Anda di halaman 1dari 24

UNWANTED PREGNANCY

AND ABORSI

PRODI KEBIDANAN MAGELANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
1
Kontribusi Aborsi
 Berpengaruh pada tingginya AKI

 Kontribusi aborsi terhadap AKI


 Data resmi (SKRT 2001): 5%
 Tetapi jika diketahui:
 Angka aborsi cukup tinggi (2,3 juta/th)
 Banyak kasus aborsi yang tidak dilaporkan (terkait dengan status
yang ilegal)
 Banyak dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun atau diri
sendiri): sekitar 20% atau 460.000/th

 Jika kematian karena aborsi oleh tenaga tidak profesional


diperkirakan hanya 2% maka jumlah ibu meninggal setahun
sebanyak 9.200 orang

 Jika diketahui jumlah ibu meninggal karena peristiwa maternal


setahun sebanyak 18.300 orang, maka berarti kontribusi aborsi
terhadap AKI Indonesia adalah tinggi yakni sekitar 50%

2
3
Sebab Tidak Langsung Kematian Ibu

* Tingkat pendidikan kaum ibu rendah


* Tingkat sosial ekonomi (sosek) kaum ibu
rendah
* Keadaan sosial budaya tidak mendukung
* Status gizi ibu hamil rendah (anemia 40%)
* Kedudukan dan peranan kaum ibu tidak
menguntungkan
* Transportasi tidak mendukung

4
Sebab Tidak Langsung Kematian Ibu
Sisi Suplay
* Jumlah dan penyebaran sarana
pelayanan maternal tidak
menguntungkan
* Kualitas dan efektifitas pelayanan
maternal belum memadai
* Sistem rujukan maternal belum mantap

5
Kehamilan Tidak Diinginkan
• Pada saat ini, karena pegaruh pelbagai
faktor, jumlah anggota masyarakat dengan
Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) tampak
semakin meningkat

• Untuk mengatasinya, tersedia beberapa


solusi. Salah satu diantaranya
pengguguran kandungan (aborsi) 
BOLEHKAH ????

6
Faktor penyebab Unwanted Pregnancy
1. Penundaan dan peningkatan usia perkawinan,
serta makin dininya usia menarche
2. Ketidaktahuan dan minimnya pengetahuan ttg
prilaku seks yang dapat menyebabkan kehamilan
3. Kehamilan yang diakibatkan oleh perkosaan
4. Persoalan ekonomi (biaya melahirkan dan
membesarkan anak
5. Alasan karir atau masih sekolah
6. Kehamilan karena incest

7
ABORSI
 Aborsi adalah keluarnya hasil konsepsi
sebelum usia kehamilan berumur 20 minggu

 Jika ditinjau dari peristiwa terjadinya, dapat


dibedakan atas dua macam :
 Aborsi Spontan
 Aborsi buatan

8
Aborsi Buatan
 Alasan Medis:
 Dilakukan untuk keselamatan jiwa ibu: hamil di luar
kandungan, kelaianan jantung berat, kelaianan jiwa
berat, komplikasi kehamilan(gestosis), infeksi,
perdarahan.
 Dilakukan atas indikasi janin/mudigah dengan
kelainan kromosom, genetika
 Alasan non Medis:

Dilakukan bukan untuk keselamatan jiwa ibu:


kegagalan kontrasepsi, korban perkosaan, riwayat
kehamilan berisiko, dan psikososial termasuk
alasan sosio-ekonomi. 9
Aspek Hukum
 Nasional
 KUHP Pidana: Aborsi ilegal, baik untuk alasan
medis maupun alasan non medis:pasal 347
ayat 1&2, pasal 348 ayat 1&2, pasal 349

 UU No 23/1992: Aborsi legal, hanya untuk


alasan medis (pasal 15). Tetapi masih
ditemukan kerancuan pada pengertian
tindakan medis tertentu untuk menyelamatkan
jiwa janin (penjelasan pasal 15)

10
Aborsi di Indonesia

 Masalah serius: 2, 3 juta/tahun


 Status perkawinan
 Menikah (91%)
 Belum menikah (9%)

 Umur
 < 20 th (15%)
 20-29 th (51%)

 30 th (34%)
11
Aborsi di Indonesia

 Pelaksanaan

 Kota: dokter (24-57%), bidan/perawat


(16-28%), dukun (19-25%), sendiri (18-24%)

 Desa: dokter (13-26%), bidan/perawat


(18-26%), dukun (31-47%), sendiri (17-22%)

12
DAMPAK ABORSI
 Dampak aborsi yang bersifat ilegal
 Pengawasan dan pemantauan sulit mempengaruhi
standardisasi dan mutu
 Objek pemerasan mempengaruhi biaya
 Biaya tinggi memberatkan pasien mempengaruhi
waktu memperoleh pertolongan
 Mendorong penggunaan tenaga tradisional/non
profesional

 Dampak aborsi yang dilakukan oleh tenaga non


profesional
 Pengawasan dan pemantauan sulit
 Tidak sesuai dengan kaedah kedokteran komplikasi dan
kematian tinggi 13
Dampak Aborsi bagi pelaku :

Aborsi merupakan bagian dari etika terapan membahas


masalah etis yang praktis dan aktual serta mempelajari
masalah yang berimplikasi moral dan memiliki pengaruh
timbal balik dengan etika teoritis
Perempuan selalu menjadi korban, tersubordinasi dalam
hukum, budaya bahkan dalam hak-hak reproduksinya
sendiri
Post-Abortion Syndrome terutama yang ilegal :
 rasa sakit  trauma
 Infeksi
 psikologi

14
 aborsi adalah persoalan yang sangat
kompleks, tidak bisa hanya dilihat dari
satu sudut pandang agama, hukum, atau
medis saja
 Aborsi harus dilihat secara komprehensif,
karena pokok persoalan ini bukan berdiri
sendiri. Ada berbagai faktor yang dapat
kita lihat, termasuk agama, sosial,
ekonomi, dan lain-lain
15
PANDANGAN TENTANG ABORSI

 koridor agama, banyak pandangan yang tetap


menganggap bahwa aborsi adalah dosa
besar dan hukumnya haram
 Sains dan praktik kedokteran pun mempunyai
pandangan berbeda-beda. Walaupun
beberapa dokter dengan tegas menyatakan
peniadaan janin adalah pembunuhan

16
Lanjutan

 Di Indonesia, aborsi adalah perbuatan


kriminal dan perempuan-perempuan yang
ketahuan telah melakukannya diganjar
hukuman yang keras.
 Orang-orang dengan prinsip pro-kehidupan/
Pro Life pro-menganggap aborsi sebagai
pembunuhan, perbuatan yang keji dan pantas
dihukum
 para pendukung pro-pilihan (pro-choice),
aborsi tidak mengindahkan kehidupan embrio
dalam kandungan sang ibu.
17
METODA ABORSI
Obat-obatan
Antiprogestin (pil RU 486)
Prostaglandin
Oksitosin
Larutan garam hipertonik

Tindakan medik
Kuret tajam
Kuret isap
Laminaria
Operasi laparotomi/laparoskopi
18
Pencegahan Unwanted pagnancy

1. Tidak melakukan hubungan seks sebelum


nikah
2. Memanfaatkan waktu luang dengan
melakukan kegiatan positif (Olahraga,
seni, keagamaan)
3. Hindari perbuatan yang kan menimbulkan
dorongan seksual (KNPI)

19
Penanganan kasus unwanted
pregnancy pada remaja

Bersikap bersahabat dengan remaja


Memberikan konseling pada remaja
dan keluarga
Jika ada masalah serius berikan jalan
yang terbaik kalau perlu konsultasi
dengan dokter ahli

20
Memberikan alternatif penyelesaian masalah :
a. Diselesaikan dengan kekeluargaan
b. Segera menikah
c. Knseling kehamilan, persalinan dan KB
d. Pemeriksaan kehamilan sesuai standart
e. Bila ada gangguan jiwa rujuk ke psikiater
f. Bila ada resti kehamilan rujuk SpOG
g. Bila tidak terselesaikan dengan menikah anjurkan
pada keluarga menerima dengan baik
h. Bila ingin melakukan aborsi berikan konseling
risiko aborsi

21
Penutup
Sekitar 90% dari negara-negara di dunia sudah mempunyai
kebijakan untuk membolehkan tindakan ABORSI dengan tujuan
menyelamatkan nyawa perempuan (FCI, 1999:18)
Namun, kerancuan antara pemahaman awam tentang “ABORSI”
dan definisi kedokteran ABORSI menyebabkan terjadinya
stigmatisasi di masyarakat.
Akibatnya, masih sangat tinggi presentase perempuan yang
melakukan ABORSI TIDAK AMAN (mulai dari jamu peluntur,
ramuan ragi-nanas, sampai dipijat atau dimasukkan benda
asing ke mulut rahim untuk merangsang kontraksi, infeksi dan
perdarahan).
Diperlukan adanya perundang-undangan yang memberikan opsi
untuk pertolongan aborsi atas indikasi kesehatan perempuan
sebagai hak reproduksi, hak individual dan hak untuk hidup.

22
Kepercayaan telah ditanamkan pada
masyarakat, banyak perempuan yang
melakukan aborsi merasa bersalah
seumur hidup karena cap “pembunuh”
tertanam dalam diri mereka.

23
TERIMA KASIH

KUATKAN IMAN
JANGAN PERCAYA BUJUKAN SETAN
LALUI KEHIDUPAN DENGAN AMAN
DAN NYAMAN

24

Anda mungkin juga menyukai