TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Susu formula
a.
10
11
Formula Adaptasi
3,4-3,64
1,5-1,6
0,9-0,96
0,6-0,64
7,2-7,4
67-67,4
0,25-0,3
15-24
55-72
44,4-60
28,3-34
37-41
4,6-5,3
0,5-0,2
ASI
3,0-5,5
1,1-1,4
0,7-0,9
0,4-0,5
6,6-7,1
65-70
0,2
10
40
30
30
30
4
0,2
12
mendekati ASI. Susu jenis ini merupakan jenis yang paling banyak
mengalami penyesuaian dan banyak beredar di pasaran (Febry,
2008).
2) Susu Formula Awal Lengkap
Formula awal lengkap (complete starting formula) yaitu
susunan zat gizinya lengkap dan dapat diberikan setelah bayi
lahir. Keuntungan dari formula bayi ini terletak pada harganya.
Pembuatannya sangat mudah maka ongkos pembuatan juga lebih
murah hingga dapat dipasarkan dengan harga lebih rendah. Susu
formula ini dibuat dengan bahan dasar susu sapi dan komposisi
zat gizinya dibuat mendekati komposisi ASI (Nasar, dkk, 2005).
Komposisi zat gizi yang dikandung sangat lengkap,
sehingga diberikan kepada bayi sebagai formula permulaan
(Bambang, 2011).
3) Susu Formula Follow-Up (lanjutan)
Susu
formula
lanjutan
yaitu
susu
formula
yang
13
formula
hidrolisat
digunakan
apabila
tidak
14
15
Properti
ASI
Susu Sapi
Susu formula
1.
Kontaminasi
bakteri
Tidak ada
Mungkin ada
2.
Ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
4.
Faktor anti
infeksi
Faktor
pertumbuhan
Protein
Mungkin ada
bila
dicampurkan
Tidak ada
5.
Lemak
Kurang ALE
Tidak ada Lipase
Kurang ALE
Tidak ada DHA
dan AA
Tidak ada Lipase
6.
Zat Besi
Cukup mengandung
asam lemak esensial
(ALE), DHA dan
AA
Mengandung Lipase
Jumlah kecil tapi
mudah dicerna
7.
Vitamin
Cukup
8.
Air
Cukup
Jumlah lebih
banyak tapi tidak
diserap dengan
baik
Tidak cukup Vit A
dan Vit C
Perlu tambahan
Ditambahkan
ekstra tidak
diserap dengan
baik
Vitamin
ditambahkan
Mungkin perlu
tambahan
3.
16
c.
17
e.
18
sudah
mengevaluasi
efek
perlindungan
dari
19
20
banyak
susu
formula
yang
terkontaminasi
oleh
21
22
f.
23
(89,2)
sehingga
psikologis
ibu
mempengaruhi
24
25
2.
Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Notoatmodjo (2007:139) mengungkapkan bahwa pengetahuan
adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
mengadakan
pengindraan
terhadap
suatu
obyek
tertentu.
besar
pengetahuan
manusia
dapat
diperoleh
dari
26
b. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dewi dan
wawan (2011:12) menjelaskan pengetahuan yang cukup didalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya dengan mengingat kembali (recall) terhadap suatu
yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima (Dewi & Wawan, 2011).
Tahu diartikan hanya sebagai memanggil (recall) memori
yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu
(Notoatmodjo, 2010:27)
2) Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek
tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut
harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek
yang diketahui tersebut (Notoatmodjo, 2010).
3) Aplikasi (application)
Aplikasi yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (Dewi
&Wawan, 2011). Aplikasi dapat diartikan apabila seseorang
yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan
27
dan
mencari
hubungan
antara
komponen-
atau objek.
28
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi (Nursalam, 2003). Pendidikan adalah
setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang
diberikan kepada anak yang tertuju kepada kedewasaan
(Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ririn tahun 2011 menunjukkan mayoritas
ibu
yang
berpengetahuan
baik
adalah
ibu
yang
yang
membosankan,
berulang
dan
banyak
29
dan
kematangan
jiwanya,
makin
tua
kondisi
yang
ada
disekitar
manusia
dan
d. Kriteria Pengetahuan
Menurut
Arikunto
(2006)
pengetahuan
seseorang
dapat
2) Cukup
3) Kurang
30
(2005)
memaparkan
cara
memperoleh
pengetahuan dibagi menjadi dua cara, yaitu cara tradisional atau non
ilmiah dan cara modern atau ilmiah:
1) Cara tradisional
a) Cara coba-salah (trial and error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya
kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban.
Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan
atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan
coba-coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan
menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah,
dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan ketiga gagal
dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai
masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka
cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau
salah) atau metode coba-salah/coba-coba.
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak
sekali
kebiasaan-kebiasaan
dan
tradisi-tradisi
yang
31
juga
terjadi
pada
masyarakat
modern.
memperoleh
kebenaran
pengetahuan.
Sebab
memperoleh
kebenaran
pengetahuan
32
metodologi
penelitian.
Cara
ini
mula-mula
33
B. Kerangka Teori
Faktor
Internal
Pendidikan
Informasi
Pekerjaan
Pendapatan
Umur
Kedewasaan
Lingkungan
Kebiasaan
Sosial
Budaya
Tradisi turun
temurun
Faktor
Eksternal