Anda di halaman 1dari 26

WAWANCARA

PSIKIATRI
Pembimbing:
dr. Zulvia Syarif, Sp.KJ

Penyusun:
Ade Siskia R Perdana Saragih - 112022032

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
PERIODE 19 Juni - 22 Juli 2023
PENDAHULUAN
o Wawancara : Wadah utama pemeriksaan psikiatrik
o Wawancara psikiatri : dapat sebagai diagnositk dan atau
terapeutik
o Terbagi atas : riwayat psikiatri pasien dan pemeriksaan status
mental pasien
TUJUAN WAWANCARA PSIKIATRI
▪ Menemukan dan menilai gangguan jiwa yang nantinya akan
menjadi dasar diagnosis, pengobatan dan perkiraan prognosis
▪ Menggambarkan struktur kepribadian yang mungkin dapat
menerangkan riwayat dan perkembangan gangguan jiwa yang
ditemukan
▪ Menilai kemampuan dan kemauan pasien untuk berpartisipasi
secara wajar dalam pengobatan yang cocok bagi pasien
BAGAIMANA WAWANCARA YANG
EFEKTIF?
1. Alamiah
2. Nada mirip percakapan biasa
3. Tidak kaku
4. Tidak tergesa-gesa (terkesan ”memburu” atau ”mendesak”)
5. Menangkap tanda-tanda verbal dan non-verbal (berusaha menemukan
serta mengumpulkan sifat-sifat psikopatologik pada pasien)
6. Mencoba ”memprovokasi” berdasarkan dari gejala-gejala yang
disampaikan pasien
7. Menjadi pendengar yang baik dan aktif
8. Melakukan wawancara psikiatrik yang bersifat manusiawi, empatik,
tulus, sabar dan terapeutik
Anamnesis
 Lebih efektif jika berlangsung natural atau alamiah dengan nada percakapan biasa
 Teknik paling penting : Membiarkan pasien bicara dengan perkataan sendiri sesuai
dengan urutan yang dirasa penting
 Dimulai dengan membuka percakapan dengan memperkenalkan diri
 Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
 Pemeriksaan harus menunjukan: keprihatinan, respek, empati, kompetensi
memelihara hubungan optimal dokter-pasien.
Perilaku non-verbal
Riwayat Psikiatri
Catatan tentang riwayat penyakit, riwayat gangguan jiwa, serta riwayat hidup pasien.

Apa saja yang perlu diketahui?


o Data konkrit terkait kronologi gejala atau gangguan yang dialami pasien
o Riwayat gangguan psikiatrik dan riwayat medis
o Ciri-ciri kepribadian (kekuatan dan kelemahan)
o Hubungan pasien dengan orang-orang dekat
o Riwayat perkembangan pasien
Riwayat ini didapatkan selama wawancara psikiatrik diceritakan oleh pasien dari
sudut pandang pasien sendiri dan kadangkala diperlukan keterangan tambahan dari
sumber lain seperti orangtua atau pasangan hidup pasien.
Tujuan : menegakkan diagnosis dan memformulasikan rencana terapi spesifik dan
efektif.

Teknik terpenting untuk memperoleh riwayat psikiatri adalah dengan membiarkan


pasien menceritakan kisahnya dangan kata-katanya sendiri dalam urutan yang mereka
rasa paling penting. Saat pasien mengurutkan ceritanya, pewawancara yang terampil
dapat mengenali intinya sehingga daoat mengajukan pertanyaan yang relevan mengenai
hal yang digambarkan dalam garis besar riwayat serta pemeriksaan status normal.
Pewawancara harus meneksplorasi keadaan untuk mengevaluasi cerita yang diceritakan
oleh pasien. Dari hal tersebut dapat diperoleh pemahaman tentang sejarah hidup pasien,
kekhawatiran pasien, juga kualitas hidup pasien. Pasien didorong untuk mengekspresikan
diri mereka dalam cara yang mereka sukai
PROSEDUR MEMPEROLEH
RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat Gangguan Sekarang
Identitas Pasien Riwayat Hidup

1 2 3 4 5

Keluhan Utama Penyakit/gangguan sebelumnya


Identitas Pasien Keluhan Utama
Autoanamnesis/Alloanamnesis Terdiri atas : Keluhan yang menyebabkan
pasien datang untuk memperoleh
1. Nama
bantuan
2. Umur
3. Jenis Kelamin
4. Status perkawinan
5. Agama
6. Pekerjaan
7. Situasi kehidupan terkini
Riwayat Gangguan Sekarang Riwayat Gangguan Sebelumnya
o Keterangan mengenai segala kejadian yang
o Siapa yang merujuk,  pernah dialami pasien baik secara medis
o Alasan masuk RS dan keluhan pasien,  maupun psikiatri
o Riwayat Psikiatrik
o Lamanya keluhan tersebut dirasakan • Episode terdahulu, gejala, derajat disfungsi,
o Dampak gangguan terhadap terapi, lama gangguan, kepatuan terapi
o Medis 
kehidupan sekarang • Penyakit medik, bedah, trauma yang
memerlukan perawatan trauma kepala,
penyakit neurologis, tumor, kejang,
PENTING!!
gangguan kesadaran, infeksi, HIV, sifilis,
• Tanyakan sifat dan situasi pada awal gangguan psikosomatik
(awitan) timbulnya penyakit  o Penggunaan zat psikoaktif
• Stimulan, alkohol, morfin dll, Perlu
• Faktor pencetus
ditanyakan kuantitas dan frekuensi
penggunaannya.
Riwayat Hidup
Tanyakan terkait periode kehidupan pasien di masa lampau, antara lain:

1. Masa Pranatal dan Perinatal


2. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
3. Masa Kanak Pertengahan (3-7 tahun)
4. Masa Kanak Akhir dan Remaja
5. Masa Dewasa (Riwayat pekerjaan, perkawinan/pasangan/pacaran,
agama, riwayat militer jika ada, aktivitas sosial dan situasi kehidupan
sekarang, riwayat hukum)
6. Riwayat Keluarga
7. Riwayat Psikoseksual
8. Impian, Fantasi dan Nilai-nilai
Prenatal dan Perinatal Masa kanak-kanak (0–3 tahun)

 Kehamilan direncanakan atau tidak  Kualitas interaksi ibu-anak termasuk toilet


 Proses kelahiran training
 Cedera lahir  Pola pemberian makan
 Kesehatan ibu selama kehamilan  Perkembangan awal
 Penggunaan obat oleh ibu sewaktu  Masalah perilaku, epribadian dan temperamen
kehamilan. anak
 Gejala gangguan tingkah laku
Masa kanak pertengahan Masa kanak akhir dan remaja
(3-7 tahun)
Tokoh idola
 Identifikasi gender Hubungan dengan guru
 Hukuman dan kedisiplinan Minat pelajaran
 Masuk sekolah (perasaan saat berpisah Rasa rendah atau benci diri
dengan ibu, pertemanan, partisipasi dalam Pikiran bunuh diri
aktivitas sekolah, taat atau tidak pada Problem di sekolah,
peraturan, membaca, intelektual dan Perasaan saat perkembangan kelamin,
motorik) pengetahuan seks dan sikap orang tua, orientasi
 Gangguan belajar seksualnya.
 Mimpi buruk, fobia, ngompol, main api,
kejam pada binatang.
Masa dewasa

 Riwayat pekerjaan 
 Riwayat Perkawinan 
 Riwayat pendidikan
 Riwayat Agama 
 Riwayat Militer
 Riwayat hukum 
 Riwayat psikoseksual
 Mimpi, fantasi dan nilai nilai
Riwayat penyakit keluarga

Apakah dari keluarga :


1. Riwayat penyakit serupa
2. Riwayat penyakit jiwa sebelumnya 
3. Riwayat penyalagunaan zat terlarang
4. Hubungan keluarga
5. Sikap keluarga kepada pasien
PEMERIKSAAN STATUS
MENTAL
 Gambaran keseluruhan tentang pasien yang didapat dari
hasil observasi pemeriksa dan kesan yang dimunculkan oleh
pasien saat wawancara

Apa saja yang diperiksa?


 Penampilan, pembicaraan, perilaku, pemikiran pasien
yang tampak selama wawancara dan pemeriksaan
psikiatrik
1. Deskripsi Umum

Sikap Terhadap
Penampilan Perilaku
Pemeriksa
Gambaran tampilan dan Aspek kualitas dan kuantitas kooperatif, bersahabat,
kesan keseluruhan psikomotor (manerisme, datar, tertarik,
terhadap pasien yang gerak gerik, kejang, perilaku bermusuhan, apatis,
direfleksikan dari postur, stereotipik, ekopraksia, defensive, mengelak,
sikap, cara berpakaian, dan hiperaktivitas, agitasi, berbelit-belit 
berdandan fleksibilitas, rigiditas, cara
   berjalan, kegesitan,
Tampak sakit / sehat, kegelisahan, telapak tangan
tampak tenang, tampak basah, perlambatan)
lebih muda/tua, rapi/tidak,
kekanak-kanakan
2. Perasaan 3. Pembicaraan
o Mood dan afek o Karakteristik fisik gaya bicara (spontan,
oMood (respon pasien) kuantitas, kecepatan produksi dan kualitas bicara)
o Afek (ekspresi emosi dan suasana) o Cepat atau lambat
o Keselarasan afek o  Ragu-ragu
o  Emotional
o  Dramatik
o  Monoton
o  Volume bicara 
o  Cadel
o  Bergumam
4. Persepsi 5. Pikiran

