Anda di halaman 1dari 22

UNTAD

HUBUNGAN ANTARA LAMANYA HEMODIALISIS DENGAN


KUALITAS HIDUP PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSU
UNDATA PALU TAHUN 2020

ANGGIE REBECCA SILALAHI


N10119140

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ginjal merupakan sepasang organ yang memiliki fungsi penting bagi tubuh
sebagai organ ekskresi, dimana ginjal akan mengeluarkan bahan-bahan sisa
metabolisme yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Selain organ ekskresi, ginjal juga
berfungsi untuk pengaturan keseimbangan air dan elektrolit, osmolaritas, cairan
tubuh dan konsentrasi elektrolit, tekanan arteri, serta keseimbangan asam-basa,
ekskresi hormon dan glukoneogenesis (Guyton,2014).
Kerusakan yang terjadi pada organ ginjal dapat menyebabkan gangguan
struktur dan fungsi ginjal yang diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu genetik,
infeksi, tumor, penyakit metabolik, dan lain-lain (Aditya,2018). Penyakit gagal
ginjal diklasifikasikan menjadi dua penyakit ginjal akut dan penyakit ginjal
kronik. Penyakit ginjal kronik memiliki kriteria yaitu kerusakan fungsi ginjal yang
progresif, berupa kelainan struktural dan fungsional dengan atau tanpa disertai
penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) yaitu kurang dari 60 ml/menit/1,73 m2
yang terjadi lebih dari 3 bulan, sehingga memerlukan alat bantu untuk
menggantikan fungsi ginjal yaitu Terapi Penggantian Ginjal (TPG) (Pralisa,2020).
World Health Organization (WHO), mendata jumlah penderita gagal ginjal
kronik di dunia pada tahun 2013 meningkat 50%. Prevalensi gagal ginjal di dunia
secara global lebih dari 500 juta orang dan yang harus menjalani hemodialisis
sekitar 1,5 juta orang. (Bayhakki,2017).
Menurut (Indonesian Renal Registry, 2018) , jumlah pasien baru dan pasien
aktif yang menjalani hemodialisis pada gagal ginjal kronik di indonesia dari tahun
2007-2018 mengalami peningkatan yaitu untuk jumlah pasien baru sebanyak
66.433 orang dan pasien aktif sebanyak 132.142 orang. Sedangkan prevalensi
pasien gagal ginjal akut hanya 6%. Prevalensi pasien gagal ginjal kronik pada
tahun 2018 di Sulawesi tengah > 3,8 % (KEMENKES,2018), dan berdasarkan
data rekam medik prevalensi pasien gagal ginjal kronik stadium 5 yang menjalani

1
di Palu pada tahun 2020 jumlah pasien rawat inap sebanyak 141 pasien, dan
jumlah pasien rawat jalan sebayak 143 pasien dan menjalani hemodialisis tahun
2020 sekitar 8.000 kali dengan frekuensi yang berbeda setiap pasien .
Pada pasien gagal ginjal kronik diperlukan terapi pengganti ginjal seperti
hemodialisis, peritoneal dialisis, dan trasplantasi ginjal. Pada terapi hemodialisis
terjadi sirkulasi di luar tubuh pasien, yang akan menyebabkan gangguan sistem
koagulasi darah. Oleh karena itu diperlukan pemberian heparin selama proses
dialisis berlangsung. Unfractionated heparin (UFH) merupakan jenis
antikoagulan yang paling umum digunakan. (Ujiani,2018)
Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu merupakan salah satu rumah sakit
rujukan di kota palu untuk pasien gagal ginjal kronik yang membutuhkan terapi
hemodialisis dan memiliki jumlah pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis tahun 2020 sangat tinggi yaitu sekitar 8.000 kali hemodialisis dengan
frekuensi yang berbeda setiap pasien. Hal inilah yang mendasari peneliti ingin
mengetahui bagaimana gambaran trombosit pada pasien yang terpapar
antikoagulan selama proses hemodialisis.

B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan antara lamanya hemodialisis dengan kualitas hidup
pesien penyakit ginjal kronik di RSU Undata Palu tahun 2020 ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara lamanya hemodialisis dengan kualitas
hidup pesien penyakit ginjal kronik di RSU Undata Palu tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan menerapkan ilmu yang telah
diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako.

