus menuju jantung dan paru-paru. Cacing gelang menyebabkan gizi
buruk dan membuat anak tidak nafsu makan, karena nutrisinya direbut
cacing. Cacing betinanya bisa bertelur mencapai 200 ribu butir per hari.
Cacing dewasa dapat bertahan hidup 6-12 bulan.

Cacing kremi. Cacing ini mirip kelapa parut, kecil-kecil dan berwarna
putih. Awalnya, cacing ini akan bersarang di usus besar. Saat dewasa,
cacing kremi betina akan pindah ke anus untuk bertelur. Telur-telur ini
yang menimbulkan rasa gatal. Bila balita menggaruk anus yang gatal,
telur akan pecah dan larva masuk ke dalam dubur. Saat digaruk, telur-telur
ini bersembunyi di jari dan kuku, sebagian lagi menempel di sprei, bantal
atau pakaian. Lewat kontak langsung, telur cacing menular ke orang lain.
Lalu siklus cacing dimulai lagi.

2.4.5 PENCEGAHAN PENYAKIT CACING PADA ANAK


Untuk dapat mengatasi infeksi cacing secara tuntas, maka upaya
pencegahan dan terapi merupakan usaha yang sangat bijaksana dalam memutus
siklus penyebaran infeksinya. Pemberian obat anti cacing secara berkala setiap 6
bulan dapat pula dikerjakan. Menjaga kebersihan diri (Ian lingkungan serta
sumber bahan pangan adalah merupakan sebagian dari usaha pencegahan untuk
menghindari dari infeksi cacing. Memasyarakatkan cara-cara hidup sehat,
terutama pada anak-anak usia sekolah dasar, dimana usia ini merupakan usia yang
sangat peka untuk menanamkan dan memperkenalkan kebiasaan-kebiasaan baru.
Kebiasaan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala merupakan
salah satu contohnya.

Beberapa Tips Pencegahan :


33

Cucilah tangan sebelum makan.


Budayakan kebiasaan dan perilaku pada diri sendiri, anak dan keluarga
untuk mencuci tangan sebelum makan. Kebiasaan akan terpupuk dengan
baik apabila orangtua meneladani. Dengan mencuci tangan makan akan
mengeliminir masuknya telur cacing ke mulut sebagai jalan masuk
pertama ke tempat berkembang biak cacing di perut kita.

Pakailah alas kaki jika menginjak tanah. Jenis cacing ada macamnya. Cara
masuknya pun beragam macam, salah satunya adalah cacing tambang
(Necator americanus ataupun Ankylostoma duodenale). Kedua jenis
cacing ini masuk melalui larva cacing yang menembus kulit di kaki, yang
kemudian jalan-jalan sampai ke usus melalui trayek saluran getah bening.
Kejadian ini sering disebut sebagai Cutaneus Larva Migran (dari namanya
ini kita sudah tahu lah apa artinya; cutaneus: kulit, larva: larva, migrant:
berpindah). Nah, setelah larva cacing sampai ke usus, larva ini tumbuh
dewasa dan terus berkembang biak dan menghisap darah manusia. Oleh
sebab itu Anda akan anemia. *Lha wong berbagi darah dan hidup dengan
cacing

Gunting dan bersihkan kuku secara teratur. Kadang telur cacing yang
terselip di antara kuku Anda dan selamat masuk ke usus Anda dan
mendirikan koloni di sana.

Jangan buang air besar sembarangan dan cuci tangan saat membasuh.
Setiap kotoran baiknya dikelola dengan baik, termasuk kotoran manusia.
Di negara kita masih banyak warga yang memanfaatkan sungai untuk
buang hajat. Dengan perilaku ini maka kotoran-kotoran ini akan liar tidak
terjaga, sehingga mencemari lingkungannya. Dan, jika lingkungan sudah
cemar, penularan sering tidak pandang bulu. Orang yang sudah menjaga
diri sebersih mungkin sekalipun masih dapat dihinggapi parasit cacing ini.
34

Peduli lah dengan lingkungan, maka akan dapat memanfaatkan hasil yang
baik. Jika air yang digunakan terkontaminasi dengan tinja manusia, bukan
tidak mungkin telur cacing bertahan pada kelopak-kelopak tanaman yang
ditanam dan terbawa hingga ke meja makan.

Cucilah sayur dengan baik sebelum diolah. Cucilah sayur di bawah air
yang mengalir. Mengapa demikian? Ya, agar kotoran yang melekat akan
terbawa air yang mengalir, di samping itu nilai gizi sayuran tidak hilang
jika dicuci di bawah air yang mengalir. Cara mengolah sayuran yang baik
dapat Anda lihat di artikel Cerdas mengolah Sayuran : Menjamin
Ketersediaan Nutrisi.

Hati-hatilah makan makanan mentah atau setengah matang, terutama di


daerah yang sanitasinya buruk. Perlu dicermati juga, makanan mentah
tidak selamanya buruk. Yang harus diperhatikan adalah kebersihan bahan
makanan agar makanan dapat kita makan sesegar mungkin sehingga enzim
yang terkandung dalam makanan dapat kita rasakan manfaatnya. Ulasan
saya tentang makanan mentah yang menyehatkan dapat dilihat pada artikel
Diet Sunda ini.

Buanglah kotoran hewan hewan peliharaan kesayangan Anda seperti


kucing atau anjing pada tempat pembuangan khusus

Pencegahan dengan meminum obat anti cacing setiap 6 bulan, terutama


bagi Anda yang risiko tinggi terkena infestasi cacing ini, seperti petani,
anak-anak yang sering bermain pasir, pekerja kebun, dan pekerja tambang
(orang-orang yang terlalu sering berhubungan dengan tanah.

2.4.6 PENANGAN PENYAKIT CACING PADA ANAK

Penanganan untuk mengatasi infeksi cacing dengan obat-obatan


merupakan pilihan yang dianjurkan. Obat anti cacing Golongan Pirantel
35

Pamoat (Combantrin dan lain-lain) merupakan anti cacing yang efektif


untuk mengatasi sebagian besar infeksi yang disebabkan parasit cacing.

Intervensi berupa pemberian obat cacing ( obat pirantel pamoat 10 mg / kg


BB dan albendazole 10 mg/kg BB ) dosis tunggal diberikan tiap 6 bulan
pada anak SD dapay mengurangi angka kejadian infeksi ini pada suatu
daerah

Paduan yang serasi antara upaya prevensi dan terapi akan memberikan
tingkat keberhasilan yang memuaskan, sehingga infeksi cacing secara
perlahan dapat diatasi secara maksimal, tuntas dan paripurna.

BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Manusia membutuhkan Nutrisi untuk bertahan hidup. Selain untuk

bertahan hidup, makanan juga berfungsi memenuhi kebutuhan-kebutuhan tubuh

akan zat-zat seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan zat-zat lain.

Namun, di zaman yang sudah modern ini justru banyak orang yang tidak dapat

memenuhi zat-zat tersebut.

vitamin) adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang


memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat
dihasilkan oleh tubuh. Pencegahan dan penanganan untuk masalah kekurangan
vitamin adalah yaitu dengan cara memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh
tubuh, yaitu dengan mengkonsumsi sayuran, buah-buah, lauk-pauk yang
mengandung vitamin A,D,E dan K.
36

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah


merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Salah satu
pencegahan pada Anemia adalah Mengonsumsi bahan makanan sumber utama zat
besi, asam folat, vitamin B6, dan vitamin B12 seperti daging dan sayuran sesuai
kecukupan gizi yang dianjurkan dan penanganan pada kasus ini salah satunya
adalah Pemberian tablet atau suntikan zat besi, Pemberian tablet tambah darah
pada pekerja atau lama suplementasi selama 3- 4 bulan untuk meningkatkan kadar
hemoglobin.
kekurangan gizi adalah salah satu istilah dari penyakit KKP (Kurangnya

Kalori Protein), yaitu penyakit yang diakibatkan kekurangan energy dan protein.

KKP dibagi menjadi dua jenis, yaitu kwashiorkor dan marasmus.dan faktor

penyebab nya yaitu masalah sosial,masalah ekonomi,masalah biologi dan masalah

lingkungan. Penangana pada kasus ini yaitu terbagi menjadi dua unit dalam

keluarga dan unit dalam posyandu.

Cacingan dalam istilah sehari-hari adalah kumpulan gejala gangguan

kesehatan akibat adanya cacing parasit di dalam tubuh. Penyebab cacingan yang

populer adalah cacing pita, cacing kremi, dan cacing tambang. Biasanya cacing

bisa dengan mudah menular. Penanganan untuk mengatasi infeksi cacing dengan

obat-obatan merupakan pilihan yang dianjurkan. Obat anti cacing Golongan

Pirantel Pamoat (Combantrin dan lain-lain) merupakan anti cacing yang efektif

untuk mengatasi sebagian besar infeksi yang disebabkan parasit cacing.

3.2 SARAN
Penulis sadar dan mengakuinya, masih banyak kesalahan dan

kekurangan yang harus ditutupi. Oleh karena itu penulis dengan lapang
37

dada menerima kritik dan saran dari para pembaca guna dan tujuan untuk

memperbaiki dan melengkapi apa yang kurang dalam makalah kami ini.

Kebenaran dan keshahihan hanya milik Allah dan Rasul-Nya, kesilapan

dan kekhilafan itu semua datang dari kami yang sedang belajar ini.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:Gramedia Pustaka


Utama.
Bherman, Richard E. 1988. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:EGC
Santoso, Soegeng & Ranti, Anne L. 1999.Kesehatan dan Gizi.Jakarta: PT Rineka
cipta
Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC
Dewi, A.M. 2013. Kekurangan Kalori dan Protein.
Ayumuliadewi.wordpress.com. Diakses pada 16 Maret 2016
Sugihantono, A. 2014. Kenali Tiga Masalah Gizi Buruk pada Anak.
www.tempo.com. Diakses pada 16 Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai