Anda di halaman 1dari 19

ASKEP SKOLIOSIS

KELOMPOK 3

ANGGUN NUR ISLAM (105111101319)

RAHAYU (105111101219)

NUR ANISYAH HAMID (1051111101019)

KHUSNUL KHATIMAH (105111101119)

PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN 2019/2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Skoliosis berasal dari kata Yunani yang berarti lengkungan, mengandung
arti kondisi patologik.Vertebra servikal,torakal, dan lumbal membentuk kolumna
vertikal dengan pusat vertebra berada pada garis tengah. Skoliosis adalah deformitas
tulang belakang yang menggambarkan deviasi vertebra kearah lateral dan rotasional.
Bentuk skoliosis yang paling sering dijumpai adalah deformitas tripanal dengan
komponen lateral,anterior posterior dan rotasional.
Skoliosis dapat dibagi atas dua yaitu skoliosis struktural dan non struktural
(postural). Pada skoliosis postural, deformitas bersifat sekunder atau sebagai
kompensasi terhadap beberapa keadaan diluar tulang belakang, misalnya dengan kaki
yang pendek, atau kemiringan pelvis akibat kontraktur pinggul, bila pasien duduk
atau dalam keadaan fleksi maka kurva tersebut menghilang. Pada skoliosis struktural
terapat deformitas yang tidak dapat diperbaiki pada segmen tulang belakang yang
terkena. Komponen penting dari deformitas itu adalah rotasi vertebra; processus
spinosus memutar kearah konkavitas kurva.
Skoliosis structural dapat dibagi menjadi tiga kategori utama : kongenital,
neuromuskular, dan skoliosisidiopatik. Sekitar 80% skoliosis adalah idiopatik,
Skoliosis idiopatik dengan kurva lebih dari 10 derajat dilaporkan dengan prevalensi
0,5-3 per 100 anak dan remaja. Prevalensi dilaporkan pada kurva lebih dari 30 derajat
yaitu 1,5-3 per 1000 penduduk. Insiden yang terjadi pada skoliosis idiopatik infantil
bervariasi, namun dilaporkan paling banyak dijumpai di Eropa daripada Amerika
Utara, dan lebih banyak laki-laki dari pada perempuan.

2
12.Tujuan

Adapun tujuan penyusunan :

a. Menjelaskan tentang skoliosis


b. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penyusun makalah pada khususnya
dan pembaca pada umumnya
c. Meningkatkan keingintahuan tentang ilmu-ilmu yang bersangkutan
d. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Muskuloskeletal II
1.2 Pembatasan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas khusus mengenai skoliosis.

1.3 Metode Penulisan


Makalah ini disusun dengan menggunakan metode literatur, yaitu dengan cara
membaca, mengamati dan menganalisis dari buku dan internet. Data yang penulis
dapatkan tidak langsung ditulis begitu saja tetapi melalui suatu proses pengolahan
data. Penulis melakukan penelitian dan pengamatan yang khusus agar dapat
menciptakan makalah yang berkualitas dari segi isi dan bermanfaat bagi yang
membaca dan juga bagi penulis sendiri.

3
BAB II

PEMBAHASAN

Step 1

1. Skapula: Tulang pipih yang ada didaerah bahu


2. Posterior: Bagian belakang

Step 2

1. Kenapa scapula kanan lebih tinggi dan menonjol?


2. Diagnosa medis?
3. Kenapa tulang vetebrata melengkung?
4. Kenapa tidak menimbulkan gejala?
5. Peran perawat agar klien tidak merasa jenuh?
6. Pencegahan penyakit?
7. Pemeriksaan diagnostic?
8. Dampak ke system lain jika tidak dioperasi?
9. Apa pengobatan harus di operasi?

Step 3 dan 4

1. Karena didukung oleh pemberiaan beban melebihi kekuatan tulang, keadaan


tulang yang melengkung menjadi factor pendukung
2. Skoliosis

4
3. Tidak diketahui penyebabnya mungkin bawaan lahir
4. Pertumbuhan abnormal tulang terjadi seiring dengan posisi tubuh klien (yang
menjadi factor pendukung) terjadi penyakit
5. Membangun trust dengan klien, memberikan distraksi, kaji kebutuhan klien
6. merubah kebiasaan (saat berjalan, posisi duduk)
7. X-ray, CT Scan, MRI
8. Secara tidak langsung hanya pada musculoskeletal
9. Pakai baju yang dibuat dari plastic untuk meluruskan tulang belakang tapi
memerlukan proses

Step 5

ASKEP SKOLIOSIS KONSEP:


Definisi
Etiologi
Manifestasikl
inis
Klasifikasi
PATOFISIOLOGI Komplikasi
Pemeriksaan
Diagnostik
Penatalaksan
aan

5
1. KONSEP
A. DEFINISI
● Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah
samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada)
maupun lumbal (pinggang).
● Skolisis merupakan penyakit tulang belakang yang menjadi bengkok ke
samping kiri atau kanan sehingga wujudnya merupakan bengkok benjolan
yang dapat dilihat dengan jelas dari arah belakang.Penyakit ini juga sulit
untuk dikenali kecuali setelah penderita meningkat menjadi dewasa (Mion,
Rosmawati, 2007).
● Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi
pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan. Kelainan
skoliosis ini sepintas terlihat sangat sederhana.
● Skoliosis adalah melengkungnya vertebrae torakalis ke lateral, disertai rotasi
vertebral.

6
B. ETIOLOGI
Skoliosis dibagi dalam dua jenis yaitu non struktural dan struktural.
1. Skoliosis non struktural disebabkan oleh :
● Tabiat yang tidak baik seperti membawa tas yang berat pada sebelah bahu
saja (menyebabkan sebelah bahu menjadi tinggi), postur badan yang tidak
bagus (seperti selalu membongkok atau badan tidak seimbang).
● Kaki tidak sama panjang.

7
● Kesakitan, contohnya disebabkan masalah sakit yang dirasakan di belakang
dan sisi luar paha, betis dan kaki akibat kemerosotan atau kerusakan
cakera di antara tulang vertebra dan menekan saraf.

2. Skoliosis struktural disebabkan oleh pertumbuhan tulang belakang yang tidak


normal. Ciri – ciri fisiknya adalah sebagai berikut :
● Bahu tidak sama tinggi.
● Garis pinggang tidak sama tinggi.
● Badan belakang menjadi bongkok sebelah.
● Payu dara besar sebelah.
● Sebelah pinggul lebih tinggi.
● Badan kiri dan kanan menjadi tidak simetri.
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:
1.   Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam
pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu
2. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau
kelumpuhan akibat penyakit berikut :Cerebral palsy, Distrofi otot, Polio,
Osteoporosis juvenile
3. Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui.  

C. MANIFESTASI KLINIS

8
Gejala yang ditimbulkan  berupa:
1.         Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
2.         Bahu dan atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
3.         Nyeri punggung
4.         Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama
5.         Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60 ) bisa
menyebabkan gangguan pernafasan.

D. KLASIFIKASI

Skoliosis dibagi dalam dua jenis yaitu struktural dan bukan struktural.
1. Skoliosis struktural
Skoliosis tipe ini bersifat irreversibel ( tidak dapat di perbaiki ) dan dengan
rotasi dari tulang punggung Komponen penting dari deformitas itu adalah
rotasi vertebra, processus spinosus memutar kearah konkavitas kurva.
Tiga bentuk skosiliosis struktural yaitu :
a. Skosiliosis Idiopatik. adalah bentuk yang paling umum terjadi dan
diklasifikasikan menjadi 3:
1)        Infantile : dari lahir-3 tahun.
2)        Anak-anak : 3 tahun – 10 tahun
3)        Remaja : Muncul setelah usia 10 tahun ( usia yangpaling umum )
2. Skoliosis Kongenital adalah skoliosis yang menyebabkan malformasi satu atau
lebih badan vertebra.
3. Skoliosis Neuromuskuler, anak yang menderita penyakit neuromuskuler
(seperti paralisis otak, spina bifida, atau distrofi muskuler) yang secara
langsung menyebabkan deformitas.
4. Skoliosis nonstruktural ( Postural )
      Skoliosis tipe ini bersifat reversibel (dapat dikembalikan ke bentuk semula),
dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung..Pada skoliosis postural,
deformitas bersifat sekunder atau sebagai kompensasi terhadap beberapa

9
keadaan diluar tulang belakang, misalnya dengan kaki yang pendek, atau
kemiringan pelvis akibat kontraktur pinggul, bila pasien duduk atau dalam
keadaan fleksi maka kurva tersebut menghilang.
Ada tiga tipe-tipe utama lain dari scoliosis :
a. Functional: Pada tipe scoliosis ini, spine adalah normal, namun suatu
lekukan abnormal berkembang karena suatu persoalan ditempat lain
didalam tubuh. Ini dapat disebabkan oleh satu kaki adalah lebih pendek
daripada yang lainnya atau oleh kekejangan-kekejangan di punggung.
b. Neuromuscular: Pada tipe scoliosis ini, ada suatu persoalan ketika tulang-
tulang dari spine terbentuk. Baik tulang-tulang dari spine gagal untuk
membentuk sepenuhnya, atau mereka gagal untuk berpisah satu dari
lainnya.
c. Degenerative: Tidak seperti bentuk-bentuk lain dari scoliosis yang
ditemukan pada anak-anak dan remaja-remaja, degenerative scoliosis
terjadi pada dewasa-dewasa yang lebih tua.
d. Lain-Lain: Ada penyebab-penyebab potensial lain dari scoliosis, termasuk
tumor-tumor spine seperti osteoid osteoma. Ini adalah tumor jinak yang
dapat terjadi pada spine dan menyebabkan nyeri/sakit.Nyeri menyebabkan
orang-orang untuk bersandar pada sisi yang berlawanan untuk mengurangi
jumlah dari tekanan yang diterapkan pada tumor.Ini dapat menjurus pada
suatu kelainan bentuk spine.

E. KOMPLIKASI
Walaupun skoliosis tidak mendatangkan rasa sakit, penderita perlu dirawat seawal
mungkin. Tanpa perawatan, tulang belakang menjadi semakin bengkok dan
menimbulkan berbagai komplikasi seperti :
1.         Kerusakan paru-paru dan jantung.

10
Ini boleh berlaku jika tulang belakang membengkok melebihi 60 derajat. Tulang rusuk
akan menekan paru-paru dan jantung, menyebabkan penderita sukar bernafas dan
cepat capai. Justru, jantung juga akan mengalami kesukaran memompa darah.
Dalam keadaan ini, penderita lebih mudah mengalami penyakit paru-paru dan
pneumonia.
2.         Sakit tulang belakang.
Semua penderita, baik dewasa atau kanak-kanak, berisiko tinggi mengalami masalah
sakit tulang belakang kronik. Jika tidak dirawat, penderita mungkin akan
menghidap masalah sakit sendi. Tulang belakang juga mengalami lebih banyak
masalah apabila penderita berumur 50 atau 60 tahun.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk membungkuk ke


depan sehingga pemeriksa dapat menentukan kelengkungan yang terjadi.
Pemeriksaan neurologis (saraf) dilakukan untuk menilai kekuatan, sensasi atau
refleks.
1. Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur sudut kurvaturai.
2. Rontgen tulang belakang
Foto polos : Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh terhadap tulang
belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak, untuk menilai derajat kurva
dengan metode Cobb dan menilai maturitas skeletal dengan metode
Risser.
Derajat Risser adalah sebagai berikut :
Grade 0 : tidak ada ossifikasi,
grade 1 : penulangan mencapai 25%,
grade 2 : penulangan mencapai 26-50%,
grade 3 : penulangan mencapai 51-75%,
grade 4 : penulangan mencapai 76%
grade 5 : menunjukkan fusi tulang yang komplit.

