KELOMPOK 3
RAHAYU (105111101219)
TAHUN 2019/2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
12.Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Step 1
Step 2
Step 3 dan 4
4
3. Tidak diketahui penyebabnya mungkin bawaan lahir
4. Pertumbuhan abnormal tulang terjadi seiring dengan posisi tubuh klien (yang
menjadi factor pendukung) terjadi penyakit
5. Membangun trust dengan klien, memberikan distraksi, kaji kebutuhan klien
6. merubah kebiasaan (saat berjalan, posisi duduk)
7. X-ray, CT Scan, MRI
8. Secara tidak langsung hanya pada musculoskeletal
9. Pakai baju yang dibuat dari plastic untuk meluruskan tulang belakang tapi
memerlukan proses
Step 5
5
1. KONSEP
A. DEFINISI
● Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah
samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada)
maupun lumbal (pinggang).
● Skolisis merupakan penyakit tulang belakang yang menjadi bengkok ke
samping kiri atau kanan sehingga wujudnya merupakan bengkok benjolan
yang dapat dilihat dengan jelas dari arah belakang.Penyakit ini juga sulit
untuk dikenali kecuali setelah penderita meningkat menjadi dewasa (Mion,
Rosmawati, 2007).
● Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi
pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan. Kelainan
skoliosis ini sepintas terlihat sangat sederhana.
● Skoliosis adalah melengkungnya vertebrae torakalis ke lateral, disertai rotasi
vertebral.
6
B. ETIOLOGI
Skoliosis dibagi dalam dua jenis yaitu non struktural dan struktural.
1. Skoliosis non struktural disebabkan oleh :
● Tabiat yang tidak baik seperti membawa tas yang berat pada sebelah bahu
saja (menyebabkan sebelah bahu menjadi tinggi), postur badan yang tidak
bagus (seperti selalu membongkok atau badan tidak seimbang).
● Kaki tidak sama panjang.
7
● Kesakitan, contohnya disebabkan masalah sakit yang dirasakan di belakang
dan sisi luar paha, betis dan kaki akibat kemerosotan atau kerusakan
cakera di antara tulang vertebra dan menekan saraf.
C. MANIFESTASI KLINIS
8
Gejala yang ditimbulkan berupa:
1. Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
2. Bahu dan atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
3. Nyeri punggung
4. Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama
5. Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60 ) bisa
menyebabkan gangguan pernafasan.
D. KLASIFIKASI
Skoliosis dibagi dalam dua jenis yaitu struktural dan bukan struktural.
1. Skoliosis struktural
Skoliosis tipe ini bersifat irreversibel ( tidak dapat di perbaiki ) dan dengan
rotasi dari tulang punggung Komponen penting dari deformitas itu adalah
rotasi vertebra, processus spinosus memutar kearah konkavitas kurva.
Tiga bentuk skosiliosis struktural yaitu :
a. Skosiliosis Idiopatik. adalah bentuk yang paling umum terjadi dan
diklasifikasikan menjadi 3:
1) Infantile : dari lahir-3 tahun.
2) Anak-anak : 3 tahun – 10 tahun
3) Remaja : Muncul setelah usia 10 tahun ( usia yangpaling umum )
2. Skoliosis Kongenital adalah skoliosis yang menyebabkan malformasi satu atau
lebih badan vertebra.
3. Skoliosis Neuromuskuler, anak yang menderita penyakit neuromuskuler
(seperti paralisis otak, spina bifida, atau distrofi muskuler) yang secara
langsung menyebabkan deformitas.
4. Skoliosis nonstruktural ( Postural )
Skoliosis tipe ini bersifat reversibel (dapat dikembalikan ke bentuk semula),
dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung..Pada skoliosis postural,
deformitas bersifat sekunder atau sebagai kompensasi terhadap beberapa
9
keadaan diluar tulang belakang, misalnya dengan kaki yang pendek, atau
kemiringan pelvis akibat kontraktur pinggul, bila pasien duduk atau dalam
keadaan fleksi maka kurva tersebut menghilang.
