Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perilaku masyarakat yang tidak sehat menyebabkan berbagai masalah

kesehatan di Masyarakat (Ninny, 2013). Diabetes mellitus adalah penyakit

gangguan metabolik terutama metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh

berkurangnya atau ketiadaan hormon insulin dari sel beta pankreas, atau

akibat gangguan fungsi insulin, atau keduanya (Sutedjo, 2010). Perilaku yang

tidak sehat antara lain seperti gaya hidup kebarat-baratan, konsumsi makanan

yang mengandung bahan pengawet yang berbahaya dan makanan ataupun

minuman yang manis-manis, kurangnya olahraga, obesitas dan penggunaan

obat yang tidak teratur dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan

(Nanda, 2013). Diabetes Millitus jika tidak segera ditangani menimbulkan

berbagai komplikasi organ tubuh seperti pada mata, ginjal, jantung, pembuluh

darah, syaraf dan lain lain (Kozier, 2010). Perkiraan angka kematian dari

dampak komplikasi penyakit Diabetes Mellitus tersebut tinggi(Internasional

Diabetes Federation, 2014).

Menurut IDF (Internasinal Diabetes Federation, 2015), tingkat

prevalensi global penderita Diabetes Mellitus pada 2014 sebesar 8,3% dari

keseluruhan pendudukan di dunia, dan mengalami peningkatan pada tahun

2015 menjadi 387 juta kasus. Indonesia merupakan negara yang menempati

urutan ke 7 dunia dengan penderita Diabetes Mellitus 8,5 juta penderita

(Novitasari, 2015). Kemenkes RI (2009), dalam Nurmalita (2015),

memperkirakan pada tahun 2030 prevelensi Diabetes Mellitus di Indonesia

1
2

mencapai 21,3 juta orang. Jawa timur Penderita Diabetes Mellitus mengalami

peningkatan pada tahun 2009 hingga 2011, tahun 2009 sejumlah 15.961

meningkat menjadi 21.729 pada tahun 2010, kemudian meningkat kembali

pada tahun 2011 menjadi 26.613 (Puspasari, 2015). Data Dinas Kesehatan

(2015), dari bulan januari s/d desember daerah Trenggalek kasus Diabetes

Mellitus sejumlah 8431 kasus, terdiri dari 258 kasus Insulin Dependent

Diabetes Mellitus ( IDDM ) dan 8173 kasus Non Insulin Dependent Diabetes

Mellitus ( NIDDM ). Dari registrasi rawat inap ruang Raflesia RSUD dr.

Soedomo Trenggalek tahun 2016, menyatakan jumlah penderita Diabetes

Mellitus murni sejumlah 102 jiwa, sedangkan Dibetes mellitus dengan Ulkus

Diabetik sejumlah 37 jiwa (Register Rawat Inap, 2016). Tahun 2018

terjadipeningkatan kasus Diabetes Mellitus dengan Ulkus di Ruang Raflesia

RSUD dr.Soedomo Trenggalek sebanyak 171 kasus (Register Rawat Inap,

2018).

Diabetes mellitus menyebabkan kondisi kronik yang membahayakan

apabila tidak diobati. Hiperglikemiadapat menyebabkan komplikasi

metabolik akut seperti ketoasidosis diabetik (KAD) dan keadaan hiperglikemi

dalam jangka waktu yang lamaterhadap komplikasi neuropatik. Diabetes

mellitus juga berhubungan dengan penigkatan kejadian penyakit

makrovaskular seperti MCI dan stroke (Smeltzer& Bare, 2013). Menurut

WHO, penderita diabetes beresiko mengalamikerusakan mikrovaskuler

seperti retinopati, nefropati dan neuropati yang memberikan efek terhadap

kondisi psikologis pasien.Glukosa di dalam darah yang berlebihan dapat

menimbulkan berbagai masalah yang disebut komplikasi penyakit Diabetes


3

Mellitus (Ragil, 2016). Penderita Diabetes Millitus dibandingkan dengan

penderita non Diabetes Millitus mempunyai kecenderungan 25 kali terjadi

buta, 2 kali terjadi penyakit jantung koroner, 7 kali terjadi gagal ginjal kronik,

dan 5 kali menderita ulkus diabetikum (Kozier, 2010).