2
2. Bagi instansi
Dapat mengetahui hubungan antara lamanya hemodialisis dengan
kualitas hidup pesien penyakit ginjal kronik di RSU Undata Palu tahun
2020.
3. Bagi Masyarakat
Untuk memberikan informasi kepada masyarakat khususnya pasien yang
menjalani hemodialisis mengenai hubungan antara lamanya
hemodialisis dengan kualitas hidup pesien penyakit ginjal kronik di RSU
Undata Palu tahun 2020.

E. Keaslian Penelitian
Table 1.1 Keaslian Penelitian

No Judul Metode Hasil


1. Perbedaan Nilai Desain : Deskriptif pada 22 pasien dengan
PDW, MPV, dan analitik presentase 73,3% memiliki
Jumlah Trombosit jumlah trombosit yang
Pada Pre dan Post Sampel : 30 sampel normal, dan 5 pasien dengan
Hemodialisa presentase 16,7% mengalami
Pasien Gagal trombositopenia akibat
Ginjal Kronik pemberian heparin.
(Ujiani (2018), Berdasarkan usia yang paling
banyak menjalani hemdialisis
di RSUD dr.H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung
adalah pasien berusia 45 - 54
tahun, sebanyak 9 pasien
(30.0%). Dan usia responden
penelitian paling sedikit
adalah pasien berusia 15 - 24
tahun, sebanyak 1 pasien
(3.3%). jenis kelamin laki-

3
laki sebanyak 18 pasien
(60.0%) dan pasien jenis
kelamin perempuan sebanyak
12 pasien (40.0%), artinya
penderita gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisa
dengan jenis kelamin laki-
laki lebih banyak
dibandingkan dengan
penderita gagal ginjal
perempuan.
2. Nilai Trombosit Desain : deskriptif hasil bahwa sebanyak 32
Pada Pasien retrospektif pasien (66,67%) yang
Penyakit Gagal menjalani HD lebih dari 96
Ginjal Kronik Sampel : 32 pasien kali nilai trombositnya
Yang Menjalani normal dan pada kasus
Hemodialisis Di trombositopenia sebanyak
Unit Hemodialisis 15 pasien. Pasien PGK yang
Bagian/SMF Ilmu menjalani HD dan
Penyakit Dalam mengalami trombosiropenia
FK UNSRAT terbanyak pada umur 51-60
BLU RSUP Prof. dan 61-70 tahun, angka
Kandou Manado terbanyak pada pria
(Kaparang,2013) dibandingkan pada wanita.

3. Levels of Desain : analisis 22 pasien (37%) mengalami


Hemoglobin, deskriptif dan terombositopenia, 36
Leukocytes, and pendekatan kuantitatif pasien (60%) dengan
Platelets of trombosit normal dan 2
Chronic Kidney Sampel : 72 opasien pasien mengalami
Disease Patiens gagal ginjal kronik trombositosis.

4
Undergoing
Hemodialysis in
Surabaya
(Kahdina,2018)
4. The Effect of Desain: analitik penurunan jumlah trombosit
Hemodialysis on Sampel : 199 pasien sebanyak 99, 5% pada
Hemoglobin penderita gagal ginjal kronik
Concentration, di semua interval usia dan
Platelets Count hanya 0,5% pasien dengan
and White Blood nilai trombosit normal.
Cells Count in Penurunan trombosit yang
End Stage Renal paling tinggi pada usia 45-54
Failure tahun dan usia 75-84 tahun.
(Halim,2018)

Berdasarkan beberapa penelitain yang telah dilakukan sebelumnya,


perbedaan yang terdapat pada penelitian ini adalah perbedaan sampel, waktu,
lokasi, tempat penelitian yaitu penelitian ini dilakukan di unit hemodialisis RSUD
Undata Palu peridode Januari-Desember 2020.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Gagal Ginjal Kronik


a. Definisi
Gagal ginjal kronik merupakan gangguan ginjal yang bersifat
progresif, irreversibel dan ditandai dengan keabnormalitasan pada struktur
dan fungsi pada ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Gagal ginjal
kronik juga ditandai dengan satu atau lebih kerusakan pada ginjal seperti
albuminuria, abnormalitas sedimen urin, gangguan elektrolit,
pemeriksaann histologi, riwayat transplantasi ginjal dan tejadi penurunan
laju filtrasi glomerulus (Aisara,2018).

