Anda di halaman 1dari 6

Nurul Ilma Fajarini

32722001D15060
1A D3 Keperawatan

STRATIFIKASI SOSIAL DAN MOBILITAS SOSIAL

STRATIFIKASI SOSIAL

Apa itu stratifikasi sosial ? sederhananya seperti ini didunia ini ada masyarakat yang
kaya, miskin, dan ada pula yang ada diantara kedua ekstrim itu. Pembagian anggota
masyarakat atau sekelompok orang dalam. Sebuah negara ini lah yang disebut sebagai
stratifikasi sosial, atau dengan kata lain stratifikasi sosial atau pelapisan sosial adalah
pembedaan penduduk secara vertikal atau hirarkis bertingkat. Dengan sitematis, Pitirim A ,
Sorokin merumuskan bahwa statifikasi sosial merupakan pengelompokan penduduk atau
masyarakat kedalam kelas tertentu secara bertingkat. Dalam masyarakat, ada lapisan
tertinngi dan ada lapisan yang terendah dengan setiap lapisan nya disebut strata sosial.
Masalah stratifikasi ini menjadi sangat penting untuk dibicarakan disini terutama dikaitkan
dengan pengaruhnya pada kesempat atau fasilitas yang kami terima di dalam hidup kita.
Juga, cara kita memandang hidup mengapa ?

Jika bicara tentang konsep stratifikasi sosial ini terlintas dalam benak anda akan
konsep manusia yang sama dan sederajat ? sama didepan hukum ? Sama didepan Tuhan ?
dalam adat minangkabau terkenal sebuah ungkapan tagok sama tinggi duduk sama rendah
yang mempunyai arti bahwa setiap orang dianggap sama, pada kenyataanya manusia memang
dibeda-bedakan berdasarkan usia, jenis kelamin, dasar kenggotaan dalam kelompok,
termasuk stratifikasi keagamaan, stratifikasi etnik, stratifikasi ras tingkat pendidikan, orang
yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi umumnya memiliki tanggung jawab, hak, dan
kewajiban yang tinggi pula.

Untuk itu ada bebarapa faktor yang mempengaruhi stratifikasi sosial, yaitu kekuasaan,
kekayaan, kehormatan dan pendidikan.