11
3.  MRI ( jika di temukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen )

G. PENATALAKSANAAN

Tujuan dilakukannya tatalaksana pada skoliosis meliputi 4 hal penting :


1. Mencegah progresifitas dan mempertahankan keseimbangan
2. Mempertahankan fungsi respirasi
3. Mengurangi nyeri dan memperbaiki status neurologis
4. Kosmetik
Adapun pilihan terapi yang dapat dipilih, dikenal sebagai “The three O’s” adalah :
a. Observasi
Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu <25o
pada tulang yang masih tumbuh atau <50o pada tulang yang sudah berhenti
pertumbuhannya. Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saar usia 19 tahun.
Pada pemantauan ini, dilakukan kontrol foto polos tulang punggung pada
waktu-waktu tertentu.Foto kontrol pertama dilakukan 3 bulan setelah
kunjungan pertama ke dokter.Lalu sekitar 6-9 bulan berikutnya bagi yang
derajat <20>20.
b. Orthosis
Orthosis dalam hal ini adalah pemakaian alat penyangga yang dikenal dengan
nama brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah :
1. Pada kunjungan pertama, ditemukan derajat pembengkokan sekitar 30-40
derajat
2. Terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25 derajat.
Jenis dari alat orthosis ini antara lain :
1. Milwaukee
2. Boston
3. Charleston bending brace

12
Alat ini dapat memberikan hasil yang cukup signifikan jika digunakan
secara teratur 23 jamdalam sehari hingga 2 tahun setelah menarche.

Brace dari Milwaukee & Boston efektif dalam mengendalikan progresivitas skoliosis,
tetapi harus dipasang selama 23 jam/hari sampai masa pertumbuhan anak
berhenti.
Brace tidak efektif digunakan pada skoliosis kongenital maupun
neuromuskular. Jika kelengkungan mencapai 40 atau lebih, biasanya
dilakukan pembedahan

c. Operasi
Tidak semua skoliosis dilakukan operasi. Indikasi dilakukannya operasi pada
skoliosis adalah :
1. Terdapat derajat pembengkokan >50 derajat pada orang dewasa
2. Terdapat progresifitas peningkatan derajat pembengkokan >40-45 derajat
pada anak yang
3. sedang tumb
4. Terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat orthosis

13
2. PATOFISIOLOGI

14
3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS PEMICU

An. S (perempuan) 8 tahun, berat badan 27 kg, klien mengeluh perubahan pada
tulang belakang saat dilakukan pemeriksaan fisik hasil palpasi pada vertebra teraba
tulang belakang yang melengkung, dada kanan posterior menonjol disertai skapula
kanan tampak lebih tinggi dan menonjol. Saat ini klien tidak mengeluh apapun selain
ingin cepat dioperasi. Klien mengatakan jenuh dengan proses menunggu yang lama
dan sedih karena dengan kondisinya An. S harus izin dari sekolahnya.

I. Pengkajian
1.1 Pengumpulan data
A. Identitas klien
Nama : An.S
Usia : 8 Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama :-
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan :-
Alamat :-

B. Keluhan Utama :
perubahan pada tulang belakang

C. Riwayat Kesehatan Sekarang


P : vertebra teraba tulang belakang yang melengkung, dada kanan
posterior menonjol disertai scapula kanan tampak lebih tinggi dan
menonjol
Q:-
R : Vertebra
S:-
T:-

D. Riwayat Kesehatan Terdahulu : -

E. Riwayat Kesehatan Keluarga : -

15
F. Kebutuhan Dasar :
a. Pola makan : -
b. Pola minum : -
c. Pola eliminasi : -
d. Pola tidur : -
e. Aktivitas : harus izin dari sekolahnya

G. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi : vertebra teraba tulang belakang yang melengkung, dada
kanan posterior menonjol
2. Palpasi: vertebra teraba tulang belakang yang melengkung,
3. Auskultasi : -
4. Perkusi: -

4. Analisis Data

No Data Etiogi Masalah

klien mengeluh Skoliosis


perubahan pada

tulang belakang
Tl. Belakang melengkung, dada kanan
DO : palpasi pada vertebra menonjol & skapula tampak >>tinggi
teraba tulang
belakang yang ↓ HDR
melengkung, dada Gangguan HDR
kanan posterior
menonjol disertai
scapula kanan tampak
lebih tinggi dan
menonjol.

DS : Klien merasa sedih ia Tl. Belakang melengkung, dada kanan


Ansietas
harus ijin menonjol & skapula tampak >>tinggi
meninggalkan
sekolahnya ↓
DO : - sedih

5. Diagnosa Keperawatan

16
1. HDR berhubungan dengan perubahan postur tubuh ditandai dengan ingin cepat
di operasi
Tujuan : Klien dapat menerima kondisinya dan postur tubuh kembali normal dengan
kriteria hasil kelengkungan tulang belakang tidak bertambah

Intervensi Rasional

Jalin komunikasi terapeutik Untuk menjalin keterbukaan dan


kepercayaan dengan klien

Pantau derajat kelengkungan Mengidentifikasi peningkatan


kelengkungan

Atur posisi klien dengan benar Mencegah kelengkungan tulang


belakang meningkat

Kolaborasi penggunaan alat penyangga brace Mencegah progresifitas derajat


kelengkungan

Kolaborasi penatalaksanaan operatif Mengembalikan postur tubuh klien ke bentuk


normal

2. Ansietas berhubungan dengan hilangnya sistem pendukung ditandai dengan


merasa sedih
Tujuan : Klien tidak merasa sedih dengan kriteria hasil klien mengatakan
merasa senang dan tidak sedih lagi

Intervensi Rasional

Jalin trust Menjalin kepercayaan merupakan hal


yang penting untuk memudahkan
intervensi lebih lanjut

Pantau tanda verbal dan nonverbal


Reaksi verbal/ non verbal dapat menunjukkan
kecemasan, serta dampingi klien dan rasa marah, dan gelisah
lakukan tindakan bila menunjukkan

17
perilaku merusak

Beri kesempatan kepada klien untuk Dapat menghilangkan ketegangan


mengungkapkan perasaannya terhadap kekhawatiran yang tidak
diekspresikan.

Anjurkan keluarga klien dan teman


Dengan kehadiran orang-orang terdekat
dekat klien untuk berada di samping memberikan perhatian yang lebih bagi
klien
klien

BAB IV

KESIMPULAN

Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah


samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun
lumbal (pinggang). Penyebab umum dari skoliosis meliputi kongenital,
neuromuskuler dan idiopatik, Skoliosis dibagi menjadi dua yaitu skoliosis struktural
dan non struktural. Gejala dari skoliosis berupa kelengkungan abnormal ke arah
samping, bahu dan pinggul tidak sama tinggi, nyeri punggung, kelelahan pada tulang
belakang, dan gangguan pernafasan.
Komplikasi yang dapat terjadi pada skoliosis ialah kerusakan paru-paru dan
jantung dan sakit tulang belakang. Untuk pemeriksaan penunjang yang biasa di
lakukan yaitu Rontgen tulang belakang, Skoliometer terapi yang dapat di pilih, di
kenal sebagai ” The Three O's ” adalah observasi, orthosis, operasi, prioritas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 3. EGC: Jakarta.

Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC : Jakarta.

Nasrul, Effendi. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. EGC: Jakarta.

Corwn, Elisabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC


Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Kozier. 2004. Fundamental of Nursing. Jakarta : EGC
Price, Wilson. 1995. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Sjamsuhidayat. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC
Scribd.com/doc/44564724/MAKALAH-SKOLIOSIS

19

Anda mungkin juga menyukai