Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis, yang terjadi ketika pankreas

tidak menghasilkan cukup insulin,atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif

menggunakan insulin yang dihasilkannya (World Health Organization,2021).

Penderita DM di seluruh dunia tercatat pada angka 422 juta kasus pada tahun

2014,prevalensi ini diprediksi akan terus meningkat lebih cepat di negara-negara

berpenghasilan rendah dan menengah, bahkan pada tahun 2019, tercatat diabetes

merupakan penyebab kematian ke-9 di seluruh dunia dengan perkiraan 1,5 juta

kematian secara langsung akibat dari penyakit diabetes (World Health

Organization,2021).

Menurut Riset Kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2018 jumlah prevalensi

DM diIndonesia sebanyak 1.017.290 jiwa, dengan data tambahan 9.3% penderita

tidak mengobati penyakitnya, 85.5% tidak pernah memeriksa kadargula darah secara

rutin,dan 50.40%penderita yang tidak mengkonsumsi obat-obatan DM, dengan

alasan merasa sudah sehat dan tidak perlu mendapatkan perawatan lebih lanjut

(RISKESDAS,2018a).

Provinsi Sumatera Selatan beradadi urutan10 besar penderita DM terbanyak

diIndonesia, dengan jumlah penderita sebanyak 32.126 kasus, sedangkan Kota

Lubuklinggau menyumbang sebanyak 919 kasus (RISKESDAS,2018b).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Simpang Periuk Kota

Lubuklinggau bahwa yang menderita Diabetes Mellitus anatara lain, pada tahun2018

kasus pada penderita Diabetes Mellitus sebanyak 43 orang. Pada tahun 2019 kasus

pada penderita Diabetes


Mellitus sebanyak 265 orang dan pada tahun 2021 sebanyak 154 orang. Data

tersebut berdasarkan rekam medis Puskesmas Simpang Periuk Kota

Lubuklinggau.

Hiperglikemia, atau peningkatan gula darah, adalah efek umum dari DMyang

tidak terkontrol dan seiring waktu menyebabkan kerusakan serius pada banyak

sistem tubuh, terutama saraf, dan pembuluh darah (World Health Organization,

2021).

Pengelolaan DM dapat dilakukan dengan terapi farmakologis dan terapi non-

farmakologis. Pengelolaan terapi farmakologis yaitu pemberian insulin, dan obat

hipoglikemik oral, sedangkan non-farmakologis meliputi pengendalian berat badan,

latihan olahraga, dan diet (Rubenetal.,2016)

World Health Organitation (WHO) (2019) menyatakan tipe diabetes yang

paling sering terjadi adalah diabetes mellitus tipe 2 dan kejadiannya meningkat

secara drastis di negara dengan pendapatan rendah.Badan Kesehatan Dunia (WHO)

memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang Diabetes Melitus tipe 2 yang

menjadi salah satu ancamankesehatan global., international Diabetes Federation

(IDF) memprediksi adanya kenaikan jumlah penyandang Diabetes Melitus tipe 2 di

indonesia dari 9,1juta pada tahun 2014 menjadi 14,1juta pada tahun 2015

(Soelistijoetal.,2015). Angka tersebut menunjukkan Indonesia menempati urutan ke-

6 didunia tahun 2-40,atau naik satu peringkat dibandingkan data IDF pada tahun

2015 yang menempati peringkat ke-7 didunia (CDC,2017).