1. Kekayaan
Materi atau kebendaan dapat menjadi ukuran penempatan anggota masyarakat
ke lapisan yang ada mereka yang memiliki kekayaan paling banyak akan berada di
dalam stratifikasi sosial yang tinngi. Kekayaan dapat dilihat dari bentuk tempat
tinggal, barang yang dimiliki, cara berbelanja, dan cara berpakaian.
2. Kekuasaan
Barangsiapa yang mempunyai wewenang paling besar adan menempati
stratifikasi sosial paling tinggi didalam masyarakat. untuk soal ini, kekuasaan juga
biasanya tidak lepas dari ukuran kekayaan sebab mereka yang kaya bisa mengusai
yang miskin. Kekuasaan atau wewenang dapat juga mendatangkan kekuasaan seperti
yang terjadi di indonesia. Kita mungkin tahu berapa gaji pokok seorang pegawai
Eselon 1 kira kira berapa ?, tapi entah kenapa kekayaan nya sering kali jauh
melampaui pendapatnya.
3. Kehormatan
Faktor ini bisa lepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang
dihormati, disegani, dan dianggap sesepuh masyarakat akan menempati lapisan paling
atas dalam stratifikasi sosial. Dan tidak harus memiliki kekayaaan yang berlimbah dan
jabatan yang tinggi. Pada umumnya mereka mempunyai banyak jasa dan berbudi
luhur ditengah masyarakanya.
4. Pendidikan
Untuk soal ini bisa dikatakan sudah sebagian besar dari masyarakat kita
pendidikan sebagai suatu yang penting., lebih-lebih diperkotaan. Pasalnya, orang
terdidik menempati lapisan yang cukup tinggi dalam pelapisan sosial dimasyarakat.
Meski sayangya pendidikan yang ditangkap sering bukan pendidikan yang
sebenarnya, melainkan pendidikan yang tak lebih dari sekedar gelar. Tak aneh untuk
hal ini kekayaan menjadi faktor yang menetukan. Bukan hanya karena biaya
pendidkan yang mahal, tetapi juga karena gelar bisa dibeli.
Padahal fungsi pendidikan menurut Horton dan Hunt dalah untuk menyiapkan
anggota masyarakat mencari nafkah, mengembangkan bakat, melestarikan
kebudayaan, menanamkan keterampilan, meningkatkan pemahaman mengenai
kehidupan secara keseluruhan. Sedangakan fungsi pendidikan menurut David
Popende adalah sebagai transmisi kebudayaan, mengajarkan peran sosial,
memberikan pengalaman dan keterampilan.
Dalam konteks stratifikasi ini, kita juga tidak bisa tidak harus biacara tentang
dua sifat stratifikasi sosial, yakni stratifikasi sosial terbuka dan tertutup. Stratifikasi
sosial terbuka karena terjadi adanya perbedaan keturunan ras, perbedaan spesialisasi,
perbedaan hak dan kewajiban, dan adanya kessempatan mobilitas sosial. Stratifikasi
sosial tertutup terjadi karena kemungkinan melakukan mobilitas kecil. Apa itu
mobilitas sosial ? dalam sosiologi, mobilitas sosiaal diartikan sebagai perpindahan
status dalam sistem stratifikasi sosial.
Suatu sistem stratifikasi dinamakan tertutup sama sekali jika setiap anggota
masyarakat tetap berada pada status yang sama dengan orang tua nya. Sementara itu
suatu sistem stratifikasi sosial bisa disebut terbuka sama sekali jika setiap anggota
masyarakatnya menduduki status yang berbeda dengan orang tuanya (bisa lebih
rendah, bisa juga lebih tinggi). Meski dalam kenyataan nya tidak ada masyarakat yang
termasuk dalam stratifikasi yang terbuka sama sekali ataupun tertutup sama sekali.
J.Milton Yinger memperkirakan bahwa masyarakat yang paling terbuka adalah
masyarakat industri modern, dengan hanya sepertiga anggota yang statusnya lebih
tinggi atau lebih rendah daripada status orang tuanya.
Ada beberapa bentuk stratifikasi sosial, yaitu sistem kasta , sistem kelas sosial,
sistem feodal, dan sistem apartheid.
1. Sistem kasta
Dalam sistem kasta, keanggotaan diperoleh dari warisan, kedudukan yang
diwariskan seumur hidup, dan perkawinan endogami (antarasuku yang sama) serta
identifikasi kastanya bersifat kaku dan ketat.
Salah satu contoh untuk sisitem ini adalah pembagian masyarakat yang ada di
Bali, yang terbagi menjadi 4 lapisan yaitu Brahmana, Satria, Vesia, dan Sudra.
Kehidupan sistem kasta di Bali umumnya baru terlihat jelas dalam hubungan
perkawinan. Seorang gadis dari suatu kasta tertuntu umumnya dilarang
bersuamikan seseorang dari kasta yang lebih rendah.
2. Sistem kelas sosial
Sisitem kelas sosial terbagi menjadi atas kelas atas, menengah, dan bawah,.
Kelas seseorang anggota keluarga, terkait dengan kedudukan keluaraga.
3. Sistem feodal
Profesi seseorang dalam masyarakat yang diberikan dan tidak mungkin
berpindah dari satu tingkat ke tingkat yang lain. Contoh: Selir tidak berhak
menjadi permaisuri.
4. Sistem Apartheid
Sistem apartheid adalah sistem diskrimanan berdasarkan warna kulit yang
pernah diterapkan oleh negara Afrika Selatan antara keturunan dari Eropa (kulit
putih) terhadap penduduk kulit berwanra.
Fungsi Stratifikasi Sosial
Pastinya bukan salah satu kebetulan atau sekadar basa-basi stratifikasi sosial
hadir dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi jika kita melihat beberapa fungsi
dari statifikasi sosial. Kingesley David dan Willbert E Moore menyebutkan bahwa
stratifikasi sosial berfungsi untuk memberi rangsangan agar manusia mau
menempati status sosial. Namun agar statifikasi sosial berfungsi masyarakat harus:
1. Memotivasi anggota masyarakat yang layak untuk posisi yang semestinya.
2. Memotivasi pribadi-pribadi yang menempati posisi tertentu untuk melakukan
kewajiban yang ditetapkan.

Menurut keduan tokoh tersebut, agama, pemerintah, kaum pekerja maupun


yang terdidik penting fungsinya dalam masyarakat. Keberadaan agama sangat
penting karena ia menjamin kesatuan melalui pengabdian nilai-nilai kebersamaan
diantara anggota komunitasnya. Pada abad pertengahan, imam di tempatkan di
posisi tertinggi dalam masyarakat karena secara ekonomi kelompok ini sangat
mapan dan sangat terorganisasi, serta terpelajar, namun dalam masyarakat ini,
keimanan hampir kehilangan roh akan statusnya. Pasalnya, tradisi suci dan
supernaturalisme semakin terkikis sementara pengetahuan bidang sekular
dipandang lebih penting.
Keberadaan pemerintah penting karena dialah yang mengorganisasi
masyarakat, memiliki kewenangan dan hukum, kepemilikan, kekayaan, dan kerja
juga merupakan bagian penting sebagai status sosial. Bahkian, kini metode
rekruitment untuk posisi teknikal dan gelas spesialisasi menentukan
penghormatan kedudukan dalam masyarakat.
Sementara itu, menurut Karl Marx dan Max Weber, fungsi stratifikasi sosial
adalah untuk membentuk terjadinya perbedaan kekayaan, kekuasaan, privilese
dan prestise. Sedangkan menurut Seorjono Soekanto fungsi stratifikasi sosial
adalah untuk membentuk kelas sosial yang memberikan fasilitas hidup tertentu
bagi anggotanya dan membentuk gaya dan tingkah laku hidup masing-masing.