Ada tiga tipe-tipe utama lain dari scoliosis :
a. Functional: Pada tipe scoliosis ini, spine adalah normal, namun suatu
lekukan abnormal berkembang karena suatu persoalan ditempat lain
didalam tubuh. Ini dapat disebabkan oleh satu kaki adalah lebih pendek
daripada yang lainnya atau oleh kekejangan-kekejangan di punggung.
b. Neuromuscular: Pada tipe scoliosis ini, ada suatu persoalan ketika tulang-
tulang dari spine terbentuk. Baik tulang-tulang dari spine gagal untuk
membentuk sepenuhnya, atau mereka gagal untuk berpisah satu dari
lainnya.
c. Degenerative: Tidak seperti bentuk-bentuk lain dari scoliosis yang
ditemukan pada anak-anak dan remaja-remaja, degenerative scoliosis
terjadi pada dewasa-dewasa yang lebih tua.
d. Lain-Lain: Ada penyebab-penyebab potensial lain dari scoliosis, termasuk
tumor-tumor spine seperti osteoid osteoma. Ini adalah tumor jinak yang
dapat terjadi pada spine dan menyebabkan nyeri/sakit.Nyeri menyebabkan
orang-orang untuk bersandar pada sisi yang berlawanan untuk mengurangi
jumlah dari tekanan yang diterapkan pada tumor.Ini dapat menjurus pada
suatu kelainan bentuk spine.
E. KOMPLIKASI
Walaupun skoliosis tidak mendatangkan rasa sakit, penderita perlu dirawat seawal
mungkin. Tanpa perawatan, tulang belakang menjadi semakin bengkok dan
menimbulkan berbagai komplikasi seperti :
1. Kerusakan paru-paru dan jantung.
10
Ini boleh berlaku jika tulang belakang membengkok melebihi 60 derajat. Tulang rusuk
akan menekan paru-paru dan jantung, menyebabkan penderita sukar bernafas dan
cepat capai. Justru, jantung juga akan mengalami kesukaran memompa darah.
Dalam keadaan ini, penderita lebih mudah mengalami penyakit paru-paru dan
pneumonia.
2. Sakit tulang belakang.
Semua penderita, baik dewasa atau kanak-kanak, berisiko tinggi mengalami masalah
sakit tulang belakang kronik. Jika tidak dirawat, penderita mungkin akan
menghidap masalah sakit sendi. Tulang belakang juga mengalami lebih banyak
masalah apabila penderita berumur 50 atau 60 tahun.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
11
3. MRI ( jika di temukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen )
G. PENATALAKSANAAN
12
Alat ini dapat memberikan hasil yang cukup signifikan jika digunakan
secara teratur 23 jamdalam sehari hingga 2 tahun setelah menarche.
Brace dari Milwaukee & Boston efektif dalam mengendalikan progresivitas skoliosis,
tetapi harus dipasang selama 23 jam/hari sampai masa pertumbuhan anak
berhenti.
Brace tidak efektif digunakan pada skoliosis kongenital maupun
neuromuskular. Jika kelengkungan mencapai 40 atau lebih, biasanya
dilakukan pembedahan
c. Operasi
Tidak semua skoliosis dilakukan operasi. Indikasi dilakukannya operasi pada
skoliosis adalah :
1. Terdapat derajat pembengkokan >50 derajat pada orang dewasa
2. Terdapat progresifitas peningkatan derajat pembengkokan >40-45 derajat
pada anak yang
3. sedang tumb
4. Terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat orthosis
13
2. PATOFISIOLOGI
14
3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS PEMICU
An. S (perempuan) 8 tahun, berat badan 27 kg, klien mengeluh perubahan pada
tulang belakang saat dilakukan pemeriksaan fisik hasil palpasi pada vertebra teraba
tulang belakang yang melengkung, dada kanan posterior menonjol disertai skapula
kanan tampak lebih tinggi dan menonjol. Saat ini klien tidak mengeluh apapun selain
ingin cepat dioperasi. Klien mengatakan jenuh dengan proses menunggu yang lama
dan sedih karena dengan kondisinya An. S harus izin dari sekolahnya.
I. Pengkajian
1.1 Pengumpulan data
A. Identitas klien
Nama : An.S
Usia : 8 Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama :-
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan :-
Alamat :-
B. Keluhan Utama :
perubahan pada tulang belakang
15
F. Kebutuhan Dasar :
a. Pola makan : -
b. Pola minum : -
c. Pola eliminasi : -
d. Pola tidur : -
e. Aktivitas : harus izin dari sekolahnya
G. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi : vertebra teraba tulang belakang yang melengkung, dada
kanan posterior menonjol
2. Palpasi: vertebra teraba tulang belakang yang melengkung,
3. Auskultasi : -
4. Perkusi: -
4. Analisis Data
5. Diagnosa Keperawatan
16
1. HDR berhubungan dengan perubahan postur tubuh ditandai dengan ingin cepat
di operasi
Tujuan : Klien dapat menerima kondisinya dan postur tubuh kembali normal dengan
kriteria hasil kelengkungan tulang belakang tidak bertambah
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
17
perilaku merusak
BAB IV
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 3. EGC: Jakarta.
19