(Monia,Rahmawati,&Triwibowo,2018).

perawatan luka kaki diabetes memerlukan penanganan multi disiplin yang

melibatkan dokter untuk mengontrol kadar gula darah,menggunakan sarana dan


prasarana dan seorang perawat khusus diabetes, perawatan secara langsung terhadap

luka pasien menjadi tanggung jawab utama perawat (Riani dan Handayani 2017)

Hasil penelitian (Purnomo, Dwiningsih dan Lestari 2015)membahas

mengenai penyembuhan luka diabetes mellitus menggunakan NaCl 0,9% dan

Hydrogel didapatkan hasil bahwa hydrogel lebih efektif dibandingkan NaCl 0,9%

dalam penyembuhan luka ulkus diabetes melitus. Larutan NaCl 0,9% merupakan

cairan isotonik dan juga merupakan cairan garam fisiologis yang baik digunakan

untuk pembersih, pembasuh dan kompres pada luka. Kompres NaCl 0,9% kurang

efektif dikarenakan keberadaan jaringan nekrotik pada ulkus menjadi tempat

bersembunyi koloni bakteri juga menghambat proses granulasi jaringan atau

penyembuhan. Sedangkan Hydrogel merupakan gel sangat baik menciptakan dan

mempertahankan lingkungan penyembuhan luka yang moist atau lembab hydrogel

mengandung Propylene Glycol yang berfungsi untuk membantu penetrasi,

mencegah terjadnya evaporasi dan mempunyai efek bakteriostatik.

Ulkus diabetik adalah suatu infeksi, ulserasi danatau kerusakan jaringan ikat

yang terjadi pada penderita DM. Perawatan ulkus diabetikum memerlukan waktu

yang cukup lama. Selama ini larutan yang sering digunakan untuk melakukan

perawatan ulkus diabetik adalah NaCl 0,9% ataupun larutan antibiotik. Cairan NaCl

0,9% juga merupakan cairan fisiologis yang efektif untuk perawatan luka karena

sesuai dengan kandungan garam tubuh (Kristianingrum, 2013)

Berdasarkan data diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang” Penerapan larutan da NaCl 0,9% dan hydrogel untuk perawatan luka ulkus

pada klien diabetes mellitus tipe 2 dengan masalah gangguan integritas kulit Di

Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Periuk Kota Lubuklinggau Tahun2022”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat di rumuskan permasalahan studi

kasus deskriptif tersebut dengan “bagaimanakah penerapan larutan NaCl 0,9% dan hydrogel

untuk perawatan luka ulkus pada klien diabetes melitus tipe 2 dengan masalah gangguan

integritas kulit di wilayah kerja Puskesmas simpang Periuk kota Lubuklinggau tahun 2023

1.3 Tujuan Studi kasus

1.3.1 TujuanUmum

Tujuan umum penelitian yaitu penerapan larutan dan hidroge NaCl 0,9% untuk

perawatan luka ulkus pada klien diabetes melitus tipe 2 dengan masalah gangguan

integritas kulit diwilayah kerja Puskesmas Simpang Periuk Kota Lubuklinggau

Tahun 2023

1.3.2 TujuanKhusus

Untuk mengtahui pengkajian keperawatan pada pasien dengan masalah

keperawatan ketidak stabilan kadar glukosa darah pada kasus diabetes melitus di

wilayah kerja Puskesmas Simpang Periuk Kota Lubuklinggau Tahun 2022

1.4 Manfaat Studi Kasus

1.4.1 BagiProdiKeperawatanLubuklinggau

Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi laporan kasu sebagai

pengembangan praktik keperawatan ,juga memberikan sumbangan pemikiran

untuk pengembangan ilmu dalam penelitian lebih lanjut.

1.4.2 Bagi Puskesmas Simpang Periuk Kota Lubuklinggau


Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk

meningkatkan kinerja pada para tenaga perawat dalam menangani asuhan

perawatan keluarga, dengan diabetes melitus,dan masalah keperawatan


ketidakstabilan kadar glukosa darah.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat

mengenai cara penanganan, dan terapi alternative bagi para penderita

diabetes melitus.

1.4,4 Bagi Perkembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan acuan dan kerangka untuk

penelitian selanjutnya, dalam memberikan intervensi keperawatan, dengan

teknik Penerapan hydrogel dan NaCl 0,9% bagi para penderita diabetes

melitus.

Anda mungkin juga menyukai