Penegakkan diagnosis gagal ginjal kronik memiliki kriteria sebagai


berikut :

Tabel 2.1 kriteria diagnosis GGK


1. Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa
kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa
penurunan LFG dengan manifestasi :
a. Kelainan patologis
b. Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan
dalam komposisi darah atau urin, atau kelainan dalam
tes pencitraan.
2. Laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/menit/ 1,73 m 2
selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
(Setiati, 2014)

b. Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik


Gagal ginjal kronik diklasifikasikan menjadi dua, yaitu atas dasar
derajat (stage) penyakit dan atas dasar diagnosis diagnosis etiologi.
Stadium gagal ginjal kronik berdasarkan penurunan Laju Filtrasi

6
Glomerulus (LFG) dibagi menjadi lima stadium, semakin rendah Laju
Filtrasi Glomerulus (LFG) maka semakin tinggi stadium penyakitnya.

Tabel 2.2 stadium GGK atas dasar stadium penyakit.

Stadiu Penjelasan LFG (ml/mnt/1,73 m2)


m
1 Kerusakan ginjal dengan ≥ 90
peningkatan LFG atau normal
2 Kerusakkan ginjal penurunan 60-89
LFG ringan
3 Kerusakan ginjal dengan 45-59
penurunan LFG sedang
4 Kerusakan ginjal dengan 30-44
penurunan LFG sedang hingga
berat
5 Gagal ginjal < 15
(Setiati,2014)

c. Patofisiologi
Patofisiologi pada gagal ginjal kronik didasari oleh etiologi.
Mekanisme awal yang terjadi adalah terjadi kerusakan pada jaringan
organ ginjal sehingga dapat menyebabkan pengurangan massa ginjal,
kemudian mengakibatkan proses adaptasi berupa hipertrofi dan
hiperplasia. Proses adapatasi tersebut hanya berlangsung sementara
waktu, dan kemudian akan menjadi maladaptasi berupa sklerosis nefron,
sehingga ginjal kehilangan kemampuan untuk melakukan fungsinya. Hal
ini dapat dilihat dari LFG yang masih normal atau mengalami penurunan,
BUN dan kreatinin mengalami peningkatan(Hutagaol,2017).

d. Etiologi Gagal Ginjal Kronik


Tabel 2.3 jumlah pasien GGK stadium lima berdasarkan diagnosa
etiologi di indonesia

7
Etiologi Jumlah
Hipertensi 19.427
Nefropati Diabetika 14.998
Tidak Diketahui 6.224
glomerulopati primer 5.447
lain-lain 2.768
pielonefritis kronik 1.641
nefropati obstruktif 1.800
nefropati asam urat 751
ginjal polikistik 498
nefropati lupus 386
Berdasarkan data (Indonesia Renal Registry, 2018) , etiologi
pada pasien gagal ginjal kronik yang paling banyak terjadi adalah
hipertensi sebesar 36% (n=19.427), diikuti nefropati diabetik 28%
(n=14.998), tidak diketahui 12% (n=6.224), glomerulopati primer 10%
(n=5.447), lain-lain 5% (n=2.768), pielonefritis kronik 3% (n=1.641),
nefropati obstruktif 3% (n=1.800), nefropati asam urat (n=751), ginjal
polikistik (n=498), dan nefropati lupus (n=386) masing-masing sebesar
1%.

2. Hemodialisis

a. Definisi Hemodialisis
Hemodialisis adalah terapi pengganti ginjal pada pasien gagal
ginjal kronik stadium akhir. Hemodialisis berfungsi untuk membuang
zat-zat sisa metabolisme tubuh yang tidak digunakan oleh tubuh dan
mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien gagal ginjal
kronik. Proses hemodialis terjadi di luar tubuh pasien menggunakan
mesin dialisis. Terdapat tiga prinsip kerja hemodialisis yaitu, difusi,
osmosis, dan ultrafiltrasi. Pada proses difusi, zat atau limbah yang berada
didalam darah akan dikeluarkan, dengan cara bergerak dari konsentrasi
tinggi ke cairan dialisat yang memiliki konsentrasi rendah. Saat proses
osmosis, air yang berlebih di dalam tubuh akan di keluarkan dari tubuh

8
dengan cara bergerak dari tekanan tinggi ketekanan rendah sehingga air
dapat keluar dari tubuh pasien menuju ke cairan dialisat. Tekanan dapat
ditingkatkan dengan menambahkan tekanan negatif yang disebut
ultrafiltrasi pada mesin dialisis (Hutagaol,2017).

b. Indikasi Hemodialisis
Menurut Hutagaol 2017, Hemodialisis dapat dilakukan pada pasien
dengan keadaan akut yang memerlukan terapi pengganti ginjal dalam
jangka pendek (beberapa hari atau beberapa minggu) dan pada pasien
kronik atau pasien stadium akhir yang memerlukan hemodialisis jangka
panjang atau permanen. Indikasi hemodialis yang dilakukan pada pasien
gagal ginjal kronis yaitu:
a. Laju filtrasi < 15 ml/menit
b. Kelebihan (overload) cairan ekstraseluler yang sulit dikendalikan
dan atau hipertensi
c. kadar ureum > 200 mg/dl
d. kretinin > 65 mEq/L
e. anuria > 5 kali (hutagaol,2017)
f. hiperkalemia
g. anemia yang refrakter terhadap pemberian eritropoetin dan besi
h. asidosis metabolik
i. hiperfosfatemia
j. gangguan neurologi ( seperti neuropati, enselopati, dan gangguan
psikiatri) (Zasra,2018).

B. Kerangka Teori

Gagal Ginjal Kronik

Stadium akhir
a. Usia
9 b. Jenis kelamin
c. Frekuensi hemodialisis
d. Lama hemodialisis
Hemodialisis

Kualitas
Hidup

C. Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat

Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Hemodialisis


Kronik

D. Landasan Teori

Penyakit ginjal kronik merupakan kerusakan pada ginjal yang


menyebabkan ginjal mengalami gagal fungsi. Hal ini ditandai dengan
penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) secara progresif dan irreversibel
yang dialami lebih dari tiga bulan. Berdasarkan laju filtrasi glomerulus
penyakit ginjal kronik dibagi menjadi 5 stadium. Semakin rendah laju
filtrasi glomrulus maka semakin tinggi stadium penyakit. Pada pasien yang
menderita gagal ginjal kronik stadium V merupakan stadium yang buruk
maka diperlukan Terapi Pengganti Ginjal (TPG) (Yulianto,2017).
Hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal yang paling sering
digunakam oleh pasien gagal ginjal kronik. Tujuan dari hemodialisis untuk
menggantikan fungsi ginjal dalam membuang zat-at sisa metabolisme,

10
mengendalikan keseimbangan cairan dan elektrolit, antara kompertemen
darah dan dialisat melalui membran semipermeabel (Yulianto,2017).
Menurut kamasita (2018), hemodialisis dapat membantu meningkatkan
kualitas hidup pasien dengan memperpanjang harapan hidup pasien.
Pada proses hemodialisis pasien gagal ginal kronik terjadi aliran darah
diluar tubuh pasien, maka akan terbentuk proses koagulasi. Oleh sebab itu,
maka diperlukan antikoagulasi untuk mencegah terjadinya pembekuan darah
(Ujiani,2018).

D. Hipotesis
Hipotesis Korelatif : Terdapat hubungan antara lamanya hemodialisis
dengan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik di RSUD Undata Palu
tahun 2020.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
1. Design Penelitian
Design penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional
analitik dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan mengetahui
hubungan kualitas hidup pada pasien yang menjalani hemodialisis gagal

11
ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Undata Palu
tahun 2020.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Hemodialisis RSUD Undata Palu.


Penelitian ini dilakukan pada Januari 2021.

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien gagal ginjal


kronik yang menjalani hemodialisis di Unit Hemodialisis RSUD Undata
Palu periode Januari-Desember.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti dengan cara
tertentu hingga dapat mewakili populasinya. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik dengan cara convinience sampling
yaitu mengambil pasien yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan
penelitian. Dimana untuk pengambilan sampel ini, jika subjeknya kurang
dari 100, maka lebih baik diambil semua populasi. Namun apabila
populasi penelitian berjumlah lebih dari 100, maka sampel dapat diambil
antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih. Jumlah populasi pasien pertahun
dengan terapi hemodialisa di RSUD Undata Palu 145 orang di ambil 20%
sehingga didapat sampel 30 orang. Sampel pada penelitian ini adalah
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Unit
Hemodialisis RSUD Undata Palu periode Januari-Desember 2020 yang
memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi.
3. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Undata Palu tahun 2020.
Alasan peneliti memilih RSUD Undata Palu karena merupakan satu
satunya rumah sakit yang terdapat pasien penaykit ginjal kronik yang

12
sedang menjalankan hemodialisis sehingga dapat memenuhi kriteria
sampel yang diinginkan dan lokasi rumah sakit yang strategis.
4. Waktu
Waktu pengumpulan data dalam penelitian ini pelaksanaannya
dimulai dari tanggal 11 Januari 2020 sampai dengan 17 Desember 2020.

C. Kriteria Inklusi dan Eksklusi


Tabel 3.1 Kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI

1. Semua pasien yang terdiagnosis 1. Pasien yang memiliki data


gagal ginjal kronik dan sedang registrasi yang tidak
menjalani hemodialisis di Unit lengkap.
Hemodialisis RSUD Undata Palu 2. Memiliki penyakit komorbid
periode Januari-Desember 2020 yang mempengaruhi kualitas
2. Pasien berusia 10-80 tahun dengan hidup pasien.
gagal ginjal kronik yang sedang
menjalani terapi hemodialisis
3. Pasien yang memiliki nama ataupun
nomor registrasi yang sama saat
berobat kembali hanya dihitung satu
kali untuk sampel.

D. Variabel dan Definisi Operasional


1. Variabel Bebas
Kualitas hidup pasein gagal ginjal kronik
2. Variabel Terikat
Pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis
3. Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi Operasional

13
No Variabel Definisi Alat ukur Skala Hasil
ukur
1. Pasien gagal Pasien yang telah Kuesioner Nominal 1= Menderita
ginjal kronik didiagnosis oleh gagal ginjal
yang dokter berdasarkan kronik
menjalani anamnesis, 1= Tidak
Hemodialisis pemeriksaan fisik, Menderita
pemeriksaan gagal ginjal
penunjang dan kronik
tercatat
2. Usia Jumlah tahun hidup Kuesioner Ordinal 10-20 tahun
pasien pada saat 21-30 tahun
datang melakukan 31-40 tahun
pemeriksaan dan 41-50 tahun
tercatat 51-60 tahun
61-70 tahun
71-80 tahun

3 Jenis kelamin Identitas subyek Kuesioner Nominal 1 = Laki-laki


penelitian sesuai 2 = Perempun
biologis atau
fisiknya

5 Frekuensi Jumlah Kuesioner Ordinal 1. < 50 kali


hemodialisis pelaksanaan 2. > 50 kali
hemodialisis yang 3. > 100 kali
dilakukan pasien

14
6. Lama Lamanya pasien Kuesioner Ordinal 1. baru
hemodialisis menjalani (<1 tahun)
hemodialisis 2. lama
(>1 tahun)

7. Kualitas Kualitas hidup Kuesioner Nominal 1. Baik


Hidup pada pasein gagal 2. Buruk
ginjal kronik

2 Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer dengan kuesioner yang diperoleh di Unit Hemodialisis RSUD
Undata Palu periode Januari-Desember 2020. Instrument penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket berupa kuesioner yang
dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama yaitu kuesioner berisi pertanyaan
yang berkaitan dengan data demografi responden yang meliputi:umur, jenis
kelamin, dan pekerjaan. Bagian kedua yaitu kuesioner kualitas hidup. Yang
terdiri dari 26 pernyataan, dimana terdapat 16 pertanyaan tentang kesehatan
fisik dan 10 pertanyaan tentang kesehatan psikologis.

3 Mengukur Validitas dan Reabilitas Alat Ukur


1. Validitas
Uji validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui kemampuan
instrument untuk mengukur apa yang diukur. Sebuah instrumen dikatakan
valid, bila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam
penelitian ini peneliti tidak lagi dilakukan uji validitas karena alat ukur
yang digunakan sudah baku.

15
2. Reabilitas (Krombas Alfa)
Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
derajat alat ukur dapat mengukur secara konsisten objek yang akan diukur.
Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang relatif
sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok sampel yang sama.
Kuesioner penelitian ini telah diuji dengan reliabilitas internal yang
diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali pengetesan.
Instrument terdiri dari 26 pernyataan atau dengan jumlah butir pernyataan
genap. Uji reliabilitas dilakukan sebelum pengumpulan data, kepada
responden yang memenuhi kriteria seperti responden yang sebanyak 30
orang.

4 Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan setelah menerima surat dari
institusi pendidikan Fakultas Kedokteran Untad Palu, ethikal clearance
dan memperoleh izin dari lokasi penelitian yaitu RSUD Undata Palu.
Kemudian peneliti melaksanakan pengumpulan data. Peneliti menjelaskan
kepada responden tentang tujuan, manfaat dari penelitian sebelum
menanyakan kesediaanya untuk terlibat dalam penelitian ini. Calon
responden yang bersedia akan diminta untuk menandatangani informed
consent (surat persetujuan). Selanjutnya peneliti melakukan wawancara
atau pengisiian kuesioner kepada responden. Pengumpulan data melalui
lembar observasi dilakukan mulai hari pertama saat pengumpulan data
kuesioner.

16
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, A., Udiyono, A., Saraswati, L.D., Setyawan, H. 2018. Screening


Fungsi Ginjal Sebagai Perbaikan Outcome Pengobatan Pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep).
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 6(1).
http://ejournal3.undip.ac.id.index.php/jkm

Aisara, S., Azmi, S., Yanni, M. 2018. Gambaran Klinis Penderita Penyakit
Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemdialisis di RSUP Dr. M.
Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 7 (2).
http://jurnal.fk.unand.ac.id

Erlanda,W., Karani, Y., (2018). Penggunaan Antikoagulan Pada Penyakit


Gagal Ginjal Kronik. Jurnal Kesehatan Andalas. 7 (2).
http://jurnal.fk.unand.ac.id

Bayhakki., Hasneli, Y. 2017. Hubungan Lama Menjalani Hemodialisis dengan


Inter-Dyalytic Weight Gain (IDWG) pada Pasien Hemodialisis. Jurnal
Keperawatan Padjajaran. 5(3). http://jkp.fkep.unpad.ac.id

Firani, N. K. (2018). Mengenali Sel- sel Darah dan Kelainan Darah. Malang :
UB Press

Guyton, A. C., Hall, J. E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta: EGC

Guo,Q., Lou,Y., Liu,L., Luo,P. 2019. How Can I Manage Thrombocytopenia


in Hemodialysis Patient? A Review. Therapeutic Apheresis and Dialysis.
http://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov

Hutagaol, E. V. Peningkatan Kualitas Hidup Pada Penderita Gagal Ginjal


Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisis Melalui Psychological

viii
Intervention Di Unit Hemodialisis RS Royal Prima Medan Tahun 2016.
Jurnal JUMANTI. 2(1). http://jurnal.uinsu.ac.id

Hakim, Y. A. H., Abbas, A. A., Mustafa, H. I. A. M. 2016. The Effect of


Hemodialysis on Hemoglobin Concentration, Platelets Count and White
Blood Cells Count in End Stage Renal Failure. International Journal of
Medicine research & health sciences. 5(5).
https://www.indianjournals.com

Indonesian Renal Registry (IRR). 11th Report Of Indonesian Renal Registry.


2018. Perkumpulan Nefrologi Indonesia.

Kahdina, M., Mardiana, N., Fauziah, D. 2018. Levels of Hemoglobin,


Leukocytes, and Platelets of Chronic Kidney Disease Patients
Undergoing Hemodialysis in Surabaya. Biomolekuler and Health
Science Journal. Vol 1(1). https://pdfs.semanticscholar.org

Kaparang, J. Moeis, E. Sy., Rotty, L. 2013. Nilai Trombosit Pada Pasien


Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Di Unit
Hemodialisis Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Unsrat Blu RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandau Manado. Jurnal e-Biomedik. Vol 1(1).
https://ejornal.unsrat.ac.id

Kamasita, S. E., Suryono., Nurdiana, Y., Hermansyah, Y., Junaidi, E.,


Fatekurohman, M. 2018. Pengaruh Hemodialisis Terhadap Kinetik
Segmen Ventrikel Kiri Pada Pasien Penyakit Gagal Ginjal Kronik
Stadium V. Nurseline Journal. Vol 3 (1). https://repository.unej.ac.id

Kemenkes RI. 2018. Hemostasis. Jakarta: Kemenkes RI


Luntungan,P., Tjitrosantoso,H., Yamlean,P.V.Y. 2016. Potensi Drug Related
Problems (DRPs) Pada Pasien Gagal Ginjal Di Rawat Inap RSUP Prof.
dr. R. Kandou Manado. Pharmacon jurnal ilmiah farmasi. 5(3).
http://ejournal.unsrat.ac.id

ix
Mescher, L. A. 2013. Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas. English:
McGrawHill Medical.
Melyda. 2017. Diagnosis dan Tatalaksana Acute Kidney Injury (AKI) Pada
Syok Septik. 44 (22). http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/

Orasan, O. H., ell. 2018. Thrombocytopenia in end-stage renal disease and


chronic viral hepatitis B or C. Journal of Mind and Medical Sciences.
5(2). https://scholar.valpo

Pralisa, K., Dewi, D. A. K., Ilmiawan, M. I. 2020. Gambaran Etiologi


Penyakit Gagal Ginjal Kronik Stadium V Pada Pasien Rawat Inap Di
RSUD dr. Soedarso Pontianak Tahun 2017-2018. Jurnal Cerebellum.
6(3). https://jurnal.untan.ac.id

Rianto, S. 2017. Farmakologi dan Terapi, Edisi VI. Bagian Farmakologi


FKUI, Jakarta.

Roveny. 2016. Trombositopenia Akibat Heparin. CDK. 43(9).


http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/download/860/606

Saputra, B. A., Rodiani, Puspita, R. D. 2018. Kehamilan Dengan


Trombositopenia. 8(1). http://juke.kedokteran.unila.ac.id

Sherwood, L. (2017). Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta:


EGC
Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A. A., Simadibrata, M., Setiyohadi, B., Syam, A.
F. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta :
InternaPublishing.
Tutoli,T.S., Madaina., Mustapa,M.A., Tuli,E.P. 2019. Evaluasi Penggunaan
Obat Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di
RSUD Toto Kabila Periode 2017-2018. 8(2). http://google.scholler.ac.id.
Tyas,A., Miro,S., Asyari,A. 2020. Gambaran Kejadian Perdarahan Saluran
Cerna pada Pasien Penyakit Gagal Ginjal Kronik di RSUP Dr. M.

x
Djamil Padang. Jurnal kesehatan andalas. 9 (1).
http://jurnal.fk.unand.ac.id
Ujiani, S., Tuntun, M., Hasibun, T. M. R. 2018. Perbedaan Nilai PDW, MPV,
Dan Jumlah Tombosit Pada Pre Dan Post Hemodialisa Pasien Gagal
Ginjal Kronik. jurnal Analis Kesehatan. 7(1). https://ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id.

Wahyuni, P., Miro, S., Kurniawan, E. 2018. Hubungan Lama Menjalani


Hemodialisis Dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik
Dengan Diabetes Melitus Di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas. 7(4). http://jurnal.fk.unand.ac.id.

Yulianto, D., Notobroto, H. B., Widodo. 2017. Analisis Ketahan Hidup Pasien
Penyakit Ginjal Konis Dengan Hemodialisis Di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya. Jurnal Management Kesehatan Yayasan RS Dr. Soetomo.
3(1). https://media.neliti.com/media/publications/258424-analisis-

Zasra, R., Harun, H., Azmi, S. 2018. Indikasi dan Persiapan Hemodialisis
Pada Penyait Ginjal Kronis. Jurnal Kesehatan Andalas. 7(2).
http://jurnal.fk.unand.ac.id

xi

Anda mungkin juga menyukai