1. Persepsi adalah sebuah proses mental yg 1. Proses dan bentuk pikir (merupakan cara
merupakan pengiriman stimulus fisik seseorang menyatukan semua ide-ide
menjadi informasi psikologis sehingga yang membentuk pemikiran)
stimulus sensorik dapat diterima secara
sadar. 2. Isi pikir (merujuk pada apa yang
dipikirkan oleh seseorang)
2. Halusinasi/ilusi: visual, auditorik, olfaktorik,
taktil
Gangguan isi piker :
• Waham/ delusi: suatu perasaan keyakinan atau kepercayaan yg keliru, berdasarkan simpulan
yg keliru tentang kenyataan eksternal, tidak konsisten dgn intelegensia dan latar belakang
budaya pasien, dan tidak bisa diubah lewat penalaran atau dengan jalan penyajian fakta. 
• Preokupasi : pemusatan isi pikir pada ide tertentu.
• Obsesi : ide yg menetap dan sering tdk rasional, yg biasanya dibarengi suatu kompulsi untuk
melakukan suatu perbuatan, tdk dapat dihilangkan dgn usaha yg logis, behubungan dgn
kecemasan.
• Kompulsi: kebutuhan dan tindakan patologis untuk melaksanakan suatu impuls, jika
ditahankan akan menimbukan kecemasan, perilaku berulang sebagai respons dari obsesi atau
timbul untuk memenuhi suatu aturan tertentu.
• Fobia: ketakutan patologis yg persisten, irasional, berlebihan, dan selalu terjadi berhubungan
dgn stimulus atau situasi spesifik yg mengakibatkan keinginan  yg memaksa untuk
menghindari stimulus tersebut.
6. Sensorium dan kognisi 7. Pengendalian impuls
1. Kesadaran
2. Orientasi dan daya ingat Kemampuan ps mengontrol impuls seksual,
3. Konsentrasi dan perhatian agresif, dll. Juga utk menilai potensi ps dalam
4. Kemampuan membaca dan menulis membahayakan diri sendiri dan orang lain.
5. Kemampuan visuospatial
6. Pikiran abstrak Contoh gangguan pengendalian impuls :
7. Intelegensi dan kemampuan informasi kleptomania, trikotilomania,piromania.
8. Bakat kreatif
9. Kemampuan menolong diri sendiri

Untuk penilaian fungsi otak organik, taraf


intelegensi, kapasitas berpikir abstrak, tingkatan
tilikan dan daya nilai.
8. Daya nilai dan tilikan 9. Taraf dapat dipercaya

Pasien memahami akibat perbuatan yang Sejauh mana pasien dapat dipercaya dan
dilakukan dan pasien dapat meramalkan kemampuan pasien untuk melaporkan
yang dilakukannya dalam suatu situasi keadaannya secara akurat/jujur
imajiner
Tilikan
Kemampuan seseorang untuk memahami sebab sesungguhnya dan arti dari suatu situasi.
Tingkat kesadaran pasien terhadap penyakitnya
1. Derajat 1: penyangkalan total terhadap penyakitnya
2. Derajat 2 : ambivalensi terhadap penyakitnya
3. Derajat 3 : menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya.
4. Derajat 4 : menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami penyebab
sakitnya
5. Derajat 5 : menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakitnya
namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya
6. Derajat 6 : menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya
Klasifikasi multiaksial terdiri dari 5 aksis :

• Aksis I: Gangguan klinis misal gangguan mood, skizofrenia, gangguan


anxietas menyeluruh dan kondisi lain yang menjadi perhatian khusus
• Aksis II: Gangguan kepribadian, retardasi mental, mekanisme defensi
• Aksis III: Kondisi medis umum ( epilepsi, kardiovaskular, kelainan
endokrin )
• Aksis IV: Masalah psikososial dan lingkungan 
• Aksis V : Penilaian fungsi secara global
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai