Anda di halaman 1dari 28

Kehamilan tidak

diinginkan
( pada remaja)

Baridah,
S.ST

02/28/17 KRR 1
Kehamilan Tidak Diinginkan
Pada saat ini, karena pegaruh
pelbagai faktor, jumlah anggota
masyarakat dengan Kehamilan Tidak
Diinginkan (KTD) tampak semakin
meningkat

2
A. Pengertian
KTD adalah suatu kehamilan yang
oleh karena suatu sebab maka
keberadaannya tidak diinginkan atau
tidak diharapkan oleh salah satu atau
kedua-duanya calon orang tua bayi
tersebut.
Faktor-faktor Penyebab KTD

- Ketidakmampuan nilai moral dalam diri


seseorang untuk mengontrol dan
mempertahankan diri dari dorongan seksual
- Kurangnya pengetahuan tentang perilaku
seksual yang dapat menyebabkan kehamilan
- Tidak ingin hamil, tetapi tidak mau
menggunakan alat kontrasepsi
- Kegagalan alat kontrasepsi, untuk kasus
remaja akibat mereka menggunakan alat
kontrasepsi tanpa disertai pengetahuan yang
cukup tentang metode kontrasepsi yang benar
- Akibat perkosaan, diantaranya
perkosaan oleh orang yang tidak
dikenal
- Mudahnya mengakses dan membeli
majalah, buku dan VCD porno
- Peredaran minuman keras
- Obat-obatan sebagai sarana
pembangkit sahwat
Kondisi kehamilan

Usia subur
Laki 2 mimpi basah tua.
Prp menstruasi
menaupose.
Hubungan seksual
Masa subur
Pertemuan sperma dg ovum

02/28/17 KRR 6
Kriteria ideal kehamilan
Siap fisik yg ideal u/ hamil 20 th.
Siap mental u/ menjd ortu 20 th.
Siap sosial ekonomi kehidupan
anak.
< 20 th bahaya bg wanita u/ hamil

02/28/17 KRR 7
Jika remaja menikah/hamil di usia
muda?
Ibu muda pada waktu hamil kurang
memperhatikan kehamilannya termasuk
kontrol kehamilan
Risiko kehamilan (ibu & janin)
Ibu muda pada waktu hamil sering
mengalami risiko
Berakibat pada kematian ibu dan bayi
Kehamilan usia muda dapat berisiko
menderita kanker di masa yang akan datang

02/28/17 KRR 8
Kerugian & bahaya KTD pd remaja

Remaja jadi putus sekolah


Kehilangan kesempatan meniti karir
Orang tua tunggal & pernikahan dini yg tdk
terencana
Kesulitan dalam beradaptasi secara
psikologis(sulit mengharapkan adanya
perasaan kasih sayang)
Kesulitan beradaptasi menjadi orangtua(tidak
bisa mengurus kehamilannya & bayinya)
Perilaku yang tidak efektif (stress, konflik)
Kesulitan beradaptasi dengan pasangan
Mengakhiri kehamilannya aborsi ilegal
kematian & kesakitan ibu
02/28/17 KRR 9
Permasalahan reproduksi
Infeksi menular seksual.
Infeksi saluran reproduksi.
HIV dan AIDS.
Penyalahgunaan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya.

02/28/17 KRR 10
Pencegahan KTD

Pendidikan kesehatan reproduksi


remaja, termasuk di dalamnya
informasi tentang keluarga berencana
dan hubungan antargender
meretas hambatan sosial budaya dan
agama dalam persoalan reproduksi
dan seksualitas remaja
mendorong keterbukaan dan
komunikasi dalam keluarga.
tidak melakukan hubungan seks
sebelum menikah.
Memanfaatkan waktu luang dengan
melakukan kegiatan positif seperti
olahraga seni dan keagamaan.
Hindari perbuatan yang akan
menimbulkan dorongan seksual,
seperti meraba tubuh pasangan atau
menonton video porno.
Memperoleh informasi tentang manfaat
dan penggunaan alat alat kontrasepsi.
Mendapatkan keterangan tentang
kegagalan alat alat kontrasepsi dan
cara cara penanggulangannya.
Untuk pasangan yang sudah menikah
seyogyanya memakai cara KB untuk
kegagalan yang rendah seperti
sterilisasi, susuk KB, IUD dan
suntikan( Depkes, 2003 )
Penanggulangan Kasus
Kehamilan Pada Remaja
Bersikap bersahabat dengan remaja.
2.Memberikan konseling pada
remaja.
3.Apabila ada masalah yang
serius agar diberikan jalan keluar
yang terbaik dan apabila belum bisa
terselesaikan supaya dikonsultasikan
ke SpOG, SpKK, psikolog, psikiater.
4.Memberikan alternatif penyelesaian
yaitu :
Diselesaikan dengan kekeluargaan.
Segera menikah.
Konseling kehamilan dan persalinan.
Pemeriksaan kehamilan sesuai standart.
Bila ada gangguan kejiwaan rujuk ke psikiater.
Bila ada resiko tinggi kehamilan, rujuk ke SpOG.
Bila tidak terselesaikan dengan menikah, keluarga
supaya menerima dengan sebaik baiknya.
Bila ingin menggugurkan, berikan konseling resiko
pengguguran.
Persiapan mengikuti KB.
Membentuk jejaringan dengan
yayasan yang direkomendasikan
depsos untuk mengadopsi bayi dari
hasil KTD ( Depkes, 2003 ).
Sebaiknya remaja yang masih
bersekolah tidak dikeluarkan dari
sekolah atau diberikan cuti hamil
( Tito, 2003 ).
Dampak Dari Kehamilan Tidak
Diinginkan
tidak mengurus dengan baik kehamilannya
Sulit mengharapkan adanya perasaan
kasih sayang yang tulus dan kuat dari ibu
yang mengalami KTD terhadap bayi yang
dilahirkan nanti
Mengakhiri kehamilannya atau sering
disebut sebagai aborsi.
Tekanan lingkungan bisa terjadi pada
remaja.
Putus sekolah.
ABORSI
Aborsi adalah keluarnya hasil
konsepsi sebelum usia kehamilan
berumur 20 minggu

Jika ditinjau dari peristiwa terjadinya,


dapat dibedakan atas dua macam :
Aborsi Spontan
Aborsi buatan

18
Aborsi Buatan
Alasan Medis:
Dilakukan untuk keselamatan jiwa ibu: hamil di
luar kandungan, kelaianan jantung berat,
kelaianan jiwa berat, komplikasi
kehamilan(gestosis), infeksi, perdarahan.
Dilakukan atas indikasi janin/mudigah dengan
kelainan kromosom, genetika
Alasan non Medis:
Dilakukan bukan untuk keselamatan jiwa ibu:
kegagalan kontrasepsi, korban perkosaan,
riwayat kehamilan berisiko, dan psikososial
termasuk alasan sosio-ekonomi.
19
Aspek Hukum
Nasional
KUHP Pidana: Aborsi ilegal, baik untuk
alasan medis maupun alasan non
medis:pasal 347 ayat 1&2, pasal 348
ayat 1&2, pasal 349

UU No 23/1992: Aborsi legal, hanya


untuk alasan medis (pasal 15). Tetapi
masih ditemukan kerancuan pada
pengertian tindakan medis tertentu
untuk menyelamatkan jiwa janin
(penjelasan pasal 2015)
Aborsi di Indonesia
Masalah serius: 2, 3 juta/tahun
Alasan utama
Kehamilan tidak diinginkan, karena
alasan kesehatan
gagal kontrasepsi
Hamil diluar rencana
Korban perkosaan
Psikososial

21
Aborsi di Indonesia
Status perkawinan
Menikah (91%)
Belum menikah (9%)

Umur
< 20 th (15%)
20-29 th (51%)
30 th (34%)

22
Aborsi di Indonesia
Pelaksanaan

Kota: dokter (24-57%), bidan/perawat


(16-28%), dukun (19-25%), sendiri (18-
24%)

Desa: dokter (13-26%), bidan/perawat


(18-26%), dukun (31-47%), sendiri (17-
22%)
23
DAMPAK ABORSI
Dampak aborsi yang bersifat ilegal
Pengawasan dan pemantauan sulit
mempengaruhi standardisasi dan mutu
Objek pemerasan mempengaruhi biaya
Biaya tinggi memberatkan pasien
mempengaruhi waktu memperoleh pertolongan
Mendorong penggunaan tenaga tradisional/non
profesional

Dampak aborsi yang dilakukan oleh tenaga


non profesional
Pengawasan dan pemantauan sulit
Tidak sesuai dengan kaedah kedokteran
komplikasi dan kematian tinggi 24
Kontribusi Aborsi
Keduanya berpengaruh pada tingginya AKI

Kontribusi aborsi terhadap AKI


Data resmi (SKRT 2001): 5%
Tetapi jika diketahui:
Angka aborsi cukup tinggi (2,3 juta/th)
Banyak kasus aborsi yang tidak dilaporkan (terkait
dengan status yang ilegal)
Banyak dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun
atau diri sendiri): sekitar 20% atau 460.000/th

Jika kematian karena aborsi oleh tenaga tidak


profesional diperkirakan hanya 2% maka jumlah ibu
meninggal setahun sebanyak 9.200 orang

Jika diketahui jumlah ibu meninggal karena peristiwa


maternal setahun sebanyak 18.300 orang, maka berarti
kontribusi aborsi terhadap AKI Indonesia adalah tinggi
yakni sekitar 50%
25
Kesimpulan
Program Kesehatan Reproduksi Remaja

Remaja sehat: fisik & psikososial

Kematian maternal & perinatal dapat


dicegah

Keluarga sehat
02/28/17 KRR 26
Terima kasih
Selamat belajar semoga
02/28/17
sukses
KRR 27
02/28/17 KRR 28

Anda mungkin juga menyukai