1. Topik
Pokok Bahasan : Halusinasi Pendengaran
Sasaran : Keluarga
Waktu : 3x pertemuan, setiap pertemuan 60 menit
Tempat : Rumah keluarga yang merawat pasien
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan informasi secara umum mengenai halusinasi pendengaran agar keluarga
merawat klien di rumah dengan baik
b. Tujuan Khusus
1) Menjelaskan pengertian halusianasi pendengaran
2) Menjelaskan penyebab halusianasi pendengaran
3) Menjelaskan tanda gejala halusianasi pendengaran
4) Menjelaskan cara mengontrol halusianasi pendengaran
5) Menjelaskan sumber – sumber pelayanan kesehatan yang dapat dituju
3. Metode Penyuluhan
Ceramah dan Tanya Jawab
4. Media
Leaflet
5. Pelaksanaan Kegiatan
Penyusun
Nadya Febrina
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Halusinasi
Pendengaran Halusinasi merupakan hilangnya kemampuan manusia dalam
membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal perubahan sensori
persepsi, merasakan sensasi palsu berupa penglihatan, pengecapan, perabaan, penghidu
atau pendengaran (Direja, 2011). Halusinasi pendengaran yaitu pasien mendengar suara
atau kebisingan yang mengajaknya untuk bercakap – cakap atau melakukan sesuatu
sampai terkadang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
2. Penyebab Halusinasi Pendengaran
Penyebab halusinasi pendengaran menurut Yosep (2013) yaitu:
a. Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan klien yang terganggu misalnya rendahnya kontrol dan
kehangatan keluarga menyebabkan pasien tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah
frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentan terhadap stres.
b. Faktor Sosiokultural
Seseorang merasa tidak diterima lingkungannya sejak bayi akan merasa disingkirkan,
kesepian dan tidak percaya pada lingkungannya.
c. Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stres yang
berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan sesuatu zat yang
dapat bersifat halusinogenik neurokimia. Akibat stres berkepanjangan menyebabkan
teraktivasinya neurotransmitter otak.
d. Faktor Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan pasien dalam
mengambil keputusan yang tepat demi 130 masa depannya. Pasien lebih memilih
kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
e. Faktor Genetik dan Pola Asuh
Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh orang tua skizofrenia
cenderung mengalami skizofrenia. Hasil studi menunjukkan bahwa keluarga
menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
f. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk
menentukan terjadinya gangguan perilau.
g. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stres.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2032/2/000%20KTI%20MAULIDA
%20%28P07120115022%29.pdf
LEAFLET