Anda di halaman 1dari 41

MASALAH KEBIDANAN DI

KOMUNITAS
Ini merupakan masalah dikebidanan komunitas
1. Kematian Ibu dan Bayi
2. Kehamilan Remaja
3. Unsafe Abortion
4. BBLR
5. Tingkat Kesuburan
6. Pertolongan persalinan oleh non nakes
7. PMS
8. Prilaku dan sosial budaya yang berengaruh pada pelayanan kebidanan komunitas
Kematian Ibu dan Bayi

Kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu selama masa
kehamilan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa
melihat usia dan lokasi kehamilan, oleh setiap penyebab yang
berhubungan dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau incid. (Kemenkes
RI, 2012).
Lanjutan

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat


setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia
tepat 1 tahun
Penyebab kematian antara lain yaitu :
◦ Kesanggupan dalam memberikan pelayanan gawat darurat
◦ Keadaan gizi ibu hamil laktasi yang berkaitan dengan status social ekonomi.
◦ Kebodohan dan kemiskinan sehingga masih tetap berorientasi pada pelayanan
tradisional.
◦ Penerimaan gerakan keluarga berencana, masih kurang yang nyata dapat menurunkan
AKI AKB.
◦ Masalah perilaku seksu al terjadi kehamilan yang tidak dikehendaki sehingga mencari
jalan pintas terminasiunade kuat.
Penyebab kematian tidak langsung
yaitu :

◦ Rendahnya status perempuan Indonesia secara umum


◦ Pekerjaan yang berat sekalipun sedang hamil tua karena harus ikut serta
menunjang kebutuhan social ekonomi keluarga.
◦ Budaya komunal sehingga saat yang kritis masih memerlukan persetujuan
kepala keluarga, kepala desa, mereka yang disegani, sehingga terlambat untuk
mengambil keputusan.
Upaya untuk dapa tmenurunkan AKI dan AKB adalah :

1. Mendekatkan pelayanan ditengah masyarakat dengan menetapkan bidan


di desa
2. Meningkatkan penerimaan KB sehingga ibu hamil makin berkurang serta
diikuti komplikasi yang makin menurun
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat umumnya.
4. Menyebarkan keberadaan ahli obgin yang berorientasi pada aspek
sosialnya.
5. Meningkatkan upaya rujukan, sehingga diterima di pusat pelayanan
kesehatan dalam keadaan masi optimal.
Kehamilan Remaja
Dampak kehamilan remaja :
Faktor psikologis belum matang
1. Alat reproduksinya masih belum siap menerima kehamilan sehingga dapat
menimbulkan berbagai bentuk komplikasi.
2. Remaja berusia muda sedang menuntut ilmu akan mengalami putus sekolah
sementara atau seterusnya, dan dapat putus kerjaan yang baru dirintisnya.
3. Perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari keluarga, teman, atau
lingkungan masyarakat.
4. Tersisih dari pergaulan karena dianggap belum mampu membawa diri.
5. Mungkin kehamilannya disertai kecanduan obat-obatan, merokok atau minuman
keras.
Faktor Fisik
1. Mungkin kehamilan ini tidak jelas siapa ayah sebenarnya.
2. Kehamilannya dapat disertai penyakit hubungan seksual sehingga memerlukan
pemeriksaan ekstra yang lebih lengkap.
3. Tumbuh kembang janin dalam rahim belum matang dapat menimbulkan aboruts,
persealinan premature dapat terjadi komplikasi penyakit yang telah lama dideritanya.
4. Saat persalinan sering memerlukan tindakan medis operatif.
5. Outcome, janin mengalami kelainan congenital, berat badan lahir rendah.
6. Kematian maternal dan perinatal pada kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan
dengan usia reproduksi sehat usia antara 20-35 tahun.
Unsafe Abortion
adalah upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan tindakan
tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman
sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien. Unsafe abortion adalah
prosedur penghentian kehamilan oleh tenaga kurang terampil (tenaga
medis/non medis), alat tidak memadai, lingkungan tidak memenuhi syarat
kesehatan
Peran Bidan Dalam Mencegah Unsafe
Abortion
◦ Sex education
◦ Bekerja sama dengan tokoh agama dalam pendidikan
keagamaan
◦ Peningkatan sumber daya manusia
◦ Penyuluhantentangabortus dan bahayanya.
bayi berat lahir rendah (BBLR)
BBLR dibagi menjadi 2 golonganyaitu
:
◦ Prematuritas Murni
Masagestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat
badan masagestasi atau biasa disebut neonates kurang bulan sesuai masa
kehamilan (NKB-SMK)

◦ Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masagestasi itu.Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intaruterin dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya.
Penyebab BBLR
1. Faktor Ibu
2. Faktor Kehamilan
3. Faktor Janin
PenangananBBLR
◦ Mempertahankan suhu dengan ketat
◦ Mencegah infeksi yang ketat
◦ Pengawan nutrisiASI
◦ Penimbangan ketat
Tingkat Kesuburan
Tingkat kesuburan tergolong menjadi 2 yaitu

1. Fertilitas
2. Infertilitas
Pembagian Infertilitas
Infertilitas Primer
Pasangan Usia Subur (PUS) yang telah melakukan hubungan suami istri teratur 2-3
kali seminggu tanpa alat kontrasepsi selama satu tahun belum terjadi kehamulan.
 
Infertilitas Sekunder
Pasangan Usia Subur (PUS) yang telah punya anak dan sudah menggunakan alat
kontrasepsi serta melakukan hubungan suami istri teratur 2-3 kali seminggu tanpa
alat kontrasepsi selama setahun tapi belum terjadi kehamilan.
Penyebab Infertilitas
Faktor pria : kelainan alat kelamin faktor fungsional.
Faktor istri : anovulasi, kelainan anatomis alat kelamin,
penyakit saluran telur.
Kurangnya pengetahuan.
Reaksi imunologi.
Peranan Bidan terhadap Tingkat Kesuburan

1. Fertilitas : KB
2. Infertilitas
• Melakukan rujukan sehingga pasangan mendapatkan
penanganan yang tepat.
• Konseling variasi hubungan seksual, cara menghitung masa
subur, makanan yang dapat meningkatkan kesuburan.
• Mencari keuangan psikologis.
Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Non
Kesehatan
Etiologi
1. Kebiasaan / perilaku / adat istiadat yang tidak menunjang.
2. Sarana kesehatan.
3. Keadaan social ekonomi yang belum memadai.
4. Tingkat pendidikan yang rendah.
5. Status dalam masyarakat.
6. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap penyuluhan dan
petugas kesehatan masih rendah.
Penatalaksanaan
Diadakan program BDD (bidan di desa) untuk menurunkan
AKI (angka kematian ibu) hamil, bayi dan balita.
Menjalin hubungan kemitraan.
Penyakit Menular Seksual
adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual atau
infeksi atau penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual yang
dapat menyerang alat kelain dengan atau tanpa gejala dapat muncul
dan menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak serta
organ tubu lainnya misalnya HIV/AIDS
Gejala PMS
Perubahan warna kulit di sekitar kemaluan.
Gatal pada alat kelamin.
Sakit daerah pinggul (wanita)
Faktor Peningkatan Kejadian PMS
1. Alat kontrasepsi : timbul perasaan aman tidak terjadi kehamilan.
2. Free Sex (seks bebas), norma moral yang menurun.
3. Kurangnya pemahaman seksual dan PMS.
4. Transportasi yang lancar, mobilitas tinggi.
5. Urbanisasi dan pengangguran.
6. Kemiskinan.
7. Pengetahuan.
8. Pelacuran.
Cara Penularan Bahaya PMS

Hubungan seksual (95%) dan cara lain melalui transfuse


darah, jarum suntik dan plasenta.
Sumber penularan utama adalah (80%)
Bahaya / akibat PMS
1. Menimbulkan rasa sakit.
2. Infertilitas.
3. Abortus.
4. Kanker serviks.
5. Merusak penglihatan, hati dan otak.
6. Menular pada bayi.
7. Rentan terhadap HIV/AIDS.
8. Tidak dapat disembuhkan.
9. Kematian.
Tipe PMS yang Umum terjadi
Gonorrhea.
Clamidia.
Herpes genetalis.
Syphilis.
Hepatitis B.
HIV/AIDS.
Thrikomoniasis.
Condiloma akuminata.
Ulkus mole.
Candidiasis vaginalis.
Peranan Bidan dalam Pencegahan dan
Penanggulangan PMS
1. Bidan sebagai role mode.
2. Memberikan konseling pada masyarakat terutama remaja dan
pasutri tentang kesehatan reproduksi.
3. Memberikan konseling pada masyarakat tentang penyebab dan
akibat PMS.
4. Bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam
pelaksanaan penyuluhan pada masyarakat.
5. Mewaspadai gejala-gejala dan mendeteksi dini adanya PMS.
Pencegahan PMS
1. Apabila belum menikah jangan melakukan hubungan
seksual.
2. Apabila sudah menikah jaga kesetiaan dengan pasangan.
3. Hindari hubungan seksual yang tidak aman dan beresiko.
4. Gunakan kondom untuk mencegah penularan.
5. Jaga kebersihan alat genetalia.
Perilaku dan Sosial Budaya yang Berpengaruh pada
Pelayanan Kebidanan Komunitas
Perilaku sosbud pada kehamilan
1.Upacara-upacara yang dilakukan untuk mengupayakan
keselamatan bagi janin dalam prosesnya hingga lahir.
2.Mengidam.
3.Larangan masuk hutan.
4.Pantangan keluar maghrib.
5.Pantangan menjalin rambut.
6.Pantangan nazar.
Peranan bidan terhadap perilaku selama
hamil.

• KIE tentang menjaga kehamilan : ANC, gizi ibu hamil, batasi


aktivitas fisik, hindari pantang makan.
• KIE tentang segala sesuatu yang sudah diatur Tuhan Yang Maha
Esa.
• Pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk mengubah tradisi
yang negative atau berpengaruh buruk teradap kehamilan.
Persalinan
1. Perilaku sosial budaya selama kehamilan
2. Bayi laki-laki adalah penerus keluarga yang akan membawa nama
baik.
3. Bayi perempuan penghasil keturunan.
4. Memasukkan minyak ke dalam vagina supaya persalinannya lancar.
5. Melairkan di tempat terpencil hanya dengan dukun.
6. Minum akar rumput Fatimah.
Peran bidan di komunitas selama peralinan

Memberikan pendidikan pada penolong persalinan,


tempat, proses persalinan, perawatan selama dan pasca
persalinan.
Memberikan pendidikan mengenai kebersihan baik tempat
dan peralatan.
Bekerjasama dengan penolong persalinan (dukun) dan
tenaga kesehatan setempat.
Nifas dan Bayi Baru Lahir
1. Perilaku sosial budaya mempengaruhi masa nifas dan bayi baru lahir
2. Pantanan makan pedas, asin, ikan.
3. Tidak boleh keluar rumah selama 40 hari.
4. Tidak boleh makan terong.
5. Minum jamu dapat melancarjan ASI.
6. Upacara adat.
7. Menaruh ramuan pada tali pusat.
8. Khitan yang dilakukan pada bayi laki-laki dan perempuan.
Peran bidan di komunitas terhadap
perilaku masa nifas dan bayi baru lahir
KIE perilaku positif dan negatif.
Memberikan penyuluhan tentang pantangan makanan selama nifas
dan menyusui.
Memberikan pendidikan perawatan bayi baru lahir yang benar dan
tepat.
Memberikan penyuluhan pentingnya pemenuhan gizi selama masa
pasca persalinan, bayi dan balita.
TeriMa KaSiH

Anda mungkin juga menyukai