Bidang-bidang startifikasi sosial


Ada beberapa bidang yang dikaitkan dalam stratifikasi sosial yaitu bidang
ekonomi, status, dan politik.
1. Startifikasi sosial dibidang ekonomi
a. Kelas atas-atas
b. Kelas atas-menengah
c. Kelas atas-bawah
d. Kelas menengah-bawah
e. Kelas menengah-menengah
f. Kelas menengah-bawah
g. Kelas bawah-atas
h. Kelas bawah-menengah
i. Kelas bawah-bawah
2. Startifikasi sosial dalam bidang hal status (meliputi kedudukan dan peran
sosial)
a. Kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum berhubungan
dengan orang lain dalam lingkungan pergaulan, prestise, hak, dan
kewajiban.
b. Peran merupakan serangkaian peraturan atau konsep yang harus dilakukan
individu dalam masyarakat, peran memiliki fungsi mengarahkan sesorang
melakukan hal-hal yang sesuai dengan status sosialnya.
3. Startifikasi sosial dalam bidang politik
Kekuasaan akan mempunyai arti jika didukung oleh otoritas, yaitu hak
untuk mengambil tindakan. Hak itu diakui masyarakat dan terwujud kalau
kekuasaan diakui. R.M Maclver (1950) menyebutkan bahwa seseorang yang
mempunyai otoritas, bertindak sebagai orang yang memimpin dan
membimbing orang banyak. Disini tentu harus ada lapisan kekuasan atau
piramida kekuasan kedalam tiga tipe yaitu kasta, oligarki, dan demokrasi.
a. Tipe kasta adalah sistem lapisan kekuasaan dengan garis yang tegas dan
kaku.
b. Tipe oligarki adalah sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang
tegas dan biasanya dijalankan oleh beberapa orang atau kelompok yang
berkuasa.
c. Tipe demokrasi adalah sistem lapisan kekuasaan dengan pembagi tugas
yang jelas.

MOBILITAS SOSIAL

Mobilitas sosial yang juga sering diistilahkan sebagai gerak sosial, itulah yang terjadi.
Ada tiga jenis mobilitas sosial, yakni anta-generasi, strukturural, dan pertukaran. Mobilitas
antargenerasi mengarah pada perubahan yang terjadi antargenerasi. Ketika seorang anak
akhirnya berada pada kelas yang berbeda dari orang tuanya, dari segi ekonomi misalnya,
disitulah terjadi mobilitas sosial antargenerasi. Misalnya, orang tuanya adalah seorang
pengusaha kecil dan sang anak belajar segala hal dari pengalaman orang tuanya hingga ia
berhasil menjadi pengusaha besar dan sukses, disini terjadi mobilitas sosial yang menarik.
Tetapi jika yang terjadi sebaliknya, bahwa sang anak hanya mengandalkan harta orang tuanya
hingga pada suatu ketika orang tuanya meninggal dan harta nya habis, sang anak berakhir
disebuah rumah kontrakan, inilah yang disebut mobilitas sosial menurun.
Bahwa mobilitas sosial ini bagaimanapun dipengaruhi oleh individunya. Ketika tidak
ada usaha dari individu itu sendiri, tidak akan pernah terjadi mobilitas sosial yang menarik.
Harus ada kerja keras, pengorbanan, ambisi, agar mobilitas sosial menaik bisa terjadi.
Pemikiran seperti itu ttidaklah salah , namun para sosiologi melihat mobilitas stuktural
sebagai faktor yang sangat menentukan. Dalam arti, perubahan sosial yang terjadi di
masyarakat cenderung menjadi penyebab banyak orang mengalami mobilitas sosial naik atau
turun. Tipe ketiga dari mobilitas sosial adalah pertukaran. Hal ini karewna terjadi ketika
sebagai besar orang menaiki tangga keatas sosial, namun seiring dengan itusebagian orang
juga mengalami mobilitas menurun. Dan proporsinya dibilang lamban. Selain tiga tipe tadi,
ada juga sosiologi yang membagi mobilitas sosial atau gerak sosial menjadi dua, yaitu gerak
sosial vertikal dan gerak sosial horizontal.

Pada masyarakat seperti apakah mobilitas bisa denagn mudah terjadi? Meritokrasi
adalah istilah bagi masyarakat dimana terjadi mobilitas sosial yang sempurna karena dalam
masyarakat tersebut, konfensasi dan tanggung jawab individu disesuaikan kemampuannya.

(Sumber: Puline Pudjiastiti, Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X)

Anda mungkin juga menyukai