Salah satu pengelolaan Diabetes Mellitus dari segi keperawatan yaitu

dengan memberikan pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan diet yang adekuat

dengan prinsip tepat 3J (jumlah, jenis dan jadwal). Penderita Diabetes

Mellitus dianjurkan untuk menjalakan diet sesuai aturan, yang mendapat

pengobatan anti diuretik atau insulin, harus mentaati diet terus menerus baik

dalam jumlah kalori, komposisi dan waktu makan harus diatur. Pengaturan

makanan bagi penderita Diabetes Mellitus secara umum bertujuan menjaga

dan memelihara tingkat kesehatan optimal sehingga dapat melakukan

aktivitas seperti biasa dan diet adalah awal untuk mengendalikan Diabetes

Mellitus. Pengaturan diet tentunya membutuhkan terapi insulin dengan dosis

yang tepat guna menurunkan kadar gula darah. Meskipun kadar gula darah

yang benar-benar normal sulit untuk dipertahankan, tetapi semakin mendekati

kisaran yang normal maka kemungkinan terjadinya komplikasi sementara

maupun jangka panjang menjadi semakin berkurang (Astuti, 2015).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Asuhan KeperawatanDiabetes Mellitus pada

Klien di Ruang Raflesia RSUD dr. Soedomo Kabupaten Trenggalek”.

1.2 Batasan Masalah

Peneltian ini dibatasi dengan dua klien Diabetes Mellitus di Ruang

Raflesia RSUD dr. Soedomo Trenggalek dan dibatasi dua diagnosa prioritas.
4

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan

pernyataan masalah sebagai berikut : Bagaimana asuhan

keperawatanDiabetes Mellitus pada klien di Ruang Raflesia RSUD dr.

Soedomo Kabupaten Trenggalek ?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan keperawatan pada klienDiabetes Mllitus di

Ruang Raflesia RSUD dr. Soedomo Kabupaten Trenggalek.

1.4.2 Tujuan Khusus

1) Melakukan pengkajian Diabetes Mellitus pada klien di Ruang

Raflesia RSUD dr. Soedomo Kabupaten Trenggalek.

2) Menentukan diagnosa keperawatan tentang asuhan keperawatan

pada klienDianbetes Mellitus di Ruang Raflesia RSUD dr. Soedomo

Kabupaten Trenggalek.

3) Menentukan intervensi tentang asuhan keperawatan pada

klienDiabetes Mellitus di Ruang Raflesia RSUD dr. Soedomo

Kabupaten Trenggalek.

4) Menentukan implementasi tentang asuhan keperawatan pada klien

Diabetes Mellitus di Ruang Raflesia RSUD dr. Soedomo Kabupaten

Trenggalek.
5

5) Menentukan evaluasi tentang asuhan keperawatan pada klien

Diabetes Mellitus di Ruang Raflesia RSUD dr. Soedomo Kabupaten

Trenggalek.

6) Menganalisis kesenjangan antara teori dan fakta yang diperoleh

Klien Diabetes Mellitus di Ruang Raflesia RSUD dr. Soedomo

Kabupaten Trenggalek.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian

dalam pengembangan ilmu keperawatan yang berkaitan dengan

Asuhan Keperawatan pada Klien Diabetes Mellitus di Ruang

Raflesia RSUD dr. Soedomo Kabupaten Trenggalek.

1.5.2 Manfaat Praktis

1) Bagi perawat

Dari hasil penelitian ini dapatmemberikan masukan bagi

perawat sebagai panduan untuk meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan pada klien di RSUD khususnya pada pasien Diabetes

Meliitus.

2) Bagi Rumah Sakit

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagi bahan

masukkan dan evaluasi diperlukan dalam pelaksanaan praktek

layan keperawatan khususnya pada asuhan keperawatan Diabtes

Mellitus tanpa Komplikasi.


6

3) Institusi Pendidikan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan

masukkan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan

keperawatan khusunya pada pasien Diabetes Mellitus tanpa

komplikasi

4) Bagi Klien

Dari hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran dan

informasi yang jelas kepada klien, dalam perawatan pada klien

dengan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai